COMM6265
Business Ethics and Communication
Week ke-5
1
COMM6265 – Business Ethics and Communication
LEARNING OUTCOMES
Di akhir sesi ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. mengidentifikasi masalah dan dilema etika yang muncu dari berbagai perspektif dan
kepentingan pemangku kepentingan (stakeholders) yang disajikan melalui contoh-contoh
dan studi kasus
2. menerapkan nilai-nilai etika dan profesional yang dapat menyelesaikan dilema dan
masalah agar tercipta praktik tata kelola perusahaan yang baik dan etis
OUTLINE MATERI:
2
COMM6265 – Business Ethics and Communication
ISI MATERI
Bisnis beroperasi dalam lingkungan eksternal yang selalu berubah, di mana manajemen yang
efektif membutuhkan antisipasi terhadap masalah publik yang muncul dan terlibat secara positif
dengan berbagai pemangku kepentingan. Misalnya, masalah tentang kekhawatiran yang
berkembang tentang perubahan iklim, kelangkaan air, pekerja anak, kekejaman terhadap hewan,
atau keselamatan konsumen. Manajer harus menanggapi peluang dan risiko yang ditimbulkan dari
masalah-masalah publik tersebut.
3
COMM6265 – Business Ethics and Communication
2. Analisis Lingkungan
Saat masalah publik baru muncul, bisnis harus merespons. Organisasi memerlukan cara
sistematis untuk mengidentifikasi, memantau, dan memilih masalah publik yang memerlukan
tindakan organisasi karena risiko atau peluang yang mereka hadirkan terhadap jalannya bisnis
organisasi. Organisasi jarang memiliki kendali penuh atas masalah publik karena banyak faktor
yang terlibat, tapi organisasi bisa membuat sistem manajemen yang mengidentifikasi dan
memantau masalah yang muncul.
Analisis lingkungan adalah metode yang digunakan manajer untuk mengumpulkan
informasi tentang masalah dan tren eksternal, sehingga mereka dapat mengembangkan strategi
organisasi yang meminimalkan ancaman dan memanfaatkan peluang baru. Kecerdasan lingkungan
adalah perolehan informasi dari analisis berbagai lingkungan yang mempengaruhi organisasi.
Memperoleh informasi ini dapat dilakukan secara informal atau sebagai proses manajemen formal.
Jika dilakukan dengan baik, kecerdasan lingkungan ini dapat membantu organisasi menghindari
krisis dan menemukan peluang.
Menurut pakar manajemen Karl Albrecht dalam penelitiannya di tahun 2000, untuk
memperoleh kecerdasan lingkungan organisasi harus fokus pada delapan bidang strategis berikut:
Lingkungan pelanggan mencakup faktor demografis, seperti jenis kelamin, usia, status
perkawinan, dan faktor lain dari pelanggan organisasi serta nilai atau preferensi sosial, preferensi
pembelian, dan penggunaan teknologi.
Lingkungan pesaing mencakup informasi tentang jumlah dan kekuatan pesaing organisasi,
apakah mereka sekutu potensial atau aktual, pola pertumbuhan agresif versus pemeliharaan statis
pangsa pasar, dan potensi pelanggan untuk menjadi pesaing.
Lingkungan ekonomi mencakup informasi tentang biaya, harga, perdagangan internasional,
dan lingkungan ekonomi lainnya.
Lingkungan teknologi mencakup pengembangan teknologi baru dan aplikasinya yang
mempengaruhi organisasi, pelanggannya, dan kelompok pemangku kepentingan lainnya.
Lingkungan sosial mencakup pola budaya, nilai, kepercayaan, tren, dan konflik dalam
masyarakat tempat organisasi menjalankan bisnis.
Lingkungan politik mencakup struktur, proses, dan tindakan semua tingkat pemerintahan —
lokal, negara bagian, nasional, dan internasional.
Lingkungan hukum termasuk paten, hak cipta, merek dagang, dan pertimbangan kekayaan
intelektual, serta pertimbangan antitrust dan proteksionisme perdagangan dan masalah tanggung
jawab organisasi.
Lingkungan geofisika berkaitan dengan kesadaran akan lingkungan fisik dari fasilitas dan
operasi organisasi, baik itu kantor pusat organisasi atau kantor lapangan dan pusat distribusinya,
dan ketergantungan dan dampak organisasi pada sumber daya alam seperti mineral, air, tanah, atau
udara.
4
COMM6265 – Business Ethics and Communication
2.1 Materialitas Pemangku Kepentingan
Setelah banyak bidang-bidang lingkungan strategis diperhatikan, perusahaan perlu
mengevaluasi dan memprioritaskan dampak yang mungkin ditimbulkan oleh pemangku
kepentingan dan masalah-masalah mereka terhadap perusahaan. Kepentingan yang dikaitkan
dengan pemangku kepentingan sering disebut sebagai materialitas. Materialitas pemangku
kepentingan adalah adaptasi dari istilah akuntansi yang berfokus pada pentingnya atau signifikansi
sesuatu. Dalam hal ini menggambarkan metode yang digunakan untuk memprioritaskan relevansi
para pemangku kepentingan dan permasalahan mereka dengan perusahaan.
Setelah informasi terkumpul terkait dengan isu publik, selanjutnya informasi tersebut perlu
dianalisis dan ditempatkan pada matriks yang menunjukkan pentingnya isu tersebut bagi
pemangku kepentingan dan kepentingan isu yang ditugaskan oleh perusahaan. Evaluasi ini
memungkinkan perusahaan untuk memprioritaskan perhatian mereka pada isu-isu di kuadran yang
penting bagi pemangku kepentingan dan perusahaan.
6
COMM6265 – Business Ethics and Communication
3. Keterlibatan dan Hubungan dengan Pemangku Kepentingan
Istilah keterlibatan pemangku kepentingan digunakan untuk merujuk pada proses
pembangunan hubungan yang berkelanjutan antara bisnis dan pemangku kepentingannya. Bagian
ini akan membahas tentang berbagai jenis hubungan dan keterlibatan pemangku kepentingan
dengan bisnis, mulai dari kapan keterlibatan tersebut mulai terjalin, apa yang memicu keterlibatan
tersebut terjadi, dan peran media sosial dalam keterlibatan bisnis dengan pemangku kepentingan.
8
COMM6265 – Business Ethics and Communication
4. Dialog dengan Pemangku Kepentingan
Dalam dialog pemangku kepentingan, sebuah bisnis dan pemangku kepentingan berkumpul
untuk melakukan dialog tatap muka tentang masalah yang menjadi perhatian bersama. Di sana,
mereka mencoba menjelaskan minat dan perhatian inti mereka, menyiapkan definisi umum
masalah, menemukan solusi inovatif untuk keuntungan bersama, dan menetapkan prosedur untuk
menerapkan solusi. Agar berhasil, proses tersebut mengharuskan peserta mengekspresikan
pandangan mereka sepenuhnya, mendengarkan dengan cermat dan hormat kepada orang lain, dan
membuka diri terhadap pemikiran kreatif dan cara baru dalam memandang dan memecahkan
masalah. Dialog menjanjikan bahwa, bersama-sama, mereka dapat memanfaatkan pemahaman dan
keprihatinan semua pihak untuk mengembangkan solusi yang tidak seorang pun dari mereka,
dengan bertindak sendiri, dapat membayangkan atau menerapkannya.
10
COMM6265 – Business Ethics and Communication
DAFTAR PUSTAKA
1. Lawrence, A. T., & Weber, J. (2017). Business and Society: Stakeholders, Ethics, Public
Policy (15th ed.). New York, NY: McGraw-Hill Education. Chapter 2.
2. Fou, D. (2020, June 25). Corporations Need To Step Up To Real Social Responsibility.
Retrieved June 26, 2020, from
https://www.forbes.com/sites/augustinefou/2020/06/25/corporations-need-to-step-up-to-
real-social-responsibility/
3. Thorpe, D. (2018, June 27). Why CSR? The Benefits Of Corporate Social Responsibility
Will Move You To Act. Retrieved June 26, 2020, from
https://www.forbes.com/sites/devinthorpe/2013/05/18/why-csr-the-benefits-of-corporate-
social-responsibility-will-move-you-to-act/
11
COMM6265 – Business Ethics and Communication