PERPAJAKAN
Hai Staners!
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas materi tentang mengenal upaya hukum
perpajakan.
Yuk kita simak materinya dan jadilah Para Pencari Keadilan sejati!
Tujuan Pembelajaran
Staners masih ingat ngga sih, apa yang dimaksud dengan administrasi
perpajakan? Mungkin sebagian Staners masih ingat, namun tidak ada salahnya kita
simak kembali materi tersebut. Yuk kita ingat-ingat kembali.
Menurut Mansury (2002:6), administrasi perpajakan (Tax Administration) terdiri
dari beberapa unsur utama, yaitu:
a. Suatu instansi atau badan yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab
untuk menyelenggarakan pemungutan pajak;
b. Orang-orang yang terdiri dari pejabat dan pegawai yang bekerja pada instansi
perpajakan yang secara nyata melaksanakan kegiatan pemungutan pajak;
c. Proses kegiatan penyelenggaraan pemungutan pajak oleh suatu instansi atau
Badan yang ditatalaksanakan sedemikian rupa sehingga dapat mencapai
sasaran yang telah digariskan dalam kebijakan perpajakan, berdasarkan sarana
hukum yang ditentukan oleh undang-undang perpajakan dengan efesien.
Mansury juga mengungkapkan dasar-dasar bagi terwujudnya administrasi
perpajakan yang baik, yaitu:
a. Kejelasan dan kesederhanaan dari ketentuan undang-undang yang
memudahkan bagi administrasi Wajib Pajak dan memberikan kejelasan bagi
Wajib Pajak;
b. Kesederhanaan agar mudah dipahami dan dilaksanakan oleh aparat pajak dan
Wajib Pajak untuk mengurangi penyelundupan pajak;
c. Reformasi di bidang perpajakan dengan mempertimbangkan efisiensi dan
efektifitas administrasi perpajakan;
d. Administrasi perpajakan yang efisien dan efektif disusun dengan memperlihatkan
penataan, pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan informasi tentang subyek
pajak dan objek pajak.
Nah, dari penjelasan sebelumnya, tentunya Staners sudah mengerti apa yang
dimaksud dengan administrasi perpajakan. Selanjutnya, kita akan membahas
tentang sengketa pajak. Yuk kita simak.
Upaya hukum perpajakan dapat diartikan sebagai suatu upaya yang diberikan
oleh undang-undang kepada Wajib Pajak untuk mendapatkan keadilan, melalui
upaya Keberatan yang ditujukan kepada pejabat yang berwenang (Direktur Jenderal
Pajak/Gubernur/Bupati/Walikota), maupun melalui upaya hukum Gugatan dan
Banding ke Pengadilan Pajak serta Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung,
sebagai akibat diterbitkannya ketetapan pajak, tindakan penagihan, serta akibat dari
keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan di samping
ketetapan pajak dan keputusan keberatan.
Dari uraian tersebut di atas, maka upaya hukum perpajakan dapat dibagi
menjadi 2 (dua) yaitu:
1. Penyelesaian Secara Administratif
Upaya hukum perpajakan melalui penyelesian secara administratif ini berupa
pengajuan surat Keberatan. Surat Keberatan adalah surat yang diajukan oleh
Wajib Pajak kepada pejabat yang berwenang (Direktur Jenderal
Pajak/Gubernur/Bupati/Walikota) mengenai keberatan terhadap suatu surat
ketetapan pajak atau pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga.
2. Penyelesaian Melalui Badan Peradilan
Upaya hukum perpajakan melalui badan peradilan ini terdiri atas:
- Banding
Banding adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak atau
Penanggung Pajak kepada Pengadilan Pajak terhadap suatu keputusan yang
dapat diajukan Banding, berdasarkan peraturan perundang-undangan
perpajakaan yang berlaku.
- Gugatan
Gugatan adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak atau
Penanggung Pajak kepada Pengadilan Pajak terhadap pelaksanaan
penagihan Pajak atau terhadap keputusan yang dapat diajukan Gugatan
berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
- Peninjauan Kembali
Peninjauan Kembali adalah upaya hukum luar biasa kepada Mahkamah
Agung untuk memeriksa dan memutus kembali putusan Pengadilan Pajak.
Ringkasan
Sengketa pajak adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara
Wajib Pajak atau Penanggung Pajak dengan Pejabat yang berwenang sebagai akibat
dikeluarkannya keputusan yang dapat diajukan banding atau gugatan kepada
pengadilan pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk
gugatan atas pelaksanaan penagihan berdasarkan Undang-Undang Penagihan Pajak
dengan Surat Paksa.
Upaya hukum untuk menyelesaikan sengketa pajak yang dapat dilakukan oleh
Wajib Pajak adalah keberatan, banding, gugatan, dan peninjauan kembali. Upaya
hukum keberatan diajukan kepada pejabat yang berwenang (Direktur Jenderal
Pajak/Gubernur/Bupati/Walikota). Sementara itu, upaya hukum banding dan gugatan
diajukan ke pengadilan pajak. Khusus untuk upaya hukum Peninjauan Kembali
diajukan ke Mahkamah Agung.
Video Pembelajaran
Latihan / Penugasan
Pilihan Ganda
1. Sengketa pajak adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara
wajib pajak atau Penanggung Pajak dengan …
A. Pihak ketiga
B. Pengadilan pajak
C. Pejabat pajak
D. Konsultan pajak
2. Berikut ini yang merupakan upaya hukum luar biasa adalah…
A. Keberatan
B. Banding
C. Gugatan
D. Peninjauan Kembali
3. Berikut ini yang bukan merupakan upaya hukum perpajakan adalah…
A. Keberatan
B. Gugatan
C. Banding
D. Kasasi
Essay
Pengadilan Pajak merupakan salah satu bentuk dari pengadilan khusus. Termasuk
berada di lingkungan peradilan manakah Pengadilan Pajak? Jelaskan!
Diskusikan secara berkelompok.