Anda di halaman 1dari 6

Nama: Damar Sulistyo Hadi

NIM: 042499667

NASKAH TUGAS TUTORIAL KE-2


HUKUM PAJAK
UNIVERSITAS TERBUKA

SOAL 1
Pada saat mengurus berbagai hal terkait perpajakan, NPWP merupakan suatu hal penting yang
harus dimiliki oleh wajib pajak. Deskripsikan secara jelas pengertian dan fungsi NPWP serta
bagaimana alur cara memperoleh NPWP!

Jawab
NPWP merupakan nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sebuah sarana dalam
administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal Wajib Pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. Selain sebagai identitas Wajib Pajak, NPWP
juga berfungsi untuk menjaga ketaatan dalam pembayaran pajak dan pengawasan administrasi
perpajakan karena seseorang yang telah memiliki NPWP akan lebih mudah terakses oleh DJP.
Segala hal yang berhubungan dengan dokumen perpajakan seperti pelaporan SPT, baik SPT
Tahunan maupun SPT Masa wajib menyertakan NPWP. Bagi Wajib Pajak, NPWP berfungsi sebagai
tanda pengenal diri atau identitas. Hal ini karena satu nomor NPWP hanya berlaku untuk satu
Wajib Pajak. Sehingga dapat dipastikan bahwa tidak mungkin ada NPWP yang sama untuk lebih
dari satu orang di seluruh Indonesia. Selain itu, NPWP juga berfungsi untuk menjaga ketertiban
dalam administrasi perpajakan sehingga memungkinkan Wajib Pajak untuk memenuhi hak dan
kewajibannya sebagai Wajib Pajak.
Memperoleh NPWP dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1. Mendaftarkan diri dengan cara datang langsung ke Kantor Pelayanan Pajak sesuai KTP
dengan membawa formulir pendaftaran dan fotokopi KTP, pendaftaran dilakukan tentu
dengan pertimbangan telah memenuhi syarat objektif dan syarat subjektif untuk menjadi
Wajib Pajak;
2. Mendaftarkan diri secara mandiri melalui online pada situs www.ereg.pajak.go.id dengan
mengikuti langkah-langkah yang telah disebutkan pada laman tersebut.
Nama: Damar Sulistyo Hadi
NIM: 042499667

SOAL 2
Para pedagang atau pengusaha kecil seringkali dikaitkan dengan istilah Pengusaha Kena Pajak
atau biasa disingkat dengan PKP. Contohnya pedagang atau pengusaha kecil yang menjual baju,
sepatu, jam, hijab dan mukena, dan lain-lainnya. Menurut Anda apakah setiap pedagang atau
pengusaha kecil tersebut harus ditetapkan sebagai PKP dan bagaimana syarat pengukuhan PKP?
Jelaskan!

Jawab
Untuk mendapat pengukuhan atas Pengusaha Kena Pajak (PKP), seorang pengusaha atau wajib
pajak badan harus memenuhi syarat pengajuan PKP. Selain itu, anda juga perlu untuk melengkapi
dokumen persyaratan dan lolos dari survey yang dilakukan KPP atau KP2KP. Supaya anda bisa
mendapatkan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dari Direktorat Jenderal Pajak, maka syarat
yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
1. Memiliki pendapatan bruto (omzet) dalam 1 tahun buku mencapai Rp 4,8 miliar. Tidak
termasuk pengusaha / bisnis / perusahaan dengan pendapatan bruto kurang dari Rp 4,8 miliar,
kecuali pengusaha tersebut memilih dikukuhkan jadi Pengusaha Kena Pajak.
2. Melewati proses survey yang dilakukan KPP atau KP2KP tempat pendaftaran
3. Melengkapi dokumen dan syarat pengajuan PKP atau pengukuhan PKP.

Pengusaha Kecil juga diperbolehkan untuk melakukan pengukuhan menjadi Pengusaha Kena
Pajak. Jika pengusaha kecil memilih dianggap sebagai PKP, maka UU PPN juga akan dikenakan
dan berlaku sepenuhnya bagi pengusaha kecil tersebut. Berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 197/PMK.03/2013, Pengusaha kecil merupakan pengusaha yang selama 1
(satu) tahun buku telah melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang
memiliki jumlah peredaran bruto atau penerimaan bruto sebanyak tidak lebih dari Rp4,8 miliar.
Permohonan untuk menjadi PKP tersebut dapat diajukan ke KPP atau KP2KP yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal, tempat kedudukan, atau tempat kegiatan usaha wajib pajak.
Nama: Damar Sulistyo Hadi
NIM: 042499667

Dokumen-dokumen yang harus diajukan ke KPP untuk memenuhi syarat pengajuan PKP dan
mendapat pengukuhan PKP:
I. Wajib Pajak Orang Pribadi
• Fotokopi KTP bagi WNI atau fotokopi KITAS/KITAP bagi WNA
• Dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi berwenang
• Surat keterangan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari pejabat Pemerintah Daerah
sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa.

II. Wajib Pajak Badan


• Fotokopi akta pendirian atau dokumen pendirian atau perubahan bagi Wajib Pajak Badan
dalam negeri atau surat keterangan penunjukan dari kantor pusat bagi Bentuk Usaha
Tetap (BUT), yang dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang.
• Fotokopi Kartu NPWP salah satu pengurus atau fotokopi paspor dan surat keterangan
tempat tinggal dari pejabat pemerintah daerah sekurang-kurangnya lurah atau kepala
desa jika penanggung jawab perusahaan adalah WNA.
• Dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh instansi berwenang.
• Surat keterangan tempat kegiatan usaha yang diterbitkan dari Pejabat Pemerintah
Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa.

III. Wajib Pajak Badan Bentuk Kerja Sama Operasi (Joint Operation)
• Fotokopi Perjanjian Kerjasama / Akta Pendirian sebagai bentuk kerja sama operasi (Joint
Operation) yang dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang.
• Fotokopi kartu NPWP masing-masing anggota bentuk kerja sama operasi (joint operation)
yang diwajibkan untuk memiliki NPWP. Fotokopi kartu NPWP orang pribadi salah satu
pengurus perusahaan anggota bentuk kerja sama operasi (joint operation) atau fotokopi
paspor dalam hal penanggung jawab adalah WNA.
• Dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi berwenang.
• Surat Keterangan tempat kegiatan usaha dari Pejabat Pemerintah Daerah
sekurangkurangnya Lurah atau Kepala Desa bagi Wajib Pajak Badan dalam negeri maupun
Wajib Pajak Badan asing.
Nama: Damar Sulistyo Hadi
NIM: 042499667

Dokumen-dokumen lain yang biasanya disertakan adalah:


• Bukti sewa / kepemilikan tempat usaha
• Foto ruangan / tempat usaha
• Peta lokasi
• Spesimen penanda tangan faktur (form disediakan KPP) & fotokopi penanda tangan
faktur
• Daftar harta / invetaris kantor
• Laporan keuangan (neraca laba / rugi)
• SPT Tahunan terakhir
Permohonan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dapat diajukan secara tertulis dengan mengisi
formulir dan dilampiri persyaratan, disampaikan secara langsung, melalui Pos dengan bukti
pengiriman surat, maupun melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti
pengiriman surat

SOAL 3
PT BTK berencana untuk mengajukan keberatan untuk SKPKB. SKPKB hasil pemeriksaan adalah
Rp100.000.000,00. Pada closing conference, PT BTK bersedia membayar Rp30.000.000,00 untuk
SKPKB walaupun tidak terdapat lampiran perhitungan Pemeriksa atas SKPKB. Pada tanggal 19
Januari 2020, PT BTK mengajukan keberatan. Beberapa bulan kemudian, hasil Keberatan untuk
SKPKB menunjukkan bahwa pengajuan keberatan diterima sebagian oleh Hakim, sehingga jumlah
pada SKPKB turun menjadi Rp80.000.000,00. Namun, PT BTK tetap tidak terima karena menurut
perhitungan PT BTK, PT BTK seharusnya hanya membayar Rp30.000.000,00. Oleh karena itu, PT
BTK kembali mengajukan banding. Hasil Putusan Banding menunjukan bahwa PT BJT dikabulkan
kembali sebagian sehingga pajak yang seharusnya dibayar kembali sebesar Rp65.000.000,00.
Berapakah jumlah pajak (pokok dan sanksi) yang harus dibayar oleh PT BTK atas keputusan hasil
keberatan?
Berapakah jumlah pajak (pokok dan sanksi) yang harus dibayar oleh PT BTK atas keputusan hasil
banding?
Jelasakan apa syarat untuk pengajuan banding yang anda ketahui ?
Nama: Damar Sulistyo Hadi
NIM: 042499667

Jawab
Berdasarkan pada kasus Keberatan di atas, PT BTK akan dikenakan sanksi administrasi berupa
denda sebesar 50% sesuai dengan ketentuan Pasal 25 ayat (9) UU KUP.
Sanksi administrasi denda tersebut dihitung dari jumlah pajak berdasarkan pada keputusan
keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan. Adapun
penghitungannya sebagai berikut:
Sanksi Administrasi Denda
= 50% x (Rp80.000.000 – Rp30.000.000)
= 50% x Rp50.000.000
= Rp25.000.000
Berdasarkan pada penghitungan di atas, sanksi administrasi berupa denda yang harus dibayar PT
BTK adalah senilai 25.000.000. dan Pokok yang masih kurang dibayarkan adalah sebesar
Rp.50.000.000

Berdasarkan pada kasus Banding di atas, PT BTK akan dikenakan sanksi administrasi berupa
denda sebesar 100% sesuai dengan ketentuan Pasal 27 ayat (5d) UU KUP.
Sanksi administrasi denda tersebut dihitung dari jumlah pajak berdasarkan pada keputusan
banding dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan. Adapun
penghitungannya sebagai berikut:
Sanksi Administrasi Denda
= 100% x (Rp65.000.000 – Rp30.000.000)
= 100% x Rp35.000.000
= Rp35.000.000
Berdasarkan pada penghitungan di atas, sanksi administrasi berupa denda yang harus dibayar PT
BTK adalah senilai 35.000.000. dan Pokok yang masih kurang dibayarkan adalah sebesar
Rp.35.000.000
Nama: Damar Sulistyo Hadi
NIM: 042499667

Syarat Pengajuan Banding adalah sebagai berikut:


• Tiap 1 keputusan, diajukan 1 surat banding.
• Permohonan banding harus diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia. Jangka
waktu permohonan surat banding adalah 3 bulan sejak keputusan keberatan diterima,
kecuali ada aturan lain dalam peraturan perundang-undangan perpajakan.
• Surat banding juga harus dilampiri surat keputusan keberatan tersebut.
• Banding hanya bisa diajukan jika besarnya jumlah pajak terutang yang dimaksud sudah
dibayar 50%.
Lampirkan Surat Setoran Pajak (SSP) atau Pemindah Bukuan (Pbk). Jangan lupa untuk melengkapi
data-data atau bukti pendukung seperti Surat ketetapan Pajak (SKP), surat permohonan
keberatan, SPT, laporan keuangan, dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai