Oleh:
Konsekuensi hukum bagi pelanggaran terkait dengan pajak dalam KUHP dapat
bervariasi tergantung pada tingkat kesalahan, nilai pajak yang dihindari, serta faktor-
faktor lainnya. Beberapa konsekuensi hukum yang mungkin dihadapi oleh pelaku
yaitu denda, sanksi administratif, pemulihan pajak, penahanan, dan pembekuan aset.
Sanksi pidana formal diberikan oleh pihak hukum, seperti penyidikan, penyetujuan
kasus, dan penyelesaian kasus[4]. Sanksi pidana informal, kedua kategori utama,
diberikan oleh Direktur Jenderal Pajak.
Sanksi pidana formal, seperti kurungan dan denda, dapat mempengaruhi wajib pajak
yang melanggar peraturan perpajakan secara langsung[4]. Sanksi pidana informal,
seperti pemberitahuan atas hutang pajak yang belum dibayar, dapat mempengaruhi
wajib pajak secara tidak langsung.
Sanksi pidana formal dan informal memiliki dampak langsung terhadap kesadaran
hukum wajib pajak[4]. Sanksi pidana formal dapat mempengaruhi kesadaran hukum
wajib pajak secara langsung, sementara sanksi pidana informal dapat mempengaruhi
kesadaran hukum wajib pajak secara tidak langsung
Sanksi pidana formal dan informal memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mencegah
tindak pidana perpajakan dan mengembalikan keadaan seperti sediakala[4]. Tetapi,
sanksi pidana formal dapat mempengaruhi wajib pajak secara langsung, sementara
sanksi pidana informal dapat mempengaruhi wajib pajak secara tidak langsung.