Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 2

Materi Pokok Pembahasan :

Pengertian Stakeholders
Etika Bisnis
Pengertian Tanggungjawab Sosial Perusahaan
Areal Tanggungjawab Sosial

PEMBAHASAN

A. Stakeholders
1. Pengertian Stakeholders
Stakeholders adalah kumpulan individu maupun lembaga yang
memiliki kepentingan, tuntutan, kepentingan terhadap organisasi perusahaan
(Jones : 1995) dan dipengaruhi oleh keputusan dan berbagai tindakan yang
dilakukan oleh organisasi perusahaan (Robbins dan Coulter : 2003).
Dengan kata lain, stakeholders merupakan setiap kelompok yang
berada di dalam maupun diluar perusahaan yang mempunyai peran dalam
menentukan keberhasilan perusahaan.
2. Klasifikasi Stakeholders
Klasifikasi berdasarkan kedudukan Stakeholders dalam pengelolaan
perusahaan :
a. Inside Stakeholders (stakeholder internal)
Inside stakeholders terdiri dari orang-orang yang memiliki
kepentingan dan tuntutan terhadap sumber daya perusahaan serta
berada di dalam organisasi perusahaan.
b. Outside Stakeholders (stakeholder eksternal)
Outside stakeholders adalah orang-orang maupun pihak-pihak
(constituencies) yang bukan pemilik perusahaan, pemimpin
perusahaan, dan bukan pula karyawan perusahaan, tetapi memiliki

kepentingan terhadap perusahaan dan/atau dipengaruhi oleh keputusan


serta tindakan yang dilakukan oleh perusahaan.

Inside Stakeholders
Pemegang Saham (shareholders)
Para Manajer (Managers)
Karyawan (Workforce)

Outside Stikeholders
Pelanggan (customers)
Pemasok (Supplier)
Pemerintah (Government)
Serikat Pekerja (Unions)
Komunitas Lokal (Local Communities)
Masyarakat Umum (General Public)

Klasifikasi stakeholders berdasarkan aktivitas perusahaan :


a. Primary Stakeholders (Stakeholder Utama)
Primary stakeholders adalah berbagai kelompok yang
berinteraksi dengan perusahaan dan memengaruhi perusahaan untuk
melakukan kegiatan utama perusahaan.
Stakeholder utama merupakan stakeholder yang memiliki
kaitan kepentingan secara langsung dengan suatu kebijakan, program,
dan proyek. Mereka harus ditempatkan sebagai penentu utama dalam
proses pengambilan keputusan.
Primary Stakeholders
Investor (Stockholders)
Kreditur (Creditor)
Karyawan (Employees)
Pemasok (Suppliers)
Saluran Pemasaran (Wholeseller and Retailers)
Pelanggan (Customers)
Karyawan (Employees)
Saluran Pemasaran (Wholeseller & Retailers)
Investor (Stockholders)
Hubungan antara Perusahaan dengan Primary Stakeholders
Business and Firm

Pelanggan (Customers)

Kreditur (Creditor)
2

Pemasok (Suppliers)

b. Secondary Stakeholders (Stakeholder Pendukung)


Secondary stakeholders adalah stakeholder yang tidak
memiliki kaitan kepentingan secara langsung terhadap suatu kebijakan,
program, dan proyek, tetapi memiliki kepedulian (consern) dan
keprihatinan sehingga mereka turut bersuara dan berpengaruh terhadap
sikap masyarakat dan keputusan legal pemerintah.

Secondary Stakeholders
Masyarakat Umum (General Public)
Berbagai tingkatan pemerintah
Kelompok aktivis social (Sosial Activist Group)
Media
Masyarakat Lokal (local communities)
Investasi Asing (foreign investment)

Hubungan antara Perusahaan dengan Secondary Stakeholders

Karyawan (Employees)
Saluran Pemasaran
(Wholeseller & Retailers)

Business
and Firm

Pelanggan (Customers)
Pemasok (Suppliers)

Investor (Stockholders)
Kreditur (Creditor)
Pemasok (Suppliers)
3

B. Etika Bisnis
1. Pengertian Etika Bisnis
Etika (ethics) merupakan suatu konsepsi mengenai tindakan yang benar dan
salah (Post, Lawrence, dan Weber, 2002: 102).
Etika bersumber dari moralitas yang merupakan nilai tentang bagaimana kita
harus hidup secara baik sebagai manusia (Keraf, 1991: 20)
Etika Bisnis merupakan penerapan etika secara umum terhadap perilaku
bisnis. Secara lebih khusus lagi makna etika bisnis menunjukkan perilaku
etis maupun tidak etis yang dilakukan manajer dan karyawan dari suatu
organisasi perusahaan (Griffin dan Ebert, 1999: 82)
2. Mengapa Bisnis Harus Etis?
a. Alasan pertama, meningkatnya harapan publik agar perusahaan menjalankan
bisnisnya secara etis.
b. Alasan kedua, agar perusahaan dan para pekerjanya tidak melakukan
berbagai tindakan yang membahayakan stakeholders lainnya.
c. Alasan ketiga, penerapan etika bisnis di perusahaan dapat meningkatkan
kinerja perusahaan.
d. Alasan keempat, penerapan etika bisnis seperti kejujuran, menepati janji, dan
menolak suap dapat meningkatkan kualitas hubungan bisnis di antara dua
pihak yang melakukan hubungan bisnis.
e. Alasan kelima, agar perusahaan terhindar dari penyalahgunaan yang
dilakukan karyawan maupun kompetitor yang bertindak tidak etis.
f. Alasan keenam, penerapan etika perusahaan secara baik di dalam suatu
perusahaan dapat menghindarkan terjadinya pelanggaran hak-hak pekerja
oleh pemberi kerja.
g. Alasan ketujuh, untuk mencegah agar perusahaan (yang diwakili para
pemimpinnya) tidak memperoleh sanksi hukum karena telah menjalankan
bisnis secara tidak etis.
3. Etika Bisnis Pada Berbagai Fungsi Perusahaan
a) Etika di bidang akuntansi (accounting ethics)

Yaitu : kejujuran, integritas, dan akurasi dalam melakukan kegiatan


akuntansi merupakan syarat mutlak yang harus diterapkan oleh fungsi
akuntansi.
b) Etika di bidang keuangan (financial ethics)
Yaitu : pelanggaran etika dalam bidang ini dapat terjadi misalnya melalui
praktik window dressing terhadap laporan keuangan perusahaan yang akan
mengajukan pinjaman ke bank.
c) Etika di bidang produksi dan pemasaran (production and marketing ethics)
Yaitu : Untuk melindungi konsumen dari pelakuan yang tidak etis yang
mungkin dilakukan oleh perusahaan, pemerintah Indonesia telah
memberlakukan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen.
d) Etika di bidang teknologi informasi (information technology ethics)
Yaitu : Hal-hal yang dapat memunculkan permasalahan etika di dalam
bidang ini meliputi serangan terhadap wilayah privasi seseorang;
pengumpulan, penyimpanan, dan akses terhdap informasi usaha terutama
melalui transaksi e-commerce; perlindungan hak cipta yang menyangkut
pembuatan software, musik, dan hak kekayaan intelektual (Spinello, 1997).
4. Faktor-faktor yang Mendorong Timbulnya Masalah Etika Bisnis.
Mengejar keuntungan dan kepentingan pribadi (personal gain and selfish
interest)
Tekanan persaingan terhadap laba perusahaan (competitive pressure on
profits)
Pertentangan antara tujuan perusahaan dengan perorangan (business goals
versus personal values)
Pertentangan etika lintas budaya (cross-cultural contradiction)
C. Tanggungjawab Sosial Perusahaan
1) Pengertian Tanggungjawab Sosial Perusahaan
Menurut Steven R. Covey (1967:61) tanggungjawab atau responbility
terdiri dari 2 kata yaitu response (tanggapan) dan ability (kemampuan). Jadi
pada dasarnya responbility menunjukan kemampuan yang harus dimiliki

seseorang atau sebuah organisasidan perusahaan untuk memberikan tanggapan


kepada orang atau perusahaan tersebut oleh pihak lain.
2) Jenis-jenis Tanggungjawab Perusahaan
Ada 3 jenis tanggungjawab/responbility dalam perusahaan antara lain :
Economic Responbility
Yaitu : Perusahaan memiliki tanggung jawab sebagai institusi yang
menghasilkan laba .
Legal Responbility
Yaitu : Perusahaan dituntut untuk mematuhi peraturan peraturan yang dibuat
oleh pemerintah.
Responbility
Yaitu : Perusahaan memilih tanggung jawab sosial terhadap berbagai
stakeholders
The Multiple Responsibilities of Business
Economic Responbility
Legal Responbility
Social Responbility

Dengan adanya ketiga jenis responbility tersebut perusahaan saat ini


bertanggungjawab sebagai :
1. Institusi yang menghasilkan laba/economics responbility
2. Untuk memenuhi peraturan-peraturan yang dibuat oleh
Pemerintah /legal responbility
3. Memiliki tanggungjawab sosial terhadap berbagai stakeholders social
responbility
Maka dari itu perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila pihak manajemennya
mampu mencari cara terbaik untuk memenuhi ketiga jenis tanggungjawab
tersebut secara simultan.

Tahap Perkembangan Social Responsibilities


Leader
Stage 1

Sosial Responsibilities
Stage 2

Stage 3

Greater
Stage 4

D. Area Tanggungjawab Sosial


1. Tanggung Jawab Terhadap Pelanggan
Perusahaan mempunyai tanggung jawab untuk menghasilkan produk yang
aman dan menjual produk mereka tanpa menyesatkan pelanggan. Mereka
memastikan tanggung jawab social kepada pelanggan dengan menciptakan
kode etik, memonitor keluhan pelanggan, dan menanyakan kepada pelanggan
masukan mengenai produk yang mereka beli akhir-akhir ini. Adapun,
tanggungjawab kepada pelanggan dapat di paparkan sebagai berikut :
a. Praktik tanggung jawab produksi
Produk yang aman
Informasi yang relevan dari produk
Didengar
Memilih apa yang dibeli
b. Praktik tanggung jawab penjualan
Harga yang fair
Etika diberikan
c. Cara perusahaan menjamin tanggung jawab sosial kepada pelanggan
Ciptakan kode etik
Pantaulah semua keluhan
Umpan balik pelanggan
d. Cara pemerintah menjamin tanggung jawab sosial kepada pelanggan
Peraturan pemerintah tentang keamanan produk
Peraturan pemerintah mengenai periklanan
Peraturan pemerintah mengenai kompetisi industry
2. Tanggungjawab Kepada Karyawan
Perusahaan mempunyai tanggung jawab atas keamanan, perlakuan wajar, dan
kesempatan yang sama untuk karyawan. Mereka dapat meyakinkan tanggung
jawab kepada karyawan dengan menerapkan petunjuk keamanan, dengan
memberikan seminar tentang diversitas (keanekaragaman) dan menciptakan
prosedur untuk keluhan yang memungkinkan karyawan menyampaikan
keluhannya.
7

3. Tanggungjawab kepada pemegang saham dan Kreditor


Perusahaan mempunyai tanggung jawab untuk memuaskan pemilik (pemegang
saham) yang memberikan dana. Mereka cenderung memastikan para manajer
untuk membuat keputusan yang sesuai dengan kepentingan pemegang saham.
a. Cara perusahaan meyakinkan tanggung jawab
Yaitu dengan memberikan informasi rinci mengenai kinerja keuangan
perusahaan kepada pemegang saham maupun kreditor.
b. Tanggung jawab kepada kreditor
Yaitu : Perusahaan bertanggung jawab membayar hutang perusahaan beserta
biaya bunga pada saat jatuh tempo kepada kreditor
4. Tanggung Jawab Kepada lingkungan
a. Polusi udara
Cara pemerintah mencegah polusi udara
Pemerintah akan mengingatkan dan menindak perusahaan yang
menyebabkan polusi udara sesuai dengan peraturan yang ada.
Cara perusahaan mencegah polusi udara
Perusahaan menggunakan alat tertentu agar efek proses produksi tidak
berbahaya bagi masyarakat yang menghirupnya. Perusahaan juga dapat
mengembangkan penghijauan lingkungan di sekitar pabrik untuk
mengurangi efek proses produksi.
b. Polusi tanah
Cara perusahaan mencegah polusi tanah
Perusahaan dapat menyimpan sampah beracun dan membuang-nya
sampah tersebut pada area yang sudah ditentukan. Perusahaan juga
mendaur ulang plastik dan membatasi pemakaian material yang akan
menjadi sampah solit.

Anda mungkin juga menyukai