Anda di halaman 1dari 18

BAB 10

METODE PENYELIDIKAN DAN


LAPORAN KECURANGAN

Ridwan.,SE.,M.Ak
WAWANCARA DAN INTEROGASI
Wawancara merupakan sesuatu yang sering dilakukan oleh Auditor dalam
menjalankan tugas audit, dan merupakan salah satu tehnik dalam
pengumpulan keterangan, memahami obyek pemeriksaan, menguji
keterangan yang telah didapatkan sebelumnya, melengkapi keterangan
yang lain, dan tujuan-tujuan lainnya dari wawancara tersebut. Terkait
dengan interogasi, auditor internal pemerintah tidak memiliki kewenangan
untuk melakukan interogasi. Namun demikian metode, tujuan dan tehnik-
tehnik interogasi biasanya secara tidak langsung juga sering dilakukan
namun dalam kondisi yang tidak formal layaknya interogasi yang dilakukan
oleh penyidik. Meskipun tidak ada aturan yang melarang atau
membolehkan untuk melakukan interogasi, auditor menganggap hal ini
dapat dilakukan sepanjang untuk mencapai tujuan memperoleh informasi
dan mencapai tujuan audit yang dilakukan.
TEKNIK DASAR WAWANCARA

Beberapa tehnik dasar yang harus dikuasai ketika akan melakukan


wawancara, antara lain:
• Kematangan pribadi, berupa : sikap mental, kemampuan
pengetahuan yang dimiliki, penampilan fisik, dan sebagainya.
• Gaya dan karakter, berupa : intonasi suara, tatapan mata, ekspresi
wajah, kemampuan memahami situasi dan kondisi, dan
sebagainya.
• Koordinasi dan kerjasama, berupa : tehnik improvisasi, fleksibilitas
atau tidak kaku, pengalaman berinteraksi, dan sebagainya.
ELEMEN-ELEMEN PERCAKAPAN
1. Ekspresi: ekspresi yang natural (spontan) dapat menjadi aset
penting dalam melakukan wawancara.
2. Persuasi: usaha untuk meyakinkan orang lain
3. Terapi: dalam melakukan wawancara membuat interviewee
merasa diri mereka baik.
4. Budaya: beberapa aspek percakapan merupakan budaya.
5. Pertukaran informasi: merupakan tujuan utama dalam melakukan
wawancara.
PENGHAMBAT KOMUNIKASI
1. Pertimbangan penggunaan waktu
2. Ego yang terancam:beberapa responden memendam informasi
karena terdapat ancaman.
3. Etiket: pernyataan yang dirasa tidak sesuai.
4. Trauma: perasaan tidak menyenangkan terkait pengalaman terhadap
krisis.
5. Lupa: ketidakmampuan responden untuk mengingat kembali informasi
tertentu.
6. Kekacauan Kronologis: terjadi terkait mengulas riwayat kasus.
HAL YANG DILAKUKAN DALAM WAWANCARA
Hal-hal yang dilakukan dalam wawancara dapat
dikelompokkan dalam 4 (empat) bagian yang utama, yaitu
persiapan, pelaksanaan, dokumentasi, dan analisis/
simpulan serta interpretasi hasil wawancara.
PERSIAPAN
Sebelum melakukan wawancara, apakah akan dilakukan di awal
penugasan atau pada saat sedang berlangsungnya audit maupun
pada akhir audit hendaknya dilakukan persiapan-persiapan baik
dilakukan secara matang ataupun hanya secara insidensial saja.
Beberapa hal yang harus disiapkan adalah :
1. Pemahaman akan tujuan dilakukannya wawancara.
2. Penguasaan terhadap materi yang akan ditanyakan.
3. Alat dan bahan penunjang pelaksanaan wawancara.
PELAKSANAAN
Dalam pelaksanaan wawancara sedapat mungkin menguasai tehnik, prosedur
dan situasi atau kondisi, tidak menutup kemungkinan bahwa wawancara dilakukan
tanpa prosedur yang baku ataupun ada hal-hal yang tidak diperkirakan
sebelumnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan wawancara
adalah :
• Fokus pada materi wawancara, meskipun sesekali mengalihkan atau pun
menyegarkan kembali sehingga pihak yang diwawancara tidak merasa tertekan
atau terpaksa untuk memberi informasi atau tidak memberi informasi.
• Kesiapan untuk membuat pertanyaan yang runut dan tetap berkaitan dengan
materi atau respon terhadap jawaban pihak yang diwawancarai. Disini
pentingnya improvisasi dan kemampuan mendengarkan yang baik dibutuhkan,
meskipun kendali wawancara tetap berada pada auditor.
PELAKSANAAN
• Bersikap tidak emosional dan tetap tenang terhadap apa pun jawaban yang
didapatkan dan senantiasa menunjukkan sikap yang sangat memahami apa
yang dimaksudkan oleh pihak yang diwawancarai tanpa bermaksud
membenarkan atau pun menyalahkan. Yang terpenting adalah mendapatkan
informasi atau jawaban yang sesungguhnya tanpa dibuat-buat.
• Harus mampu memahami psikologi pihak yang diwawancara secara sekilas dan
cepat untuk menentukan tehnik yang dipakai dan pertanyaan yang akan
diajukan. Disamping itu senantiasa mengantisipasi kejadian atau pun sikap dan
perilaku yang tidak diduga sebelumnya, dan mampu mengambil keputusan yang
cepat terkait dengan kelanjutan wawancara.
DOKUMENTASI
Pendokumentasian hasil wawancara merupakan kunci utama dan
merupakan sesuatu yang sangat berharga untuk mengungkapkan
informasi yang didapatkan. Demikan halnya analisis terhadap
kemungkinan-kemungkinan digunakannya dokumen atau bukti
wawancara tersebut sebagai bahan pembuktian suatu
permasalahan yang akan diungkapkan. Beberapa hal yang
senantiasa diperhatikan dalam pendokumentasian :
• Bukti wawancara harus asli dan tidak direkayasa atau
dimanipulasi, bila perlu pencantuman tanda tangan dari pemberi
informasi harus diverifikasi sesuai dengan kartu identitasnya.
DOKUMENTASI
• Bila menggunakan media elektronik berupa rekaman
suara atau gambar, sedapat mungkin mencantumkan
tanggal wawancara, dan untuk pengambilan gambar,
lokasi sekitar wawancara dimuat dan tidak hanya wajah
dari pemberi informasi.
• Fisik dari dokumentasi hasil wawancara harus disimpan di
tempat yang aman untuk menghidari kehilangan atau
berubahnya wujud dari bukti dokumentasi tersebut.
ANALISIS/SIMPULAN DAN INTERPRETASI HASIL WAWANCARA

