Anda di halaman 1dari 5

TUGAS I

MATA KULIAH: PERPAJAKAN

Oleh:
Nama: Anggie Septia Putri
NPM: 049464958
UPBJJ: Banjarmasin
Program Studi: Akuntansi - S1

UNIVERSITAS TERBUKA INDONESIA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2023
1. Pihak-pihak yang bersengketa dapat mengajukan permohonan peninjauan Kembali atas
putusan Pengadilan Pajak kepada Mahkamah Agung. Jelaskan alasan-alasan apa saja yang
mendasari permohonan peninjauan kembali tersebut serta jelaskan pula ketentuan
pemeriksaan dan pemutusan permohonan peninjauan Kembali oleh Mahkamah Agung!

Jawaban:
Permohonan peninjauan kembali atas putusan Pengadilan Pajak adalah upaya hukum yang
diajukan oleh salah satu pihak yang bersengketa setelah putusan Pengadilan Pajak
dikeluarkan. Permohonan peninjauan kembali ini diajukan ke Mahkamah Agung sebagai
tingkat peradilan yang lebih tinggi. Alasan-alasan yang mendasari permohonan peninjauan
kembali dapat bervariasi, tetapi terdapat beberapa alasan yang diterima berdasarkan
ketentuan hukum. Berikut adalah beberapa alasan yang dapat mendasari permohonan
peninjauan kembali:
• Fakta atau Buktisamaan Baru:
Salah satu alasan yang umum adalah adanya fakta atau bukti baru yang muncul setelah
putusan Pengadilan Pajak dikeluarkan dan memiliki dampak signifikan pada kasus
tersebut. Fakta atau bukti baru ini harus tidak dapat diketahui oleh pihak yang
bersengketa pada saat persidangan di Pengadilan Pajak.
• Perubahan Hukum:
Jika terjadi perubahan dalam peraturan perundang-undangan yang relevan yang
berdampak pada kasus tersebut, pihak yang bersengketa dapat mengajukan
permohonan peninjauan kembali. Misalnya, jika perubahan peraturan perpajakan
mempengaruhi interpretasi hukum dalam kasus tersebut.
• Kesalahan Proses:
Jika terdapat pelanggaran terhadap prosedur hukum yang memengaruhi hasil
persidangan, hal ini dapat menjadi alasan untuk mengajukan permohonan peninjauan
kembali. Contohnya adalah jika ada pelanggaran hak pihak yang bersengketa dalam
persidangan.
• Kesalahan dalam Putusan:
Kesalahan dalam putusan Pengadilan Pajak yang mengakibatkan ketidakadilan atau
kesalahan hukum yang signifikan adalah alasan yang dapat dijadikan dasar
permohonan peninjauan kembali.
Proses pemeriksaan dan pemutusan permohonan peninjauan kembali oleh Mahkamah
Agung biasanya melibatkan langkah-langkah berikut:
• Pemeriksaan Administratif:
Permohonan peninjauan kembali akan diperiksa secara administratif oleh Mahkamah
Agung untuk memastikan kelengkapan berkas dan pemenuhan syarat formal.
• Pemeriksaan Materiil:
Mahkamah Agung akan melakukan pemeriksaan substansi atas permohonan
peninjauan kembali untuk memeriksa apakah alasan-alasan yang diajukan oleh pihak
yang bersengketa sesuai dengan ketentuan hukum.
• Pemutusan:
Mahkamah Agung akan memutuskan apakah permohonan peninjauan kembali
diterima atau ditolak. Jika diterima, Mahkamah Agung dapat memerintahkan
persidangan ulang di Pengadilan Pajak atau memutuskan putusan yang berbeda.
Penting untuk dicatat bahwa permohonan peninjauan kembali adalah langkah hukum yang
serius dan harus sesuai dengan prosedur yang ketat. Kehadiran seorang pengacara atau
konsultan pajak yang berpengalaman sangat disarankan untuk membantu dalam proses ini,
mengingat kompleksitas peraturan perpajakan dan hukum perpajakan di Indonesia.

2. PT Mega Sentosa adalah perusahaan yang di bergerak di bidang manufaktur. Telah


dilakukan pemeriksaan oleh Direktorat Jenderal Pajak kepada PT Mega Sentosa pada
bulan Juli 2021. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, telah ditemukan data baru yang
mengakibatkan adanya penambahan jumlah pajak yang terutang untuk masa Desember
2020 sebesar Rp40.000.000,-. Dengan hasil pemeriksaan tersebut, Dirjen Pajak
memutuskan untuk menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
(SKPKBT). Hitunglah berapa kah sanksi administrasi berupa kenaikan yang dikenakan
kepada PT Mega Sentosa!

