1. Primer : pihak yang sangat berpengaruh atas aktivitas perusahaan/kelompok yang berada dalam
lingkaran kegiatan organisasi. Mencakup:
1. Karyawan yang memberikan kemampuan dan pengetahuan teknis dan non teknis
2. Pengelola / peran manajemen yang menjalankan fungsi manajerial
3. Pemegang saham mayoritas yang menyediakan sumber permodalan
4. Kreditur yang menyediakan sumber dana
5. Distributor sbg pemasok brg/jasa
6. Pemasok yang menyediakan kebutuhan bahan operasional dan sumber informasi bagi
produsen.
2. Sekunder : Pihak yang berperan penting tapi tidak mempengaruhi atau dipengaruhi kegiatan
perusahaan secara langsung. Mencakup: media, pemerhati, kelompok sosial.
Contoh kasus : produk makanan yg mengandung zat berbahaya menjadi perdebatan media
3. CSR
a. Tahapan CSR
Pendapat D. Martinis dalam melakukan program CSR harus memperhatikan komunitas, tujuan,
pesan, dan metode yg digunakan. Program ini dilakukan dgn proses sbb :
1. Merumuskan komunitas organisasi d/c :
i. Menyusun pembatasan kategori masyarakat lokal (lihat siapa penduduknya, siapa
masyarakatnya cocok/tdk?) harus bisa yang berbicara bahasa setempat.
ii. Mengidentifikasi norma, adat, nilai, dan hukum setempat ( contoh ibu susy ikan”
nelayan)
iii. Mengidentifikasi pemuka yang berpengaruh
iv. Memilih komunitas primer dan sekunder
Komunitas primer dapat dicari dengan cara interaksi yang luas dengan masyarakat
Komunitas sekunder dengan cara melihat kondisi geografis dan kehidupan
masyarakat setempat
2. Menentukan tujuan yaitu d/c mendapatkan berbagai data temuan yg disesuaikan dgn
program yg akan dijalankan dan sesuai dgn visi misi perusahaan.
Program yang dijalankan harus dibuat secara tertulis dan tidak diperkenankan dibuat
secara lisan.
Tujuannya sebagai referensi dan patokan dalam pelaksanaan kegiatan.
3. Menyusun pesan yang ingin disampaikan d/c :
i. Memilih isu yang paling tepat
ii. Memilih isu yang mendukung posisi organisasi
iii. Pilih isu yang menarik perhatian
4. Memilih metode yg paling baik dalam penyampaian pesan d/c melihat latar belakang
perndidikan, adat istiadat, bahasa
5. Realisasi program yaitu upaya melaksanakan kesepakatan yg terjadi (co. kesepakatan
reklamasi dgn nelayan) dilakukan sesuai kesepakatan, isu yg berkembang dan wajib
diselesaikan.
6. Melakukan analisis/evaluasi atas program yg dijalankan yaitu mengetahui efektivitas dan
keberhasilan program CSR
Sistem proteksionisme menyatakan bahwa produsen dalam negeri harus diutamakan terlebih dahulu
ketika berkompetisi dengan produsen asing. Dgn adanya proteksi thd politik eko dan budaya
melemahkan tingkat KS mengelola dunia dan hanya mementingkan perekonomian nasionalnya
masing-masing.
(Bagi AS) Beberapa alasan terkait faktor ekonomi penerapan kebijakan proteksionisme, diantaranya:
1. Mempertahankan pasar AS dalam menghadapi serbuan kompetitor asing d/c :
Melindungi industri kecil (UMKM) dan industri baru (startup industries) dari persaingan dengan
produk sejenis di pasar domestik dengan diberikan insentif dan keringanan dalam hal pajak serta
biaya produksi.
Sehingga dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi terutama produksi nasional dan menekan tingkat
pengangguran dlm menghadapi serbuan sumber daya materi dan manusia di tingkat global. Ditambah
lagi, sejak Cina masuk dalam WTO lebih dari 50 ribu pabrik di Amerika tutup dan puluhan juta
pekerja dirumahkan. Serta mendukung pembatasan transfer modal dan SDM antar negara,
memprioritasan produksi nasional dan penciptaan lapangan kerja untuk pekerja dalan negeri dan tidak
mempercayai mekanisme pasar internasional.
2. Menurunkan harga produk asing yang masuk dalam wilayah suatu negara dengan diterapkannya bea
masuk yg tinggi.
Contoh : memberlakukan tarif impor 45% utk produk Cina karena banyak produk AS yg harus
bersaing di dlm negeri dgn produk Cina yg djual dgn harga lbh murah
3. Untuk mengantisipasi dumping (menjual produk yang sama dengan harga yang lebih murah di pasar
ekspor dibandingkan dengan pasar domestik)
4. Untuk mengurangi impor yang terlalu besar pada produk-produk tertentu.
Beberapa alasan terkait faktor non-ekonomi penerapan kebijakan proteksionisme yaitu sebagai alat
untuk memenangkan suara rakyat dalam Pemilu atau ketika pemerintah mulai goyah akibat kebijakan-
kebijakan yang tidak tepat sasaran.
(Bagi Indo) Sri Mulyani berpendapat kebijakan proteksi merupakan bentuk kemunduran globalisasi.
Globalisasi memberikan manfaat bagi perdagangan duna melalui hubungan KS yg slg menguntukan.
Ia menepis klaim Trump bahwa kerja sama dagang merugikan AS.
Dugaan kasus korupsi lahan sengketa RS Sumber Waras oleh Ahok karena adanya info tng pembelian lahan
bermasalah sehingga menimbulkan kerancuan di masyarakat. Ahok membeli sebesar 755 M dgn NJOP
20.775.000/m (3,6 hektar) dan BPK menduga adanya kerugian negara sebesar 191 M.
Kepala BPK terkena dugaan konflik kepentingan dalam audit pembelian RS. Efdinal memakai audit tsb utk
meluluskan niatnya menjual tanah di tengah makam Pondok Kelapa. Efdinal meminta pemerintah membeli
tanahnya jika tak ingin audit yg menurutnya terindikasi korupsi dipublikasikan. Efdinal 6x menyurati Dinas
Pertamanan dan Pemakaman Jakarta utk membeli tanah tsb. Efdinak dipindah dari Banten ke Jakarta dan ia
memainkan kekuasaannya. Saat memeriksa belanja Dinas Pemakaman ia menyatakan pengurungan itu keliru
karena pemerintah belum membayarnya. Tanah tsb dimasukkan ke temuan BPK dan direkomendasi
menyarankan pemerintah membeli tanah tsb. Ia menampik bahwa tanah itu miliknya dan menyebut hanya
membantu pemilik mendapatkan haknya. Efdinal membuat laporan keuangan pemerintah Jakarta “wajar dgn
pengecualian”. Padahal tanah tsb telah dibeli hanya belum balik nama. Efdinal berusaha menjual tanah tsb dgn
memakai audit pembelian RS Sumber Waras
Beberapa indikasi kekeliruan :
Ahok membeli terlalu mahal karena ada tawaran PT Ciputra yg lebih murah 191 M pd 2013. Ahok
menyanggah dgn bukti bahwa perbedaan waktu setahun membuat harga tanah melonjak 200%.
Memakai patokan NJOP yg keliru. Pemerintah memakai NJOP Jalan Toman Utara senilai 20 juta bukan Jalan
Kyai Tapa di sisi timur yg hanya 7 juta. Ahok menyanggah bahwa penentuan tsb sudah ditentukan Kemenkeu
sejak awal.
Ahok dinilai membeli tanah yg perjanjiannya masih dipegang PT Ciputra dan tanpa melalui kajian mendalam
padahal perjanjian tsb sudah gugur. Perpres no 40/2014 “pembelian lahan di bawah 5 hektar tak perlu kajian”
Audit BPK rawan dgn kepentingan politik di dalamnya karena BPK dipimpin oleh jebolan kader parpol.
Ketua BPK seharusnya bebas dari kepentingan politik dan kepengurusan BPK harus dirombak dan diisi oleh
kalangan professional