Dalam menganalisis atau menarik kesimpulan atau pun


menginterpretasi hasil wawancara harus teliti, obyektif,
lengkap dan akurat sehingga dapat digunakan sebagai
bahan informasi atau pembuktian terhadap masalah yang
ditanyakan.
PERBEDAAN WAWANCARA DAN INTEROGASI
Wawancara:
1. Bersifat netral, tidak menuduh.
2. Tujuan: mengumpulkan informasi.
3. Wawancara biasanya dilakukan pada awal investigasi.
4. Bisa dilakukan dalam berbagai lingkungan atau suasana.
5. Bersifat cair, tidak terstruktur.
6. Mencatat hasil wawancara dari awal sampai akhir
PERBEDAAN WAWANCARA DAN INTEROGASI
Interogasi:
1. Bersifat menuduh.
2. Taktik membuat pernyataan bukan pertanyaan.
3. Tujuan: mengetahui yang sebenarnya, apa sebenarnya
yang terjadi, siapa yang melakukan, berapa jumlah atau
nilai fraud.
4. Dilakukan pada lingkungan terkontrol, bukan disembarang
tempat.
5. Hanya dilakukan pada saat investigator mempunyai
keyakinan memadai mengenai kesalahan seseorang.
OPERASI PENYAMARAN
Operasi Penyamaran diambil dari kata aslinya yaitu covert
Operations, yang artinya yaitu tertutup, tersembunyi,
terselubung, diam-diam, tidak diungkapkan secara terbuka,
tersamar, rahasia. Operasi Penyamaran membutuhkan
ketrampilan yang tinggi dan perencanaan yang matang, apabila
dilaksanakan tepat waktu dengan tingkat kehati-hatian dan
kecermatan yang tinggi, maka operasi ini akan menuai hasil
yang menakjubkan yang tidak dapat dicapai melalui cara lain.
Namun, jika dilaksanakan dengan cara yang keliru atau buruk
maka bisa mendatangkan bencana misal kematian, kecelakaan,
tuntutan hukum dan mempermalukan lembaganya. Operasi
penyamaran tidak boleh dilaksanakan untuk memancing,
menggoda, atau mengajak orang berbuat kejahatan.
OPERASI PENYAMARAN
Ada dua bentuk Covert Operations:
1. Undercover Operations
Merupakan kegiatan yang berupaya mengembangkan bukti secara
langsung dari pelaku kejahatan dengan menggunakan samaran(disguise)
dan tipuan(deceit). Pemeriksa tidak menggunakan informasi yang
dikumpulkan melalui jalur yang biasa ditempuh, keputusan dilakukan
secara sadar dan matang untuk melakukan Undercover Operation.
2. Surveillance operations
Merupakan pengamatan untuk memastikan tindak pelaku kejahatan.
Operasi ini dilakukan dengan penuh ketrampilan dan kesabaran.
Surveillance atau pengintaian adlaha pengamatan terencana terhadap
manusia, tempat atau objek. Tempat atau objek merupakan prioritas yang
kedua, yang utama adalah penagamatan terhadap manusia.
OPERASI PENYAMARAN
Ada dua bentuk Covert Operations:
1. Undercover Operations
Merupakan kegiatan yang berupaya mengembangkan bukti secara
langsung dari pelaku kejahatan dengan menggunakan samaran(disguise)
dan tipuan(deceit). Pemeriksa tidak menggunakan informasi yang
dikumpulkan melalui jalur yang biasa ditempuh, keputusan dilakukan
secara sadar dan matang untuk melakukan Undercover Operation.
2. Surveillance operations
Merupakan pengamatan untuk memastikan tindak pelaku kejahatan.
Operasi ini dilakukan dengan penuh ketrampilan dan kesabaran.
Surveillance atau pengintaian adlaha pengamatan terencana terhadap
manusia, tempat atau objek. Tempat atau objek merupakan prioritas yang
kedua, yang utama adalah penagamatan terhadap manusia.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai