Anda di halaman 1dari 6

BAB 1 MENGENAL UPAYA HUKUM

PERPAJAKAN

Hai Staners!
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas materi tentang mengenal upaya hukum
perpajakan.
Yuk kita simak materinya dan jadilah Para Pencari Keadilan sejati!

Tujuan Pembelajaran

Pada bab ini Staners diharapkan mampu memahami tentang administrasi


perpajakan, sengketa pajak dan upaya hukum perpajakan.

1.1 Administrasi Perpajakan

Staners masih ingat ngga sih, apa yang dimaksud dengan administrasi
perpajakan? Mungkin sebagian Staners masih ingat, namun tidak ada salahnya kita
simak kembali materi tersebut. Yuk kita ingat-ingat kembali.
Menurut Mansury (2002:6), administrasi perpajakan (Tax Administration) terdiri
dari beberapa unsur utama, yaitu:
a. Suatu instansi atau badan yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab
untuk menyelenggarakan pemungutan pajak;
b. Orang-orang yang terdiri dari pejabat dan pegawai yang bekerja pada instansi
perpajakan yang secara nyata melaksanakan kegiatan pemungutan pajak;
c. Proses kegiatan penyelenggaraan pemungutan pajak oleh suatu instansi atau
Badan yang ditatalaksanakan sedemikian rupa sehingga dapat mencapai
sasaran yang telah digariskan dalam kebijakan perpajakan, berdasarkan sarana
hukum yang ditentukan oleh undang-undang perpajakan dengan efesien.
Mansury juga mengungkapkan dasar-dasar bagi terwujudnya administrasi
perpajakan yang baik, yaitu:
a. Kejelasan dan kesederhanaan dari ketentuan undang-undang yang
memudahkan bagi administrasi Wajib Pajak dan memberikan kejelasan bagi
Wajib Pajak;
b. Kesederhanaan agar mudah dipahami dan dilaksanakan oleh aparat pajak dan
Wajib Pajak untuk mengurangi penyelundupan pajak;
c. Reformasi di bidang perpajakan dengan mempertimbangkan efisiensi dan
efektifitas administrasi perpajakan;
d. Administrasi perpajakan yang efisien dan efektif disusun dengan memperlihatkan
penataan, pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan informasi tentang subyek
pajak dan objek pajak.

1.2 Sengketa Pajak

Nah, dari penjelasan sebelumnya, tentunya Staners sudah mengerti apa yang
dimaksud dengan administrasi perpajakan. Selanjutnya, kita akan membahas
tentang sengketa pajak. Yuk kita simak.

Sebagai bagian dari wilayah publik sangat dimungkinkan terjadi perbedaan


pendapat atau sengketa antara pihak otoritas perpajakan dengan wajib pajak.
Menurut ketentuan Pasal 1 ayat (5) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang
Pengadilan Pajak, yang dimaksud dengan sengketa pajak adalah sengketa yang
timbul dalam bidang perpajakan antara Wajib Pajak atau Penanggung Pajak dengan
Pejabat yang berwenang sebagai akibat dikeluarkannya keputusan yang dapat
diajukan banding atau gugatan kepada pengadilan pajak berdasarkan peraturan
perundang-undangan perpajakan, termasuk gugatan atas pelaksanaan penagihan
berdasarkan Undang-Undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.
Sengketa pajak terjadi karena adanya ketidaksamaan persepsi atau perbedaan
pendapat antara Wajib Pajak dengan Petugas Pajak mengenai penetapan pajak
terutang yang diterbitkan atau adanya tindakan penagihan yang dilakukan oleh
Direktorat Jenderal Pajak. Sengketa pajak umumnya diawali dari diterbitkannya surat
ketetapan pajak atau diterbitkannya surat tindakan penagihan pajak. Surat ketetapan
pajak dimaksud meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar dan Surat
Ketetapan Pajak Nihil. Selain itu, sengketa juga dapat timbul karena adanya
pemotongan atau pemungutan yang dilakukan oleh pihak ketiga berdasarkan
ketentuan undang-undang.

1.3 Upaya Hukum

Setelah memahami tentang administrasi perpajakan dan sengketa pajak,


sebagai Para Pencari Keadilan sejati, Staners wajib mengetahui berbagai upaya
hukum yang dapat ditempuh oleh Wajib Pajak dalam penyelesaian sengketa pajak.
Yuk kita simak.

Upaya hukum perpajakan dapat diartikan sebagai suatu upaya yang diberikan
oleh undang-undang kepada Wajib Pajak untuk mendapatkan keadilan, melalui
upaya Keberatan yang ditujukan kepada pejabat yang berwenang (Direktur Jenderal
Pajak/Gubernur/Bupati/Walikota), maupun melalui upaya hukum Gugatan dan
Banding ke Pengadilan Pajak serta Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung,
sebagai akibat diterbitkannya ketetapan pajak, tindakan penagihan, serta akibat dari
keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan di samping
ketetapan pajak dan keputusan keberatan.
Dari uraian tersebut di atas, maka upaya hukum perpajakan dapat dibagi
menjadi 2 (dua) yaitu:
1. Penyelesaian Secara Administratif
Upaya hukum perpajakan melalui penyelesian secara administratif ini berupa
pengajuan surat Keberatan. Surat Keberatan adalah surat yang diajukan oleh
Wajib Pajak kepada pejabat yang berwenang (Direktur Jenderal
Pajak/Gubernur/Bupati/Walikota) mengenai keberatan terhadap suatu surat
ketetapan pajak atau pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga.
2. Penyelesaian Melalui Badan Peradilan
Upaya hukum perpajakan melalui badan peradilan ini terdiri atas:
- Banding
Banding adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak atau
Penanggung Pajak kepada Pengadilan Pajak terhadap suatu keputusan yang
dapat diajukan Banding, berdasarkan peraturan perundang-undangan
perpajakaan yang berlaku.
- Gugatan
Gugatan adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak atau
Penanggung Pajak kepada Pengadilan Pajak terhadap pelaksanaan
penagihan Pajak atau terhadap keputusan yang dapat diajukan Gugatan
berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
- Peninjauan Kembali
Peninjauan Kembali adalah upaya hukum luar biasa kepada Mahkamah
Agung untuk memeriksa dan memutus kembali putusan Pengadilan Pajak.

Ringkasan

Nah…untuk memudahkan Staners, secara garis besarnya, materi di atas dapat


diringkas sebagai berikut:

Sengketa pajak adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara
Wajib Pajak atau Penanggung Pajak dengan Pejabat yang berwenang sebagai akibat
dikeluarkannya keputusan yang dapat diajukan banding atau gugatan kepada
pengadilan pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk
gugatan atas pelaksanaan penagihan berdasarkan Undang-Undang Penagihan Pajak
dengan Surat Paksa.
Upaya hukum untuk menyelesaikan sengketa pajak yang dapat dilakukan oleh
Wajib Pajak adalah keberatan, banding, gugatan, dan peninjauan kembali. Upaya
hukum keberatan diajukan kepada pejabat yang berwenang (Direktur Jenderal
Pajak/Gubernur/Bupati/Walikota). Sementara itu, upaya hukum banding dan gugatan
diajukan ke pengadilan pajak. Khusus untuk upaya hukum Peninjauan Kembali
diajukan ke Mahkamah Agung.

Video Pembelajaran

Setelah membaca ringkasan materi, Staner dapat rehat sejenak sambil


menyaksikan video pembelajaran sebagai berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=EHWwz2GXSNQ
https://www.youtube.com/watch?v=gR68ehKm_qw

Latihan / Penugasan

Tentunya, kurang tantangan ya bila Staners tidak dihadapkan pada latihan-


latihan soal yang dapat memacu kreativitas dan inovasi Staners. Silahkan Staners
kerjakan latihan berikut ini:

Pilihan Ganda
1. Sengketa pajak adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara
wajib pajak atau Penanggung Pajak dengan …
A. Pihak ketiga
B. Pengadilan pajak
C. Pejabat pajak
D. Konsultan pajak
2. Berikut ini yang merupakan upaya hukum luar biasa adalah…
A. Keberatan
B. Banding
C. Gugatan
D. Peninjauan Kembali
3. Berikut ini yang bukan merupakan upaya hukum perpajakan adalah…
A. Keberatan
B. Gugatan
C. Banding
D. Kasasi

Essay
Pengadilan Pajak merupakan salah satu bentuk dari pengadilan khusus. Termasuk
berada di lingkungan peradilan manakah Pengadilan Pajak? Jelaskan!
Diskusikan secara berkelompok.

Anda mungkin juga menyukai