Anda di halaman 1dari 4

Nama : I Putu Indra Setiawan

NPM : 202010121091

Kelas : C6

Matkul : Hukum Pajak

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2022 /2023

1. Berikut adalah beberapa pengertian hukum pajak menurut para ahli :


 Menurut Rochmat Sumitro : Hukum pajak adalah suatu kumpulan peraturan yang
mengatur hubungan antara pemerintah sebagai pemungut pajak dan rakyat sebagai
pembayar pajak.
 Menurut Santoso Brotodihardjo : Hukum pajak adalah keseluruhan dari
peraturan-peraturan yang meliputi wewenang pemerintah untuk mengambil
kekayaan seseorang dan menyerahkannya kembali kepada masyarakat dengan
melalui kas negara, sehingga ia merupakan bagian dari hukum publik yang
mengatur hubungan-hubungan hukum antara negara dan orang-orang atau
badan-badan yang berkewajiban membayar pajak.
 Sutan Remy Sjahdeini : Hukum Pajak adalah keseluruhan norma yang mengatur
hubungan antara wajib pajak dengan negara yang bersifat memaksa dan mengikat
serta bersifat memaksa dan mengikat serta bersifat mengatur yang menyangkut
pengenaan, pemungutan, penarikan, pengawasan, penyelesaian sengketa dan
tindakan penegakan hukum atas pajak.
 Dr. Soebekti : Hukum Pajak adalah sekumpulan norma dan peraturan yang
mengatur hubungan antara pemerintah dan wajib pajak yang terdiri dari kewajiban
wajib pajak, hak pemerintah, dan ketentuan-ketentuan yang mengatur tata cara
pemungutan pajak, penyelesaian sengketa pajak, serta tindakan penegakan hukum
atas pelanggaran pajak.
 Sri Kartini Nurdin : Hukum Pajak adalah sekumpulan norma dan aturan yang
mengatur hak dan kewajiban antara pemerintah dan wajib pajak dalam hal
pengenaan, pemungutan, penarikan, pengawasan, penyelesaian sengketa, dan
penegakan hukum atas pajak.
 M. Hatta Sjahrir : Hukum Pajak adalah sistem hukum yang mengatur hak dan
kewajiban pemerintah dan wajib pajak, termasuk dalam hal pengenaan,
pemungutan, penarikan, pengawasan, penyelesaian sengketa, dan tindakan
penegakan hukum atas pelanggaran pajak.
 Benny Rhamdani : Hukum Pajak adalah keseluruhan aturan dan norma yang
mengatur hubungan antara pemerintah dan wajib pajak, termasuk dalam hal
pengenaan, pemungutan, penarikan, pengawasan, penyelesaian sengketa, dan
tindakan penegakan hukum atas pajak.
 Soerjono Soekanto : "Hukum Pajak adalah keseluruhan kaidah-kaidah hukum yang
mengatur tentang pajak, meliputi peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan pemungutan, pengenaan, dan penarikan pajak serta hukum-hukum lain yang
terkait dengan pajak."
 Mochtar Kusumaatmadja : "Hukum Pajak adalah suatu sistem norma dan aturan
yang mengatur hubungan antara Negara dengan wajib pajak, yang berkenaan
dengan pemungutan pajak, pengenaan pajak dan pengaturan prosedur perpajakan."
 Mohammad Djaelani : "Hukum Pajak adalah sekumpulan norma hukum yang
mengatur berbagai aspek tentang pajak, mulai dari pengenaan pajak, pembayaran
pajak, hingga penyelesaian sengketa perpajakan antara pihak wajib pajak dan pihak
pemerintah."
Referensi : artikel hukum pajak menurut para ahli
https://bantuanhukum-sbm.com/artikel-hukum-pajak-menurut-para-ahli
2. Hukum pajak materiil dan hukum pajak formil adalah dua konsep dasar dalam sistem
hukum pajak. Hukum pajak materiil adalah aturan hukum yang menentukan kapan,
mengapa, dan berapa banyak pajak harus dibayar. Hal ini mencakup aturan tentang jenis
pendapatan yang harus dikenai pajak, besarnya tarif pajak, serta kriteria penghitungan
pajak. Dalam hukum pajak materiil, terdapat peraturan mengenai kewajiban wajib pajak
untuk membayar pajak, dasar pengenaan pajak, pengurangan pajak, serta pemungutan
pajak.Sementara itu, hukum pajak formil meliputi aturan dan prosedur yang digunakan
untuk mengenakan, mengumpulkan, dan menyelesaikan masalah hukum yang terkait
dengan pajak. Hukum pajak formil meliputi semua ketentuan hukum dan administrasi
dalam mengenai pajak, seperti prosedur pengajuan dan penyelesaian sengketa pajak,
pengawasan perpajakan, pemungutan pajak, dan pengawasan tata cara administrasi
perpajakan. Dalam inti yang sederhana, hukum pajak materiil menentukan apa yang harus
dibayar oleh wajib pajak, sedangkan hukum pajak formil menentukan cara bagaimana
membayar, melaporkan, serta penyelesaian masalah hukum terkait pajak.
Referensi : Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan.
3. Utang pajak adalah kewajiban untuk membayar pajak yang belum diselesaikan oleh wajib
pajak. .Utang pajak dapat timbul karena berbagai alasan, seperti ketidakpatuhan wajib
pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan, kesalahan dalam menghitung besaran pajak
yang harus dibayarkan, atau sengketa perpajakan yang belum diselesaikan. Utang pajak
bisa terjadi karena beberapa hal, di antaranya :
 Kewajiban pajak penghasilan : Wajib pajak harus membayar pajak penghasilan dari
pendapatan yang diperolehnya. Jika wajib pajak tidak membayar pajak penghasilan
pada waktu yang ditentukan, maka akan timbul utang pajak.
 Pajak Pertambahan Nilai (PPN) : PPN adalah pajak yang dikenakan pada setiap
kegiatan penjualan barang atau jasa. Jika wajib pajak tidak membayar PPN yang
terhutang pada waktu yang ditentukan, maka akan timbul utang pajak.
 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) : PBB adalah pajak yang dikenakan pada
kepemilikan atau pemanfaatan tanah dan/atau bangunan. Jika wajib pajak tidak
membayar PBB yang terhutang pada waktu yang ditentukan, maka akan timbul
utang pajak.
 Sanksi administrasi : Wajib pajak yang melakukan pelanggaran administrasi
perpajakan, seperti tidak melaporkan pajak tepat waktu atau tidak memenuhi
kewajiban perpajakan lainnya, dapat dikenakan sanksi administrasi berupa denda
atau kenaikan bunga. Jika wajib pajak tidak membayar denda atau kenaikan bunga
tersebut pada waktu yang ditentukan, maka akan timbul utang pajak.

