Anda di halaman 1dari 24

BAB 2

Ketentuan Umum dan Tatacara


Perpajakan

Bab ini akan membahas tentang ketentuan umum dan tatacara perpajakan yang
berlaku di Indonesia, meliputi :
1. Kewajiban Setelah Memperoleh NPWP
2. Kewajiban Memiliki NPWP/ NPPKP
3. SPT Tahunan PPh
4. Penetapan dan Ketetapan Pajak
5. Utang Pajak
6. Kewajiban Menyelenggarakan Pembukuan dan Pencatatan
7. Keberatan dan Banding
8. Imbalan Bunga
9. Pengurangan, Penghapusan dan Pembatalan
10. Tindak Pidana di Bidang Perpajakan

Kewajiban Memiliki NPWP/ NPPKP
Apakah yang dimaksud dengan Wajib Pajak (WP)?
WP adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk
pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu.

Apa yang dimaksud dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)?
NPWP adalah nomor yang diberikan kepada WP sebagai sarana dalam administrasi
perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib
Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban Wajib Pajak.

Dimanakah tempat pendaftaran Wajib Pajak untuk mendapat-
kan NPWP dan atau tempat pelaporan bagi Pengusaha Terten-
tu?
Tempat pendaftaran Wajib Pajak/pelaporan Pengusaha Tertentu:
Seluruh WP BUMN dan WP BUMD di wilayah DKI Jakarta: di KPP BUMN
Jakarta;
WP PMA tidak Go Public: di KPP PMA, kecuali yang telah terdaftar di KPP lama
dan WP PMA di Kawasan Berikat dengan permohonan diberikan kemudahan
mendaftar di KPP setempat;
WP Badan dan Orang Asing: di KPP Badora;
WP Go Public: di KPP Perusahaan Masuk Bursa (Go Public), kecuali WP
BUMN/BUMD serta WP PMA yang berkedudukan di kawasan berikat;
WP BUMD di luar DKI Jakarta: di KPP setempat;
Untuk WP BUMN/BUMD, PMA, Badora, Go Public di luar DKI Jakarta, khusus
PPh? Pemotongan/Pemungutan dan PPN/PPnBM?: di KPP tempat cabang atau
kegiatan usaha.

Apa saja fungsi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor
Pokok Pengusaha Kena Pajak (NPPKP)?
Fungsi dari Nomor Pokok Wajib Pajak:
Untuk mengetahui identitas Wajib Pajak;
Untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan
administrasi perpajakan;
Untuk keperluan yang berhubungan dengan dokumen perpajakan;
Untuk memenuhi kewajiban perpajakan, misalnya dalam pengisian SSP;
Untuk mendapatkan pelayanan dari instansi-instansi tertentu yang
mewajibkan pencantuman NPWP dalam dokumen yang diajukan. Misal:
Dokumen Impor (PPUD, PIUD). Setiap WP hanya diberikan satu NPWP.


Dalam hal apakah NPWP diterbitkan secara jabatan?
Direktorat Jenderal Pajak dapat menerbitkan NPWP secara jabatan, apabila Wajib
Pajak tidak mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak.

Apa saja persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh
NPWP?
Syarat-syarat untuk memperoleh NPWP:
1. Untuk WP Orang Pribadi Non-Usahawan:
o Fotocopy KTP/Kartu Keluarga/SIM/Paspor.
2. Untuk WP Orang Pribadi Usahawan:
o Fotocopy KTP/Kartu Keluarga/SIM/Paspor;
o Fotocopy Surat Izin Usaha atau Surat Keterangan Tempat Usaha dari
instansi yang berwenang.
3. Untuk WP Badan:
o Fotocopy akte pendirian;
o Fotocopy KTP salah seorang pengurus;
o Fotocopy Surat Izin Usaha atau Surat Keterangan Tempat Usaha dari
instansi yang berwenang.
4. Untuk Bendaharawan sebagai Pemungut/Pemotong:
o Fotocopy surat penunjukan sebagai bendaharawan;
o Fotocopy tanda bukti diri KTP/Kartu Keluarga/SIM/Paspor.
5. Apabila WP pemohon berstatus cabang, maka harus melampirkan fotocopy
kartu NPWP atau Bukti Pendaftaran WP Kantor Pusatnya. Apabila
permohonan ditandatangani oleh orang lain, perlu dilengkapi surat kuasa.

Dalam hal apa kelengkapan formulir pendaftaran Wajib Pajak
dianggap sah?
Fotocopy sebagai kelengkapan formulir pendaftaran WP tersebut di atas harus
disahkan oleh Petugas Pendaftaran WP kecuali dalam hal pendaftaran dilakukan
melalui pos, maka fotocopy harus disahkan oleh pejabat/instansi yang berwenang.

