Anda di halaman 1dari 22

Kelompok 1:

Firmansyah 142170005
Sofiani 142170009
Perdana Fiara Finda 142170019
Arthalyn Titan Benita 142170025
BAB 19

WAWANCARA DAN INTEROGASI


Wawancara merupakan sesuatu yang sering dilakukan oleh Auditor dalam
menjalankan tugas audit, dan merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan
keterangan, memahami objek pemeriksaan, menguji keterangan yang telah
didapatkan sebelumnya, melengkapi keterangan yang lain, dan tujuan-tujuan lainnya
dari wawancara tersebut. Secara umum, setiap auditor harus menguasai teknik
wawancara. Namun demikian masing-masing orang memiliki sifat, gaya dan karakter
pribadi yang berbeda-beda baik auditor itu sendiri maupun pihak yang akan
diwawancarai. Hal ini akan mempengaruhi teknik dan metode wawancara yang
dilakukan. wawancara dan interogasi merupakan suatu teknik atau alat investigasi
yang sangat penting.
Teknik Dasar Wawancara

Beberapa teknik dasar yang harus dikuasai ketika akan melakukan wawancara, antara lain:

1. Kematangan pribadi, berupa : sikap mental, kemampuan pengetahuan yang dimiliki,


penampilan fisik, dan sebagainya.
2. Gaya dan karakter, berupa : intonasi suara, tatapan mata, ekspresi wajah, kemampuan
memahami situasi dan kondisi, dan sebagainya
3. Koordinasi dan kerjasama, berupa : teknik improvisasi, fleksibilitas atau tidak kaku,
pengalaman berinteraksi, dan sebagainya.
Hal Yang Dilakukan Saat Wawancara
1. Persiapan 3. Dokumentasi

Sebelum melakukan wawancara, apakah akan Pendokumentasian hasil wawancara merupakan


dilakukan di awal penugasan atau pada saat kunci utama dan merupakan sesuatu yang sangat
sedang berlangsungnya audit maupun pada akhir berharga untuk mengungkapkan informasi yang
didapatkan. Demikian halnya analisis terhadap
audit hendaknya dilakukan persiapan-persiapan
kemungkinan-kemungkinan digunakannya
baik dilakukan secara matang ataupun hanya
dokumen atau bukti wawancara tersebut sebagai
secara insidental saja.
bahan pembuktian suatu permasalahan yang akan
diungkapkan.
2. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan wawancara sedapat mungkin 4. Analisis/simpulan dan Interpretasi dari


menguasai teknik, prosedur dan situasi atau Wawancara
kondisi, tidak menutup kemungkinan bahwa
wawancara dilakukan tanpa prosedur yang baku Dalam menganalisis atau menarik kesimpulan
ataupun ada hal-hal yang tidak diperkirakan atau pun menginterpretasi hasil wawancara harus
sebelumnya. teliti, objektif, lengkap dan akurat sehingga dapat
digunakan sebagai bahan informasi atau
pembuktian terhadap masalah yang ditanyakan.
Perbedaan Wawancara dan Interogasi
Wawancara: Interogasi:

● Bersifat netral, tidak menuduh ● Bersifat menuduh.

● Tujuan: mengumpulkan informasi ● Taktik membuat pernyataan bukan

● Wawancara biasanya dilakukan pada awal pertanyaan

investigasi ● Tujuan: mengetahui yang sebenarnya, apa

● Bisa dilakukan dalam berbagai sebenarnya yang terjadi, siapa yang

lingkungan atau suasana melakukan, berapa jumlah atau nilai fraud

● Bersifat cair, tidak terstruktur ● Dilakukan pada lingkungan terkontrol,

● Mencatat hasil wawancara dari awal bukan disembarang tempat

sampai akhir ● Hanya dilakukan pada saat investigator


mempunyai keyakinan memadai
mengenai kesalahan seseorang
Untuk keberhasilan dalam wawancara persiapan yang harus dilakukan oleh auditor investigatif
adalah:

❏ Auditor investigatif harus mempelajari berkas kasus/permasalahan dan dokumen untuk


memastikan adanya informasi penting yang belum diperoleh.
❏ Menetapkan tujuan informasi yang akan digali dalam wawancara.
❏ Mempelajari informasi apa yang dapat diperoleh dari calon responden yang akan
diwawancarai.
❏ Mempersiapkan catatan yang berisi poin-poin yang akan ditanyakan agar informasi yang digali
tidak terlewatkan.
❏ Mempersiapkan tempat untuk wawancara.
Pihak yang diwawancarai dalam audit
investigatif:
1. Saksi pihak ketiga yang netral (Neutral Third-Party Witness)
2. Saksi yang dapat membenarkan (Corroborative Witness)
3. Pihak yang diduga ikut terlibat (Co-Conspirators)
4. Pihak yang diduga melakukan penyimpangan (Subject/Target)
Untuk memperoleh hasil wawancara yang memadai, maka wawancara
seharusnya dilakukan oleh auditor investigatif yang mempunyai karakteristik
berikut yaitu:
1. Orang yang mudah bergaul, berbakat dalam berinteraksi.
2. Ingin membuat orang lain ingin berbagi informasi.
3. Pewawancara tidak akan menginterupsi responden dengan pertanyaan yang tidak penting.
4. Dapat menyusun pertanyaan yang spesifik yang bisa membuat responden secara sukarela
memberikan informasi.
5. Menunjukkan keseriusan dan perhatian atas jawaban yang diberikan responden.
6. Cara mengajukan pertanyaan tidak dengan sikap yang menyalahkan.
7. Pewawancara harus tepat waktu, berpakaian rapi dan bersikap fair dalam berinteraksi dengan
responden.
BAB 20

OPERASI PENYAMARAN
OPERASI PENYAMARAN (COVERT
OPERATIONS)
Operasi Penyamaran diambil dari kata aslinya yaitu covert Operations, yang artinya
yaitu tertutup, tersembunyi, terselubung, diam-diam, tidak diungkapkan secara
terbuka, tersamar, rahasia. Operasi Penyamaran membutuhkan keterampilan yang
tinggi dan perencanaan yang matang, apabila dilaksanakan tepat waktu dengan
tingkat kehati-hatian dan kecermatan yang tinggi, maka operasi ini akan menuai hasil
yang menakjubkan yang tidak dapat dicapai melalui cara lain. Namun, jika
dilaksanakan dengan cara yang keliru atau buruk maka bisa mendatangkan bencana
misal kematian, kecelakaan, tuntutan hukum dan mempermalukan lembaganya.
Operasi penyamaran tidak boleh dilaksanakan untuk memancing, menggoda, atau
mengajak orang berbuat kejahatan. Banyak contoh mengenai operasi penyamaran
yang dapat diambil dari pemberitaan di media massa, contohnya yaitu penangkapan
Jaksa Urip Tri Gunawan.
Masalah dalam melakukan covert operations:
1. Perekaman

Merekam percakapan dengan menggunakan


peralatan khusus seperti mikrofon kecil untuk 2. Penjebakan
“nguping” lazimnya adalah perbuatan melawan
Penjebakan merupakan masalah hukum terbesar
hukum. Misalnya di US ada undang-undang
dalam covert operations, seperti dijelaskan
yang mengatur perekaman audio/video secara
sebelumnya bahwa covert operations tidak
sembunyi-sembunyi. Di beberapa negara
boleh dilakukan untuk fishing expeditions.
bagian, membuat rekaman suara atau
mendengar percakapan orang lain merupakan
pelanggaran hukum. Di beberapa negara lain,
merekam percakapan hanya diperkenankan
oleh undang-undang apabila pihak lainnya
memberikan persetujuan untuk merekam
percakapan itu.
Ada dua bentuk Covert
Operations dan surveillance
operations:
A. Undercover Operations
Merupakan kegiatan yang berupaya mengembangkan bukti secara langsung dari pelaku kejahatan
dengan menggunakan samaran(disguise) dan tipuan(deceit). Pemeriksa tidak menggunakan
informasi yang dikumpulkan melalui jalur yang biasa ditempuh, keputusan dilakukan secara sadar
dan matang untuk melakukan Undercover Operations.
A. Undercover Operations
Tujuan dari Undercover Operations:
● Untuk mengumpulkan bukti mengenai kejahatan masa lalu, masa kini, dan masa mendatang.
Bukti yang dikumpulkan dari operasi ini biasanya berkaitan dengan kejahatan yang dilakukan
pelaku. Jika agen berkedok seperti pencuri maka pencuri yang sebenarnya bisa mengakui tanpa
menyadari bahwa percakapannya direkam.
● Untuk menentukan siapa saja yang terlibat. Ketika cara ini berhasil mengungkap siapa saja yang
terlibat maka operasi ini dihentikan dan proses pengumpulan buktinya dilakukan dengan cara
tradisional.
● Untuk memulihkan kerugian yang terjadi karena perbuatan melawan hukum. Jika seorang
pegawai mencuri uang kantor, maka cara ini dapat untuk menelusuri dan menentukan dimana
aset itu berada yang akan membantu dalam upaya tuntutan ganti rugi.
● Untuk menentukan rekan sepermainan atau bahkan otak di belakang kejahatan.
● Untuk menentukan modus operasi. Misalnya bagaimana cara pelaku bisa menembus benteng
keamanan, dimana kelemahannya.
B. Surveillance Operations
Merupakan pengamatan untuk memastikan tindak pelaku kejahatan. Operasi ini dilakukan dengan
penuh keterampilan dan kesabaran.

Surveillance atau pengintaian adalah pengamatan terencana terhadap manusia, tempat atau objek.
Tempat atau objek merupakan prioritas yang kedua, yang utama adalah pengamatan terhadap manusia.
B. Surveillance Operations
Ada dua jenis Surveillance, yaitu:

1. Pengintaian bergerak (mobile Surveillance)

Sering disebut membuntuti atau membayangi, dapat dilakukan dengan berjalan kaki atau
berkendaraan apabila yang diintai berpindah dari satu tempat ke tempat lain

2. Pengintaian tetap (fixed Surveillance)

Apabila yang diintai tetap ditempat, meskipun pengamat atau pengintainya berpindah di sekitar
area pengintaian. Dalam pengintaian yang longgar, target tidak perlu diamati terus menerus,
bahkan kegiatan ini harus dihentikan ketika target mulai curiga. Dalam pengintaian yang ketat,
objek harus diamati terus menerus, sekalipun jika dia mencurigai adanya pengintaian. Yang
diupayakan yaitu mengurangi atau menghindari kecurigaan. Dalam investigasi, keadaan dapat
berubah tergantung situasi di lapangan, bisa dari pengamatan longgar ke pengamatan ketat, atau
sebaliknya. Oleh karena itu pengintai harus mengamati dan menginterpretasikan tindakan atau
keadaan yang terjadi secara cermat untuk membuat keputusan yang tepat.
Sumber dan Informan
(sources and informants)
Seorang Confidential source memberikan informasi yang terkait dengan jabatan, pekerjaan atau profesinya dan tidak
terlibat dalam kejahatan yang dicurigai, bisa seorang tukang cukur yang mendengar percakapan pelanggan nya atau
seorang akuntan dalam perusahaan atau bisa juga seorang anggota penegak hukum. Seorang confidential informant
mempunyai keterlibatan langsung atau tidak langsung dengan hal yang diselidiki sehingga ia berpotensi ikut bersalah.

1. Basic lead informants. Adalah informan yang memberi informasi tentang kejahatan yang pernah mereka alami atau
ambil bagian, informan ini mempunyai bermacam-macam motife, mungkin ingin membalas dendam, ingin membuka
usaha serupa, menghancurkan saingannya.

2. Participants informants. Terlibat langsung dalam pengumpulan bukti-bukti awal dalam investigasi, bukan hanya
menyuplai informasi tapi juga ikut merancang sting operations, mengadakan kontak dengan pelaku dan berakhir dengan
penangkapan.

3. Covert informations. Informan yang ditanam dalam situasi skenario selama beberapa tahun. Informan ini seperti
musuh dalam selimut bagi pelaku kejahatan, ia berada di kancah kejahatan sebagai mata dan telinga investigator,
informan ini sering dipakai dalam kejahatan terorganisasi seperti mafia.

4. Accomplice/witness informants. Adalah informan yang dari waktu ke waktu dapat diminta informasinya, beda
dengan informan lainnya adalah selama ia tidak diminta informasinya ia berpotensi dapat diseret ke mijau hijau untuk
kejahatan itu. Informan seperti ini sering diminta untuk membocorkan rahasia teman-temannya dengan imbalan
diberikan hukuman yang lebih ringan.
Penggunaan Operatives
Operatives adalah orang yang ikut dalam covert operations, yang perlu
diperhatikan adalah bahwa operatives ini tidak mempunyai pelatihan sama sekali
untuk suatu investigasi, oleh karena itu harus disupervisi secara ketat.

Anda mungkin juga menyukai