Anda di halaman 1dari 6

Wawancara Sebelum

Interogasi
Berikut ini adalah beberapa manfaat melakukan wawancara sebelum interogasi
● Sifat tidak menuduh dalam wawancara memungkinkan investigator membangun
hubungan saling percaya dan menghormati yang tidak mungkin di bangun dalam
suasana dan sifat menuduh yang melekat pada interogasi
● Selama wawancara investigator seringkali mengorek keterangan penting mengenai
tertuduh yang sangat berharga sewaktu melakukan interogasi
● Tidak ada jaminan tertuduh akan mengaku bersalah dalam proses interogasi. Padahal
jika ia diwawancarai terlebih dahulu dan memberikan keterangan palsu selama
wawancara, investigator dapat menggunakan keterangannya untuk mengungkapkan
kebohongannya.
● Ada keuntungan psikologis bagi investigator ketika melakukan wawancara sebelum
interogasi. Akan lebih mudah dicapai apabila investigator menawarkan kesempatan
kepada tertuduh untuk menceritakan sebenarnya melalui wawancara
Ciri-ciri suatu wawancara :
wawancara
1. Wawancara bersifat netral dan tidak menuduh dalam segi substansi atau caranya, meskipun
investigator mempunyai alasan untuk percaya bahwa yang bersangkutan terlibat dalam
tindak kejahatan, sehingga menimbulkan rasa percaya dan hormat dengan orang yang
diwawancarai.
2. Selama wawancara investigator mengumpulkan informasi penting bagi investigasinya
(investigative information) dan informasi mengenai perilaku orang yang diwawancarainya
(behavioral information). Behavioral information membantu mengevaluasi kejujuran orang
yang diwawancara.
3. Wawancara dapat dilakukan dalam berbagai lingkungan dan suasana, namun sebaiknya
dilakukan pada ruangan khusus.
4. Wawancara bersifat cair, tidak terstruktur dan bisa melompat dari suatu pokok ke
pembicaraan lain. Investigator secara kreatif dapat mengembangkan pertanyaan sesuai
dengan informasi baru yang diterima selama wawancara.
5. Investigator harus mencatat hasil wawancara secara tidak sporadis tanpa menginterupsi
selesainya pernyataan. Hal tersebut berguna selain sebagai pendokumentasian,
memperlambat proses wawancara untuk mengamati tingkah laku menipu, dan
menyembunyikan informasi dari pihak yang diwawancara yang dianggap penting bagi
investigator. Investigator juga sebaiknya memberikan kesempatan yang seluas-luasnya
untuk memberikan detail keterangan dengan caranya.
Pengadaan ruang wawancara formal harus memperhatikan
sifat alamiah manusia, berikut saran-saran untuk mengadakan
ruang wawancara :
1. Ciptakan suasana privasi.
2. Pintu ruang harusnya tidak terkunci dan tidak boleh ada penghalang
apapun bagi yang diwawancarai untuk meninggalkan tempat.
3. Hilangkan segala sesuatu yang bisa mengganggu, seperti dinding dengan
warna-warni yang menyolok, lukisan, hiasan ruang dan lain-lain
4. Penerangan ruang harus cukup namun tidak menyilaukan agar tidak
menghalangi wajah dan perilaku yang diwawancarai
5. Minimalkan kebisingan apapun, jangan ada telepon di dalam ruangan.
6. Kursi antara investigator berjarak sekitar 1,5 meter. Kedua orang bertatap
muka dan tidak terhalang oleh meja atau perabot apapun. Kursi harus
tidak beroda dan bersandaran tegak.
Ruang wawancara juga dapat dilengkapi dengan ruang
pengamatan dengan pembatas cermin satu arah. Manfaat dari
ruang pengamatan adalah :
1. Pengamat dapat menyaksikan sepenuhnya proses wawancara, tanpa
menggangu privasi yang harus ada dalam ruang wawancara
2. Pengamat dapat mempelajari gejala perilaku (behavior symtons) si
tersangka
3. Pengamat merupakan saksi ketika yang diwawancara menuduh
pewawancara melakukan kejahatan atau pelanggaran terhadapnya
4. Apabila pelaku ditinggal sendirian, pengamat dapat melihat kalau
pelaku bersiap melarikan diri, bunuh diri atau menyerang
pewawancara
5. Dalam tindak pidana yang melibatkan beberapa tersangka, ruang ini
berguna untuk mengamati perilaku yang tidak tampak ketika
wawancara dilakukan perorangan.
Apabila undang-undang memperbolehkan rekaman
gambar dan suara atas wawancara, maka rekaman ini
berguna untuk :
1. Membantu investigator melakukan pengamatan selama
berlangsungnya wawancara dan sesudahnya
2. Dapat mengganti berita acara wawancara atau memudahkan
pembuatan berita acara itu, atau sebagai pendukung berita
acara yang ringkas
3. Dapat menjadi bukti ketika tersangka mengklaim bahwa
wawancara atau interogasi dilakukan dibawah tekanan
4. Dapat menjadi alat pelatihan investigator dalam belajar
sikap, ucapan dan perilau yang boleh dan tidak boleh
ditampilkan selama wawancara atau interogasi.
Investigator yang akan melakukan wawancara harus menguasai fakta dan
memanfaatkan sepenuhnya fakta-fakta tersebut. Wawancara harus dimulai
dari orang yang diduga paling kecil menjadi pelaku atau ikut serta dalam
melakukan fraud, dilanjutkan dengan orang-orang yang karena alasan pribadi
ingin menjadi whistleblower, dan diakhiri dengan mereka yang diduga
menjadi perencana atau otak dari tindak pidanannya. Urut-urutan tersebut
penting, sebab :

1. Melakukan wawancara pada 2. Mengetahui bahwa banyak orang


orang yang berpotensi kecil yang sudah diwawancarai
untuk bersalah akan sebelumnya, pelaku akan sulit
memperlengkap fakta yang untuk mengendalikan apa yang
obyektif sebelum mewancarai sebaiknya diungkapkan dan apa
terduga utama. yang tidak, dan lebih sulit
membuat konsitensi persesuaian
dalam kebohongan.

Anda mungkin juga menyukai