Bagaimanakah cara mendaftarkan diri dan melaporkan usaha
bagi Wajib Pajak?
Tatacara mendaftarkan diri dan melaporkan usaha bagi Wajib Pajak:
1. Mengisi formulir pendaftaran dan melampirkan kelengkapannya;
2. Menyampaikan secara langsung atau melalui pos ke Kantor Pelayanan
Pajak/KP4 setempat.

Perubahan data apa saja, yang dapat diberitahukan Wajib
Pajak untuk dapat dilakukan perubahan data Wajib Pajak?
Hal-hal yang yang berkenaan dengan perubahan data Wajib Pajak:
1. Perbaikan data karena kesalahan data hasil komputer;
2. Perubahan nama WP karena penggantian nama, disyaratkan adanya
keterangan dari instansi yang berwenang;
3. Perubahan alamat WP karena perpindahan tempat tinggal;
4. Perubahan NPWP karena adanya kesalahan nomor (misalnya NPWP cabang
tidak sama dengan NPWP Pusat);
5. Perubahan status usaha WP dilampiri pernyataan tertulis dari WP atau
fotocopy akte perubahan;
6. Perubahan jenis usaha karena ada perubahan kegiatan usaha WP;
7. Perubahan bentuk Badan;
8. Perubahan jenis pajak karena sesuatu hal yang mengakibatkan kewajiban
jenis pajaknya berubah;
9. Penghapusan NPWP dan/atau pencabutan NPPKP karena dipenuhinya
persyaratan yang ditentukan.

Bagaimana cara pembetulan data Wajib Pajak?
Tatacara pembetulan data Wajib Pajak:
1. Mengisi formulir perubahan/mutasi data WP yang diambil secara langsung
atau meminta melalui pos dari KPP/KP4 dan menyampaikan formulir tersebut
secara langsung atau melalui pos ke KPP/KP4 yang bersangkutan, atau
2. Melalui formulir SPT Tahunan.

Apakah persyaratan yang harus dipenuhi Wajib Pajak untuk
menghapus dan mencabut NPWP?
Syarat penghapusan dan pencabutan NPWP:
1. WP meninggal dunia dan tidak meninggalkan warisan, disyaratkan adanya
fotocopy akte/laporan kematian dari instansi yang berwenang;
2. Wanita kawin tidak dengan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan
disyaratkan adanya surat nikah/akte perkawinan dari catatan sipil;
3. Warisan yang belum terbagi dalam kedudukan sebagai Subyek Pajak apabila
sudah selesai dibagi disyaratkan adanya keterangan tentang selesainya
warisan tersebut dibagi oleh para ahli waris;
4. WP Badan yang telah dibubarkan secara resmi, disyaratkan adanya akte
pembubaran yang dikukuhkan dengan surat keterangan dari instansi yang
berwenang;
5. Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang karena sesuatu hal kehilangan statusnya
sebagai BUT, disyaratkan adanya permohonan WP yang dilampiri dokumen
yang mendukung bahwa BUT tersebut tidak memenuhi syarat lagi untuk
dapat digolongkan sebagai WP;
6. WP Orang Pribadi lainnya yang tidak memenuhi syarat lagi sebagai WP.

Kewajiban Setelah Memperoleh
NPWP
Apa saja kewajiban Wajib Pajak setelah memperoleh NPWP/
NPPKP?
Kewajiban yang harus dilaksanakan setelah memperoleh NPWP oleh Wajib Pajak:
1. Kewajiban sehubungan dengan Pajak Penghasilan (PPh?);
2. Kewajiban sehubungan dengan Pajak Pertambahan Nilai/Pajak Penjualan atas
Barang Mewah (PPN & PPnBM?);
3. Pembukuan/Pencatatan.


Apa saja kewajiban Wajib Pajak sehubungan dengan Pajak
Penghasilan?
Kewajiban Wajib Pajak sehubungan dengan Pajak Penghasilan:
1. SPT Masa;
2. SPT Tahunan (Badan/Orang Pribadi/Pasal 21);
3. Pelunasan utang pajak yang tercantum dalam "Surat Ketetapan Pajak dan
surat keputusan lainnya.

Kapankah batas waktu pembayaran dan pelaporan PPh?
Batas waktu pembayaran:
1. PPh Pasal 25 selambat-lambatnya tanggal 15 bulan berikutnya;
2. PPh Pasal 21 selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya;
3. PPh Pasal 22:
o Impor harus dilunasi sendiri oleh Wajib Pajak bersamaan dengan
pembayaran Bea Masuk;
o Yang pemungutannya dilakukan oleh Bea Cukai disetor dalam jangka
waktu satu hari;
o Bendaharawan disetor pada hari yang sama dengan pelaksanaan
pembayaran.
o Penyerahan dari Pertamina, Bulog harus dilunasi sendiri oleh Wajib
Pajak sebelum Delivery Order ditebus.
o Penyerahan yang selain Pertamina dan Bulog harus disetor paling
lambat tanggal 10 bulan takwim berikutnya.
Batas waktu untuk pelaporannya, setelah melakukan pembayaran/ penyetoran:
Apabila sudah membayar angsuran PPh?,
Wajib Pajak harus melaporkan pembayaran itu ke KPP sebagai berikut:
1. PPh Pasal 25 selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya;
2. PPh Pasal 21 selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya;
3. PPh Pasal 22:
o Direktorat Jenderal Bea dan Cukai selambat-lambatnya tujuh hari
setelah batas waktu penyetoran berakhir.
o Direktorat Jenderal Anggaran, Bendaharawan Pemerintah, BUMN/
BUMD, selambat-lambatnya 14 hari setelah masa pajak berakhir.
o Badan usaha yang bergerak di bidang industri semen, rokok, kertas,
baja, dan otomotif yang ditunjuk oleh Kepala KPP atas penjualan hasil
produksinya di dalam negeri, selambat-lambatnya 20 hari setelah masa
pajak berakhir.
o Pertamina dan badan usaha lain selain Pertamina yang bergerak di
bidang bahan bakar minyak jenis premix dan gas dan atas penyerahan
gula pasir dan tepung terigu oleh Bulog, selambat-lambatnya tanggal
20 bulan berikutnya.

Apa saja yang menjadi dasar penagihan pajak?
Macam-macam surat ketetapan yang berkenaan dengan utang pajak yang harus
dilunasi.
Utang pajak yang tercantum dalam:
1. Surat Tagihan Pajak (STP);
2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB);
3. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT);
4. Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Surat Putusan
Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah.

Apakah kewajiban Wajib Pajak yang berkaitan dengan Pajak
Pertambahan Nilai/ Pajak Penjualan atas Barang Mewah?
Kewajiban Wajib Pajak sehubungan dengan Pajak Pertambahan Nilai/ Pajak
Penjualan atas Barang Mewah (PPN/PPnBM?):
1. Melakukan pembayaran/penyetoran PPN/PPnBM? yang telah dipungut;
2. Membuat Faktur Pajak;
3. Mengisi SPT masa PPN dan melaporkan ke KPP.



Siapakah yang wajib melakukan pembukuan?
Yang wajib melakukan pembukuan/pencatatan:
Wajib Pajak orang pribadi atau Wajib Pajak badan yang melakukan kegiatan usaha
atau pekerjaan bebas di Indonesia, harus mengadakan Pembukuan/Pencatatan
menurut ketentuan yang berlaku.

SPT Tahunan PPh
Apakah pengertian Surat Pemberitahuan (SPT)?
Pengertian dari Surat Pemberitahuan (SPT):
Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk
melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
Apa fungsi SPT?
Sebagai sarana WP untuk:
1. Bagi Wajib Pajak PPh? untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan
perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang untuk melaporkan
tentang :
o Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan
atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 tahun
pajak atau bagian tahun pajak;
o Penghasilan yang merupakan obyek pajak dan atau bukan obyek
pajak;
o Harta dan kewajiban;
2. Mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya
terutang;
3. Laporan tentang pemenuhan pembayaran pajak yang telah dilaksanakan
sendiri dalam satu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak;
4. Laporan pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang
pemotongan/pemungutan pajak orang atau badan lain dalam satu Masa
Pajak.
Dimanakah Wajib Pajak dapat memperoleh SPT?
Setiap WP pada dasarnya harus mengambil sendiri SPT di Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) atau KP4.
Bagaimana cara pengisian SPT dan siapa yang berwenang
menandatangani?
Cara pengisian SPT dan yang menandatanganinya:
SPT harus diisi secara benar, jelas, lengkap, dan harus ditandatangani oleh Wajib
Pajak. Dalam hal SPT diisi dan ditandatangani oleh orang lain bukan WP, harus
dilampiri surat kuasa khusus.
Kapankah batas waktu Pelunasan setoran akhir (PPh? Pasal
29)?
Batas waktu pelunasan setoran akhir (PPh? Pasal 29):
Kekurangan pajak yang terutang harus dilunasi selambat-lambatnya tanggal 25
bulan ke tiga setelah tahun pajak berakhir, sebelum SPT Tahunan disampaikan.
Bagaimana prosedur penyampaian SPT?
Prosedur penyampaian SPT:
SPT disampaikan secara langsung atau melalui Pos secara tercatat ke KPP/KP4
setempat.
Apa persyaratan yang harus dipenuhi oleh Wajib Pajak untuk
mengajukan permohonan perpanjangan waktu penyampaian
SPT?
Syarat-syarat permohonan perpanjangan waktu penyampaian SPT Tahunan:
1. Permohonan tersebut harus diajukan secara tertulis sebelum batas waktu
penyampaian SPT Tahunan berakhir;
2. Memberikan pernyataan tertulis tentang besarnya pajak yang harus dibayar
berdasarkan penghitungan sementara;
3. Melunasi kekurangan penyetoran pajak yang terutang.
Sanksi apa yang dikenakan pada Wajib Pajak yang
tidak/terlambat menyampaikan SPT?
SPT yang tidak disampaikan atau disampaikan tidak sesuai dengan batas waktu
yang ditentukan , dikenakan sanksi administrasi berupa denda:
1. Rp50.000,- untuk SPT Masa;
2. Rp100.000,- untuk SPT Tahunan.
Persyaratan apa saja yang harus dipenuhi oleh Wajib Pajak
untuk dapat membetulkan sendiri SPT Tahunan?
Syarat bagi Wajib Pajak untuk dapat membetulkan sendiri SPT Tahunan PPh?:
Wajib Pajak dapat membetulkan SPT Tahunan atas kemauan sendiri:
1. Sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan dalam jangka waktu dua tahun
sesudah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun
Pajak, dan Tahun Pajak:
o menyampaikan pernyataan secara tertulis;
o melunasi pajak yang kurang dibayar;
o ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua
persen) sebulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak
saat penyampaian SPT berakhir sampai dengan tanggal pembayaran
karena pembetulan SPT;
2. Sesudah dilakukan tindakan pemeriksaan:
o sepanjang belum dilakukan tindakan penyidikan mengenai adanya
ketidakbenaran yang dilakukan oleh Wajib Pajak;
o mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya tersebut;
o melunasi kekurangan pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya
terutang;
o ditambah dengan sanksi administrasi berupa denda sebesar dua kali
jumlah pajak yang kurang dibayar;
3. Sesudah jangka waktu pembetulan SPT berakhir:
o belum diterbitkan Surat Ketetapan Pajak;
o mengungkapkan dalam laporan tersendiri tentang ketidakbenaran
pengisian SPT yang telah disampaikan, yang mengakibatkan:
pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar; atau
rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil; atau
jumlah harta menjadi lebih besar; atau jumlah modal menjadi
lebih besar;
o melunasi kekurangan pajak yang kurang dibayar;
o ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50%
(lima puluh persen) dari pajak yang kurang dibayar.


