Anda di halaman 1dari 17

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA

PERPAJAKAN (KUP) :
SENGKETA PAJAK
ANGGOTA KELOMPOK 5

Dosen Pengampu : Ermadiani, SE .,M.M.,Ak.,CA &Patmawati, SE., M.Si., Ak

Fandhi Patria Darmansyah : Fadila Vica lestari


01010582226007 01010582226087
Latar Belakang

• Dalam praktiknya, pemerintah Indonesia melaporkan bahwa korporasi dan


perorangan Indonesia memiliki total aset lebih dari Rp 11.000 triliun yang
berlokasi di luar negeri dengan memanfaatkan celah perpajakan internasional.

• Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia menjadi salah satu negara
berkembang yang menerapkan kebijakan sengketa pajak pada tahun 2016–2017
untuk memberikan kesempatan bagi perusahaan yang terlibat sengketa pajak
untuk menyatakan asetnya.

• Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang tersebut, kami mengkaji hubungan
antara sengketa pajak dan efisiensi investasi, khususnya pada masa awal
pelaksanaan sengketa pajak di Indonesia.
Rumusan Masalah dan Tujuan

Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dari sengketa pajak berdasarkan Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (KUP) ?

2. Bagaimana implementasi penyelesaian masalah dari kasus sengketa pajak di


Indonesia ?

Tujuan Penelitian

1. Menjelaskan konsep dari sengketa pajak berdasarkan Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan (KUP).
2. Menguraikan implementasi penyelesaian masalah dari kasus sengketa pajak di
Indonesia.
Definisi Sengketa Pajak

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (selanjutnya
disebut UU PPSP) mengatur bahwa penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar
penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan cara menegur atau
memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa,
mengusulkan pencegahan, melakukan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, dan menjual
barang sitaan. Zuraida dan Advianto (2011) menyimpulkan bahwa pemungutan pajak adalah
serangkaian tindakan. Rangkaian tindakan teguran atau peringatan, dan dilanjutkan dengan
tindakan yang lebih memaksa agak utang pajak dapat dilunasi. Penagihan akan terhenti apabila
utang pajak menjadi tidak ada, baik dengan cara pelunasan sendiri oleh penanggung pajak maupun
karena proses keberatan, banding atau penghapusan/koreksi ketetapan pajak, dan pelunasan karena
penjualan barang sitaan.
Penyebab Sengketa Pajak

Sengketa pajak terjadi karena adanya perpedaan persepsi atau perbedaan pendapat
antara wajib pajak dengan petugas pajak mengenai penetapan pajak terutang yang
diterbitkan atau tindakan penagihan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
Sengketa pajak pada umumnya diawali dengan diterbitkannya surat ketetapan pajak
atau surat perintah penagihan pajak. Selain itu, sengketa juga dapat timbul karena
pemotongan atau pemungutan pajak yang dilakukan oleh pihak ketiga yang menjadi
pelaku pemotongan atau pemungutan pajak.
Penyelesaian Sengketa Pajak

Penyelesaian sengketa pajak yang dapat dilakukan oleh wajib pajak meliputi proses
keberatan, banding, peninjauan kembali, dan gugatan. Upaya hukum keberatan atas
ketetapan pajak diajukan ke Direktorat Jenderal Pajak, sedangkan upaya hukum
banding dan ggatan diajukan ke Pengadilan Pajak (PP). Secara khusus, peninjauan
kembali (PK) diajukan ke Mahkamah Agung (MA). Namun terdapat pula upaya hukum
berupa peninjauan kembali yang diajukan ke Direktorat Jenderal Pajak
Penelitian Terdahulu

• Penelitian yang dilakukan oleh Muhasan (2017) terkait spesialitas hukum pajak dalam lapangan hukum di Indonesia. Hasil
penelitian menyimpulkan bahwa spesialitas hukum pajak terkait dengan kompetensi hukum pajak tetap dapat diterapkan
melalui penerapan asas lex specialis sistematis dan lex consumens derogate legi consumptae. Penelitian yang dilakukan oleh
Cahyady (2021) membahas perbuatan melanggar hukum oleh badan dan/atau pejabat pemerintahan dalam rangka penagihan
pajak dengan surat paksa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya hukum dalam rangka penagihan pajak dengan surat
paksa yang berbentuk gugatan atas pelaksanaan penyanderaan dan sanggahan pihak ketiga terhadap kepemilikan barang yang
disita merupakan perkara perbuatan melanggar hukum yang menjadi kewenangan peradilan umum dan diajukan kepada
pengadilan negeri.

• Penelitian yang dilakukan oleh Suoth (2018) menyimpulkan bahwa penyelesaian sengketa antara wajib pajak dengan otoritas
pajak dapat dilakukan di lingkungan internal Direktorat Jenderal Pajak, atau di lingkungan pengadilan pajak termasuk
Mahkamah Agung. Selanjutnya, Suyanto & Mandagi (2016) menyimpulkan bahwa proses penegakan hukum yang dilakukan
oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam hal terjadinya sengketa harus memenuhi asas keadilan hukum dan asak akuntabilitas. Di
sisi lain, Sinulingga (2013) menegaskan bahwa upaya sanggahan yang dilakukan atas pelaksanaan penyitaan menunda
tahapan prosedur penagihan pajak dengan surat paksa. Simandjuntak (2014) menjelaskan bahwa pengadilan pajak merupakan
lembaga peradilan yang berguna bagi wajib pajak untuk mendapatkan keadilan di bidang perpajakan.
Soal Kasus

Kasus 1 : Sengketa Pajak PGN (PGAS) dengan DJP


1. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebutkan sengketa pajak antara PT Perusahaan
Gas Negara Tbk (PGAS) dengan Direktorat Jenderal pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
PGN memiliki perkara hukum yaitu sengketa pajak dengan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) atas transaksi
Tahun Pajak 2012 dan 2013 melalui penerbitan 25 SKPKB dengan total nilai sebesar Rp 2,22 Miliar.
Terkait sengketa pajak atas penetapan 49 SKPKB tersebut, PGN telah melakukan sejumlah proses
upaya hukum. Sehubungan dengan putusan MA atas sengketa pajak dengan Direktorat Jenderal Pajak
(DJP), dalam melaksanakan kegiatan usahanya yaitu penjualan gas bumi, PGN merujuk pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Industri Minyak dan Gas Bumi dan peraturan di bidang perpajakan
yang dalam hal ini adalah penjualan gas bumi melalui infrastruktur jaringan pipa yang tidak
dikenai PPN sesuai Pasal 4A ayat 2 huruf a UU PPN. Berdasarkan pernyataan di atas, Pasal 4A ayat 2
huruf a UU PPN berbunyi :

Kasus 2 : PT. Abidin


1. PT. Abidin tahun 2008 dilakukan pemeriksaan dan telah diterbitkan ketetatapan pajak yaitu Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) yaitu sebesar Rp. 1000.000.000 dan setelah melakukan
pembahasan Akhir PT. Abidin setuju membayar sebesar (telah dilunasi dengan SSP) Rp. 200.000.000 dan
sisa yang diajukan keberatan sebesar Rp. 800.000.000 ke Direktorat Jendral Pajak dan mengabulkan
keberatan sebagian dan dikenakan sanksi 50%.
Perhitungannya sebagai berikut :
Soal Pilihan Ganda

1.Di bawah ini yang bukan merupakan syarat permohonan banding...

a.Membayar 50% dari jumlah terutang

b.Terhadap 1 keputusan diajukan 1 surat banding

c.Surat banding dilampiri surat keputusan keberatan

d. Banding diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak surat keputusan keberatan diterima

2.Manakah pernyataan di bawah ini yang tidak benar...

a.Putusan pemeriksaan dengan acara biasa dalam jangka waktu 12 bulan sejak surat banding diterima

b.Putusan pemeriksaan dengan acara biasa atas gugatan dalam jangka waktu 6 bulan sejak surat gugatan dikirim PASAL 81/82 UU NO. 14
TAHUN 2002

c.Putusan pemeriksaan dengan acara cepat karena bukan yurisdiksi pengadilan pajak dalam jangka waktu 1 bulan

d.Putusan pemeriksaan dengan acara cepat terhadap sengketa pajak tertentu, dalam jangka waktu 30 hari sejak batas waktu pengajuan banding
atau gugatan dilampaui.


Soal Pilihan Ganda

3.Wajib Pajak dapat melakukan pengungkapan ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan (SPT), sepanjang...

a.Pemeriksa pajak belum menyampaikan surat pemberitahuan hasil pemeriksaan (SPHP) kepada Wajib Pajak. PASAL 8 AYAT 4
UU KUP DAN PASAL 8 PP NO. 74 2011

b.Mulainya penyidikan atas Wajib Pajak belum diberitahukan kepada Penuntut Umum

c.Pemeriksa Pajak belum melakukan pembahasan akhir hasil pemeriksaan (PAHP) dengan Wajib Pajak

d.Pemeriksa Pajak belum menyampaikan surat pemberitahuan pemeriksaan (SP2) kepada Wajib Pajak

4.Penerbitan SKPKB dengan sanksi administrasi berupa bunga dapat dikenakan apabila...

a.Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain mengenai PPN dan PPnBM ternyata tidak seharusnya dikompensasikan
selisih lebih pajak atau tidak seharusnya dikenai tarif 0% (nol persen)

b. Kepada Wajib Pajak diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/ atau dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak secara jabatan

c.SPT tidak disampaikan dalam jangka waktunya dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana
ditentukan dalam Surat Teguran

d.Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 atau Pasal 29 (Pembukuan dan Pemeriksaan) tidak dipenuhi sehingga tidak
dapat diketahui besarnya pajak yang terutang
Soal Pilihan Ganda

5.Sdr. R sedang dilakukan pemeriksaan pajak. Untuk mendapatkan peminjaman data/dokumen/keterangan kepada Wajib Pajak
pada tanggal 5 Maret 2016. Wajib Pajak wajib memenuhi permintaan peminjaman buku, catatan, dan dokumen, serta data,
informasi, dan keterangan lain tersebut paling lama....

a.Tanggal 5 April 2016

b.Tanggal 4 April 2016

c.Tanggal 5 Juni 2016

d.Tidak ada jangka waktu

6.Atas SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi Tahun Pajak 2013 (tahun pajak sama dengan tahun kalender), Saudara melakukan
pembetulan dengan SPT menyatakan Lebih Bayar pada tanggal 25 Maret 2017. Pada saat itu KPP sudah menerbitkan Surat
Pemberitahuan Pemeriksaan Pajak. Atas keadaan tersebut, pernyataan yang paling tepat adalah...

•SPT Pembetulan dapat diterima oleh KPP karena belum daluarsa penetapan

•SPT Pembetulan dapat diterima karena belum keluar SKP

•SPT pembetulan tidak dapat diterima karena sudah dilakukan pemeriksaan

•SPT Pembetulan tidak dapat diterima karena disampaikan kurang dari dua tahun sebelum daluarsa penetapan
Soal Pilihan Ganda

7.Bapak Y ingin menyampaikan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi yang menyatakan kurang bayar sebesar Rp
5.000.000 pada tanggal 31 Maret melalui e- filing. Pernyataan yang paling tepat mengenai pembayaran pajak Bapak Y sebesar Rp
5.000.000 adalah....

a.Harus dibayar paling lambat tanggal 25 Maret 2017

b.Harus dibayar sebelum SPT disampaikan

c.Harus dibayar paling lambat tanggal 28 Maret 2017

d.Harus dibayar paling lambat tanggal 30 Maret 2017

8.Saudara mendapat Surat Teguran Pajak (STP). Apabila saudara tidak sependapat dengan penerbitan STP tersebut, upaya hukum
yang tidak dapat Saudara lakukan atas penerbitan STP tersebut adalah....

a.Pembetulan

b.Keberatan

c.Pengurangan Sanksi

d.Penghapusan Sanksi
Soal Pilihan Ganda

9.Pejabat yang berwenang mengangkat Pejabat Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak menjadi penyidik
tindak pidana di bidang perpajakan adalah...

a.Menteri Kehakiman

b.Menteri Keuangan

c.Kepolisian Republik Indonesia

d.Direktur Jenderal Pajak

10. Pemeriksaan atas penghapusan NPWP termasuk dalam pemeriksaan dengan tujuan...

a.Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dalam pemenuhan ketentuan peraturan perundang-undangan

b.Menguji kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan peraturan perpajakan

c.Tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan

d.Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan Tujuan Lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
peraturan perundang- undangan perpajakan.
Soal Essay

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sengketa pajak,hal hal apa saja yg
disengketakan!

2. Sebutkan piutang yang dapat dihapus baik untuk WP Orang Pribadi


maupun untuk WP Badan!

3. Jelaskan bagaimana Upaya hukum yang bisa dilakukan oleh Wajib Pajak
dan Pihak Ketiga dan diajukan kemana!

4. Jelaskan bagaimana Karakteristik Gugatan dan bagaimana proses


pemeriksaan gugatan di pengadilan !

5. Jelaskan latar belakang lahirnya UU Nomor 14 tahun 2002!


PENUTUP

A. Kesimpulan
•Praktik sengketa pajak dapat meningkatkan kompleksitas keuangan perusahaan. Oleh karena itu, manajemen
perusahaan yang melakukan penghindaran pajak terbiasa menangani kompleksitas pelaporan, dan mereka
bersedia melakukan praktik penghindaran pajak untuk memperoleh manfaat ekonomi bagi perusahaan.
Berdasarkan penelitian terdahulu, sengketa pajak dapat diindikasikan dengan tarif pajak efektif yang
dirumuskan dengan membagi total beban pajak dengan pendapatan sebelum pajak.

B. Saran
•Seharusnya, sengketa pajak dapat memfasilitasi oportunisme manajerial untuk menyalurkan kelebihan arus kas
untuk membuat keputusan investasi yang tidak efisien. Selain itu, perusahaan yang menjalankan strategi
sengketa pajak menciptakan struktur perusahaan yang tidak jelas sehingga menyulitkan pemegang saham dalam
menilai kinerja manajemen.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai