Anda di halaman 1dari 14

Nama: Timothy Tanujaya

NPM: 6041801032
Kelas: A
Resume Chapter 10 - Inquiry Methods and Fraud Reports

Interview
Adalah sesi tanya jawab yang dibuat untuk memperoleh informasi. Interview
digunakan untuk mendapatkan (1) informasi yang memperlihatkan elemen penting
dari kejahatan, (2) memberikan arahan untuk mengembangkan kasus dan
mengumpulkan bukti-bukit lainya, (3) kerjasama dari korban dan saksi, (4)
informasi latar belakang dan motivasi dari kesaksian.
Ada 3 tipe orang yang diinterview:
• Friendly
Adalah orang yang melebihi apa yang diharapkan dan sangat
menolong pada saat proses interview.
• Neutral
Adalah orang yang tidak ingin mendapatkan keuntungan ataupun
kerugian apapun dari penginterview.
• Hostile
Adalah orang yang paling sulit untuk di interview. Mereka biasanya
berhubungan dekat dengan orang yang dicurigai sebagai si pelaku.
Interview yang baik harusnya mempunyai length dan depth yang tepat untuk
mengungkap fakta yang relevan, dan akan segera meluruskan pembicaraan jika
sudah mencapai informasi yang tidak relevan. Waktu yang digunakan juga harus
sedekat mungkin dengan kejadian, jika tidak maka akan membuat informasi yang
dibutuhkan dari saksi akan terlupa atau tidak detail.
Interviewer yang baik mempunyai beberapa karakteristik. Personality yang paling
penting adalah mereka merupakan orang yang ‘outgoing’ dan berinteraksi dengan
baik dengan orang lain. Mereka nyaman berada didekat orang-orang, dan mereka
haruslah orang yang dirasa dapat membuat keadaan membaik ketika berada
didekatnya. Interviewer yang baik tidak boleh menyela respondent tanpa tujuan.
Informasi yang diberikan secara sukarela sebagai jawaban dari
pertanyaan spesifik biasanya merupakan informasi yang penting dan berhubungan
dengan kejadian.
Interviewer yang baik harus berusaha keras untuk membuat proses interview tidak
menghasilkan informasi yang bias. Selain harus bersikap professional seorang
interviewer tidak seharusnya hadir sebagai hambatan bagi interviewee.
Understanding Reaction to Crisis

Fraud yang menyebabkan kematian atau kerusakan serius merupakan sebuah


krisis. Seorang interviewer harus paham dengan reaksi yang terjadi ketika
terjadinya krisis, hal ini dapat mempermudah dalam proses interview.

1. Denial
Terjadi ketika orang-orang menerima berita yang mengejutkan (fraud) dimana
orang yang terlibat dengan fraud tersebut akan berusaha keras untuk
menenangkan diri dan tidak melakukan pertahanan diri yang terlalu radikal.
Denial ini bertindak sebagai “shock absorber” untuk mengurangi dampak dari
shock yang datang secara tiba-tiba. Denial bisa berbentuk: orang-orang tampil
bengong/ragu, menolak informasi yang diberikan, atau bersikeras telah terjadi
kesalahan. Penolakan fraud oleh manager memberikan waktu bagi pelaku
untuk menghancurkan atau menghilangkan dokumen atau rekaman. Ketika
denial tidak lagi dipertahankan lebih jauh, maka perasaan marah akan datang.
2. Anger
Perasaan marah akan sangat susah di atasi, karena marah biasanya terjadi
secara langsung dalam arah apapun dan terproyeksikan ke lingkungan pada
saat itu atau bahkan tanpa rencana. Pelaku akan
meyalurkan marah mereka pada teman dekat, rekan kerja dan relatives. Pada
saat stage anger merupakan waktu yang berbahaya untuk menyelesaikan
fraud. Ketika marah, manajer bisa saja menyakiti, atau memfitnah suspek
(pelaku) dan mungkin akan memecatnya tanpa melihat penyebab si pelaku
melakukan fraud.
3. Rationalization
Orang-orang pada stage rationalization berusaha untuk membenarkan
tindakan tidak jujur. Selama tahap ini, manajer percaya mereka mengerti
kenapa kejahatan dilakukan dan sering merasakan pembenaran atas motivasi
pelaku. Dalam periode ini, manajer mungkin merasa bahwa pelaku bukanlah
orang yang jahat, merasa mungkin pelaku seharusnya diberikan kesempatan
lagi. Interview yang dilakukan pada tahap ini tidaklah objective dan bisa
merusak dalam menguak kebenaran. Ratonalisasi dapat berujung pada
kesalahan hukuman, penalti yang mudah dan testimoni yang lemah.
4. Depression
Pada tahap ini manajer tidak lagi menolak atau merasionalisasikan tindakan
tidak jujur. Kemarahan mereka tergantikan dengan rasa kecewa atau
terkadang malu bahwa fraud telah terjadi dalam lingkungan nya. Dalam tahap
ini, manajer menjadi tidak kooperatif. Mereka mungkin tidak akan mau untuk
mejadi informan sukarela untuk di investigasi. Interview yang dilakukan pada
tahap ini sering kali tidak bagus dibandingkan jika dilakukan setelah tahap
ini.
5. Acceptance
Dimana ketika orang-orang sudah benar-benar mengerti apa yang terjadi.
Acceptance bukanlah perasaaan senang atau sedih, ini merupakan sebuah
pengakuan tentang apa yang terjadi dan berkeinginan untuk menyelesaikan
masalah dan melangkah kedepan. Interview paling berguna dilakukan pada
tahap ini karena saksi berada pada level paling kooperatif. Interviewers yang
baik tau bagaimana mengenali tahap-tahap interviewee dalam menghadapi
krisis, dan jika perlu membantu interviewee untuk bergerak maju ke tahap
acceptance, sehingga interview yang productive bisa dilakukan.
Setelah emncapai tahap acceptance manajer kembali lagi pada pshychological
equilibrium. Interviewers yang menyadari dan mengerti terhadap reaksi ini,
dimana menyesuaikan pertanyaan dan pendekatan mereka dalam interview
pada tahapan yang sedang dialami interviewee, dan mendorong interviewees
ke tahap acceptance akan mendapatkan interview yang sukses.

Planning an Interview

Perencanaan yang bagus membuat interview berjalan dengan baik dan


meminimalisasikan waktu yang digunakan. Untuk mendapatakan informasi
mengenai kejahatan dan interviewee kita harus mereview dokumen yang
relevan untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin tentang faktor-
faktor berikut:
Kejahatan
 Sifat legal dari kejahatan
 Tanggal, waktu dan tempat kejadian
 Cara kejahatan muncul
 Motivasi
 Semua bukti yang tersedia
Interviewee
 Informasi latar belakang—umur, pendidikan, status perkawinan, dll.
 Sikap pada saat investigasi
 Kondisi fisik dan mental, seperti penggunaan alcohol atau drug

The Interviewer’s Demeanor


Bersikap sopan, effisien, hormat dan hati-hati dengan bahasa yang digunakan
selama interview. Beberapa saran:
• Duduk rapi dekat dengan interviewee tanpa ada meja atau furniture yang
membatasi. Jangan berjalan ke sekeliling ruangan, tetaplah duduk.
• Jangan berbicara merendahkan (seolah-olah interviewee adalah orang yang
tidak lebih pintar)
• Sensitve lah dengan urusan pribadi saksi, terutama dengan hal yang
berhubungan dengan sex, ras, agama dan etnis.
• Lakukan interview dengan professional, jadilah friendly tapi tidak terlalu
social. Selalu ingat bahwa kita sedang mencari kebenaran bukan mencoba
mendapatkan pengakuan dan kepastian.
• Dll