Penetapan dan Ketetapan Pajak
Apa pengertian Surat Tagihan Pajak (STP)?
Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi
administrasi berupa denda, dan atau bunga.
Apa fungsi Surat Tagihan Pajak?
Fungsi Surat Tagihan Pajak:
1. sebagai koreksi atas jumlah pajak yang terutang menurut SPT Wajib Pajak;
2. sarana untuk mengenakan sanksi berupa bunga dan atau denda;
3. sarana untuk menagih pajak.
Dalam hal apa Surat Tagihan Pajak diterbitkan?
Sebab diterbitkannya STP:
1. pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar;
2. berdasarkan penelitian SPT terdapat kekurangan pembayaran akibat salah
tulis dan atau salah hitung;
3. Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda dan atau bunga;
4. Pengusaha yang dikenakan pajak tidak melapor untuk dikukuhkan sebagai
PKP;
5. Pengusaha yang tidak/bukan PKP membuat Faktur Pajak.
6. PKP tidak membuat Faktur Pajak atau membuat faktur pajak tapi tidak tepat
waktu atau tidak mengisi Faktur Pajak dengan lengkap.
Sanksi administrasi apa saja yang dapat ditagih dengan STP?
Jenis administrasi yang ditagih dengan Surat Tagihan Pajak:
1. denda administrasi Rp. 50.000,00 bagi Wajib Pajak yang tidak atau terlambat
menyampaikan SPT Masa;
2. denda administrasi Rp. 100.000,00 bagi Wajib Pajak yang tidak atau
terlambat menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan;
3. denda 2% dari Dasar Pengenaan Pajak bagi Pengusaha yang tidak
melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP, PKP yang tidak
membuat atau tidak lengkap mengisi Faktur Pajak;
4. bunga, bagi Wajib Pajak membetulkan sendiri SPT Tahunan sehingga
mengakibatkan kurang bayar;
5. bunga, bagi Wajib Pajak yang terlambat atau tidak membayar pajak yang
sudah jatuh tempo pembayarannya
Apakah yang dimaksud dengan Surat Ketetapan Pajak?
Surat Ketetapan Pajak adalah surat ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Kurang Bayar Tambahan atau Surat Ketetapan
Pajak Lebih Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Nihil.
Apa yang dimaksud Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar?
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat keputusan yang menentukan
besarnya jumlah pajak yang terutang, kredit pajak, kekurangan pembayaran pokok
pajak, sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar.
Dalam hal apa SKPKB diterbitkan?
SKPKB diterbitkan dalam jangka 10 tahun apabila:
berdasarkan pemeriksaan atau keterangan lain, pajak yang terutang tidak
atau kurang dibayar
SPT tidak disampaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan dalam
Surat Teguran
Apa yang dimaksud dengan SKPKBT?
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan adalah surat keputusan yang
menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.
1. SKPKBT diterbitkan dalam jangka waktu 10 tahun sesudah saat terutang
pajak, berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak atau tahun pajak,
2. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah surat keputusan yang menentukan
jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar
dari pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang;
3. Surat Ketetapan Pajak Nihil adalah surat Keputusan yang menentukan jumlah
pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau tidak
terutang pajak dan tidak ada kredit pajak.

Utang Pajak
Apa pengertian Utang Pajak?
Utang Pajak adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam Masa Pajak,
dalam Tahun Pajak atau dalam Bagian Tahun Pajak menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Apa yang dimaksud dengan Surat Teguran?
Surat Teguran adalah surat peringatan kepada Wajib Pajak agar segera melunasi
utang pajak.
Surat Teguran dikirimkan kepada Wajib Pajak apabila Wajib Pajak tidak melunasi
utang pajak 7 hari setelah jatuh tempo.
Apa yang dimaksud dengan Surat Paksa?
Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan.
Surat Paksa diterbitkan apabila Wajib Pajak belum melunasi utang pajak setelah 21
hari sejak tanggal Surat Teguran. Bersamaan dengan penyampaian Surat Paksa
tersebut Wajib Pajak dibebani biaya penagihan paksa sebesar Rp. 25.000,- Wajib
Pajak wajib melunasi utang pajak dalam waktu 2 x 24 jam
Apa kewajiban Wajib Pajak berkaitan dengan pelaksanaan
sita?
Kewajiban Wajib Pajak yang berkaitan dengan pelaksanaan sita:
membantu Juru Sita dalam melaksanakan tugasnya
memperbolehkan Juru Sita untuk memasuki ruangan,tempat usaha/tempat
tinggal Wajib Pajak
memberikan keterangan lisan atau tertulis yang diperlukan
barang yang disita dilarang dipindahtangankan, dihipotikkan atau disewakan.
Apa yang dimaksud dengan lelang?
Tindakan lelang dilakukan apabila Wajib Pajak dalam jangka waktu 14 hari setelah
tindakan penyitaan dilakukan Wajib Pajak tidak melunasi utang pajak. Tindakan
lelang dilakukan melalui Kantor Lelang Negara.
Dalam hal biaya penagihan paksa dan biaya pelaksanaan sita belum dibayar maka
akan dibebankan bersama-sama dengan biaya iklan untuk pengumuman lelang di
surat kabar dan biaya lelang pada saat pelelangan.
Apa saja hak-hak Wajib Pajak yang berkaitan dengan
Pelunasan utang pajak?
Hak-hak Wajib Pajak yang berkaitan dengan pelunasan utang pajak:
1. Meminta juru sita memperlihatkan tanda pengenal Juru Sita Pajak Negara
2. Menerima Salinan Surat Paksa dan Salinan Berita Acara Penyitaan
3. Menentukan urutan barang yang akan dilelang
4. Sebelum Pelaksanaan lelang, mendapat kesempatan terakhir untuk melunasi
utang pajak termasuk biaya penyitaan, iklan, dan biaya pembatalan lelang
dan melaporkan pelunasan tersebut kepada Kepala KPP yang bersangkutan.



Kewajiban Menyelenggarakan
Pembukuan dan Pencatatan
Apa saja persyaratan yang harus dipenuhi oleh Wajib Pajak
untuk dapat menyelenggarakan pembukuan?
Syarat-syarat penyelenggaraan pembukuan/pencatatan:
1. Diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan
keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya;
2. Sekurang-kurangnya terdiri dari catatan yang dikerjakan secara teratur
keadaan kas dan bank, daftar utang piutang, daftar persediaan barang, dan
membuat neraca dan perhitungan laba rugi pada setiap akhir Tahun Pajak;
3. Diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka arab,
satuan mata uang rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam
bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan;
4. Pembukuan atau pencatatan dan dokumen yang menjadi dasarnya serta
dokumen lain yang berhubungan dengan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas Wajib Pajak harus disimpan selama sepuluh tahun.
5. Buku-buku, catatan-catatan, dokumen-dokumen yang menjadi dasar
pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain wajib disimpan di Indonesia.
o Wajib Pajak Orang Pribadi, di tempat kegiatan atau di tempat tinggal;
o Wajib Pajak Badan, di tempat kedudukan.
Apa yang dimaksud dengan pembukuan?
Pembukuan adalah proses pencatatan secara teratur untuk mengumpulkan data dan
informasi tentang:
keadaan harta
kewajiban atau utang
modal
Penghasilan dan biaya
harga perolehan dan penyerahan barang/jasa yang terutang Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), yang tidak terutang, yang dikenakan PPN dengan
tarif 0% dan dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
yang ditutup dengan menyusun Laporan Keuangan berupa Neraca dan Perhitungan
Laba rugi pada setiap akhir Tahun Pajak.
Siapa saja yang Wajib menyelenggarakan pembukuan?
Yang wajib menyelenggarakan pembukuan:
1. Wajib Pajak (WP) Badan;
2. WP Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
Apa tujuan pembukuan?
Tujuan pembukuan:
1. mempermudah pengisian SPT;
2. mempermudah penghitungan Penghasilan Kena Pajak;
3. mempermudah penghitungan PPN dan PPnBM?;
4. mengetahui posisi keuangan dan hasil kegiatan usaha/pekerjaan bebas.
Siapa saja yang diperkenankan menyelenggarakan pembukuan
dalam bahasa asing dan mata uang selain rupiah?
Yang dapat melakukan pembukuan dalam bahasa asing dan mata uang selain
rupiah:
1. Wajib Pajak Penanaman Modal Asing;
2. Wajib Pajak dalam rangka kontrak karya pertambangan;
3. Wajib Pajak dalam rangka kontrak bagi hasil;
4. Wajib Pajak yang berafiliasi dengan perusahaan induk di luar negeri;
5. Bentuk Usaha Tetap (BUT).
Apa persyaratan bagi Wajib Pajak untuk diperkenankan
menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa asing dan mata
uang selain rupiah?
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menyelenggarakan pembukuan dalam
bahasa asing dan mata uang selain rupiah:
1. bahasa asing dan mata uang selain rupiah yang boleh dipergunakan adalah
bahasa Inggris dan mata uang Dollar Amerika Serikat;
2. mendapat izin Menteri Keuangan;
3. permohonan izin kepada Menteri Keuangan harus dilampiri dengan:
o Wajib Pajak yang telah berdiri lebih dari 1 tahun:
fotokopi SPT Tahunan PPh? Badan tahun terakhir
o Wajib Pajak yang baru berdiri dalam tahun berjalan:
foto kopi NPWP
foto kopi Akte Pendirian, atau dokumen lain yang serupa (bagi
WP BUT)
Jika telah memenuhi syarat, Direktur Jenderal Pajak atas nama Menteri Keuangan
akan menerbitkan Surat Keputusan Menteri Keuangan dalam jangka waktu 30 hari
sejak permohonan diterima.
Apa yang dimaksud dengan pencatatan?
Pencatatan:
Pencatatan adalah pengumpulan data secara teratur tentang peredaran bruto dan
atau penerimaan Penghasilan sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang
terutang.
Apa tujuan pencatatan bagi Wajib Pajak?
Tujuan pencatatan:
1. mempermudah pengisian SPT
2. mempermudah penghitungan Penghasilan Kena Pajak
3. mempermudah penghitungan PPN dan PPn? BM
Apa yang dimaksud dengan Norma Penghitungan?
Norma penghitungan adalah pedoman untuk menentukan penghasilan netto Wajib
Pajak, karena Wajib Pajak tersebut tidak wajib melakukan pembukuan.
Wajib Pajak yang boleh menggunakan Norma Penghitungan:
1. WP Orang Pribadi yang peredaran brutonya di bawah Rp. 600.000.000,00;
2. memberitahukan kepada Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu 3 bulan
pertama dari tahun buku;
3. menyelenggarakan pencatatan.
Wajib Pajak yang tidak menyampaikan pemberitahuan akan menggunakan Norma
Penghitungan sebagai dasar penghitungan pajaknya kepada Direktur Jenderal Pajak
dianggap memilih untuk menggunakan pembukuan.
Wajib Pajak yang tidak sepenuhnya menyelenggarakan pencatatan atau pembukuan
atau tidak memperlihatkan pencatatan atau pembukuan atau bukti-bukti
pendukungnya, maka Penghasilan nettonya dihitung berdasarkan Norma
Penghitungan Penghasilan Netto atau cara lain yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan. Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak wajib menyelenggarakan
pembukuan dan pencatatan adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak wajib
menyampaikan SPT Tahunan PPh?.

Keberatan dan Banding
Apa yang dimaksud dengan keberatan?
Keberatan adalah cara yang ditempuh oleh Wajib Pajak jika merasa tidak/kurang
puas atas suatu ketetapan pajak yang dikenakan kepadanya atau atas
pemotongan/pemungutan oleh pihak ketiga.
Dalam hal apa keberatan dapat diajukan?
Keberatan dapat diajukan atas :
1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB);
2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT);
3. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB);
4. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN);
5. Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga.
Siapa saja yang dapat mengajukan keberatan?
Yang dapat mengajukan keberatan:
1. Bagi Wajib Pajak Badan oleh Pengurus;
2. Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi oleh Wajib Pajak yang bersangkutan;
3. Pihak yang dipotong/dipungut pihak ketiga;
4. Kuasa yang ditunjuk oleh mereka pada butir a s.d. c diatas.
Kepada siapa Wajib Pajak mengajukan keberatan?
Pengajuan Keberatan diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di
tempat Wajib Pajak terdaftar.
Apa saja syarat-syarat yang harus dipenuhi Wajib Pajak dalam
mengajukan keberatan?
Syarat-syarat mengajukan keberatan:
1. Satu Keberatan harus diajukan untuk satu jenis dan satu tahun/masa pajak;
2. Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia;
3. Wajib menyatakan alasan-alasan secara jelas;
4. Wajib menyebutkan jumlah pajak yang terutang menurut penghitungan
Wajib Pajak.
Kapankah Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan?
Jangka waktu pengajuan keberatan:
1. Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal SKPKB,
SKPKBT, SKPLB, SKPN atau sejak tanggal dilakukan
pemotongan/pemungutan, kecuali Wajib Pajak dapat menunjukkan jangka
waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena di luar kekuasaannya
2. Surat keberatan yang diantar langsung ke Kantor Pelayanan Pajak, maka
jangka waktu 3 bulan dihitung sejak tanggal SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN
atau sejak dilakukan pemotongan/pemungutan oleh pihak ketiga sampai saat
keberatan diterima oleh Kantor Pelayanan Pajak.
3. Surat keberatan yang dikirim melalui pos (harus dengan pos tercatat), maka
jangka waktu 3 bulan dihitung sejak tanggal SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN
atau sejak dilakukan pemotongan/pemungutan oleh pihak ketiga sampai
dengan tanggal bukti pengiriman melalui Kantor Pos dan Giro.
Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan apakah Wajib
Pajak masih tetap berkewajiban melunasi utang pajaknya?
Pengajuan Keberatan tidak menunda kewajiban membayar pajak dan pelaksanaan
penagihan pajak.
Apabila Wajib Pajak merasa kurang puas dengan Putusan
Keberatan, apa yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak
selanjutnya?
Jika Wajib Pajak masih kurang puas juga atas keberatannya maka ia dapat
mengajukan Banding.
Kepada siapa Banding dapat diajukan oleh Wajib Pajak?
Banding ditujukan ke Pengadilan Pajak.
Siapa saja yang dapat mengajukan permohonan banding?
Yang dapat mengajukan banding ke Pengadilan Pajak:
1. Bagi Wajib Pajak Badan oleh Pengurus;
2. Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi adalah yang bersangkutan atau ahli warisnya;
3. Kuasa Hukum dari butir a dan b.
Apa saja persyaratan pengajuan banding?
Syarat-syarat dan tatacara pengajuan banding:
Surat banding ditulis dalam bahasa Indonesia;
Dalam jangka waktu 3 bulan sejak keputusan yang dibanding diterima;
Terhadap satu keputusan diajukan satu surat banding;
Banding diajukan dengan disertai alasan-alasan yang jelas dan
mencantumkan tanggal diterima surat keputusan yang dibanding;
Dilampiri salinan Surat Keputusan yang dibanding;
Jumlah pajak yang terutang dimaksud telah dibayar sebesar 50%.
Apa pengertian Surat Uraian Banding?
Surat Uraian Banding adalah surat terbanding kepada Pengadilan Pajak yang berisi
jawaban atas alasan banding yang diajukan oleh pemohon banding.
Bagaimanakah sifat kekuatan hukum Putusan Banding?
Putusan Banding merupakan putusan akhir dan mempunyai kekuatan hukum tetap,
serta bukan Keputusan Tata Usaha Negara.
Dalam hal apa imbalan bunga dapat diberikan kepada Wajib
Pajak?
Apabila pengajuan keberatan atau permohonan banding diterima sebagian atau
seluruhnya, maka kelebihan pembayaran dikembalikan dengan ditambah imbalan
bunga sebesar 2% sebulan, untuk selama-lamanya 24 bulan.

Imbalan Bunga
Jenis ketetapan pajak apa saja yang diberikan imbalan bunga
sehubungan dengan Keputusan Keberatan atau Putusan
Banding?
Imbalan bunga hanya diberikan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan.
Dalam hal yang bagaimana imbalan bunga diberikan
sehubungan dengan Keputusan Keberatan dan Putusan
Banding?
Apabila pengajuan keberatan atau banding diterima sebagian atau seluruhnya,
sepanjang utang pajak sebagaimana dimaksud dalam SKBKB atau SKPKBT telah
dibayar yang menyebabkan kelebihan pembayaran pajak.
Bagaimana perhitungan imbalan bunga diberikan sehubungan
dengan Keputusan Keberatan dan Putusan Banding?
Perhitungan imbalan bunganya adalah sebesar 2 % (dua persen) sebulan untuk
paling lama 24 (dua puluh empat) dari besarnya kelebihan pembayaran pajak yang
dikembalikan yang dihitung sejak tanggal pembayaran yang menyebabkan kelebihan
pembayaran pajak sampai dengan diterbitkannya Keputusan Keberatan atau
Putusan Banding.

