Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN
Unsur Suatu instansi atau badan yang mempunyai wewenang
utama dan tanggung jawab untuk menyelenggarakan
pemungutan pajak
administrasi
perpajakan
(Mansury,
2002:6) Orang-orang yang terdiri dari pejabat dan pegawai
yang bekerja pada instransi perpajakan yang secara
nyata melaksanakan kegiatan pemungutan pajak

Proses kegiatan penyelenggaraan pemungutan pajak


oleh suatu instansi atau Badan yang ditatalaksanakan
sedemikian rupa sehingga dapat mencapai sasaran
yang telah digariskan dalam kebijakan perpajakan,
berdasarkan sarana hukum yang ditentukan oleh
Undang-Undang Perpajakan dengan efisien
Dasar Kejelasan dan kesederhanaan dari ketentuan Undang-
Undang yang memudahkan bagi administrasi Wajib
terwujudnya Pajak dan memberikan kejelasan bagi Wajib Pajak
administrasi
perpajakan
Kesederhanaan agar mudah dipahami dan dilaksanakan
yang baik oleh aparat pajak dan Wajib Pajak untuk mengurangi
penyelundupan pajak

Reformasi di bidang perpajakan dengan


mempertimbangkan efisiensi dan efektivitas administrasi
perpajakan

Administrasi perpajakan yang efisien dan efektif disusun


dengan memperlihatkan penataan, pengumpulan,
pengolahan, dan pemanfaatan informasi tentang subjek
pajak, objek pajak, dan tarif pajak
SENGKETA PAJAK
Pasal 1 ayat (5) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan
Pajak

“ Sengketa pajak adalah sengketa yang


timbul dalam bidang perpajakan antara Wajib Pajak
atau Penanggung Pajak dengan Pejabat yang
berwenang sebagai akibat dikeluarkannya
keputusan yang dapat diajukan banding atau
gugatan kepada pengadilan pajak berdasarkan
peraturan perundang-undangan perpajakan,
termasuk gugatan atas pelaksanaan penagihan
berdasarkan Undang-Undang Penagihan Pajak
dengan Surat Paksa.”
PENYEBAB TERJADINYA SENGKETA
PAJAK
1. adanya ketidaksamaan persepsi atau perbedaan pendapat
antara Wajib Pajak dengan Petugas Pajak mengenai
penetapan pajak terutang yang diterbitkan;

2. adanya tindakan penagihan yang dilakukan oleh


Direktorat Jenderal Pajak; atau

3. adanya pemotongan atau pemungutan pajak yang


dilakukan oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan
perundang-undangan perpajakan.
DASAR DIMULAINYA SENGKETA PAJAK
Sengketa pajak umumnya diawali dari diterbitkannya:
1. Surat Ketetapan Pajak;
a) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar;
b) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan;
c) Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar;
d) Surat Ketetapan Pajak Nihil.

2. Surat Tindakan Penagihan Pajak; atau

3. Pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak


ketiga berdasarkan ketentuan perundang-
undangan perpajakan.
UPAYA HUKUM UNTUK MENYELESAIKAN SENGKETA

Keberatan ke Dirjen Pajak;

Banding ke Pengadilan Pajak;

Gugatan ke Pengadilan Pajak; dan

Peninjauan kembali ke Mahkamah Agung.


SISTEM PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK DI INDONESIA
1. Penyelesaian secara administratif 2. Penyelesaian secara peradilan
 Pembetulan ketetapan pajak (Pasal 16 UU KUP);  Dapat dilakukan melalui banding atau gugatan ke

 Keberatan atas SKP (Pasal 25,26,dan 26A UU Pengadilan Pajak;serta


KUP);  Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung.

 Pengurangan dan penghapusan sanksi administrasi


(Pasal 36 (1) huruf a UU KUP);
 Pengurangan dan pembatalan SKP yang tidak benar
(Pasal 36 (1) huruf b UU KUP);
 Pengurangan dan pembatalan STP yang tidak benar
(Pasal 36 (1) huruf c UU KUP);
 Pembatalan hasil pemeriksaan pajak atau SKP
sebagai hasil pemeriksaan yang dalam
pelaksanaannya tidak dilakukan penyampaian
pemberitahuan hasil pemeriksaan atau pembahasan
akhir (36 (1) huruf d UU KUP).
PENYELESAIAN
Keputusan yang dapat diajukan banding adalah SK 1
Keberatan yang diajukan Wajib Pajak sebagaimana diatur SECARA PERADILAN
dalam Pasal 25, 26, dan 26A UU KUP.
Perkara gugatan adalah perkara yang diajukan Wajib Pajak atau 2
Penanggung Pajak terhadap:
 Pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan,
atau Pengumuman Lelang;
 Keputusan pencegahan dalam rangka penagihan pajak;
 Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan,
selain yang ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26 UU KUP;
 Penerbitan Surat Ketetapan Pajak atau Surat Keputusan Keberatan
yang dalam penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur atau tata cara
yang telah diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan. 3
Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung masih bisa diajukan oleh pihak-pihak yang
bersengketa baik oleh Wajib Pajak maupun DJP apabila terdapat ketidakpuasan
terhadap hasil putusan banding maupun putusan gugatan sepanjang ada alasan-
alasan tertentu sebagaimana tercantum dalam Pasal 91 UU Pengadilan Pajak dan
permohonan diajukan paling lambat 3 bulan.

Anda mungkin juga menyukai