Utang pajak dapat menimbulkan dampak yang cukup besar bagi wajib pajak. Dalam
jangka pendek, wajib pajak mungkin mengalami kesulitan keuangan karena harus
membayar utang pajak dan bunga. Dalam jangka panjang, utang pajak yang terus
menumpuk dapat menyebabkan wajib pajak kehilangan reputasi baik dan berpotensi
ditindaklanjuti dengan sanksi yang lebih berat seperti pemotongan aset atau bahkan
penjara. Oleh karena itu, penting bagi wajib pajak untuk memenuhi kewajiban
perpajakan tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Referensi : jurnal Situmorang, R. B. (2016). Perpajakan Indonesia. Raja Grafindo


Persada

4. Peraturan Pemerintah yang merupakan turunan dari UU-Cipta Kerja klaster Perpajakan
adalah sebagai berikut :
 Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas
Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki
Peredaran Bruto Tertentu.Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang perubahan
perhitungan pajak penghasilan atas penghasilan usaha yang diterima atau diperoleh
wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu. Peraturan ini juga memberikan
kemudahan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan bagi wajib pajak yang
memiliki peredaran bruto di bawah ambang batas
 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2021 tentang Pembebasan atau Pengurangan
Sanksi Administrasi dalam Rangka Penyelesaian Sengketa Pajak.Peraturan ini
mengatur tentang pembebasan atau pengurangan sanksi administrasi dalam rangka
penyelesaian sengketa pajak. Peraturan ini juga memperluas kategori wajib pajak
yang dapat memperoleh pengurangan atau pembebasan sanksi administrasi, serta
memberikan kemudahan bagi wajib pajak dalam melakukan penyelesaian sengketa
pajak.
 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Pengenaan Pajak Pertambahan
Nilai atas Barang Mewah yang Diperoleh Tidak dalam Keadaan
Terpasang.Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang pengenaan pajak
pertambahan nilai (PPN) atas barang mewah yang diperoleh oleh konsumen tidak
dalam keadaan terpasang. Peraturan ini menetapkan ketentuan mengenai tarif pajak,
objek pajak, subjek pajak, serta kewajiban administrasi dan pelaporan untuk
transaksi penjualan barang mewah.
Referensi : jurnal peraturan pemerintah perpajakan
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/150247/PP%2035%20Tahun%202021.p
df

Anda mungkin juga menyukai