Apabila Wajib Pajak mengajukan banding atas SKPLB ke Badan
Penyelesaian Pajak untuk Tahun Pajak 2001, apakah atas
putusan BPSP/Pengadilan Pajak yang dibacakan (diputus)
sejak Tahun Pajak 2001 untuk SKPLB yang diajukan banding
masih diberikan imbalan bunga?
Tidak diberikan imbalan bunga, karena dalam Pasal 27A Undang-undang KUP diatur
dengan tegas bahwa imbalan bunga atas kelebihan pembayaran pajak hanya
diberikan sepanjang utang pajak tersebut sebagaimana dimaksud dalam SKPKB atau
SKPKBT.

Pengurangan, Penghapusan dan
Pembatalan
Dalam hal bagaimana Direktur Jenderal Pajak dapat
mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi?
Dalam hal sanksi administrasi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak
atau bukan karena kesalahannya, misalnya karena ketidaktelitian petugas pajak.
Dalam hal bagaimana Direktur Jenderal Pajak dapat
mengurangkan atau membatalkan ketetapan pajak?
Direktur Jenderal Pajak secara jabatan dapat mengurangkan atau membatalkan
ketetapan pajak apabila diketahui bahwa ketetapan pajak tersebut tidak benar
dengan berlandaskan unsur keadilan.



Tindak Pidana di Bidang Perpajakan
Sanksi apa yang dikenakan terhadap Wajib pajak yang
melakukan pelanggaran?
Pelanggaran terhadap kewajiban administrasi perpajakan yang dilakukan Wajib
Pajak dapat dikenakan sanksi administrasi. Sedangkan pelanggaran yang
menyangkut tindak pidana perpajakan dikenakan sanksi pidana.
Dalam hal apa Wajib Pajak dapat dinyatakan melakukan
kealpaan?
Wajib Pajak dinyatakan melakukan kealpaan jika:
1. Tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan atau;
2. Menyampaiakan Surat Pemberitahuan tetapi isinya tidak benar atau tidak
lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar,
sehingga menimbulkan kerugian pada negara.
Dalam hal apa Wajib Pajak dapat dinyatakan melakukan
kesengajaan?
Wajib Pajak dinyatakan melakukan kesengajaan jika:
1. Tidak mendaftarkan diri, atau menyalah gunakan, atau menggunakan tanpa
hak NPWP atau NPPKP;
2. Tidak menyampaikan SPT;
3. Menyampaikan SPT dan/atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak
lengkap;
4. Memperlihatkan pembukuan, pencatatan atau dokumen lain yang palsu atau
dipalsukan;
5. Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan, tidak memperlihatkan
atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau dokumen lainnya;
6. Tidak menyetor pajak yang telah dipotong sehingga menimbulkan kerugian
pada negara.
Berapa lama jangka waktu daluwarsa tindak pidana di bidang
perpajakan?
Daluwarsa tindak pidana di bidang perpajakan adalah sepuluh tahun sejak saat
terutangnya pajak, berakhirnya masa pajak, berakhirnya bagian tahun pajak atau
berakhirnya tahun pajak yang bersangkutan.
Sanksi apa yang dapat dikenakan terhadap Pejabat yang
melakukan pelanggaran atas larangan mengungkapkan
kerahasiaan Wajib Pajak?
Sanksi yang dapat dikenakan terhadap Pejabat yang melakukan pelanggaran atas
larangan mengungkapkan kerahasiaan Wajib Pajak dapat diancam sanksi pidana:
1. Kealpaan, dipidana kurungan selama-lamanya satu tahun dan denda setinggi-
tingginya dua juta rupiah;
2. Kesengajaan, dipidana selama-lamanya dua tahun dan denda setinggi-
tingginya dua juta rupiah.
Sanksi apa saja yang dikenakan kepada pihak ketiga berkaitan
dengan tindak pidana di bidang perpajakan?
Sanksi terhadap pihak ketiga berkaitan dengan tindak pidana di bidang perpajakan:
1. Pihak ketiga yang dengan sengaja:
o Tidak memberikan keterangan/bukti;
o Memberikan keterangan/bukti yang tidak benar;
diancam pidana selama-lamanya satu tahun dan denda setinggi-tingginya
sepuluh juta rupiah
2. Pihak ketiga yang dengan sengaja menghalangi atau mempersulit penyidikan
tindak pidana perpajakan diancam penjara selama-lamanya tiga tahun dan
denda setinggi-tingginya sepuluh juta rupiah.

Anda mungkin juga menyukai