Anda di halaman 1dari 30

Praktik Audit Intern

AUDIT INVESTIGATIF

Disampaikan oleh;
Emharri Manda Nasution, SE, MM.

Ciawi, 21 Oktober 2021

Diklat Pembentukan Auditor Ahli


Sub Pokok Bahasan

Bab 2 • Fraud dan Audit Investigatif

• Perencanaan Awal Audit


Bab 3 Investigatif

Bab 4 • Pengumpulan dan Evaluasi Bukti

Bab 5 • Wawancara
Bab 2;

FRAUD DAN
AUDIT INVESTIGATIF
Definisi berdasarkan SAIPI

Audit Investigatif adalah proses mencari,


menemukan, dan mengumpulkan bukti
secara sistematis yang bertujuan
mengungkapkan terjadi atau tidaknya
suatu perbuatan dan pelakunya guna
dilakukan tindakan hukum selanjutnya.
Pengertian Audit Investigatif
output outcome
proses
Mengungkapkan Tindak
mencari, terjadinya suatu an
menemu- perbuatan fraud
Audit dan pelakunya
hukum
kan, dan
Inves mengum-
tigatif pulkan Mengungkapkan
bukti tidak terjadinya
suatu perbuatan
fraud

Dasar Penugasan;
•Pengembangan Hasil Audit Kinerja
•Pengaduan Masyarakat
•Permintaan Instansi Penyidik/
Penetapan Pengadilan
•Permintaan Objek Penugasan
Definisi FRAUD
“ SEGALA SESUATU YANG DILAKUKAN
DENGAN MENGGUNAKAN AKAL /
KECERDIKANNYA UNTUK
MENDAPATKAN KEUNTUNGAN
DENGAN JALAN MENEKAN, MENIPU,
ATAUPUN CARA-CARA LAIN YANG
MEMPERDAYA SEHINGGA
MERUGIKAN PIHAK LAIN”
(Black’s law dictionary)
Definisi Fraud
(terjemahan dari Tommy W. Singleton).

Fraud adalah terminologi umum, yang mencakup


beragam makna tentang kecerdikan, akal bulus, tipu
daya manusia yang digunakan oleh seseorang, untuk
mendapatkan suatu keuntungan atas orang lain
melalui cara penyajian yang salah.

Tidak ada aturan yang baku dan pasti yang dapat


digunakan sebagai kata untuk memberikan makna
lain tentang fraud, kecuali cara melakukan tipu daya,
secara tak wajar dan cerdik sehingga orang lain
menjadi terperdaya.

Satu‐satunya yang dapat menjadi batasan tentang


fraud adalah biasanya dilakukan mereka yang tidak
jujur/penuh tipu muslihat.
Unsur Penting Fraud

Perbuatan tidak jujur

Niat/kesengajaan

Keuntungan yang merugikan orang lain


Karakteristik Fraud
Pembuktian fraud secara
timbal balik

Tidak ada dua


Kecurangan
Mempunyai sifat kecurangan
tidak pernah
tersembunyi yang sama
berulang
persis

Tidak ada investigasi yang 100% dapat


mengungkapkan fakta yang
sebenar‐benarnya atas kecurangan
Asumsi Fraud
Fraud selalu tersembunyi
• Tidak ada keyakinan absolut yang dapat diberikan bahwa kecurangan benar‐benar
terjadi atau tidak terjadi
• Auditor harus menolak memberikan pernyataan bahwa hasil auditnya membuktikan
tidak terjadi fraud, karena mengandung risiko yang sangat besar (fraud tersembunyi
atau disembunyikan).

Pembuktian fraud secara timbal balik

• untuk mendapatkan bukti bahwa kecurangan tidak terjadi, maka harus berupaya
membuktikan bahwa kecurangan telah terjadi
• untuk mendapatkan bukti bahwa kecurangan telah terjadi, harus juga berupaya
membuktikan bahwa kecurangan tidak terjadi

Hanya pengadilan yang menetapkan bahwa fraud terjadi

• Auditor hanya membuktikan fraud terjadi.


• Pengadilan yang memutuskan seseorang bersalah atau tidak
Fakta-fakta Fraud

Subjek • Adanya perbuatan fraud

Objek • Mengidentifikasi pelaku

Modus • Menjelaskan modus operandi

• Mengkuantifikasi nilai kerugian dan


Dampak dampak yang ditimbulkannya.
Proses Penanganan Terhadap Fraud

Penentuan siapa yg melakukan, modus operandi,


kapan fraud dilakukan, apa motivasinya, dan brp
jumlah uang atau aset lainnya yg diambil
menginvestigasi
Identifikasi gejala yg sering mengindikasikan
kecurangan, baik yg sedang, atau telah terjadi

mendeteksi
• Membentuk lingkungan yg anti fraud
• Mengeliminasi kesempatan utk terjadinya fraud

mencegah
Pengertian Gratifikasi
UU nomor 20/ 2001 tentang Pemberantasan TPK

gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yakni meliputi


pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman
tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan
wisata, pengobatan cuma‐cuma, dan fasilitas lainnya.

Gratifikasi sering menjadi modus untuk mengalihkan bentuk suap

setiap pemberian yang diterima berkaitan dengan suatu jabatan atau


pekerjaan dapat diklasifikasikan sebagai gratifikasi. Memberi dan
menerima gratifikasi termasuk perbuatan suap yang dapat dipidana
sesuai dengan UU nomor 20/2001.
Bab 3;

PERENCANAAN AWAL AUDIT


INVESTIGATIF
Pernyataan dalam SAIPI ...
Proses Penugasan Audit Investigasi
Pra Perenca Pengum-
Evaluasi Pelapor-
pulan
Perencanaan -naan bukti, an HAI
Bukti

Pengidentifikasian masalah

Penelaahan informasi
awal → untuk
Penyusunan hipotesis awal
menentukan apakah atas masalah
APIP akan melakukan
atau tidak
melakukan penugasan Pengolahan hipotesis
bidang investigasi.

Penetapan simpulan
Proses Perencanaan Awal Audit Investigatif

Proses ini disebut juga


dengan Tahapan Pra
Perencanaan
Tahapan Pra Perencanaan
Penyusunan Analisis =
Penetapan
Identifikasi masalah hipotesis awal Pengolahan
simpulan
atas masalah hipotesis

Tujuan;
1. memberikan batasan serta mempersempit ruang lingkup audit.
2. menyiagakan auditor terhadap semua fakta dan hubungan antar
fakta yang telah teridentifikasi;
3. sebagai alat dalam membangun fakta‐fakta yang tercerai‐berai
tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh;
4. sebagai pedoman dalam pengujian fakta dan hubungan antar fakta.

Dapat dilakukan dengan pendekatan 5W + 2H, yaitu:


• What – apa jenis penyimpangan dan dampaknya simpulan harus memenuhi kriteria berikut:
• Who – siapa yang bertanggung jawab atas terjadinya • pelanggaran hukum/unsur pidana;
kecurangan • lingkup keuangan negara;
• Where – dimana terjadinya peristiwa kecurangan • unsur waktu dan tempat;
• When – kapan terjadinya kecurangan • unsur pelaku tindakan kecurangan;
• Why – penyebab terjadinya penyimpangan • unsur proses kejadian/modus operandi.
• How – bagaimana cara penyimpangan terjadi
• How Much – berapa banyak kerugian negaranya.
Bab 4;

PENGUMPULAN DAN
EVALUASI BUKTI
Proses Penugasan Audit Investigasi
Pra Perenca Pengum-
Evaluasi Pelapor-
pulan
Perencanaan -naan bukti, an HAI
Bukti

Syarat Bukti;
• Cukup → sebagai dasar untuk
Penelaahan informasi penarikan suatu kesimpulan audit.
awal → untuk
menentukan apakah • Kompeten → untuk menjamin
APIP akan melakukan kesesuaian dengan faktanya.
atau tidak • Relevan → secara logis mendukung
melakukan penugasan
bidang investigasi. atau menguatkan pendapat atau
argumen yang berhubungan dengan
tujuan dan kesimpulan audit.

menetapkan sasaran,
ruang lingkup,
dan alokasi sumber
daya.
Proses Penugasan Audit Investigasi
Pra Perenca Pengum-
Evaluasi Pelapor-
pulan
Perencanaan -naan bukti, an HAI
Bukti
Bukti fisik, dokumen, kesaksian dan analisis
Syarat Bukti;
Temukan bukti-bukti yg relevan • Cukup → sebagai dasar
untuk penarikan suatu
Pelajari dan interpretasikan bukti yg kesimpulan audit.
diperoleh • Kompeten → untuk
menjamin kesesuaian
Menentukan bukti-bukti yg relevan dengan faktanya.
dgn permasalahan • Relevan → secara logis
mendukung atau
Verifikasi bukti menguatkan pendapat
atau argumen yang
berhubungan dengan
Merangkai bukti tujuan dan kesimpulan
audit.

Membuat simpulan atas setiap bukti


Bab 5;

WAWANCARA
Proses Penugasan Audit Investigasi
Pra Perenca Pengum-
Evaluasi Pelapor-
pulan
Perencanaan -naan bukti, an HAI
Bukti

Salah satu teknik → wawancara


Pihak yang dapat
Mempelajari berkas kasus/ diwawancara adalah:
permasalahan 1. saksi pihak ketiga yang
netral (neutral
Menetapkan tujuan informasi yg third‐party witness);
akan digali 2. saksi yang dapat
membenarkan
Mempelajari informasi apa yg dapat (corroborative witness);
diperoleh dari calon responden 3. pihak yang diduga ikut
terlibat
Mempersiapkan catatan yg berisi (co‐conspirators);
poin-poin yg aan ditanyakan 4. pihak yang diduga
melakukan
Mempersiapkan tempat utk penyimpangan
wawancara (subject/target).
Karakteristik Wawancara
1. Wawancara harus cukup dari segi waktu dan kedalaman untuk
mengungkap fakta‐fakta yang relevan.
2. Wawancara mencakup semua informasi yang penting dan
mengeliminasi informasi yang tidak relevan. Perlu ditentukan mana
informasi yang dianggap relevan dan mana yang tidak.
3. Data dan fakta yang tidak relevan sering kali mempersulit
pengumpulan dan analisis informasi.
4. Wawancara sedapat mungkin dilaksanakan sedekat mungkin
dengan saat kejadian yang ditanyakan. Dengan berlalunya waktu,
memori saksi dan responden potensial dapat saja menjadi rusak
dan hal‐hal yang kritis dapat terlupakan.
5. Wawancara yang baik harus objektif, ditujukan untuk memperoleh
informasi, dan dengan cara yang tidak sepotong‐sepotong
(impartial).
DISKUSI KELOMPOK
DISKUSI KELOMPOK
Baca secara
seksama kasus
yang ada pada
Bab II, Bab III,
Bab IV dan Bab V

Tugas dikerjakan
secara kelompok
(4 kelompok) dan
hasilnya
diemailkan
kepada
Widyaiswara
Tugas Kelompok

Kelompok 1 • Bab 2; Kasus 1


Kelompok 2 • Bab 3
Kelompok 3 • Bab 4
Kelompok 4 • Bab 5
✓ Waktu Tugas Kelompok ; pukul 11.00 sd 14.00 WIB
✓ Hasil Kerja Kelompok di emailkan ke ; manda_nst@yahoo.co.id
✓ Pembahasan dilakukan setelah semua kelompok mengemailkan hasil kerja
kelompok → Dibahas pada Sesi Siang sd Sore ; pukul 14.00 sd 17.00 WIB.
Bahan Diskusi Kelompok ; Kasus 1 (Bab II)
Kasus 1 ; masalah penyaluran raskin

• Petugas penyalur Raskin tidak membagikan seluruh


beras yang diterima di tahun 2010 pada tahun yang
sama.
• Sisa beras 2010 disalurkan pada tahun 2011 untuk
mengelabui adanya penyaluran raskin tahun 2011,
padahal telah terdapat alokasi tersendiri untuk Raskin
2011.
5W + 2H, yaitu:
• Diminta; • What – apa jenis penyimpangan dan dampaknya
• Who – siapa yang bertanggung jawab atas terjadinya
Tentukan 5W + 2 H kecurangan
• Where – dimana terjadinya peristiwa kecurangan
• When – kapan terjadinya kecurangan
• Why – penyebab terjadinya penyimpangan
• How – bagaimana cara penyimpangan terjadi
• How Much – berapa banyak kerugian negaranya.
Bahan Diskusi Kelompok

Bab III Bab IV Bab V


• Kasus ; memburu “tikus” di • Kasus; Belanja Bantuan • Kasus ; Lahan Basah
Tekad Sejahtera. Sosial Pelatihan.
• Peserta diminta melakukan • Peserta diminta untuk • Peserta diminta untuk
penelaahan informasi awal melakukan: menyiapkan rencana
audit investigatif, yang • identifikasi bukti audit yang wawancara sebagai berikut.
meliputi; harus dikumpulkan oleh • Menyusun skedul
• identifikasi masalah, auditor dengan kriteria wawancara, yang meliputi
• penyusunan hipotesis, relevan, kompeten, dan urutan pihak yang
• penyusunan simpulan, cukup; diwawancara dan
• penyusunan PKA (program • analisis/pengujian bukti tujuannya.
kerja audit) dengan metode • Menyusun daftar
flowchart/matriks; pertanyaan yang akan
• membuat simpulan. diajukan.
Terima Kasih ...
Semoga semua peserta lulus dengan sempurna ...

30

Anda mungkin juga menyukai