Jawaban:
Sanksi administrasi berupa kenaikan pajak yang dikenakan atas kurang bayar pajak
tambahan diatur dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh) dan ketentuan
pelaksanaannya. Kenaikan pajak ini dikenal dengan istilah "bunga" atau "sanksi
administrasi." Kenaikan ini berdasarkan Pasal 34 UU PPh dan Pasal 13 Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP).
Pada umumnya, tarif bunga yang dikenakan atas kurang bayar pajak tambahan adalah 2%
per bulan dari jumlah pajak yang kurang dibayar, dimulai dari bulan berikutnya setelah
jatuh tempo pembayaran pajak yang seharusnya. Namun, tarif bunga ini dapat bervariasi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku pada saat itu.
Dalam kasus ini, jumlah pajak tambahan yang terutang adalah Rp40.000.000,- untuk masa
Desember 2020. Jika kita mengasumsikan tarif bunga yang berlaku adalah 2% per bulan,
maka kita bisa menghitung sanksi administrasi sebagai berikut:

• Besar sanksi administrasi per bulan = 2% x Rp40.000.000,- = Rp800.000,-


• Masa tunggakan sanksi administrasi dimulai dari bulan berikutnya setelah jatuh tempo
pembayaran pajak yang seharusnya. Dalam hal ini, masa tunggakan dimulai pada
bulan Januari 2021.
• Hitung berapa banyak bulan masa tunggakan. Jika asumsi tarif bunga adalah 2% per
bulan, dan tunggakan dimulai pada Januari 2021 dan berakhir pada bulan Juli 2021,
maka ada 7 bulan masa tunggakan.
❖ Jumlah total sanksi administrasi = Besar sanksi administrasi per bulan x Jumlah bulan
masa tunggakan = Rp800.000,- x 7 = Rp5.600.000,-

Jadi, dengan asumsi tarif bunga 2% per bulan, sanksi administrasi yang dikenakan kepada
PT Mega Sentosa adalah sebesar Rp5.600.000,-. Harap diingat bahwa tarif bunga dapat
berbeda sesuai dengan peraturan yang berlaku pada saat itu, dan perubahan peraturan dapat
memengaruhi perhitungan sanksi administrasi. Oleh karena itu, disarankan untuk
menghubungi otoritas pajak setempat atau konsultan pajak untuk perhitungan yang lebih
tepat sesuai dengan ketentuan saat ini.

3. Armando bekerja sebagai pegawai di sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Sudah menikah
dan memiliki 1 orang anak. Ibu kandung Armando tidak mempunyai penghasilan dan
kakaknya yang baru saja di PHK, keduanya tinggal serumah dengan Armando serta
seluruh biaya hidupnya ditanggung oleh Armando. Hitunglah Penghasilan Tidak Kena
Pajak (PTKP) Armando!

Jawaban:
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) adalah jumlah pendapatan yang tidak dikenakan
pajak penghasilan di Indonesia. PTKP dapat berubah dari tahun ke tahun dan bergantung
pada status pernikahan dan jumlah tanggungan. Dalam kasus Armando, ada beberapa
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menghitung PTKP-nya:

• Status Pernikahan: Armando sudah menikah, jadi status pernikahannya adalah


"Kawin."
• Tanggungan: Armando memiliki 1 anak dan juga memberi dukungan kepada
ibunya dan kakaknya yang tinggal serumah dengannya.

Pada tahun 2021, berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
18/PMK.03/2021, berikut PTKP untuk status pernikahan "Kawin" dan jumlah tanggungan:

• PTKP untuk suami/istri: Rp 54.000.000


• PTKP untuk anak: Rp 4.500.000 per anak

Dalam kasus Armando, PTKP-nya adalah sebagai berikut:


• PTKP untuk dirinya sendiri dan istrinya (status "Kawin"): Rp 54.000.000
• PTKP untuk anaknya: Rp 4.500.000
• PTKP untuk ibunya dan kakaknya: Tambahkan Rp 54.000.000 (suami/istri) karena
Armando memberi dukungan kepada mereka.
❖ Total PTKP Armando adalah: 54.000.000 (diri sendiri) + 4.500.000 (anak) +
54.000.000 (ibu dan kakak) = Rp 112.500.000.

Jadi, PTKP Armando adalah Rp 112.500.000. PTKP ini adalah jumlah pendapatan yang
dapat diterima oleh Armando tanpa dikenakan pajak penghasilan. Jika pendapatannya
kurang dari PTKP ini, maka ia tidak harus membayar pajak penghasilan. Jika
pendapatannya lebih dari PTKP ini, maka ia akan dikenai pajak penghasilan sesuai dengan
tarif yang berlaku.

Sumber: Modul Perpajakan.

Anda mungkin juga menyukai