Anda di halaman 1dari 10

The 6th University Research Colloquium 2017

Universitas Muhammadiyah Magelang

Perlindungan Hukum Pengelolaan Usaha Tubing Sebagai


Destinasi Wisata Air di Kabupaten Magelang
Dian Arifa Fatimah1*, Dyah Adriantini Sintha Dewi2, Suharso3
1,2,3
Ilmu Hukum/Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Magelang
*Email: fatimahd666@gmail.com

Abstrak
Keywords: Tubing adalah kegiatan berselancar di atas aliran sungai dengan
Perlindungan menggunakan ban dalam truck/ bus (ban berukuran besar) yang didesain
Hukum; Tubing; sedemikian rupa agar dalam menampung seseorang diatasnya. Kegiatan
Pengaturan Ideal tubing telah menjadi fenomena masyarakat atau kegiatan wisata masyarakat
yang dianggap sebagai destinasi wisata air yang murah meriah dan dapat
dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Fenomena tubing adalah suatu kajian ilmiah yang menarik, sehingga
penulis akan menulis secara khusus mengenai perlindungan hukum
pengelolaan usaha tubing sebagai destinasi wisata air di Kabupaten
Magelang. Identifikasi permasalahan yang akan dikaji meliputi, pengaturan
izin usaha pengelolaan tubing di Kabupaten Magelang, perlindungan hukum
bagi pengelola dan pengguna tubing, serta pengaturan ideal untuk usaha
pengelolaan tubing.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaturan izin usaha tubing,
mengetahui perlindungan hukum pengelola dan pengguna tubing serta
mendapatkan pengaturan yang ideal terhadap usaha tersebut. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian hukum (legal research) melalui dua
pendekatan yaitu pendekatan undang-undang dan pendekatan konseptual.
Hasil penelitian ini adalah dari 22 (dua puluh dua) pengelola usah tubing
hanya 1 (satu) yang mempunyai izin usaha, sedangkan izin yang didapatkan
belum mempunyai fungsi optimal terhadap perlindungan hukum sehingga
dibutuhkan suatu bentuk aturan yang ideal guna memberikan perlindungan
serta kepastian hukum secara khusus. Pengaturan ideal meliputi peraturan
produk pemerintah dan non pemerintah yaitu pembentukan paguyuban
pengelola usaha tubing. Pengaturan terkait izin yang harus dipenuhi oleh
pengelola usaha tubing berupa izin pemanfaatan air, izin reklamasi sungai,
izin gangguan dan tempat usaha, serta bekerja sama dengan beberapa
instansi seperti Badan SAR Nasional, kepolisian setempat, serta lembaga
asuransi

1. PENDAHULUAN guna meningkatkan kemakmuran dan


Pariwisata bukan hal baru bagi kesejahteraan rakyat sebagaimana terkandung
Indonesia, kegiatan ini telah ditempatkan dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-
sebagai objek kebijakan nasional sejak Undang Dasar Negara Republik Indonesia
pertama kali Indonesia menentukan Tahun 1945.
kebijakan pembangunan. Keadaan alam, Pembangunan kepariwisataan
keragaman flora fauna, peninggalan purbakala, diperlukan untuk mendorong pemerataan
peninggalan sejarah, seni dan banyaknya kesempatan berusaha, dan memperoleh
budaya adalah modal pembangunan pariwisata manfaat, serta mampu menghadapi tantangan