The Language of Interviews

• Gunakan pertanyaan singkat


• Tanyakan pertanyaan dengan jawaban berupa narasi
• Jangan biarkan saksi memimpin sesi interview jauh dari topik
• Mengerti dengan jelas setiap jawaban sebelum melnjutkan ke pertanyaan
berikutnya
• Jangan biarkan interviewee bingung dan lupa menjawab pertanyaan intinya
• Cobalah untuk berkonsentrasi pada setiap jawaban yang sedang didengar
dibandingkan dengan pertanyaan selanjutnya
• Tandai beberapa yang memungkinkan untuk menjadi bukti
• Dll

Question Typology

Pada saat interview dilakukan ada beberapa typologi pertanyaan yang diajukan.
Umumnya itu berupa introductory, informational, assessment, closing and
admission-seeking. Jika interviewee adalah friendly witness maka biasanya
menggunakan intriductory, informastioanal dan closing saja. Jika witness tidak
dapat dipercaya kita bisa memakai asessment question.
1. Introductory questions
Tujuan penggunaan adalah untuk memulai interview dan memastikan
bahwa respondent setuju untuk bersikap kooperatif.
2. Informational questions
Tiga tipe pertanyaan yang akan ditanyakan: open, closed and leading. Masing-
masing tipe pertanyaan digunakan berdasarkan logika dengan
tujuan untuk memaksimalkan informasi yang diperoleh
3. Asessment questions
Jika dalam suatu interview dirasa bahwa interviewee menjawab pertanyaan
dengan tidak jujur, maka dapat dilakukan pertanyaan ini. Dengan
mengobservasi respon verbal dan nonverbal ketika menjawab pertanyaan kita
bisa meng-assess kredibilitas responden. Penilaian pribadi yang dilakukan akan
membentuk dasar pertanyaan yang akan diajukan berupa admission-seeking
question untuk memperoleh pengakuan kesalahan.
4. Closing questions
Pertanyaan ini diajukan untuk mengkonfirmasi fakta , memperoleh informasi
yang belum didapatkan, dan mencari bukti baru. Pertanyaan yang biasa
diajukan
(1) apakah kamu tau siapalagi yang harus saya interview?
(2) apakah ada sesuatu hal yang lupa saya tanyakan yang menurutmu relevan
dengan kasus ini?
(3) Bisakah saya berbicara lagi dengan anda jika nanti dibutuhkan?
5. Admission-seeking question
Pertanyaan ini diajukan untuk orang yang kemungkinan melakukan kejahatan.
Digunakan untuk membersihkan orang yang tidak bersalah dan me-encourage
orang yang bersalah untuk mengaku.

Elements of Conversation
Sebuah komunikasi yang efektif mempunyai elemen-elemen yang harus
dimengerti:
• Expression
Ekspresi yang spontan bisa menjadi aset penting dalam interview. Errors bisa
terjadi jika interview dilakukan oleh penginterview baru, dia mencoba untuk
meng-impress responden dengan pengetahuan mereka tentang subject, sehingga
hal ini akan menyebabkan responden merasa terhambat, dan menghasilkan
ekspresi yang hati-hati darpada
ekspresi yang jujur.
• Persuasion
Persuasion adalah usaha keras menyakinkan orang lain. Hal ini bisa
efektif dalam melakukan interview, dan biasanya digunakan untuk meyakinkan
responden dengan legitimacy dari interview
• Theraphy
Membuat orang merasa senang tentang diri mereka akan menciptakan
interview yang efektif. Contohnya, orang yang menggelapkan uang akan
merasa bersalah, interviewer yang ahli akan tau implikasi terapi yang
digunakan untuk mengeluarkan perasaan senang untuk
mendapatkan informasi
• Information exchange
Pertukaran informasi adalah tujuan utama dalam interview. Umumnya
interviewer terlalu berfokus pada informasi yang ingin diperoleh dan gagal
bertukar informasi dengan responden.
Inhibitors of Communication

Inhibitors adalah penghalang berupa psikologi sosial yang menghalangi alur


dari informasi yang relevan dengan membuat responden tidak mau untuk
menyediakan informasi tersebut.

