Anda di halaman 1dari 6

Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan

(KUP) –NPWP, PKP, SPT dan Tata Cara Pembayaran Pajak

Skema KUP UU No.28 thn 2007 (disempurnakan dengan UU No. 16 thn 2009)
• Bab I : Ketentuan Umum – Definisi (Pasal 1)
• Bab II : NPWP, PKP, SPT & Tata Cara Pembayaran Pajak (Pasal 2-11)
• Bab III : Penetapan dan Ketetapan (Pasal 12-17E)
• Bab IV : Penagihan Pajak (Pasal 18-24)
• Bab V : Keberatan dan Banding (Pasal 25-27)
• Bab VI : Pembukuan dan Pemeriksaan (Pasal 28-31)
• Bab VII : Ketentuan Khusus (Pasal 32-37A)
• Bab VIII : Ketentuan Pidana (Pasal 38-43A)
• Bab IX : Penyidikan (Pasal 44-44B)
• Bab X : Ketentuan Peralihan
• Bab XI : Ketentuan Penutup

Catatan: Dasar Hukum dalam pertemuanini adalah dari KUP

Kewajiban Perpajakan

• Mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP


• Mendaftar usaha untuk dikukuhkan sebagai PKP
• Menghitung, memotong/memungut, menyetor dan melaporkan pajak
• Melaksanakan pembukuan

Kewajiban WP –
Mendaftarkan Diri
• Dasar Hukum: Pasal 2(1) & 2(3)
• Wajib mendaftar bagi WP yang sudah memenuhi syarat subjektif dan objektif
• Mendaftarkan diri di:
- WP OP dan Badan: tempat tinggal WP atau kedudukan WP
- WP OP atau Pengusaha tertentu: tempat kegiatan usaha atau tempat lain selain yang
ditentukan untuk WP tertentu

Setelah itu akan diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) & Surat Keterangan Terdaftar
(SKT)

Syarat Subjektif dan Objektif

• Subjektif:
- SPDN: pada saat OP lahir / Badan didirikan
- SPLN: WNA tinggal di Indonesia > 183 hari dalam 12 bulan
- Bentuk Usaha Tetap (BUT): pada saat didirikan

• Objektif:
- OP: penghasilannya > PTKP
- Badan: sudah mulai beroperasi

Subjektif + Objektif = Wajib Pajak (WP)

NPWP

• Berdasarkan pasal 1 (6), NPWP adalah nomor yang diberikan kepada WP sebagai sarana
dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau
identitas WP dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
• Formatnya terdiri dari 15 digit, contohnya:
• 31.364.005.4-603.000
- 603 = kode KPP tempat awal WP terdaftar
- 000 = kode cabang/kode istri yang NPWP digabung dengan suami
• Fungsi lain dari NPWP adalah menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak & dalam
pengawasan administrasi perpajakan.

Kewajiban WP
Mendaftarkan Usahanya
• Dasar Hukum: Pasal 2(2) & 2(3)
• Wajib mendaftar sebagai pengusaha yang kena pajak , apabila omzet > 4,8M
• Mendaftarkan diri di:
- WP OP dan Badan: tempat tinggalWP atau kedudukanWP atau tempat kegiatan usaha
- WP OP atau Pengusaha tertentu: tempat kegiatan usahaatau tempat lain selain yang
ditentukan untuk WP tertentu
• Apabila sudah mendaftarkan usahanya, maka akan dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak (PKP), yang dibuktikan melalui Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP)
• PKP adalah pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau
penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) yang dikenai pajak berdasarkan UU PPN thn 1984 &
perubahannya (berdasarkan pasal 1(5))

Penerbitan NPWP / Pengukuhan PKP Secara Jabatan

• Dasar Hukum: Pasal 2(4) & 2(4a)


• Apabila WP tidak memenuhui kewajibannya ->DJP akan menerbitkan NPWP /
mengukuhkan PKP secara jabatan -> kewajiban pajak WP akan dihitung oleh fiskus dari
sejak WP terhitung memenuhi syarat untuk melaksanakan kewajibannya (maksimum
sampai dengan 5 tahun ke belakang)

Penghapusan NPWP

• Dasar Hukum: pasal 2(6) & 2(7)


• Berikut adalah beberapa kondisi terkait penghapusan NPWP: - OP: Diajukan
permohonan oleh WP/ahli waris apabila WP sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif
dan objektif - Badan: dilikuidasi karena penggabungan atau penghentian usaha - BUT:
menghentikan usahanya di Indonesia - Dianggap perlu oleh DJP untuk menghapuskan
NPWP WP
• Untuk memberikan keputusan mengenai penghapusan NPWP, DJP harus melakukan
pemeriksaan dan memberikan keputusan dalam jangka waktu (sejak permohonan
diterima dengan lengkap):
- OP : 6 bulan
- Badan : 12 bulan

Pencabutan Pengukuan PKP

• Dasar Hukum: Pasal 2(8) & 2(9)


• DJP dapat melakukan pencabutan PKP karena:
- Karena jabatan
- Karena permohonan WP
• Untuk memberikan keputusan mengenai pencabutan pengukuhan PKP, DJP harus
melakukan pemeriksaan dan memberikan keputusan dalam jangka waktu 6 bulan (sejak
permohonan diterima dengan lengkap)

Masa Pajak & Tahun Pajak

Masa Pajak - 1 bulan kalender


Jangka waktu lain yang diatur, sesuai dengan PMK, dengan maksimum 3 bulan kalender

Tahun Pajak - 1 tahun kalender / 1 tahun takwin


Tahun buku tidak sama dengan tahun kalender

Surat Pemberitahuan (SPT)

• Dasar Hukum: Pasal 1(11)

• Definisi: surat yang oleh WP digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau


pembayaranpajak, objek pajak dan/ataubukan objek pajak, dan/atau harta dan
kewajiban sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan

Syarat Administrasi Penyampaian SPT

• Dasar Hukum: Pasal 3(1) & 3(1b)


• WP wajib mengisi SPT dengan memenuhi syarat sebagai berikut:
1.Benar, lengkap dan jelas
2.Dalam Bahasa Indonesia, huruf Latin & angka Arab
3.Dalam satuan mata uang rupiah
4.Menandatangani& menyampaikanke DJP tempat WP terdaftar / dikukuhkan
• Tanda tangan:
1. Tanda tangan biasa (basah)
2. Tanda tangan stempel
3. Tanda tangan elektronik
4. Tanda tangan digital

Syarat Formal & Material

• SPT disebut benar, apabila telah memenuhi kedua syarat, yaitu syarat formal dan
materil.
• Syarat formal:
Diisi dengan lengkap dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
• Syarat material:
Angka yang dilaporkan dalam SPT telah benar atau sesuai dengan kenyataan

SPT Dianggap Tidak Disampaikan

• Dasar Hukum: Pasal 3(7)

• SPT dianggap tidak disampaikan, apabila:

1. SPT tidak ditandatangani


2. SPT tidak dilampiri keterangan dan/atau dokumen yang diminta
3. SPT LB disampaikan setelah 3 tahun berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau
tahun pajak dan WP telah ditegur secara tertulis
4. SPT disampaikan setelah DJP melakukan pemeriksaan atau menerbitkan SuratKetetapan
Pajak (SKP)

-> DJP wajib memberitahukan WP, apabila SPT dianggap tidak disampaikan

Jk Waktu Penyampaian & Pembayaran SPT

• Dasar Hukum: Pasal 3(3)

Jenis SPT Batas Akhir Lapor Batas Akhir Bayar


SPT Masa PPh Tgl 20 bulan Tgl 15 bulan berikutnya
(PPh 25, 15, berikutnya setelah (untuk PPh 25 dan 15)
berakhirnya masa
pajak

Tgl 10 bulan berikutnya


21/26, 23/26) (untuk PPh 21/26 dan
23/26)

SPT Masa PPN & Akhir bulan berikutnya Akhir bulan berikutnya
PPn-BM setelah berakhirnya sebelum SPT Masa
masa pajak dilaporkan

SPT Tahunan 3 bulan setelah Sebelum SPT Tahunan


PPh OP (PPh 29) berakhirnya tahun PPh OP dilaporkan
pajak
SPT Tahunan 4 bulan setelah Sebelum SPT Tahunan
PPh Badan (PPh berakhirnya tahun PPh Badan dilaporkan
29) pajak

Perpanjangan Batas Waktu Penyampaian SPT Tahunan

• Bagi WP yang menyelenggarakan kegiatan usaha/pekerjaan bebas, dapat


memperpanjangjangka waktu penyampaianSPT Tahunan, paling lambat 2 bulan kemudian,
dengan melakukan hal sebagai berikut:

1. Menyampaikan pemberitahuan tertulis atau dengan cara lain kepada DJP


2. Menyampaikan sementara penghitungan pajak yang terutang
3. Melampirkan Surat Setoran Pajak (SSP) yang terutang
4. Melaporkan SPT 1770-Y / 1771-Y

KetentuanLain Penyampaian SPT -1

• Dasar Hukum: Pasal 4


• WP wajib mengisi dan menyampaikanSPT dengan benar, lengkap, jelas dan
menandatanganinya(pengurus atau direksi sesuai spesimen ttd)
• Jika WP menunjuk kuasa dengan surat kuasa khusus untuk mengisi dan
menandatanganiSPT, surat kuasa harus dilampirkan kepada SPT
• SPT PPh OP / Badan yang wajib menyelenggarakan pembukuan harus dilampiri dengan:
neraca, laba rugi, laporan penjualan, laporan pembelian, atau keterangan lain yang
diperlukan untuk menghitung besarnya PPh
• Laporan Keuangan Auditan oleh KAP harus dilampirkan (jika tidak, dianggap tidak
lengkapdan tidak jelas)
• Perusahaan yang mengendalikan perusahaan lain, harus melampirkan: laporan
keuangansendiri, laporan keuangan konsolidasi dan laporan keuangan masing-masing
anaknya.

Ketentuan Lain Penyampaian SPT –2

• Dasar Hukum: Pasal 6


• SPT yang disampaikanlangsung oleh WP kepada DJP harus diberi tanggal penerimaan
oleh pejabat yang ditunjuk; dan kepada WP akan diberikan Bukti Penerimaan Surat (BPS)
• SPT dapat dikirimkan juga melalui:
1. Pos dengan tanda bukti pengiriman surat
2. Cara lain yang diatur dengan PMK (mis: E-Filing, E-Form)
• Tanda bukti dan tanggal pengiriman surat untuk penyampaian SPT tersebut dianggap
sebagai tanda bukti dan tanggal penerimaanSPT (sepanjang SPT tersebut telah lengkap)

Dikecualikan dari Kewajiban Menyampaikan SPT

• WP yang dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT adalah WP OP yang


penghasilannya di bawah PTKP
• PTKP per tahun (ter-update sejak tahun 2016):
1. Tidak kawin (TK): 54 jt
2. Tambahan status kawin: 4,5 jt
3. Tambahan untuk istri bekerja dan penghasilan digabung: 54 jt
4. Tambahan untuk tanggungan: 4,5 jt/tanggungan (max. 3)

PembetulanSPT

• Dasar Hukum: Pasal 8


• WP dengan kemauan sendiri dapat membetulkan SPT yang telah disampaikandengan
syarat DJP belum melakukan pemeriksaan -> dalam hal pembetulan SPT, ternyata
dinyatakanrugi / berdampakmenjadi LB, maka pembetulan wajib disampaikan paling
lama 2 tahun sebelum penetapan daluwarsa.

Penyetoran/ PembayaranPajak

Dasar Hukum: Pasal 10


• WP wajib membayar atau menyetor pajak dengan menggunakan Surat Setoran Pajak
(SSP) ke kas negara (per Juli 2016, menggunakan SSP Elektronik -> E-Billing)
• Sesuai dengan Pasal 1, dikatakan bahwa bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang
telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke
kas negara, dilakukan melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan
• SSP berfungsi sebagi bukti pembayaran pajak. Apabila telah disahkan pejabat kantor
penerima pembayaran, maka akan memperoleh validasi dan mendapatkan Nomor
Transaksi Penerimaan Pajak (NTPN), yang kemudian akan diinput ke SPT sebagai bukti
pelunasan.

Anda mungkin juga menyukai