ISSN 2407-9189 329


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

perubahan kehidupan lokal, nasional, dan Kabupaten Magelang” sebagai kajian hukum
global. Kepariwisataan merupakan bagian yang bermanfaat. Rumusan masalah dari latar
integral dari pembangunan nasional yang belakang tersebut yaitu:
dilakukan secara sistematis, terencana, terpadu, 1. Bagaimana pengaturan izin wisata tubing
berkelanjutan, dan bertanggung jawab dengan di Kabupaten Magelang ?
tetap memberikan perlindungan terhadap nilai- 2. Bagaimana perlindungan hukum bagi
nilai agama, budaya yang hidup dalam pengelola dan konsumen tubing di
masyarakat, kelestarian dan mutu lingkungan Kabupaten Magelang ?
hidup, serta kepentingan nasional. 3. Bagaimana pengaturan ideal untuk
Kabupaten Magelang adalah salah satu pengelolaan usaha tubing di Kabupaten
daerah dengan cakupan wilayah destinasi Magelang ?
wisata yang cukup banyak yaitu terdapat 10 Penelitian ini merupakan penelitian
kecamatan yang menjadi kawasan strategis awal yang dipergunakan sebagai penelitian
wisata. Sungai yang mengalir di Kabupaten lebih mendalam, memberikan kontribusi
Magelang berjumlah 10 sungai dengan potensi bagi pembangunan ilmu hukum, khususnya
pengembangan wisata airnya. Salah satu sungai dalam bidang Hukum Administrasi Negara.
yang sudah menjadi destinasi wisata air adalah memberikan kontribusi bagi para praktisi
Sungai Progo dan Elo sebagai lokasi wisata hukum, khususnya pemerintah Kabupaten
arum jeram yang sangat diminati. Magelang dalam membuat prosedur tetap
Dewasa ini, semakin banyak minat tubing dan juga dewan legislatif dalam
masyarakat akan kebutuhan wisatanya membuat suatu peraturan daerah, serta sebagai
khususnya wisata dengan harga terjangkau dan bahan acuan penelitian-penelitian selanjutnya
menyenangkan. Salah satu usaha wisata yang oleh para pihak yang membutuhkan referensi
marak berkembang adalah wisata air tubing terkait dengan penelitian tersebut. Tujuan
atau meluncur bebas di sungai dengan penelitian ini adalah untuk mengetahui
menggunakan ban dalam kendaraan. Biaya pengaturan izin wisata tubing di Kabupaten
yang harus dikeluarkan para peminatnyapun Magelang, untuk mengetahui kepastian dan
hanya berkisar antara Rp. 15.000 (lima belas perlindungan hukum usaha tubing sebagai
ribu rupiah) hingga Rp. 50.000 (lima puluh ribu wisata air bagi pengelola usaha dan
rupiah). Akan tetapi dengan perkembangannya konsumennya, serta untuk mengkaji
yang begitu pesat, pemerintah daerah belum pengaturan ideal terhadap pengelolaan usaha
mempunyai prosedur tetap untuk usaha wisata tubing di Kabupaten Magelang.
tubing, sehingga prosedur perizinan yang di Pariwisata adalah berbagai macam
tetapkan masih bersifat umum mengakibatkan kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai
tidak optimalnya perlindungan hukum terhadap fasilitas serta layanan yang disediakan
pengelola maupun penggunanya. masyarakat, pengusaha, pemerintah dan
Hal tersebut berimbas pada salah satu pemerintah daerah.[2] Menurut Spilane,
kejadian yaitu tewasnya 3 wisatawan tubing di dalam arti luas pariwisata adalah perjalanan
Sungai Sono yang hanyut hingga hulu Sungai dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat
Progo Yogyakarta yang berbatasan dengan laut sementara, dilakukan perorangan maupun
selatan. Permintaan tanggung jawab sulit kelompok, sebagai usaha mencari
dilakukan jika pengaturan baik dari pengusaha keseimbangan atau keserasian dan
wisata dan pemerintah tidak jelas. Oleh karena kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam
itu peneliti ingin melakukan penelitian yang dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.
berjudul “Perlindungan Hukum Pengelolaan Tubing merupakan kegiatan
Usaha Tubing Sebagai Destinasi Wisata Air Di berselancar di atas aliran sungai dengan

330 ISSN 2407-9189


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

menggunakan ban dalam truck/ bus (ban menemukan konsistensi antara undang-
berukuran besar) yang didesain sedemikian undang dengan permasalahan hukum.
rupa agar dalam menampung seseorang 2. Pendekatan konseptual (conceptual
diatasnya. Kegiatan tubing telah menjadi approach)
fenomena masyarakat atau kegiatan wisata Penulis mempelajari pandangan-
masyarakat yang dianggap sebagai destinasi pandangan dan doktrin-doktrin di dalam
wisata murah meriah dan dapat dijangkau oleh ilmu hukum, sehingga penulis dapat
seluruh lapisan masyarakat. Salah satu daerah membangun suatu argumentasi serta
yang sedang mengembangkan potensi tersebut konsep hukum dalam memecahkan
adalah Kabupaten Magelang, pengembang permasalahan hukum yang
wisata tersebut memang dilakukan oleh dihadapi.(Peter Mahmud M, 2005: 135)
masyarakat lokal yang huniannya dekat Dalam penelitian hukum tidak dikenal
dengan sungai guna meningkatkan potensi adanya data, sebab dalam penelitian hukum
desa dan juga masyrakat dalam sektor khususnya yuridis normatif sumbernya
ekonomi dan pariwisata akan tetapi di diperoleh dari kepustakaan bukan lapangan,
Kabupaten Magelang sendiri tubing dianggap untuk itu istilah yang dikenal adalah bahan
sebagai suatu pengembangan usaha yang hukum. Dalam penelitian normatif bahan
hanya menggunakan ijin pengelolaan usaha pustaka merupakan bahan dasar yang dalam
sedangkan kegiatan yang mengadung resiko ilmu penelitian. Dalam bahan hukum terbagi
kecelakaan haruslah mempunyai peraturan menjadi bahan hukum primer, sekunder, dan
tetap yang dikeluarkan oleh pemerintah bahan non hukum.(Peter Mahmud M, 2005:
daerah. 181.

2. METODE 3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Jenis penelitian yang digunakan
3.1. Pengaturan Izin Usaha Tubing di
penulis dalam menyusun skripsi ini adalah
Kabupaten Magelang
menggunakan penelitian hukum (legal
Pengaturan ataupun prosedur tetap
research). Ilmu hukum tidak bersifat
mengenai pengelolaan usaha tubing secara
deskriptif, tetapi preskriptif. Objek ilmu
khusus belum dibuat oleh pemerintah
hukum adalah koherensi antara norma hukum
kabupaten magelang. Adapun izin usaha
dan prinsip hukum, antara aturan hukum dan
tubing menginduk pada izin usaha
norma hukum, serta koherensi antara tingkah
pariwisata secara umum. Syarat izin usaha
laku (act)-bukan perilaku (behavior)-individu
tubing hanya meliputi izin gangguan dan
dengan norma hukum.(Peter Mahmud M,
tempat usaha (izin HO) serta izin pendirian
2005: 41).
usaha (jika berbadan hukum). Berdasarkan
Dalam legal research yang dilakukan,
data Dinas Pariwisata Kabupaten Magelang,
penulis menggunakan 2 macam pendekatan
terdapat 22 usaha tubing di Kabupaten
yaitu :
Magelang yang meliputi :
1. Pendekatan undang-undang (statue
a. Komunitas Tubing X-Gono Treko
approach)
Tubing Adventure di Kali Gono, Desa
Penulis menelaah semua undang-
Treko, Kecamatan Mungkid.
undang dan regulasi yang bersangkut
b. Tubing Senden Water Adventure
paut dengan permasalahan hukum yang
(SWAD) di Kali Mangu, Dusun Senden,
sedang ditangani. Sehingga dengan
Desa Senden, Kecamatan Mungkid.
pendekatan tersebut penulis dapat

ISSN 2407-9189 331


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

c. Tubing MaliQ di Kali Mangu, Dusun v. Tubing Tebing Borobudur, Desa


Sanggrahan, Desa dan Kecamatan Kembanglimus, Kecamatan Borobudur.
Mungkid. Dari 22 (dua puluh dua) usaha
d. Tubing Westam, Kali Gono, Dusun tubing yang sudah mendaftarkan izin usaha
Tampir Kulon, Desa Tampir, Kecamatan pariwisata hanya 1 (satu) usaha tubing yaitu
Candimulyo. Mangu River Tubing yang berada di Desa
e. Tubing Kali Anggas Adventure, Kali Senden, Kecamatan Mungkid, Kabupaten
Anggas, Desa Tampir Kulon, Kecamatan Magelang. Usaha ini berdiri sejak awal
Candimulyo. tahun 2017 lokasi tubing berhulu di gunung
f. Tubing Singgono Dusun Tampir Wetan, Merbabu. Tarif yang dikenakan yaitu
Desa Tampir, Kecamatan Candimulyo. 20.000/orang pada hari senin sampai jum’at
g. Tubing Tuk Gong Adventure, Dusun dan 25.000/orang pada hari sabtu sampai
Karangampel, Desa Tampir wetan, minggu. Rute tubing berjarak kurang lebih 2
Kecamatan Candimulyo. hingga 3 kilometer dengan waktu tempuh 1
h. Tubing Kali Cebong, Desa Gondang, jam 30 menit hingga 2 jam serta kedalaman
Kecamatan Sawangan. air 0,5 meter-3 meter. Usaha ini dikelola
i. Tubing Mangu Rivers di Kali Mangu, secara berkelompok oleh pemuda Desa
Dusun Jempukan, Desa Senden. Senden di bawah pengawasan dan
j. Tubing Gading Sobo Kali Sobo Deso pembinaan BUMDes. Tarif yang ditentukan
Dusun Gading, Desa Mangunsari, berdasarkan peraturan desa yang sudah di
Kecamatan Sawangan. setujui melalui rapat Musyawarah Desa.
k. Tubing Mbawangan, Outbond Kali
3.2. Perlindungan Hukum Pengelola dan
Pabelan Desa Kapuhan, Kecamatan
Pengguna Usaha Tubing
Sawangan.
Dari pihak pengelola, pengelola
l. Joglo Saran Tubing di Kali Blongkeng,
tidak mempunyai acuan tetap guna
Desa Ngawen, Kecamatan Muntilan.
melegalkan usahanya sehingga biaya yang
m.ubing BUMDes Ngawen, Desa Ngawen,
ditarik oleh pengelola berapapun
Kecamatan Muntilan.
nominalnya tetaplah merupakan pungutan
n. Tubing X Blongkeng Dusun Kaweron,
liar. Dari pihak pengguna, pengguna tidak
Kecamatan Muntilan.
dilindungi oleh hukum sehingga apabila
o. WTGI Gadungan Adventure di Dusun
terjadi kecelakaan maka tidak akan ada ganti
Gadungan, Pasuruhan, Mertoyudan.
rugi yang didapatkan sebab sifatnya hanya
p. Tangsi Tubing di Desa Sriwedari,
berupa sukarela.
Kecamatan Salaman.
Dari pihak pemerintah, belum
q. ARC Tubing, Dusun Saron, Desa
dibentuknya pengaturan menyebabkan
Rambeanak, Kecamatan Mungkid.
pemerintah tidak dapat melakukan
r. Brogo River Tubing, Brogo, Pare,
pengawasan dan tindakan terhadap
Blondo, Kecamatan Mungkid.
fenomena yang sudah berkembang pesat di
s. Tubing Rever, Kalangan,
kabupaten magelang, disamping itu
Ambarketawang, Kecamatan Mungkid.
pemerintah juga tidak dapat serta merta
t. X-Gending Tubing Adventure, Gedongan
menghentikan fenomena tersebut sebab
Kulon, Dusun Bondowoso, Kecamatan
secara tidak langsung tubing merupakan
Mertoyudan.
kreatifitas masyarakat desa yang
u. Gending Tubing Adventure, Gedongan
memafaatkan secara optimal sungai
Kulon, Dusun Bondowoso, Kecamatan
sehingga dapat memberikan pendapatan dan
Mertoyudan.

332 ISSN 2407-9189


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

meningkatkan pendapatan mereka secara pemerintah secara kesulurahan termasuk


mandiri. Pemerintah tidak dapat menarik aturan administrasi suatu sistem pemerintah
retribusi dari usaha yang belum terdaftar yang memperhatikan unsur-unsur tata kelola
tanpa ada aturan yang baku menganai hal pemerintah yang baik. Dalam pengaturan
tersebut. izin usaha tubing pemerintah belum secara
Masalah yang suatu saat dapat maksimal dan khusus mengaturnya sehingga
timbul jika pemerintah tidak bergerak cepat pemerintah sendiri belum mencerminkan
meberikan kontribusi berupa aturan tetap good governance [1].
sebagai acuan dan perlindungan hukum Langkah yang dapat dilakukan oleh
yaitu sengketa panjang lokasi sungai yang para pengelola usaha tubing agar kegiatan
diklaim antar pengusaha tubing, Belum tersebut tetap mempunyai landasan hukum
adanya standar keamanan yang ditentukan dan mempunyai standar keamanan serta
mengakibatkan belum maksimalnya perlindungan yang baik dan jelas sebelum
keamaan yang didapatkan oleh pengguna aturan perundang-undangan pada tingkat
tubing dalam hal ini kegiatan tubing adalah daerah terbentuk yaitu :
kegiatan yang beresiko, syarat sungai yang 1. Para penanggung jawab usaha tubing
dapat digunakan berkegiatan tubingpun baik perorangan maupun yang berbadan
belum di tentukan hal tersebut beresiko jika hukum membentuk suatu paguyuban.
bebatuan pada sungai sangatlah banyak dan Paguyuban yang dibentuk haruslah
terjal maka akan berbahaya bagi pengguna terorganisir dan mempunyai Anggaran
jika menghantamnya. Debit air serta Dasar Rumah Tangga yang berisi :
kecepatan aliran sungai pun sangatlah a. Aturan tetap paguyuban.
berpengaruh terhadap keamanan pengguna b. Membentuk tata tertib usaha
mengingat tidak adanya sistem peringatan pengelolaan tubing yang berasaskan
dini jika terjadi banjir. keamaanan, keindahan, dan
kenyamanan.
3.3. Pengaturan Ideal Pengelolaan Usaha
c. Membentuk prosedur sementara
Tubing
selama aturan dari pemerintah
Hukum yang baik dan ideal adalah
belum dikeluarkan sesuai dengan
aturan yang mempunyai konsep good
kesepakatan para pengelola usaha
governance, berdasarkan unsur-unsur dalam
tubing. Prosedur yang ditetapkan
Flowchart 4.1.
berisi :
1) Standar keamanan dan fasilitas
keamanan yang harus disediakan
para pengelola usaha tubing.
2) Standar pemantauan lingkungan
secara mandiri dalam tingkat
desa dengan mengedukasi para
pengelola dan masyarakat agar
menjaga ekosistem sungai, tidak
merusak atau mengubah
keindahan sungai seperti
Flowchart 4.1 Unsur Good Governance
larangan keras membuang
sampah baik organik maupun
Good Governance (Pemerintah
anorganik kesungai.
Yang Baik) adalah suatu tata kelola

ISSN 2407-9189 333


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

d. Pengelola usaha tubing harus tujuan. Perekat dalam hubungan itu adalah
bekerja sama dengan Badan berbagai perasaan, seperti cinta, rindu,
Penanggulangan Bencana Alam, simpati, hormat, kesediaan tolong menolong,
sebab lokasi tubing adalah aliran dan solidaritas, terlepas dari perhitungan
irigasi ataupun sungai yang laba atau rugi untuk diri sendiri.
mempunyai potensi tinggi rawan Adanya paguyuban dalam suatu
kecelakaan saat terjadi bencana perkempulan usaha khususnya dalam hal ini
alam. Hal ini diperlukan sebagai usaha tubing diharapkan dapat memberikan
langkah preventif agar pengelola inovatif dan menekan daya saing yang tidak
dan pengguna mendapatkan edukasi sehat antar pengusaha, secara bersama
penyelamatan awal saat terjadi membuat suatu kesepakatan terkait dengan
kecelakaan karena bencana alam. tata tertib dalam pengelolaan usaha tubing,
e. Pengelola usaha tubing harus prosedur kegiatan yang aman, nyaman,
bekerja sama dengan pihak indah, serta ramah lingkungan, dapat
berwenang (kepolisian) atau menghasilkan suatu standar keselamatan
setidaknya memberikan laporan seperti, setiap pengelola kegiatan usaha
adanya usaha tersebut sebagai tubing harus memberikan fasilitas berupa
keamaanan lokasi wisata. helm rafting, pelampung, ban yang harus
f. Pengelola usaha tubing bekerja sama sesuai dengan standar yani ukuran serta daya
dengan Badan SAR Nasional yang pantulnya, pengaman lengan dan kaki, serta
memiliki tugas membantu Presiden aturan kegiatan lainnya.
dalam menyelenggarakan urusan Pengaturan izin ideal terhadap usaha
pemerintahan di bidang pencarian tubing adalah substansi yang seharusnya
dan pertolongan (search and rescue). dipenuhi oleh para pengelola usaha tubing,
Setidaknya memberikan laporan pengaturan ini memberikan manfaat
lokasi serta rute tubing sehingga terhadapa pemerintah agar usah pariwisata
mempermudah Tim SAR saat terjadi alam yang diberikan izin dapat
kecelakaan atau korban hanyut. mempertahankan keadaan ekosistem alam
g. Mempunyai kejelasan asuransi khususnya sungai yang digunakan sebagai
kecelaakaan dan asuransi jiwa, guna lokasi tubing dan sekitarnya. Pengaturan
memberikan kepastian kepada tersebut meliputi :
pengguna jika terjadi kecelakaan. 1. Izin penggunaan atau pemanfaatan
h. Tarif yang ditentukan haruslah sumber daya air.
mempunyai landasan hukum Izin ini diperlukan sebagai langkah
setidaknya dalam bentuk Peraturan pemerintah mempertahankan kelayakan
Desa. sungai seperti pada awalnya serta
i. Jika terdapat BUMDes, usaha memberikan kepastian agar pengelolaan
tersebut haruslah dalam pengawasan menjaga lingkungan sebagai komoditas
BUMDes sebab secara adminitratif utama dalam usaha tersebut, mengingat
kegiatan tersebut menambah lokasi yang digunakan adalah sungai
pendapatan asli desa. dimana ekosistem sangat kompleks
Paguyuban merupakan perwujudan berada di dalamnya, sungai juga
dari sistem community approach atau merupakan sumber irigasi serta aliran air
community based, paguyuban dalam hukum dari atas hingga laut agar tidak terjadi
adat adalah suatu hubungan yang masing- bencana seperti banjir. Prosedur
masingnya menghadapi yang lain sebagai

334 ISSN 2407-9189


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

perizinan penggunaan atau pemanfaatan optimal tanpa merusak ekosistem


sumber daya air yaitu : didalamnya atau lingkungan disekitarnya.
a. Persyaratan Permohonan 4. Penetapan retribusi oleh pemerintah
1) Identitas Pemohon sehingga kegiatan terebut dapat
2) Lokasi, jenis peruntukan, tujuan menambah pendapatan asli daerah
3) Jumlah, cara, dan jangka waktu (PAD).
pemanfaatan air 5. Pengaturan pajak terlebih jika kegiatan
4) Gambar, spesifikasi teknis ini tidak lagi mikro yaitu telah
bangunan atau rute kegiatan mendapatkan modal dari investasi baik
5) Dokumen Amdal atau UKL-UPL dari pemerintah maupun asing. (Pajak
6) Izin yang sudah dimiliki (jika Penghasilan).
berbadan hukum dapat berupa izin Urgensi dalam pengaturan izin
pendirian) usaha tubing adalah tata kelola lingkungan
b. Permohonan ditujukan kepada yang baik, sebab lokasi tubing
Menteri Pekerjaan Umum c/q Dirjen memanfaatkan Sumber Daya Alam (Air)
Sumber Daya Air. yaitu sungai atau irigasi secara mutlak.
c. Evaluasi meliputi : Adapun konsep dari tata kelola lingkungan
1) Pemeriksaan data dan kelengkapan yang baik yaitu :
permohonan oleh tim evaluasi 1. Penatagunaan Sumber Daya Air meliputi:
2) Permohonan yang tidak lengkap a. Mengalokasikan zona untuk fungsi
dikembalikan, yang lengkap lindung dan budidaya, dalam hal
diproses lebih lanjut reklamasi sungai atau perubahan
3) Permintaan rekomendasi teknis sungai yang mungkin dilakukan
dari Ditjen, SDA kepada Balai pengelola tidak boleh merusak fungsi
Besar Wilayah Sungai (BBWS) sungai yang sebenarnya dan
d. Rekomendasi teknis (Rekomtek) ekosistem yang ada di dalamnya.
diberikan oleh BUPATI meliputi : b. Menggunakan dasar hasil penelitian
1) Pemohon bersama BBWS terkait dan pengukuran secara teknis
melakukan ekspose, pembahasan, hidrologis.
kunjungan lapangan, dan penilaian c. Memperhatikan ruang sumber air
kelayakan. yang dibatasi oleh garis sempadan,
2) Rekomendasi disampaikan kepada garis sempadan adalah garis dimana
Dirjen Sumber Daya Air. tidak boleh dilakukaknnya suatu
e. Verifikasi oleh Dirjen Sumber Daya perbahan sebab jika dilakukan maka
Air akan merusak sumber air itu sendiri.
f. Penerbitan izin oleh Dirjen Sumber d. Memperhatikan kepentingan berbagai
Daya Air jenis pemanfaatan yang ada sisekitar
2. Izin gangguan dan tempat usaha. sehingga tidak merusak atau
3. Izin persetujuan melakukan reklamasi mengganggu pemanfaatan yang sudah
sungai jika sungai yang dimanfaatkan ada sebelumnya.
dalam keadaan buruk. Sistem reklamasi e. Melibatkan peran masyarakat sekitar
sungai memang belum ada, akan tetapi dan seluruh pihak yang
jika merujuk pada pengertiannya berkepentingan di dalamnya sehingga
reklamasi adala sistem perbaikan atau terjadi keselarasan yang
pemberharuan suatu lokasi berair agar menguntungkan seluruh pihak.
dapat dimanfaatkan kembali secara f. Memperhatikan fungsi kawasan.

ISSN 2407-9189 335


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

2. Pengembangan Sumber Daya Air, meningkatkan efesiensi kepada pihak


berdasarakan Rencana Pengelolaan pengelola agar tiak perlu secara khusus
Sumber Daya Air dan Rencana Tata mengadakan pengamanan berupa ganti rugi
Ruang Wilayah yang telah dibentuk oleh yang harus dilakukan oleh pengusaha
Pemerintah Kabupaten Magelang. tubing.
3. Pengusahaan Sumber Daya Air terkait Selain itu, bekerja sama dengan
dengan izin pengelolaan meliputi : BASARNAS memberikan keuntungan
a. Pencegahan baik fisik maupun terutama pelatihan terhadap para pengelola
nonfisik serta penyeimbangan hulu tubing yang bertugas secara langsung untuk
dan hilir wilayah sungai. Pencegahan menjaga dan ikut berpartisipasi langsung
fisik dapat meliputi melakukan dengan wisatawan tubing saat
evaluasi kebersihan sungai dari melangsungkan kegiatan. Pelatihan tersebut
sampah baik benda atau zat yang dapat berupa tanggap bencana jika terjadi
dapat merusak ekosistem dan banjir yang mengakibatkan hanyutnya
mencemari lingkungan.pencegahan wisatawan. BASARNAS juga dapat
nonfisik dapat berupa sosialiasi atau melakukan kerja sama dengan masyarakat
pembekalan secara rutin kepada para sekitar guna pelatihan relawan jika ada
pengguna tubing selama kegiatan korban hanyut. Sehingga tingkat keamanan
untuk tidak membuang sampah tubing dapat terjamin.
ataupun mengubah serta merusak Pemerintah bertindak cepat
sungai dan lingkungannya. membentuk aturan, baik berbentuk peraturan
b. Penanggulangan, pengelola harus daerah maupun keputusan Bupati sebagai
bersedia bertanggung jawab dan aspek krusial terhadap suatu fenomena yang
bekerja sama dengan dinas terkait jika berkembang pesat di Kabupaten Magelang
terjadi suatu kerusakan yang sehinggal perlindungan hukum yang
diakibatkan oleh kegiatan tubing didapatkan terwujud secara optimal.
tersebut baik dalam jangka pendek Pemerintah bersama jajarannya (instansi
maupun dalam jangka panjang. yang terkait) membentuk standar
c. Pemulihan, pengelola bersama dengan operasional atau prosedur tetap terhadap
masyarakat maupun seluruh pihak pengelolaan tubing bersama dengan
terkait melakukan pemulihan fungsi kesepakatan para pengelola yang sudah
sungai jika terjadi suatu perubahan terbentuk paguyubannya sebagai langkah
yang tidak baik ataupun bencana yang preventif dalam pengaturan sementara usaha
terjadi tiba-tiba guna berpartisipasi. tubing.
Pengelola usaha tubing juga wajib Aspek tata kelola lingkungan
bekerja sama dengan perusahaan asuransi haruslah diatur dalam bentuk sistem hukum
baik milik pemerintah maupun milik swasta atau pengaturan tertulis sebab kegiatan
sebagai perlindungan hukum terhadap tubing dapat beresiko merubah bentuk
konsumen (wisatawan tubing), sebab dalam ataupun merusak fungsi sungai. Sistem
hal ini tubing mempunyai resiko tinggi Retribusi yang dibuat harus ditetapkan
terhadap terjadinya kecelakaan yang dapat dalam sebuah peraturan daerah (perda),
mengakibatkan meninggalnya seseorang saat dimana penetapan yang dibebankan kepada
melakukan kegiatan tersebut. Asuransi pengelola mempunyai beban persentase
mempunyai tujuan untuk memberikan yang sama tetapi berdasarkan dari
jaminan perlindungan dari resiko-resiko pendapatan yang diperoleh oleh setiap
kerugian yang diderita satu pihak, pengusaha usaha tubing.

336 ISSN 2407-9189


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

Hal ini mengacu pada pendapatan belum didapatkan. Standar operasional yang
dan daya tarik setiap pengelolaan usaha digunakanpun belum berkepastian hukum
tubing tidaklah sama, jika pemerintah sehingga dapat menimbulkan permasalahan-
mematok retribusi berdasarkan ketetapan permasalahan dikemudian hari.
tarif yang berlaku secara menyuluruh maka Pengaturan ideal adalah pengaturan
akan terjadi ketimpangan antara pelaku yang dapat memberikan perlindungan hukum
usaha yang mendapatkan penghasilan yang dan pengaturan secara optimal dari segi
tinggi dengan pelaku usaha yang keamanan, kenyamanan, dan keindahan
mendapatkan penghasilan yang rendah. lingkungannya. Mengacu pada asas-asas
Guna kemajuan suatu daerah dalam umum administrasi pemerintahan yang baik
pengembangan wisatanya bentuk dari untuk mencapai good governance (tata kelola
pengelolaan usaha tubing sebaiknya pemerintahan yang baik) Oleh karena itu,
berbadan hukum, hal tersebut untuk diperlukan suatu aturan terhadap usaha tubing
mempermudah pemerintah memeberikan meliputi pengadaaan izin amdal dan
investasi atau izin investasi sebab dapat UKL/UPL, pengaturan retribusi, izin
memperolah suatu hasil laporan yang jelas reklamasi sungai, dan pembentukan
dan berkekuatan hukum paguyuban guna langkah preventif atas aturan
yang belum dibuat oleh pemerintah..
4. KESIMPULAN
Pariwisata merupakan salah satu REFERENSI
sektor potensial dalam pengembangan suatu [1] Dewi, A.S.D. Asas-Asas Umum
daerah hingga tingkat desa. Pembangunan Pemerintahan Yang Baik Dalam Pelayanan
kepariwisataan diperlukan untuk mendorong Publik. Magelang: Saiwawai Publishing.
pemerataan kesempatan berusaha, dan 2016.
memperoleh manfaat, serta mampu [2] Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009
menghadapi tantangan perubahan kehidupan Tentang Kepariwisataan.
lokal, nasional, dan global. Tubing merupakan [3] Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
salah satu fenomena masyarakat yang sangat Tentang Pemerintahan Daerah
berkembang pesat di Kabupaten Magelang. [4] Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999
Hal tersebut terlihat dari jumlah usaha tubing Tentang Analisis Mengenai Dampak
yang ada di Kabupaten Magelang yaitu Lingkungan.
berjumlah 22 (dua puluh dua) usaha dari [5] Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008
tahun 2014 hingga sekarang. Pengaturan Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air.
usaha tubing terkait dengan perizinannya [6] Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011
hanya berpijak pada izin gangguan dan tempat Tentang Sungai.
usaha (izin HO) dan izin pendirian usaha (jika [7] Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012
berbadan hukum). Tentang Izin Lingkungan.
Perlindungan hukum yang didapatkan [8] Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39
oleh pengelolaan dan penikmat wisata Tahun 2010 Tentang Badan Usaha Milik
tersebut belum optimal sebab pengaturan Desa.
mengenai usaha tersebut belum ada baik dari [9] Peraturan Daerah Kabupaten Magelang
tingkat pusat, daerah, hingga desa. Pengaturan Nomor 4 Tahun 2005 Tentang Izin
yang digunakan masih menginduk pada Gangguan Dan Tempat Usaha.
Undang-Undang Kepariwisataan yang bersifat [10] Peraturan Daerah Kabupaten Magelang
umum, sehingga spesifikasi kebutuhan yang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
seharusnya dijangkau dalam usaha tubing

ISSN 2407-9189 337


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

Ruang Wilayah Kabupaten Magelang Tahun


2010-2030.

338 ISSN 2407-9189

Anda mungkin juga menyukai