Ada 8 inhibitors of communication sebagai berikut:


 Competing Demands for Time
Responden mungkin ragu untuk memulai interview karena adanya demands
terhadap waktu mereka, mereka mungkin merasa melakukan hal lain akan
lebih bermafaat dari pada melakuakn interview. Interviewer harus berhasil
meyakinkan responden bahwa interview inin bermanfaat untuk waktu
mereka.
 Threatened Egos
Responden biasanya menahan informasi dikarenakan menerima hambatan
dari harga diri mereka (self-esteem).
 Etiquette
Permasalahan etika ini terjadi ketika jawaban dari informasi yang diberikan
oleh responden dirasa tidak pantas terhadap interviewer. Hal ini bisa
dikurangi dengan mengatur interview yang baik.
 Trauma
Perasaan tidak menyenangkan akan muncul ketika reponden menlaporkan
pengalamanya. Trauma biasanya hal umum jika kita berbicara pada korban
dan bisa diperbaiki dengan meng- handle isu-isu sensitive.
 Forgetting
Hambatan yang paling sering muncul adalah lupa. Ini tidak menjadi masalah
jika interview dilakukan pada waktu yang tidak terlalu lama dari kejadian.
 Chronological Confusion
Terjadi ketika responden bingung dengan kronologis peristiwa. Bisa saja
kejadian bisa diingat tetapi responden tidak yakin dengan kejadian tersebut.
 Inferential confusion
Hal ini menunjukkan kebingungan dan ketidaktepatan dan menghasilkan
error dalam menyimpulkan pertanyaan dari interviewer.
 Unconscious behavior
Seringkali tujuan dari interview adalah untuk mencari informasi tentang alam
bawah sadar seseorang.

Facilitators of Communication
Adalah hal yang membuat interview lebih mudah dilakukan.
• Fulfilling expectations
Dalam mengatur sebuah interview, interviewer biasanya mengkomuniaksikan
ekxpektasinya pada responden. Termasuk ekspektasi agar responden mau
menjawab perntanyaan dengan jujur. Hal ini akan mempermudah interview .
• Recognition
Interviewer yang ahli akan selalu memanfaatkan setiap kesempatan untuk
memberikan responden penghargaan agar responden mau bersikap kooperatif.
• Altruistic Appeals
Sifat mementingkan kepentingan orang lain ini adalah hal yang penting dalam
interview, seorang interviewer yang ahli akan menggunakan strategy dan
teknik untuk menaikkan altruism seseorang.
• Symphatetic Understanding
Seorang interviewer yang mampu menggunakan skill ini akan memperoleh
interview yang lebih berkualitas.
• New Experience
Kadang-kadang responden merasa interview adalah pengalaman baru yang
harus dicaoba, dan biasanya mereka peduli dengan image yang ditinggalkan
pada interviewer pada saat interview. Jika hal ini sudah terjadi, biasanya
responden akan merasa interview adalah pengalaman yang menarik.
• Catharsis
Adalah sebuah proses dimana orang akan merasa lega setelah mereka bercerita
kepada orang lain. Hal ini membutuhkan interviewer yang punya symphatetic
understanding, agar catharsis bisa terjadi pada saat interview dilakukan.
• Need for Meaning
Dalam kasus dimana berhubungan langsung dengan informasi yang
mengganggu kebutuhan seseorang atas pemahaman, biasanya akan membuka
motivasi untuk berbicara secara terbuka.
• Extrinsic Rewards
Interviewer yang ahli akan paham dengan rewards yang diinginkan oleh
responden kenapa mereka mau melakukan interview. Hal ini bisa digunakan
untuk mempermudah interview.

