Anda di halaman 1dari 30

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/343749495

Implementasi akuntansi penurunan nilai aset tetap pada PT Bank Rakyat


Indonesia (Persero) Tbk

Chapter · June 2020

CITATIONS READS

0 337

3 authors, including:

Amrie Firmansyah Fitri Noor Hidayah


Indonesian State College of Accountancy Indonesian State College of Accountancy
248 PUBLICATIONS   746 CITATIONS    1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Amrie Firmansyah on 19 August 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Pustaka
Learning
Center

BUNGA RAMPAI
STUDI KASUS
AKUNTANSI
KEUANGAN

Dr. Amrie Firmansyah, MM, Mak, ME, MAP, MH


B U N G A R A M P A I

S T U D I
K A S U S
A K U N T A N S I
K E U A N G A N

Dr. Amrie Firmansyah, MM, MAk, ME, MAP, MH

Buku Perguruan Tinggi


CV. Pustaka Learning Center
MALANG
Bunga Rampai: Studi Kasus Akuntansi Keuangan
Penulis : Dr. Amrie Firmansyah, MM, MAk, ME, MAP, MH

ISBN 978-623-93990-5-4
Cetakan Pertama, Juni 2020
vi + 339 hlm. ; 14.8 x 21 cm.
x, 186 hlm; 14.5 x 21
Penyunting : Amardianto Arham
Desain Sampul : Bernadi Vito
Desain Layout : Aji M. Elvin Nor

Penerbit :
CV. Pustaka Learning Center
Karya Kartika Graha A.9 Malang 65132
Whatsapp 08994458885
Email: pustakalearningcenter@gmail.com

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang . Dilarang memperbanyak


atau memindahkan Sebagian atau seluruh isi buku ini ke dalam
bentuk apapun secara elektronik maupun mekanis tanpa izin
Tertulis dari penulis dan Penerbit Pustaka Learning Center

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... iii


DAFTAR ISI ................................................................................................ v
1. ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG DAN
KEBIJAKAN PENGELOLAAN PIUTANG PADA
PERUSAHAAN SUBSEKTOR ROKOK DI INDONESIA ............. 1

2. PENGUNGKAPAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN PADA


PERUSAHAAN PERDAGANGAN ECERAN ............................. 38

3. ANALISIS PENGGUNAAN METODE PENYUSUTAN


ASET TETAP PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA ....................................................... 76

4. PENERAPAN NILAI WAJAR ASET PADA PT ASURANSI


JIWASRAYA (PERSERO) .............................................................. 103

5. IMPLEMENTASI AKUNTANSI PENURUNAN NILAI


ASET TETAP PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA
(PERSERO) TBK .............................................................................. 125

6. EVALUASI PENGUNGKAPAN ASET TAK BERWUJUD


PADA PERUSAHAAN SUBSEKTOR TELEKOMUNIKASI
DI INDONESIA .............................................................................. 149

7. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KEWAJIBAN


LINGKUNGAN PADA PERUSAHAAN METAL AND
ALLIED PRODUCT ........................................................................ 179

8. PENGGUNAAN LINDUNG NILAI PADA TIGA BUMN


DALAM MENGURANGI RISIKO NILAI TUKAR DAN
FLUKTUASI HARGA .................................................................... 211

9. ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PADA


PENGAKUAN PENDAPATAN PT GARUDA INDONESIA

v
(PERSERO) ATAS KONTRAK JANGKA PANJANG
DENGAN PT MAHATA AERO TEKNOLOGI .......................... 242

10. ANALISIS PENYAJIAN OTHER COMPREHENSIVE


INCOME PADA PERUSAHAAN SUBSEKTOR PROPERTI
DAN REAL ESTATE ...................................................................... 279

11. IMPLIKASI PENERAPAN DINI PSAK 73 TENTANG SEWA


(LEASES) PADA PT UNILEVER INDONESIA TBK ................. 311

vi
Bunga Rampai: Studi Kasus Akuntansi Keuangan

IMPLEMENTASI AKUNTANSI
PENURUNAN NILAI ASET TETAP
PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA
(PERSERO) TBK
Amrie Firmansyah, Fitri Noor Hidayah, Yuppy Yusup
Fanani
Politeknik Keuangan Negara STAN

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengulas penerapan akuntansi


penurunan nilai aset tetap pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan analisis konten berdasarkan data dan informasi
laporan keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tahun
2018. Data dan informasi tersebut sebagai dasar analisis penerapan
implementasi penurunan nilai aset tetap yang diterapkan oleh
Perusahaan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa PT Bank Rakyat
Indonesia (persero) telah menerapkan akuntansi penurunan nilai aset
sesuai dengan PSAK 48, namun informasi tersebut tidak disajikan
secara detail dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Selain itu,
Perusahaan memutuskan untuk mengasuransikan aset tetapnya
dalam upaya mencegah terjadinya penurunan nilai (impairment).

Kata kunci: Aset Tetap, Penurunan Nilai Aset

125
PENDAHULUAN
Dalam bisnis operasi perusahaan, aset tetap
biasanya memiliki jumlah yang signifikan dibandingkan
dengan jenis aset lainnya (Mararu et al., 2019). Aset tetap
digunakan oleh perusahaan untuk menunjang operasi
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan di masa
yang akan dating (Kieso et al., 2017). Oleh karena itu, aset
tetap memegang peranan penting dalam keberlangsung
perusahaan di masa depan. Selain dengan strategi yang
baik, pengelolaan aset tetap juga harus berlandaskan
standar akuntansi keuangan dalam memberikan
informasi yang akuntabel dan transparan bagi pengguna
laporan keuangan.
Aset tetap milik entitas perusahaan dalam
penggunaannya dapat berpotensi mengalami penurunan
nilai atau impairment. PSAK 48 (IAI, 2014) tentang
penurunan nilai aset menyatakan bahwa impairment atau
penurunan nilai aset terjadi apabila jumlah tercatatnya
melebihi jumlah terpulihkan (recoverable). Jumlah
terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah
jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajarnya dikurangi

126 Bunga Rampai: Studi Kasus Akuntansi Keuangan


Bunga Rampai: Studi Kasus Akuntansi Keuangan

biaya pelepasan dengan nilai pakainya. Pada setiap akhir


periode pelaporan, entitas atau perusahaan menilai
apakah terdapat indikasi aset mengalami penurunan nilai
atau tidak dengan melakukan pengujian penurunan nilai
aset tetap. Jika terdapat indikasi tersebut, maka entitas
mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.
Beberapa literatur sebelumnya mengulas
implementasi penurunan aset tetap di antaranya
dilakukan oleh Karouw (2013). Penelitian menunjukan
bahwa penerapan penurunan nilai aset pada objek
penelitian tersebut telah sesuai dengan PSAK 48. Selain
itu, Ali (2015) menyimpulkan bahwa penerapan
penurunan nilai aset yang dilakukan oleh PT Bank Sulut
dalam hal ini aset tetap telah menuju pada kesiapan
implementasi penerapannya PSAK 48. Danga & Morasa
(2016) menyimpulkan penerapan penurunan nilai aset
tetap yang dilakukan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
telah sesuai dengan penerapan penurunan nilai aset ada
PSAK 48 (2014). Pertiwi et al. (2019) menyimpulkan
bahwa penurunan aset tetap yang dilakukan oleh
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia telah

127
sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan memiliki
dampak mengurangi laba operasi selama tahun tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengulas
implementasi akuntansi penurunan nilai aset tetap pada
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Ulasan dalam
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik bagi
akademisi dan praktisi dalam melihat contoh penerapan
praktek akuntansi ini. Oleh karena itu, penelitian ini dapat
memberikan gambaran contoh kasus akuntansi keuangan
terkait dengan penurunan nilai aset tetap yang diterapkan
oleh perusahaan.

TINJAUAN PUSTAKA
Kieso et al. (2017) menyatakan bahwa penurunan
nilai (impairment) merupakan penghapusan nilai atas
beberapa aset jangka panjang perusahaan. Aset berwujud
yang memiliki umur panjang diturunkan nilainya ketika
perusahaan tidak dapat memulihkan jumlah tercatat aset,
baik dengan menggunakannya secara optimal maupun
dengan menjualnya. Untuk menentukan suatu aset
mengalami penurunan nilai, perusahaan akan meninjau

128 Bunga Rampai: Studi Kasus Akuntansi Keuangan


Bunga Rampai: Studi Kasus Akuntansi Keuangan

indicator penurunan nilai aset tersebut dengan periode


tahunan. Indikator tersebut termasuk penurunan
kemampuan aset untuk menghasilkan kas melalui
penggunaan atau penjualan aset. Peninjauan harus
dilakukan dengan mempertimbangkan segala informasi
dan sumber, baik dari internal maupun eksternal
perusahaan. Jika indikator penurunan nilai benar-benar
ada, maka uji penurunan nilai harus dilakukan, yaitu
dengan membandingkan jumlah terpulihkan aset dengan
nilai tercatatnya. Apabila hasil pengujian menunjukkan
bahwa nilai tercatat lebih tinggi daripada jumlah
terpulihkan, maka perbedaannya dianggap sebagai rugi
penurunan nilai. Akan tetapi jika sebaliknya, maka tidak
ada penurunan nilai yang dicatat.
Penurunan nilai aset dapat diidentifikasi
berdasarkan informasi yang diperoleh dikategorikan
menjadi dua bagian, yaitu informasi eksternal dan
internal PSAK 48 (IAI, 2014). Dalam setiap akhir periode
pelaporan, entitas melakukan penilaian terhadap indikasi
aset yang mengalami penurunan nilai. Apabila terdapat
indikasi tersebut, maka entitas mengestimasi jumlah

129
terpulihkan aset tersebut. Jumlah terpulihkan merupakan
jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau unit
penghasil kas dikurangi biaya pelepasan dengan niai
pakainya. Apabila salah satu jumlahnya melebihi jumlah
aset tercatanya, maka aset tersebut tidak perlu dilakukan
penurunan nilainnya.
Menurut PSAK 48 (IAI, 2014), nilai aset telah turun
secara signifikan selama periode tersebut lebih dari yang
diperkirakan sebagai akibat dari berjalannya waktu atau
pemakaian normal berdasarkan indikasi yang telah
diobservasi. Indikasi-indikasi tersebut contohnya terkait
dengan perubahan teknologi, pasar, ekonomi atau
lingkup hukum secara signifikan. Selanjutnya dalam
PSAK ini diatur terkait dengan jumlah terpulihkan, yang
merupakan jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar
aset atau unit penghasil kas dikurangi biaya pelepasan
dengan nilai pakainya. Nilai wajar dikurangi biaya
pelepasan dan nilai pakai dari aset tidak selalu perlu
ditentukan keduanya. Jika salah satu jumlahnya melebihi
jumlah tercatat aset, maka aset tersebut tidak mengalami
penurunan nilai dan tidak perlu dilakukan estimasi

130 Bunga Rampai: Studi Kasus Akuntansi Keuangan


Bunga Rampai: Studi Kasus Akuntansi Keuangan

jumlah lainnya. Elemen-elemen yang tercermin dalam


penghitungan nilai pakai aset meliputi estimasi arus kas
masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh dari
aset; harapan mengenai kemungkinan variasi dari jumlah
atau waktu arus kas masa depan tersebut; nilai waktu
uang, direpresentasikan oleh suku bunga pasar bebas
risiko yang berlaku; harga untuk menanggung
ketidakpastian yang melekat pada aset faktor-faktor lain,
seperti likuiditas, yang akan dipertimbangkan oleh
pelaku pasar dalam menilai arus kas masa depan yang
diharapkan entitas akan diperoleh dari aset tersebut.
Apabila jumlah terpulihkan aset lebih kecil dari
jumlah tercatatnya, maka jumlah tercatat aset diturunkan
menjadi sebesar jumlah terpulihkan. Penurunan tersebut
adalah rugi penurunan nilai. Rugi penurunan nilai segera
diakui dalam laba rugi, kecuali aset disajikan pada jumlah
revaluasian sesuai dengan PSAK 16 (IAI, 2015). Jika
jumlah estimasi rugi penurunan nilai lebih besar dari
jumlah tercatat aset terkait, maka entitas mengakui
liabilitas jika dan hanya jika disyaratkan di PSAK yang
lain. Setelah pengakuan rugi penurunan nilai, beban

131
penyusutan (amortisasi) aset disesuaikan di periode masa
depan untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset
revision, setelah dikurangi nilai residu (jika ada), secara
sistematis selama sisa umur manfaatnya.
Apabila terdapat indikasi bahwa aset mungkin
mengalami penurunan nilai, maka jumlah terpulihkan
diestimasi untuk aset individual tersebut. Jika tidak
mungkin untuk mengestimasi jumlah terpulihkan aset
individual, maka entitas menentukan jumlah terpulihkan
dari unit penghasil kas yang mana aset tercakup. Unit
penghasil kas adalah kelompok aset terkecil
teridentifikasi yang menghasilkan arus kas masuk yang
sebagian besar independen dari arus kas masuk dari aset
atau kelompok aset lain. Jumlah terpulihkan dari aset
individual tidak dapat ditentukan jika nilai pakai aset
tidak dapat diestimasi mendekati nilai wajarnya
dikurangi biaya pelepasan dan aset tidak menghasilkan
arus kas masuk yang independen dari kelompok aset lain.
Dalam kasus ini, nilai pakai dan jumlah terpulihkan,
dapat ditentukan hanya untuk unit penghasil kas aset

132 Bunga Rampai: Studi Kasus Akuntansi Keuangan


Bunga Rampai: Studi Kasus Akuntansi Keuangan

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan analisis konten berdasarkan data dan
informasi laporan keuangan PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk tahun 2018. Data diperoleh dari sumber
www.idx.co.id. Data dan informasi tersebut sebagai dasar
analisis penerapan implementasi penurunan nilai aset
tetap yang diterapkan oleh Perusahaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Aset tetap PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
terdiri dari tanah, bangunan, kendaraan bermotor,
komputer dan mesin, perlengkapan kantor, dan satelit.
Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap
untuk digunakan sesuai maksud penggunaannya dan
dihitung dengan menggunakan metode garis lurus
berdasarkan estimasi umur manfaat ekonomis sebagai
berikut:

133
Tabel 1
Umur Ekonomis Aset Tetap pada PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk
Aset Tetap Umur Ekonomis
Bangunan 15 tahun
Kendaraan bermotor 5 tahun
Komputer dan mesin 3-5 tahun
Perlengkapan kantor 5 tahun
Satelit 15 tahun
Sumber: diolah dari Laporan Keuangan Konsolidasian PT Bank
Rakyat Indonesia dan Entitas Anak 2018

Kebijakan Akuntansi Perusahaan


Aset tetap awalnya diakui sebesar biaya perolehan.
Setelah pengakuan awal, aset tetap kecuali tanah,
dinyatakan sesuai dengan biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan
nilai. Aset tetap yang diperoleh dalam pertukaran aset
non-moneter atau kombinasi aset moneter dan non-
moneter diukur pada nilai wajar, kecuali untuk transaksi
pertukaran yang tidak memiliki substansi komersial, atau
nilai wajar dari aset yang diterima dan diserahkan yang
tidak dapat diukur secara andal. Penyusutan aset dimulai
pada saat aset tersebut siap untuk digunakan sesuai
tujuan penggunaannya dan dihitung dengan

134 Bunga Rampai: Studi Kasus Akuntansi Keuangan


Bunga Rampai: Studi Kasus Akuntansi Keuangan

menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi


umur manfaat ekonomis.
Tanah awalnya dinyatakan sebesar biaya
perolehan dan tidak disusutkan. Setelah pengakuan awal,
tanah diukur sesuai dengan nilai wajarnya pada tanggal
revaluasi dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai
setelah tanggal revaluasi. Penilaian terhadap tanah
dilakukan oleh penilai yang memiliki kualifikasi
profesional, dan dilakukan secara berkala untuk
memastikan bahwa jumlah tercatat tanah tidak berbeda
secara material dengan jumlah yang ditentukan dengan
menggunakan nilai wajarnya pada akhir periode
pelaporan
Perusahaan juga mengakui adanya penurunan
nilai (impairment) dari aset tetap, aset keuangan, dan aset
non-keuangan yang disajikan dalam Laporan Keuangan
Konsolidasian PT Bank Rakyat Indonesia dan Entitas
Anaknya Tahun 2018. Akan tetapi, dalam laporan
keuangan konsolidasian tahunannya, PT Bank Rakyat
Indonesia (persero) Tbk dan Entitas Anaknya tidak
mencantumkan bahwa dirinya menerapkan PSAK 48

135
secara terperincai dan hanya mengakui apabila terdapat
penurunan nilai aset. Apabila terdapat adanya indikasi
tersebut, maka nilai penurunan aset tersebut akan
disajikan dalam laporan laba rugi.
Penyajian dan Pengungkapan Rincian Nilai Aset Tetap
Tabel 2
Rincian Aset Tetap Tahun 2017 (dalam Jutaan Rupiah)
Saldo Saldo
Aset Tetap Penambahan Pengurangan
Awal Akhir
Hak atas tanah 15.799.496 340.373 5.742 16.134.127
Bangunan 3.160.913 617.484 102.976 3.675.421
Kendaraan
2.153.644 84.034 33.041 2.204.637
bermotor
Komputer dan
6.407.952 750.309 60.444 7.097.817
mesin
Perlengkapan
1.482.991 125.049 14.083 1.593.957
kantor
Aset tetap museum 184 0 0 184
Satelit 0 3.284.664 0 3.284.664
Satelit dalam
3.275.613 183.877 3.459.490 0
pengembangan
Jumlah 32.280.793 5.385.790 3.675.776 33.990.807
Sumber: diolah dari Laporan Keuangan Konsolidasian PT Bank
Rakyat Indonesia dan Entitas Anak 2018

Dapat dilihat melalui tabel 2 di atas bahwa PT Bank


Rakyat Indonesia dan entitas anaknya memiliki 8
(delapan) penggolongan aset pada tahun 2017.
Penggolongan aset tersebut terdiri dari tanah, bangunan,
kendaraan bermotor, computer dan mesin, perlengkapan

136 Bunga Rampai: Studi Kasus Akuntansi Keuangan


Bunga Rampai: Studi Kasus Akuntansi Keuangan

kantor, aset tetap museum, satelit, dan satelit dalam


pengembangan. Pada tahun 2017, Satelit dalam
pengembangan telah siap digunakan sebagai penunjang
bisnis sesuai dengan maksud manajemen BRI. Oleh
karena itu, BRI melakukan reklasifikasi atas satelit dalam
pengembangan sebesar Rp3.459.490 ke aset tetap satelit
sebesar Rp3.284.664 sehingga saldo akhir satelit dalam
pengembangan adalah sebesar Rp0. Pada tahun 2017 ini,
7 (tujuh) dari 8 (delapan) aset tetap mengalami
penambahan dengan total sebesar Rp5.385.70. Satu aset
tetap yang tidak mengalami penambahan, bahkan juga
pengurangan yaitu aset tetap museum. Sedangkan 6
(enam) dari 8 (delapan) aset tetap mengalami
pengurangan sebesar Rp3.675.776. Dua aset tetap yang
tidak mengalami pengurangan yaitu satelit dan aset tetap
museum.
Secara keseluruhan, saldo awal aset tetap adalah
sebesar Rp32.280.793 dengan penambahan sebesar
Rp5.385.700 dan pengurangan sebesar Rp3.675.776
sehingga diperoleh saldo akhir keseluruhan aset tetap
sebesar Rp33.990.807. Dalam laporan keuangan

137
konsolidasian ini tidak dijelaskan secara rinci mengenai
aset tetap museum dan satelit.
Tabel 3
Rincian Aset Tetap Tahun 2018 (dalam Jutaan Rupiah)
Saldo Saldo
Aset Tetap Penambahan Pengurangan
Awal Akhir
Hak atas tanah 16.134.127 1.167.827 1.365 17.300.589
Bangunan 3.675.421 1.387.341 102.770 4.959.992
Kendaraan bermotor 2.204.637 88.353 8.111 2.284.879
Komputer dan mesin 7.097.817 1.243.266 54.297 8.286.786
Perlengkapan kantor 1.593.957 248.210 34.025 1.808.142
Aset tetap museum 184 0 0 184
Satelit 3.284.664 0 0 3.284.664
Jumlah 33.990.807 4.134.997 200.568 37.925.236
Sumber: diolah dari Laporan Keuangan Konsolidasian PT Bank
Rakyat Indonesia dan Entitas Anak 2018

Berdasarkan tabel di atas, saldo akhir aset tetap


tahun 2017 menjadi saldo awal aset tetap. Penggolongan
aset tetap sudah tidak berjumlah 8 (delapan), melainkan
berkurang menjadi 7 (tujuh) karena aset tetap satelit
dalam pengembangan sudah bersaldo Rp0 dan
direklasifikasikan menjadi aset tetap satelit di akhir tahun
2017 sejumlah Rp3.284.664. Pada tahun 2018 ini, 5 (lima)
dari tujuh aset tetap mengalami penambahan sebesar
Rp4.134.997 dan pengurangan sebesar Rp200.568. Dua
aset tetap yang tidak mengalami penambahan maupun

138 Bunga Rampai: Studi Kasus Akuntansi Keuangan


Bunga Rampai: Studi Kasus Akuntansi Keuangan

pengurangan adalah aset tetap museum dan satelit,


sehingga saldo akhir aset tetap pada tahun 2018 adalah
sebesar Rp37.925.236.
Penyajian dan Pengungkapan Indikasi Penurunan Nilai
Aset Tetap dalam Laporan Keuangan
Tabel 4
Nilai Buku Aset Tetap Tahun 2017 dan 2018 (dalam jutaan rupiah)
Biaya Perolehan Akumulasi
Tahun Aset Tetap Nilai Buku
(Saldo Akhir) Penyusutan
2017 Hak atas tanah 16.134.127 - 16.134.127
Bangunan 3.675.421 1.529.321 2.146.100
Kendaraan bermotor 2.204.637 1.705.407 499.230
Komputer dan mesin 7.097.817 4.607.771 2.490.046
Perlengkapan kantor 1.593.957 1.268.536 325.421
Aset tetap museum 184 - 184
Satelit 3.284.664 127.737 3.156.927
Satelit dalam pengembangan - -
Nilai Buku Aset Tetap 2017 33.990.807 9.238.772 24.752.035

2018 Hak atas tanah 17.300.589 17.300.589


Bangunan 4.959.992 1.785.676 3.174.316
Kendaraan bermotor 2.284.879 1.955.595 329.284
Komputer dan mesin 8.286.786 5.516.494 2.770.292
Perlengkapan kantor 1.808.142 1.405.897 402.245
Aset tetap museum 184 184
Satelit 3.284.664 346.715 2.937.949
Nilai Buku Aset Tetap 2018 37.925.236 11.010.377 26.914.859

Sumber: diolah dari Laporan Keuangan Konsolidasian PT Bank


Rakyat Indonesia dan Entitas Anak 2018

Pada tahun 2017, satelit dalam pengembangan


direklasifikasi menjadi satelit sebesar Rp3.284.664
sehingga tidak terdapat akumulasi penyusutan. Seluruh
aset tetap mengalami penyusutan kecuali tanah dan aset

139
tetap museum. Dalam catatan atas laporan keuangan PT
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tahun 2018, tanah
dinyatakan sebesar biaya perolehan dalam pengakuan
awal dan tidak disusutkan. Selanjutnya, tanah diukur
sesuai dengan nilai wajar pada tanggal revaluasi
dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai setelah tanggal
revaluasi. Penilaian terhadap tanah dilakukan oleh penilai
yang memiliki kualifikasi profesional, dan dilakukan
secara berkala untuk memastikan bahwa jumlah tercatat
tanah tidak berbeda secara material dengan jumlah yang
ditentukan dengan menggunakan nilai wajarnya pada
akhir periode pelaporan.
Pada tahun 2017, nilai buku aset tetap adalah
sebesar Rp33.990.807 untuk biaya perolehan (saldo akhir)
nya kemudian dikurangi dengan akumulasi penyusutan
Rp9.238.772, sehingga diperoleh nilai nilai buku sebesar
Rp24.752.035. Sementara itu, pada tahun 2018 nilai buku
aset tetap adalah sebesar Rp37.925.236 untuk biaya
perolehan (saldo akhir) nya kemudian dikurangi dengan
akumulasi penyusutan sebesar Rp11.010.377 sehingga
diperoleh nilai buku pada tahun 2018 sebesar

140 Bunga Rampai: Studi Kasus Akuntansi Keuangan


Bunga Rampai: Studi Kasus Akuntansi Keuangan

Rp26.914.859. Oleh karena itu, terjadi peningkatan nilai


buku aset tetap sebesar Rp2.162.824 atau sebesar 8,74%
pada tahun 2018 dibandingkan dengan tahun 2017. Akan
tetapi, setelah dilakukan analisis lebih lanjut, terdapat
beberapa aset tetap yang mengalami penurunan nilai
buku dari tahun 2017 menuju tahun 2018.
Terdapat 2 (dua) aset tetap yang terindikasi
mengalami penurunan nilai buku dari data Laporan
Keuangan Konsolidasian PT Bank Rakyat Indonesia dan
Entitas Anaknya tahun 2018, yaitu kendaraan bermotor
dan satelit. Akan tetapi, rincian mengenai keduanya tidak
disajikan dalam laporan keuangan. Suatu aset dikatakan
mengalami penurunan nilai jika jumlah tercatatnya
melebihi jumlah terpulihkan. PT Bank Rakyat Indonesia
mengevaluasi penurunan nilai aset keuangan dan non-
keuangan apabila terdapat kejadian atau perubahan
keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset
keuangan dan non-keuangan tidak dapat dipulihkan
kembali. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat
penurunan nilai aset tetap dan jumlah nilai
pertanggungan asuransi cukup untuk menutup risiko

141
kerugian yang mungkin timbul atas aset tetap pada
tanggal-tanggal 31 Desember 2018 dan 2017.
Tabel 5
Kenaikan dan Penurunan Nilai Aset Tetap Tahun 2018 dan 2017
(dalam Jutaan Rupiah)
Nilai Buku Nilai Buku Kenaikan/P Persentase
Aset Tetap
2018 2017 enurunan Kenaikan/Penurunan
Hak atas tanah 17.300.589 16.134.127 1.166.462 7,23%
Bangunan 3.174.316 2.146.100 1.028.216 47,91%
Kendaraan bermotor 329.284 499.230 - 169.946 -34,04%
Komputer dan mesin 2.770.292 2.490.046 280.246 11,25%
Perlengkapan kantor 402.245 325.421 76.824 23,61%
Aset tetap museum 184 184 - 0,00%
Satelit 2.937.949 3.156.927 - 218.978 -6,94%
Jumlah Aset Tetap 26.914.859 24.752.035 2.162.824 49,02%

Sumber: diolah dari Laporan Keuangan Konsolidasian PT Bank


Rakyat Indonesia dan Entitas Anak 2018

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan,


terdapat 4 (empat) dari tujuh aset tetap yang ada pada PT.
Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk dan entitas anaknya
mengalami kenaikan nilai buku yaitu tanah sebesar
Rp1.166.462 atau 7,23%, bangunan sebesar Rp1.028.216
atau 47,91%, computer dan mesin sebesar Rp280.246 atau
11,25%, dan perlengkapan kantor sebesar Rp76.824 atau
23,61%. Satu aset tetap, yaitu aset tetap museum tidak
mengalami kenaikan maupun penurunan. Nilainya pun
tetap, namun pada laporan keuangan ini tidak dijelaskan

142 Bunga Rampai: Studi Kasus Akuntansi Keuangan


Bunga Rampai: Studi Kasus Akuntansi Keuangan

secara rinci mengenai aset dimaksud. Sisanya, yaitu


kendaraan bermotor dan satelit, mengalami penurunan
nilai buku yaitu masing-masing sebesar Rp169.946 atau
34,04% dan Rp218.976 atau 6,94%. Adapun penurunan
nilai buku ini ternyata disebabkan karena adanya
penyusutan.
Laporan Keuangan Konsolidasian PT. Bank Rakyat
Indonesia dan Entitas Anaknya tahun 2018 tidak
menjelaskan secara rinci mengenai kendaraan bermotor
apa saja yang ada dan mengalami penyusutan, apakah
benar hanya penyusutan saja atau karena adanya alasan
lain. Selain itu, perusahaan tidak menyajikan jumlah
terpulihkan aset tetap pada laporan keuangan ini secara
rinci.
Pengakuan dan Pengukuran Jumlah Terpulihkan Rugi
Penurunan Nilai
PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk dan
Entitas Anaknya tahun 2018 tidak mengungkapkan
jumlah aset-aset tetap yang diestimasi untuk
menghasilkan jumlah terpulihkan. PT Bank Rakyat
Indonesia (persero) Tbk dan entitas anak mengevaluasi

143
penurunan nilai aset keuangan dan non-keuangan apabila
terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang
mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset keuangan dan
non-keuangan tidak dapat dipulihkan kembali.
Perusahaan juga mencatat cadangan atas kerugian
penurunan nilai aset keuangan dan non-keungan.
Penerapan PSAK 48 (2014) pada PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk
Setiap aset yang dimiliki perusahaan memiliki
kemungkinan untuk mengalami impairment (penurunan
nilai). Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, PT Bank
Rakyat Indonesia (persero) Tbk hanya mengakui apabila
terdapat indikasi penurunan nilai aset yang nantinya akan
disajikan dalam laporan laba rugi. Pada bagian Catatan
Atas Laporan Keuangannya, perusahaan tidak
menyatakan telah menerapkan kebijakan PSAK 48 (IAI,
2014). Selain itu, untuk mempermudah penyajian
penurunan nilai aset tetapnya, pada penjelasan laporan
keuangannya, manajemen PT Bank Rakyat Indonesia
(persero) Tbk menyatakan bahwa tidak terdapat
penurunan nilai aset tetap dan jumlah nilai

144 Bunga Rampai: Studi Kasus Akuntansi Keuangan


Bunga Rampai: Studi Kasus Akuntansi Keuangan

pertanggungan asuransi cukup untuk menutup risiko


kerugian yang mungkin timbul atas aset tetap pada
tanggal-tanggal 31 Desember 2018 dan 2017. Untuk
mencegah terjadinya penurunan nilai aset, perusahaan
telah mengasuransikan aset tetap (tidak termasuk hak atas
tanah dan satelit) untuk menutup kemungkinan kerugian
terhadap risiko kebakaran, pencurian, vandalis, force
majeur dan lain-lain kepada PT Asuransi Bringin
Sejahtera Artamakmur (pihak berelasi - Catatan 44), Tbk
dan PT Asuransi Purna Artanugraha dengan nilai
pertanggungan seluruhnya sebesar Rp13.174.911,
Rp12.283.482, dan Rp10.530.478 masing-masing untuk
tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember
2018, 2017 dan 2016. PT Bank Rakyat Indonesia (persero)
Tbk juga telah mengasuransikan aset tetap satelit kepada
PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) (pihak berelasi -
Catatan 44) dengan nilai pertanggungan seluruhnya
sebesar ASD224.000.000
SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI
Berdasarkan analisis atas informasi dan data dari
laporan keuangan tahun 2018, terdapat 2 (dua) aset tetap

145
yang mengalami penurunan nilai buku, yaitu kendaraan
bermotor dan satelit, masing-masing sebesar Rp169.946
atau 34,04% dan Rp218.976 atau 6,94%. Setelah dilakukan
uji penurunan nilai dan pengolahan data kembali,
diketahui bahwa kedua aset tetap ini mengalami
penuruna nilai buku akibat dari depresiasi. Manajemen
pada laporan keuangan konsolidasian ini berpendapat
bahwa tidak terdapat penurunan nilai aset tetap dan
jumlah nilai pertanggungan asuransi cukup untuk
menutup risiko kerugian yang mungkin timbul atas aset
tetap pada tanggal-tanggal 31 Desember 2018 dan 2017.
Penerapan pengakuan penurunan nilai aset tetap
sesuai PSAK 48 (IAI, 2014) pada PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk tidak disajikan secara detail.
Perusahaan akan mengakui adanya penurunan nilai
apabila memang benar terjadi. Perusahaan membuat
kebijakan dalam catatan atas laporan keuangan, bahwa PT
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk telah
mengasuransikan aset tetap (tidak termasuk hak atas
tanah dan satelit) untuk menutup kemungkinan kerugian
terhadap risiko kebakaran, pencurian, vandalis, force

146 Bunga Rampai: Studi Kasus Akuntansi Keuangan


Bunga Rampai: Studi Kasus Akuntansi Keuangan

majeur dan lain-lain. Hal ini dilakukan untuk mencegah


terjadinya penurunan nilai aset tetap.
Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu analisis
penurunan nilai aset tetap dilakukan pada satu entitas
saja. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya dapat
menggunakan beberapa perusahaan dalam satu sektor
atau sub sektor untuk mendapatkan hasil penelitian yang
lebih komprehensif. Hasil penelitian ini menyarankan
agar perusahaan untuk menyajikan nilai buku aset tetap
perusahaan setiap tahunnya secara rinci untuk
memudahkan pengguna laporan keuangan dalam
menganalisis laporan keuangan. Selain itu, perusahaan
menjelaskan secara rinci pengakuan penurunan nilai aset
tetap beserta jumlah terpulihkannya dan nilai wajarnya.

DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. C. (2015). Analisis penerapan PSAK No. 48 (revisi
2013) penurunan nilai aset tetap pada PT. Bank
SULUT. Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal
Berkala Ilmiah Efisiensi, 15 (3), 144-127.
Danga, E. G. H., & Morasa, J. (2016). Analisis penerapan
PSAK 48 (2015) penurunan nilai aset tetap pada PT.

147
Bank Mandiri (Persero) Tbk. Jurnal EMBA, 4(1),
Hal. 1419-1430.
Ikatan Akuntansi Indonesia. (2014). Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan Nomor 48 Tentang Penurunan
Aset. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan.
Ikatan Akuntansi Indonesia. (2015). Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan Nomor 16 Tentang Aset Tetap.
Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan.
Karouw, H. F. (2013). Analisis Penerapan PSAK No.48
(revisi 2009) Penurunan Nilai Aset Tetap Pada
Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R.D. Kandou
Manado. Jurnal EMBA, 1(4), 2036-2048.
Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. (2017).
Intermediate Accounting IFRS Edition 3nd Edition.
United Sates of America: Wiley.
Mararu, G., Sondakh, J. J., Suwetja, I. G. (2019). Analisis
Perlakuan akuntansi aset tetap pada Perusahaan
Umum Badan Logistik Divisi Regional Provinsi
Sulawesi Utara dan Gorontalo. Jurnal EMBA, 7(3),
3418 – 3427.
Pertiwi, A. R., Sutarti, & Hasibuan, D. H. M. (2019).
Pengaruh penerapan penurunan nilai aset tetap
menurut PSAK 48 terhadap laporan keuangan
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Akuntansi
Kesatuan, 7(1), 224 – 231.

148 Bunga Rampai: Studi Kasus Akuntansi Keuangan

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai