Anda di halaman 1dari 8

MODUL PERKULIAHAN

SUSTAINABILITY REPORTING

INKLUSIVITAS PEMANGKU
KEPENTINGAN

Fakultas Program Studi Online Kode MK Disusun Oleh

9
PASCA SARJANA MAGISTER Dr. Yudhi Herliansyah, Ak, MSi, CA, CSRA,
AKUNTANSI CPA

Abstract Kompetensi
Pada pokok bahasan ini akan Mahasiswa diharapkan mampu
dijelaskan : memahami dan menjelaskan :
Pentingnya Prinsip pelaporan 1. Prinsip-Prinsip Pelaporan untuk
menentukan isi laporan
2. Prinsip-Prinsip Pelaporan untuk
menentukan kualitas laporan
1. PENDAHULUAN

Pemangku Kepentingan didefinisikan sebagai entitas atau individu yang diperkirakan akan
terpengaruh secara signifikan oleh kegiatan, produk, atau jasa organisasi pelapor; atau yang
tindakannya diperkirakan akan memengaruhi kemampuan organisasi dalam menerapkan
strategi atau mencapai tujuannya. Ini termasuk, namun tidak terbatas pada, entitas atau
individu yang menurut hukum atau konvensi internasional berhak melakukan klaim yang sah
terhadap organisasi.
Para pemangku kepentingan dapat mencakup antara lain karyawan dan pekerja lainnya,
pemegang saham, pemasok, kelompok rentan, masyarakat lokal, dan LSM atau organisasi
masyarakat sipil lainnya. Pemangku kepentingan lainnya seperti konsumen produk atau jasa
organisasi pelapor, dimana tindakan konsumen apakah itu membeli, membatalkan pembelian,
klaim garansi, klaim kerugian ketika menggunakan produk dan jasa organisasi pelapor.
Konsumen di Indonesia telah dilindungi oleh Undang Undang No 8 tahun 1999 tentang
perlindungan konsumen, lebih lanjut beberapa peraturan hybrid misalnya diatur dalam
Peraturan pemerintah no 109 tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat
Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan.
Sejak UUPK disahkan pada tanggal 20 April 1999 dan diberlakukan efektif tanggal 20
April 2000, diperhatikan tidak banyak perubahan meski banyak kritikan sebagian kalangan
yang mempertanyakan tentang validitasnya karena mengandung banyak kekurangan dan
dianggap masih merugikan sebagian pihak, seperti di bidang kesehatan. Selain itu, sebagian
masyarakat belum banyak mengetahui, apalagi mengerti tentang UUPK itu. Masih banyaknya
perusahaan-perusahaan yang melanggar hukum dengan memproduksi barang-barang
komersial yang tidak mencantumkan label halal, tidak mempunyai standar produksi
sebagaimana diharapkan UUPK atau ketentuan dari BPOM RI seperti mengandung zat-zat
pengawet (formalin) dan zat-zat berbahaya lainnya merupakan dari rendahnya pengetahuan
dan kesadaran masyarakat terhadap hukum. Rendahnya kesadaran masyarakat tehadap
hukum ikut juga merugikan konsumen karena sering menerima kekalahan di tingkat litigasi.
Kondisi itu, merupakan faktor utama kelemahan konsumen, yaitu tingkat kesadaran akan
hak-haknya masih rendah, terutama pendidikan konsumen. Padahal UUPK dimaksudkan agar
menjadi landasan hukum yang kuat bagi pemerintah dan Lembaga Perlindungan Konsumen
2021 SR Pusat Bahan Ajar dan eLearning 2
http://www.mercubuana.ac.id

Dr. Yudhi Herliansyah, Ak, MSi, CA, CSRA, CPA


Swadaya Masyarakat (LPKSM) untuk melakukan upaya pemberdayaan konsumen melalui
pembinaan dan pendidikan konsumen. Selain itu, perlindungan konsumen sangat identik
dengan permasalahan hukum yang sedang dihadapi bangsa ini di tengah hiruk pikuk
kemajuan ekonomi yang semakin mengglobal, karena menyangkut hak, kewajian dan
tanggung jawab seluruh anggota masyarakat, termasuk pemerintah dalam kegiatan ekonomi.
Konteks perlindungan konsumen bukan hanya dilihat dari aspek materi, melainkan juga unsur
spiritual. UUPK terdiri dari 15 Bab yang diuraikan dalam 65 Pasal. Empat hal penting untuk
diketahui, yaitu pengaturan klausula baku bahwa kontrak/perjanjian ditentukan dua belah
pihak, azas pembuktian balik, berlakunya class action atau gugatan kelompok, dan tentang
Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK).
Meski perkembangan dalam pengkajian terhadap UUPK pada tahap akademisi sudah ada,
namun hal itu semestinya merupakan bagian dari tugas seluruh komponen masyakarat untuk
mengerjakannya. Sampai saat ini, belum diketahui secara jelas perkembangan terakhir UUPK
dilihat dari segi substansi, baik dari ketentuan peralihan maupun perubahan.
Banyaknya pemberitaan mengenai beberapa makanan yang mengandung bahan pengawet
seperti formalin, borak dan sebagainya telah merisaukan masyarakat baik konsumen maupun
beberapa pedagang terutama kelas kecil, khususnya di tingkat pengecer seperti pedagang
bakso, mie, tahu, tempe dan lain lain.
Bahkan pada jasa transportasi terdapat berbagai kerugian yang diderita konsumen jasa
transportasi, seperti kecelakaan bis, kecelakaan kereta api, kecelakaan pesawat dan lainnya.
Oleh karena itu peraturan pemerintah tentang perlindungan hendaknya memberikan
perlindungan yang kuat terhadap konsumen, seperti ditegakkannya hukuman dan atau
penggantian kerugian bagi konsumen ketika terjadi risiko terhadap produk dan jasa organisasi
pelapor keberlanjutan.
Ketika membuat keputusan tentang isi laporannya, organisasi akan mempertimbangkan
ekspektasi dan kepentingan yang wajar dari para pemangku kepentingan. Ini termasuk
mereka yang tidak mampu mengartikulasikan pandangan mereka dan yang keprihatinannya
dikemukakan wakil/kuasa mereka (misalnya, LSM yang bertindak atas nama kolektif
mereka); dan orang-orang yang tidak bisa berdialog dengan baik atau secara
berkesinambungan dengan organisasi. Organisasi diharapkan untuk mengidentifikasi suatu
proses untuk mempertimbangkan pandangan tersebut ketika menentukan apakah suatu topik
memang material (penting).
2021 SR Pusat Bahan Ajar dan eLearning 3
http://www.mercubuana.ac.id

Dr. Yudhi Herliansyah, Ak, MSi, CA, CSRA, CPA


Sedapat mungkin organisasi pelapor menggali berrbagai informasi yang berhubungan
dengan semua aspek pemangku kepentingan yang dapat mendorong tercapainya visi misi
organisasi pelapor, seluruh pemangku kepentingan diajak turut serta didalam mendorong
organisasi pelapor untuk mencapai tujuannya. Penentuan siapa pemangku kepentingan oleh
karena itu menjdai sangat penting dan sulit, namun konsep dasar nya adalah seluruh pihak
baik itu individu maupun entitas yang terdampak signifikan oleh aktivitas, produk dan jasa
organisasi pelapor.
Tahap awal dalam menentukan pemangku kepentingan, organisasi pelapor terlebih
dahulu Leader atau koordinator sustainability yang menetukan target kinerja sustainability
dan menghasilkan laporan keberlanjutan. Leader sustainability idealnya adalah CEO atai
CSO (Chief sustainability officer). Leader sustainability dapat mengelola anggota atau staff
khusus yang sehari hari bertanggung jawab bertanggung jawab melakukan koordinasi dan
memberi keyakinan bahwa proses pelaporan keberlanjutan sedang berlangsung,
diimplementasi dan dipelihara serta menjamin bahwa dokumentasi dapat dihasilkan dalam
berbagai aktivitas keberlanjutan seperti aktivitas pertemuan dengan berbagai pemangku
kepentingan.
Dalam konteks ini leader tidak hanya memahami isu isu lingkungan, namun memahami
pula aspek lain seperti budaya organisasional, struk dan operasional, memiliki jaringan yang
luas (networking) serta keahlian manajerial. Keahlian leader sangat penting didalam
mengajak pemangku kepentingan terlibat didalam organisasi. Berdasarkan survey KPMG
2017, disebutkan bahwa organisasi pelapor banyak yang gagal melibatkan pemangku
kepentingannya terhadap organisasi. Hal ini berakibat kepada lambatnya kemajuan pelaporan
keberlanjutan, kecuali mereka bekerjasama dengan sebahagian besar pemangku kepentingan
signifikan yang terdampak atas aktivitas, produk dan jasa organisasi pelapor (termasuk
produk dan jasa efisien dapat memiliki dampak siklus hidup yang buruk pula).

Identifikasi Pemangku Kepentingan.


Proses identifikasi Pemangku kepentingan didasarkan kepada prinsip individu atau
entitas yang terdampak signifikan atas operasional, produk dan jasa organisasi pelapor
sustainability. Team Leader sustainability beraktivitas yang fokus kepada luasnya
keterlibatan rentang pemangku kepentingan, yaitu dapat menentukan pemangku kepentingan
prioritas. Pemangku kepentingan prioritas yang dimaksud disini adalah pemangku
2021 SR Pusat Bahan Ajar dan eLearning 4
http://www.mercubuana.ac.id

Dr. Yudhi Herliansyah, Ak, MSi, CA, CSRA, CPA


kepentingan yang dapat memberikan nilai terbesar (most value) bagi organisasi pelapor
ketika pemangku kepentingan ini dilibatkan dalam proses menghasilkan pelaporan
keberlanjutan, selain itu pemangku prioritas akan memberikan manfaat besar untuk jangka
panjang.

1. Pemegang Saham
2. Suppliers
3. Clients
4. Employees
5. Trade Unions
6. Government
7. Advocacy NGOs
8. Employees Families
9. Small Supplier
10. Neighbor community
11. Many others
Team penyusun laporan dapat menyusun pemangku kepentingan organisasi pelapor
yang disesuaikan dengan situasi dan lingkungan organisasi

2021 SR Pusat Bahan Ajar dan eLearning 5


http://www.mercubuana.ac.id

Dr. Yudhi Herliansyah, Ak, MSi, CA, CSRA, CPA


Leader sustainability team sebaiknya adalah CEO yang dapat memutuskan hal penting
dari penyusunan laporan keberlanjutan, team leader dapat memutuskan dengan cepat siap
stakeholder yang benar benar terdampak dari aktivitas, produk dan jasa organisasi,
terutama stakeholder kunci yang memudahkan team penghasil laporan keberlanjutan untuk
menangkap dan merekam masalah signifikan apa saja yang timbul sebagai akibat dari
aktivitas, produk dan jasa melalui berbagai cara yang dapat ditempuh oleh tim tersebut,
seperti melakukan FGD (forum discussion group) atau lainnya.
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan tim penghasil laporan keberlanjutan ketika
memilih pemangku kepentingan kunci adalah:
1. Faktor Tanggung Jawab (responsibility)
2. Faktor Dampak (Influence)
3. Faktor Keberganutngan (dependency)
4. Faktor Proximity
5. Faktor Representasi

Terdapat pula pemangku kepentingan yang secara tidak langsung terdampak atas
aktivitas, produk dan jasa orgnanisasi pelapor namun memainkan peran penting ketika
menilai risiko risiko dan peluang peluang, seperti para ahli (expert); konsultan keberlanjutan
konsultan, spesialis keberlanjutan, yang dapat mengidentifikas dan menentukan seberapa
besaar dampak dan dimana dampak dari aktivitas, produk dan jasa organisasi ketika
laporan keberlanjutan di tulis atau diproduksi.

Tim dapat membuat lsit sederhana dari semua organisasi dan pemangku kepentingan
sebagaimana digambarkan diatas yang dapat di urut berdasarkan sektor yang dipengaruhi
atau terpengaruh oleh organisasi pelapor

Berikut bagan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi pemangku kepentingan


kunci

2021 SR Pusat Bahan Ajar dan eLearning 6


http://www.mercubuana.ac.id

Dr. Yudhi Herliansyah, Ak, MSi, CA, CSRA, CPA


2021 SR Pusat Bahan Ajar dan eLearning 7
http://www.mercubuana.ac.id

Dr. Yudhi Herliansyah, Ak, MSi, CA, CSRA, CPA


Daftar Pustaka

1. GRI STANDARD
2. MDGs
3. SDGs\
4. (1) (DOC) MENGKRITISI UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN |
Ahmad Rais - Academia.edu

2021 SR Pusat Bahan Ajar dan eLearning 8


http://www.mercubuana.ac.id

Dr. Yudhi Herliansyah, Ak, MSi, CA, CSRA, CPA

Anda mungkin juga menyukai