Mechanics of the Interview

Introductory questions
• Provide the introduction: perkenalkan diri, jangan memperkenalkan jabatan.
• Establish Rapport: mulailah dengan melakukan percakapan ringan
• sebelum memulai pada pertanyaan inti, buatlah responden merasa tidak
terbebani.
• Establish the interview theme: tujuan dari interview memang untuk menyakan
hal-hal yang serius, namun responden mungkin akan merasa terhambat atau
bingung. Jadi nyatakanlah tujuan dari
• interview sebelum dimulai.
• Observe Reactions: kita harus mampu mengobservasi komunikasi non-verbal
secara sistematis. Ada beberapa cara untuk mengobservasi reaksi: munculkan
pertanyaan yang tidak sensitif sebagaimana establish rapport. Selama fase
tersebut, temukan koneksi antara anda dan responden. Ketika anda mengubah
topik menjadi sedikit lebih umum, lihatlah bagaimana perubahan reaksinya,
kemudian ubahlah percakapan menjadi lebih sensitif. Perubahan reaski
responden tersebut akan menjadi dasar untuk
• anda dalam membaca reaksi yang mengindikasikan kesalahan.
• Develop the Interview theme: kebanyakan interview, akan lebih baik untuk
memperlakukan responden sebagai orang yang merasa penting untuk menolong
sesama dan tidak merasa terhambat oleh interviewer. Dengan meciptakan
kondisi tersebut akan menjadi pendekatan yang efekif.

Methodology
• Make physical contact
• Establish the purpose of the interview
• Don’t interview more than one person at a time
• Conduct the interview in private
• Ask nonsensitive questions
• Get a commitment for Assistance
• Establish a Transitional Statemet
• Seek continuous agreement
• Do not invade body space

Informational Questions

Merupakan pertanyaan yang tidak mengancam, tidak konfrontasi dan digunakan


dengan tujuan untuk mendapatkan informasi.
Categories:
• Open questions
Pertanyaan ini ditujukan agar responden tidak menjawab pertanyaan dengan
“yes” atau “no” saja. Selama masa informastional akanlebih baik menggunakan
open questions.
• Closed question
Pertanyaan yang diajukan akan menghasilkan jawaban yang singkat dan
tertutup.
• Leading question
Pertanyaan yang memang sudah diketahui jawabanya.
• Double-negatve questions
Jangan menggunakan pertanyaan ini, pertanyaan ini akan
membingungkan dan biasanya akan menghasilkan jawaban yang tidak
sebenanya
• Complex question
Pertanyaan ini akan sulit dipahami, biasanya membutuhkan jawaban yang
complicated. Jangan menggunakan pertanyaan ini.
• Attitude question
Pertanyaan yang sopan, tanyakan dengan friendly mood.

Observing respondent reactions

• Proxemics
Penggunaan jarak duduk antara interview dan responden untuk
menyampaikan maksud, jarak yang tepat akan memudahkankita untuk menatap
mata responden.
• Chronemics
Penggunaan waktu, sikap dan keinginan untuk menyampaikan maksud.
Responden yang telat mengkonfirmasi untuk setuju melakukan interview
mungkin tidak tertarik dengan interview.
• Kinetics
Mengetahui maksud dari pergerakan tubuh, tetapi interviewer lebih harus
berfokus pada pertukaran ekspresi responden.
• Paralinguistic
Berupa mengetahui maksud dari penggunaan volume suara dan kualitas suara
yang digunakan oleh responden.

Dealing with Resistance


65% responden akan menolak untuk melakukan interview dengan topic yang
upleasant dan jika interviewer juga tidak mempunyai koneksi dengannya.
Sedangkan interview harus tetap dijalankan untuk mendapatkan informasi.

Assessment Questions
Digunakan untuk mengetahui kredibilitas responden.
Norming or Calibrating
Proses untuk mengobservasi sikap responden sebelum menanyakan pertanyaan
kritis. Hal ini dilakukan dengan melihat reaksi verbal dan non- verbal dan sikap
fisik dari responden.
Detecting Deception
 Isyarat verbal dan non-verbal
Isyarat verbal seperti ekspresi, pengucapan kalimat, respon terhadap
pertanyaan spesifik. Isyarat non-verbal berupa body movements dan postur
tubuh. Biasanya deception bisa diketahui pada isyarat verbal.
Orang-orang yang bohong tapi berusaha tampil jujur akan melakukan 5 hal
berikut: (1) tensi meningkat; bisa berupa perubahan pupil dan vokal,
mengerjapkan mata lebih sering. (2) interaksi tidak positive dan tidak
menyenangkan; tidak kooperatif dan memberikan statement negatif atau
komplain, (3) respon kurang; tiba-tiba lupa, (4) tidak memberikan informasi
yang cukup, (5) lebih sedikit tidak sempurna.

Admission-seeking questions

Ini dilakukan jika adanya kemungkinan bahwa responden adalah pelaku


kecurangan. Assesment ini bisa dilakukan dengan verbal dan non-verbal respon.
Dibutuhkan transisi tema jika kita sudah berpindah dari assesment ke admission-
seekig.
 Purpose of Questions
Tujuan dari admission-seeking question adalah (1) untuk membedakan orang
yang salah dengan yang tidak bersalah, (2) untuk memperoleh
pengakuan yang valid dari pelaku secara sukarela.
 Preparation
Interview room: lokasi harus privat
Presence of outsiders: jangan sarankan terdakwa untuk membawa
penasehat kedalam ruang interview, jika memang ada pastikan bahwa
penasehat tersebut tidak mengganggu interview.
 Theme Development
Interviewer bisa membuat suasana dimana terdakwa tidak takut untuk
mengaku secara sukarela dengan membangun situasi dan kondisi yang tepat.

Steps in the admission-seeking


• Accuse Directly
• Observe Reaction
• Repeat Accusation
• Interrupt Denials
• Refute Alibis
• Present Alternatives
• Benchmark Admission
• Reinforce rationalizations
• Verbal confession
• The accused knew the conduct was wrong
• Estimate of number of amounts
• Motive for the fraud
• When the fraud Commenced (kejadian awal kecurangan secara detail)
• When/if fraud was terminated (kapan farud di akhiri)
• Others involved
• Physical Evidence
• Disposition of prodceed
• Location of Assets

Kita juga harus mengetahui letak aset terdakwa yang mungkin dibali dari hasil
penggelapan.

Signed Statments
Setelah mendapatkan pengakuan, interviewer juga meminta surat pengakuan yang
ditandatangi oleh terdakwa: disana terdapat pernyataan engakuan, jumalh pasti
penggelpan, tanggal melakukan penggelapan dan kemauan untuk bersikap
kooperatif sertakan adanya pengakuan bahwa statement tersebut jujur dan tanpa
paksaan.
Honesty Testing
• Pencil and Paper test, dengan membuat pertanyaan yang sama dalam kalimat yang
berbeda
• Graphology, berupa pembacaan karakter dari tulisan tangan untuk melihat
integritas.
• Voice Stress analysis and polygrahps, menggunakan teknologi yang terkoneksi
dengan orang yang akan di test. Polygraphs digunakan untuk mengukur stress,
penyebab kebohongan dengan mangukur respon fisik.

The Fraud Report


Ketika tahap investigasi sudah selesai maka laporan fraud dipersiapkan. Laporan
ini termasuk semua findings, kesimpulan, rekomendasi, dan aksi koreksi yang akan
diambil. Laporan juga harus mengindikasikan siapa, apa, dimana, kapan,
bagaimana dan kenapa fraud dilakukan. Juga termasuk didalamnya rekomendasi
untuk peningkatan kontrol yang akan meminimalisasi kejadian yang sama dimasa
depan. Dalam lapran juga dimasukkan tipe prosedur investigasi yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai