Anda di halaman 1dari 13

I Gusti Ayu Eviani Yuliantari, S.H., M.H.

Tata Kelola… 67

TATA KELOLA DAERAH ALIRAN SUNGAI TERPADU DI BALI


DALAM PERSPEKTIF HUKUM

Oleh :

I Gusti Ayu Eviani Yuliantari, S.H., M.H.


Putu Eva Ditayani Antari, S.H., M.H.
Fakultas Hukum Universitas Pendidikan Nasional

ABSTRACT
This research aims to analyze and answer the problems of integrated
watershed management in the Province of Bali. This research is descriptive,
specifically intended to provide a clear description of the implementation of the
rule of law in integrated watershed management in the Province of Bali. In terms
of its purpose, this type of research is empirical legal research. Management of
Watersheds whose river flow areas across regencies or cities need to be
coordinated with the district or city government under the coordination of the
provincial government in this case the governor, because the management of
cross-regency and city watersheds is the authority of the governor. With the
coordination and use of policies based on ecoregions, it will produce sustainable
watershed management for the benefit of the community in terms of management
arrangements from upstream to downstream can be carried out in full, through
the stages of planning, implementation, monitoring and evaluation, and guidance
and supervision..
Keywords: Watershed; Legal Regulation; Regional autonomy.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menjawab permasalahan
manajemen pengelolaan Daerah Aliran Sungai terpadu di Provinsi Bali. Penelitian
ini bersifat deskriptif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan
gambaran yang jelas implementasi aturan hukum dalam manajemen pengelolaan
daerah aliran sungai terpadu di Provinsi Bali. Dari segi tujuannya, jenis penelitian
ini adalah penelitian hukum empiris. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai yang
wilayah aliran sungainya lintas kabupaten atau kota perlu adanya koordinasi
dengan pemerintah daerah kabupaten atau kota dibawah koordinasi pemerintah
provinsi dalam hal ini gubernur, karena pengelolaan Daerah Aliran Sungai lintas
kabupaten dan kota merupakan kewenangan gubernur. Dengan adanya koordinasi
dan penggunaan kebijakan berbasis pada ekoregion, maka akan menghasilkan
pengelolaan Daerah Aliran Sungai yang berkelanjutan untuk kepentingan
masyarakat dalam hal pengaturan pengelolaan dari hulu ke hilir dapat dilakukan
secara utuh, melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi,
dan pembinaan dan pengawasan.
Kata kunci: Daerah Aliran Sungai; Peraturan Hukum; Otonomi Daerah.
I Gusti Ayu Eviani Yuliantari, S.H., M.H. Tata Kelola… 68

A. PENDAHULUAN kehidupan manusia. Air sungai


1.1 Latar Belakang Masalah sebagai sumber daya alam yang
Wilayah Daerah Aliran Sungai dikusai oleh negara, hal ini diatur
(DAS) yang ada di Provinsi Bali dalam konstitusi Pasal 33 ayat (3)
melintasi beberapa kabupaten atau Undang-Undang Dasar 1945, yakni
kota, antara lain: DAS Saba, Unda “Bumi dan air dan kekayaan alam
dan Ayung. Keberadaan air sungai yang terkandung di dalamnya
tersebut sangat membantu dikuasai oleh negara dan
ketersedian air bagi warga sekitar dipergunakan untuk sebesar-
daerah aliran sungai tersebut baik besarnya kemakmuran rakyat”.
sebagai sumber pemenuhan Berdasarkan ketentuan dalam Pasal
kebutahan air pertanian, perikanan 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar
maupun kebutuhan hidup sehari-hari. 1945, memberikan tanggung jawab
Air sungai sebagai sumber air pengelolaan air sungai kepada
memiliki keuntungan tersendiri pemerintah baik itu pemerintah pusat
dibanding dengan sumber air tanah maupun daerah sebagai pelaksana
lainnya, baik itu dari segi ke- dari otonomi daerah.
tersediaan dan kemudahan Seringkali terjadi kesalahan
pengambilannya. Disamping itu, air dalam pemanfaatan air sungai oleh
sungai yang letaknya di permukaan manusia, yang menyebabkan
tanah membuatnya mudah untuk terjadinya pencemaran air maupun
diambil dan diolah. Teknik pengola- banjir, yang merupakan kesalahan
hannya relative sederhana sehingga dalam pengelolaan DAS. Untuk
tidak terlalu memerlukan biaya melakukan upaya pengelolaan DAS
instalasi pengolahan yang besar.1 yang tepat, terarah dan
Mudahnya pengambilan dan berkelanjutan, diperlukan
pengolahan air sungai, menyebabkan manajemen pengelolaan DAS.
air sungai sangat bermanfaat bagi Berdasarkan latar belakang

1
masalah di atas, maka permasalahan
Nita Triana, Pendekatan Ekoregion
Dalam Sistem Hukum Pengelolaan Sumber pokok dalam penelitian ini adalah
Daya Air Sungai di Era Otonomi Daerah,
Jurnal Pandecta, Fakultas Hukum sebagai berikut:
Universitas Negeri Semarang, Volume 9
Nomor 2 Desember 2014, h. 155.
I Gusti Ayu Eviani Yuliantari, S.H., M.H. Tata Kelola… 69

Bagaimana Manajemen mengungkapkan suatu kebenaran


Pengelolaan Daerah Aliran hukum.2
Sungai Saba, Unda dan Ayung di Penelitian ini bersifat deskriptif
Provinsi Bali dalam Perspektif yaitu penelitian yang dimaksudkan
Peraturan Hukum? untuk memberikan gambaran yang
Penelitian ini dilakukan dengan jelas implementasi aturan hukum
maksud dan tujuan untuk dalam manajemen pengelolaan
menganalisis dan menjawab daerah aliran sungai terpadu di
permasalahan manajemen Provinsi Bali, khususnya pada
pengelolaan daerah aliran sungai Daerah Aliran Sungai Saba, Unda
terpadu di Provinsi Bali. Dalam dan Ayung. Dari segi tujuannya,
rangka menjawab permasalahan jenis penelitian ini adalah penelitian
pokok tersebut, maka dalam hukum empiris. Penelitian hukum
penelitian ini akan dikaji secara empiris yaitu didasarkan atas data
mendalam tentang manajemen yang diperoleh melalui observasi.3
pengelolaan daerah aliran sungai Dari data lapangan yang telah
saba, unda dan ayung di Provinsi terelisasi secara selektif, peneliti
Bali dalam perspektif peraturan akan memperlakukan (treatment)
hukum. diskusi antar wacana (discourses)
secara tertutup yakni antar data
A. Metode Penelitian lapangan terarah dengan wacana
Penelitian hukum adalah teoritik dan konsep gagasan
suatu spesies dari penelitian pada penelitian melalui manajemen
umumnya. Itu berarti bahwa pengelolaan daerah aliran sungai
penelitian hukum itu adalah saba, unda dan ayung di provinsi bali
penelitian yang diterapkan atau dalam perspektif peraturan hukum
diberlakukan khusus pada ilmu dan implementasi aturan hukum pada
hukum. Penelitian hukum adalah lembaga pengelola Daerah Aliran
penelitian yang membantu
2
pengembangan ilmu hukum dalam F. Sugeng Istanto, 2007, Penelitian
Hukum, CV. Ganda, Yogyakarta, h. 29.
3
S. Nasution, 2006, Metode
Research (Penelitian Ilmiah), Bumi Aksara,
Jakarta, h. 1.
I Gusti Ayu Eviani Yuliantari, S.H., M.H. Tata Kelola… 70

Sungai lintas Kabupaten/Kota di B. Hasil dan Pembahasan


Provinsi Bali. Melalui prosedur 1. Pengelolaan Daerah Aliran
penelitian tersebut diharapkan Sungai dalam Perspektif
mendapatkan kesimpulan atas Kewenangan Daerah Otonom
realitas terabstraksi dari data, sebagai Pengelolaan sumber daya air
bahan penyusunan kerangka acuan di Indonesia, sebelum era orde baru
implementasi aturan hukum dalam berpedoman pada Hukum Adat
manajemen pengelolaan daerah sebagai guidance of human behavior
aliran sungai terpadu di Provinsi dan sekaligus sebagai social control.
Bali. Dari kesemua alur penelitian Namun dalam perkembangan politik
yang akan dilakukan, peneliti pada hukum terutama era Pemerintah
akhirnya melakukan diskusi terbuka Orde Baru yang gencar menciptakan
dengan hasil penelitian untuk hukum modern yang rasional dan
mendapatkan rumusan kesimpulan menuju unifikasi hukum
sebagai proposisi teoritik. mengakibatkan Hukum Adat tidak
Teknik analisis data yang diperhitungkan dalam politik hukum
digunakan dalam penelitian ini nasional.4 Hukum adat dapat
adalah deskriptif kualitatif, yaitu data dipertimbangkan dalam
yang diperoleh dari hasil penelitian pembangunan hukum nasional,
lapangan dan penelitian kepustakaan apabila ketentuan hukum adat
yang disusun secara sistematis, tersebut masih eksis berlaku di
kemudian dilakukan analisis secara masyarakat adat suatu daerah.
deskriptif kualitatif, dengan Pemerintah daerah dalam
memperhatikan faktor-faktor yang membentuk produk hukum daerah
ada dalam praktek, kemudian merupakan kewenangan pemerintah
dibandingkan dengan data yang yang diserahkan kepada daerah
diperoleh dari penelitian kepustakaan sebagai bentuk pelaksanaan asas
sehingga dapat diperoleh jawaban desentralisasi menciptakan daerah-
dari kesimpulan tentang 4
Sulastriyono, Kajian Pembangunan
permasalahan yang diteliti. Hukum Sumber Daya Air Sungai Dalam
Perspektif Sosiologi Hukum, Mimbar
Hukum, Fakultas Hukum Universitas
Gadjah Mada, Volume 20, Nomor 1,
Februari 2008, h. 66.
I Gusti Ayu Eviani Yuliantari, S.H., M.H. Tata Kelola… 71

daerah otonom. Dengan demikian Pelimpahan wewenang dari


substansi otonomi daerah adalah Pemerintahan Pusat kepada
kewenangan pemerintahan yang Pemerintahan Daerah meliputi
diserahkan kepada daerah otonom kewenangan di bidang pemerintahan.
sebagai wujud asas desentralisasi Fungsi pembentukan kebijakan
dalam lingkup negara kesatuan.5 (policy making function)
Secara konstitusional, berdasarkan dilaksanakan oleh DPRD, sedangkan
ketentuan Pasal 18 ayat (6) UUD fungsi pelaksana kebijakan (policy
1945, pemerintah daerah memiliki executing function) dilaksanakan
hak untuk menetapkan peraturan oleh Gubernur/Bupati/Walikota.
daerah (Perda) dan peraturan- Sesuai asas desentralisasi
peraturan lainnya dalam rangka daerah memiliki kewenangan
melaksanakan otonomi dan tugas membuat kebijakan daerah untuk
pembantuan. Peraturan-peraturan mengatur urusan pemerintahannya
lain yang dimaksudkan dapat berupa sendiri. Kewenangan daerah
peraturan Gubernur atau Bupati atau mencakup seluruh kewenangan
Walikota, dan keputusan Gubernur dalam bidang pemerintahan, kecuali
atau Bupati atau Walikota. bidang politik luar negeri,
Berdasarkan ketentuan Pasal pertahanan, keamanan, yustisi,
18 ayat (6) UUD 1945, Pemerintah moneter dan fiskal nasional, dan
Daerah yang memiliki hak otonom agama.6 Pemerintah daerah berhak
mempunyai kewenangan untuk menetapkan kebijakan daerah yang
mengatur (rules making) dan dituangkan dalam bentuk Perda
mengurus kepentingan masyarakat dalam rangka pelaksanaan otonomi
setempat menurut prakarsa sendiri. daerah dan tugas pembantuan.
Mengatur merupakan perbuatan
menciptakan norma hukum yang 6
I Nyoman Ngurah Suwarnatha,
Tinjauan Konstitusional Kewenangan
dituangkan dalam peraturan daerah. Pemerintah Daerah Kabupaten Badung
dalam Mengeluarkan Kebijakan
5
Akil Mochtar, “Kewenangan Pusat Pengendalian Pembangunan Akomodasi
dan Daerah Dalam Pembangunan Daerah di Pariwisata. Jurnal Konstitusi Pusat Kajian
Era Otonomi Daerah”, disampaikan pada Konstitusi Universitas Udayana Kerjasama
Seminar Relations Between Governments at Dengan Mahkamah Konstitusi Republik
Central and Regional Level, Universitas Indonesia, Volume II No. 1, September
Tanjungpura, Pontianak, 21 Juli 2010, h. 3 2013, h. 59.
I Gusti Ayu Eviani Yuliantari, S.H., M.H. Tata Kelola… 72

2. Manajemen Pengelolaan Pengelolaan DAS dari hulu


Daerah Aliran Sungai Saba, ke hilir dilakukan secara terpadu,
Unda dan Ayung di Provinsi melalui tahapan perencanaan,
Bali dalam Perspektif pelaksanaan, monitoring dan
Peraturan Hukum evaluasi, dan pembinaan dan
Beberapa prinsip dasar dalam pengawasan. Pengelolaan DAS dari
pengelolaan DAS adalah DAS hulu ke hilir secara terpadu melalui
sebagai suatu kesatuan ekosistem beberapa tahapan tersebut, sesuai
dari hulu sampai hilir, satu pe- dengan teori sociological
rencanaan dan satu pengelolaan jurisprudence dari Roscoe Pound
multipihak, koordinatif, menyeluruh yang menyebutkan bahwa ilmu
dan berkelanjutan, adaptif dan sesuai hukum yang menggunakan
dengan karakteristik DAS, pendekatan sosiologis, juga
pembagian beban biaya dan manfaat ditujukan untuk memberi
antar multipihak secara adil dan kemampuan bagi institusi hukum
akuntabel. Prinsip pengelolaan untuk secara lebih menyeluruh dan
Daerah Aliran Sungai ini adalah cerdas mempertimbangkan fakta
prinsip pengelolaan lingkungan sosial, sehingga hukum tersebut
dengan pendekatan ekoregion.7 berproses dan diaplikasikan. Teori
Pengelolaan DAS tidak dapat Roscoe Pound mengenai
dilepaskan dari “Asas Ekoregion”. kepentingan-kepentingan sosial
Asas ekoregion adalah bahwa merupakan sebuah usaha yang lebih
perlindungan dan pengelolaan explisit untuk mengembangkan suatu
lingkungan hidup harus model hukum responsif. Dalam
memperhatikan karakteristik sumber perspektif ini, hukum yang baik
daya alam, ekosistem, kondisi seharusnya menawarkan suatu yang
geografis, budaya masyarakat lebih dari keadilan prosedural.
setempat, dan kearifan lokal.8 Hukum yang baik harus
berkompeten dan juga adil, hukum
7
Nita Triana, Op. Cit., h. 160. semacam ini seharusnya mampu
8
Lihat Penjelasan Pasal 2 huruf h
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 mengenali keinginan publik dan
tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
I Gusti Ayu Eviani Yuliantari, S.H., M.H. Tata Kelola… 73

punya komitmen bagi tercapainya pemerintah desa dan kabupaten tentu


keadilan substansial.9 harus saling bersinergi, terutama
Pengelolaan DAS Unda, dalam menjalankan berbagai
DAS Ayung, dan DAS Saba program pembangunan. Agar jangan
dilakukan oleh Gubernur dengan sampai nantinya ada kebijakan yang
membentuk tim penyusunan rencana tumpang tindih atau tidak relevan
pengelolaan DAS. Tim penyusunan dengan kondisi di lapangan. Suatu
rencana pengelolaan DAS terdiri dari program pembangunan khususnya
unsur pemerintah dan non yang terkait dengan pemanfaatan
pemerintah termasuk di dalamnya aliran sungai yang sudah disusun
forum koordinasi pengelolaan DAS, dalam RPJM Desa harusnya menjadi
asosiasi, organisasi, lembaga atau acuan bagi pemerintah kabupaten
perorangan yang berkaitan dengan untuk menyinergikannya dengan
pengelolaan sumber daya alam dan program pembangunan kabupaten.
lingkungan hidup. Pemerintah Namun sayangnya selama ini masih
Provinsi Bali telah memiliki Perda banyak program yang sudah
Nomor 11 Tahun 2009 tentang dituangkan dalam RPJM Desa belum
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai bisa dipenuhi oleh pemerintah
Terpadu Provinsi Bali, yang telah kabupaten.
mencantumkan lembaga pengelola Berlakunya Undang-undang
DAS Terpadu. No. 6 tahun 2014 tentang Desa,
Dalam melakukan tata kelola pemerintah desa diberikan
dan pemanfaatan sungai yang berada kewenangan untuk merancang
atau melintasi suatu desa, pihak berbagai program pembangunan
aparatur desa seyogyanya dilibatkan yang ada, khususnya dalam
dalam pemanfaatan tersebut. Antara pemanfaatan sumber daya alam
dalam hal ini pemanfaatan aliran
9
Al. Sentot Sudarwanto, 2014, Aspek
Hukum Pengelolaan Daerah Aliran Sungai sungai dan pemberdayaan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor masyarakat. Dalam melakukan
37 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai, Prosiding Seminar pemanfaatan sungai dimana terdapat
Nasional Hasil Penelitian Teknologi
Pengelolaan DAS, Pusat Penelitian dan tanah hak desa yang dijadikan akses
Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi
(P3KR), Bogor, h. 5. dalam pemanfaatan sungai untuk
I Gusti Ayu Eviani Yuliantari, S.H., M.H. Tata Kelola… 74

investasi pembangunanan maupun yang masuk desa dan pelepasan asset


usaha oleh pihak swasta, pemerintah desa. Investasi masuk desa tercermin
desa dalam menentukan rencana pada pemanfaatan aliran sungai yang
investasi dan pembangunan desa berada di wilayah desa yang
dilakukan melalui musywarah desa. dimanfaatkan untuk keperluan wisata
Berdasarkan ketentuan Pasal air maupun yang wilayah sungainya
54 ayat (1) dan (2) Undang-undang menjadi daerah yang dikelola oleh
No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, ayat balai wilayah sungai, maka perlu
(1) musyawarah desa merupakan adanya koordinasi dengan
forum permusyawaratan yang diikuti pemerintah desa.
oleh Badan Permusyawaratan Desa, Musyawarah Desa
Pemerintah Desa, dan unsur merupakan forum pertemuan dari
masyarakat Desa untuk seluruh pemangku kepentingan yang
memusyawarahkan hal yang bersifat ada di Desa, termasuk
strategis dalam penyelenggaraan masyarakatnya, dalam rangka
Pemerintahan Desa. Ayat (2) hal menggariskan hal yang dianggap
yang bersifat strategis meliputi: penting dilakukan oleh Pemerintah
a. penataan Desa; Desa dan juga menyangkut
b. perencanaan Desa; kebutuhan masyarakat Desa. Hasil
c. kerja sama Desa; muasyawarah desa menjadi
d. rencana investasi yang masuk pegangan bagi perangkat Pemerintah
ke Desa; Desa dan lembaga lain dalam
e. pembentukan BUM Desa; pelaksanaan tugasnya. Unsur
f. penambahan dan pelepasan masyarakat adalah antara lain tokoh
Aset Desa; dan adat, tokoh agama, tokoh
g. kejadian luar biasa. masyarakat, tokoh pendidikan,
Daerah aliran sungai yang perwakilan kelompok tani, kelompok
berada di wilayah desa, berdasarkan nelayan, kelompok perajin,
ketentuan tersebut diatas, maka perlu kelompok perempuan, dan kelompok
peran serta dari pemerintah desa masyarakat miskin. Dalam hal
karena terkait pada penataan desa, penataan Desa, Musyawarah Desa
perencanaan desa, rencana investasi hanya memberikan pertimbangan
I Gusti Ayu Eviani Yuliantari, S.H., M.H. Tata Kelola… 75

dan masukan kepada Pemerintah a. sistem organisasi masyarakat


Daerah Kabupaten/Kota.10 adat;
Pemerintah desa berdasarkan b. pembinaan kelembagaan
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun masyarakat;
2014 tentang Desa, memiliki c. pembinaan lembaga dan hukum
kewenangang yang diatur dalam adat;
Pasal 33 dan 34. Berdasarkan d. pengelolaan tanah kas Desa; dan
ketentuan Pasal 33 Peraturan e. pengembangan peran masyarakat
Pemerintah No. 43 Tahun 2014 Desa.
tentang Desa, kewenangan desa Ayat (2) Kewenangan lokal berskala
meliputi: Desa paling sedikit terdiri atas
a. kewenangan berdasarkan hak kewenangan:
asal usul; a. pengelolaan tambatan perahu;
b. kewenangan lokal berskala Desa; b. pengelolaan pasar Desa;
c. kewenangan yang ditugaskan c. pengelolaan tempat pemandian
oleh Pemerintah, pemerintah umum;
daerah provinsi, atau pemerintah d. pengelolaan jaringan irigasi;
daerah kabupaten/kota; dan e. pengelolaan lingkungan
d. kewenangan lain yang ditugaskan permukiman masyarakat Desa;
oleh Pemerintah, pemerintah f. pembinaan kesehatan masyarakat
daerah provinsi, atau pemerintah dan pengelolaan pos pelayanan
daerah kabupaten/kota sesuai terpadu;
dengan ketentuan peraturan g. pengembangan dan pembinaan
perundang-undangan. sanggar seni dan belajar;
Berdasarkan ketentuan Pasal 34 h. pengelolaan perpustakaan Desa
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun dan taman bacaan;
2014 tentang Desa, ayat (1) i. pengelolaan embung Desa;
Kewenangan Desa berdasarkan hak j. pengelolaan air minum berskala
asal usul paling sedikit terdiri atas: Desa; dan
k. pembuatan jalan Desa
10
Lihat penjelasan Ketentuan Pasal antarpermukiman ke wilayah
54 ayat (1) dan (2) Undang-undang No. 6
Tahun 2014 tentang Desa. pertanian.
I Gusti Ayu Eviani Yuliantari, S.H., M.H. Tata Kelola… 76

Ayat (3) Selain kewenangan DAS yang lintas


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kabupaten/Kota.
dan ayat (2), Menteri dapat 2) Dinas Kehutanan berperan:
menetapkan jenis kewenangan Desa a) memberdayakan
sesuai dengan situasi, kondisi, dan masyarakat dalam bidang
kebutuhan lokal. kehutanan dan
Berdasarkan uraian ketentuan perkebunan,
Pasal 33 dan 34 Peraturan b) penatagunaan hutan,
Pemerintah No. 43 Tahun 2014 pengelolaan kawasan
tentang Desa, pemerintah desa dalam konservasi dan
pengelolaan wilayah sungai memiliki rehabilitasi DAS.
kewenagan sebagai berikut: 3) Dinas Pertanian berperan:
a. pengelolaan tanah kas Desa; a) memberdayakan
b. pengembangan peran masyarakat masyarakat dalam bidang
Desa; pertanian yang
c. pengelolaan jaringan irigasi; dan menggunakan air irigasi
d. pengelolaan air minum berskala dari DAS,
Desa b) pembangungan dan
Lembaga pengelolan DAS lintas pemanfaatan air pada
Kabupaten/Kota, yakni jaringan irigasi tersier
a. Lembaga Pemerintah: dari DAS.
1) Pemerintah Daerah Provinsi 4) Dinas Perikanan berperan
(Gubernur) berperan: dalam pemanfaatan
a) sebagai koordinator atau sumberdaya air yang dari
fasilitator atau regulator DAS.
atau supervisor 5) BWS Bali-Penida berperan
penyelenggaraan dalam perencanaan,
pengelolaan DAS skala pelaksanaan dan pengawasan
provinsi, dalam kegiatan pembangunan
b) memberi pertimbangan prasarana dan sarana
teknis penyusunan pemanfaatan air sungai lintas
rencana Pengelolaan Kabupaten atau yang strategis
nasional.
I Gusti Ayu Eviani Yuliantari, S.H., M.H. Tata Kelola… 77

6) Bappeda berperan: d) perencanaan dan


a) melakukan perencanaan pengawasan terkait
dan pengawasan dalam teknis prasarana dan
penataan kawasan atau sarana pemanfaatan air
peruntukan wilayah sungai (mencangkup air
DAS; baku, irigasi, dan
b) melakukan pengawasan perlindungan mata air);
dan pengendali dalam e) pelaksanaan kegiatan
koordinasi perencanaan pembangunan dan
pembangunan kawasan pemeliharaan prasarana
DAS. dan sarana pemanfaatan
7) Dinas Pekerjaan Umum sungai.
berperan: 8) Dinas Perijinan berperan
a) perencanaan dan dalam melakukan pemberian,
pengawasan terkait penolakan, pencabutan,
fungsi ruang legalisasi, duplikat izin dan
kawasan/lahan wilayah pengawasan terhadap
DAS dalam rangka penggunaan dan
penyusunan tata ruang; pengembangan pembangunan
b) perencanaan pedoman lahan pada DAS.
pengembangan, 9) Dinas Kesehatan dan Badan
pengawasan dan Lingkungan Hidup berperan
pengendalian dalam pengendalian kualitas
pembangunan perumahan lingkungan hidup DAS.
dan pemukiman di 10) Dinas Pariwisata berperan
wilayah DAS; dalam memanfaatkan
c) perencanaan pengelolaan perairan DAS sebagai wisata
perwilayahan ekosistem air.
daerah atau kawasan 11) Forum DAS berperan:
tangkapan air pada DAS a) Menyusunan rencana
dan pedoman pengelolaan daerah aliran
pengelolaan sumber daya sungai;
air;
I Gusti Ayu Eviani Yuliantari, S.H., M.H. Tata Kelola… 78

b) Mengembangkan model pemerintah provinsi dalam hal ini


pengelolaan daerah aliran gubernur, karena pengelolaan DAS
sungai; lintas kabupaten dan kota merupakan
c) Pengembangan kewenangan gubernur. Koordinasi
kelembagaan dan tidak saja dilakukan dengan instansi
kemitraan pengelolaan pemerintah, tetapi juga dilakukan
daerah aliran sungai; dengan forum DAS dan pihak
b. Lembaga Non Pemerintah: masyarakat adat yang wilayah
1) Perguruan Tinggi Swasta, adatnya berada di DAS Unda, DAS
berperan sebagai lembaga Ayung, dan DAS Saba. Dengan
independen yang bergerak di adanya koordinasi dan penggunaan
bidang research dan kebijakan berbasis pada ekoregion,
development DAS, maka akan menghasilkan
2) Lembaga Swadaya pengelolaan DAS yang berkelanjutan
Masyarakat, berperan sebagai untuk kepentingan masyarakat dalam
memelihara dan hal pengaturan pengelolaan DAS
memanfaatkan kuantitas dan dari hulu ke hilir dapat dilakukan
kualitas air DAS. secara utuh, melalui tahapan
perencanaan, pelaksanaan,
C. Simpulan dan Saran monitoring dan evaluasi, dan
1. SIMPULAN pembinaan dan pengawasan.
Berdasarkan uraian diatas
dapat disimpulkan, dari produk- 2. SARAN
produk hukum yang ada pada Perlu disusun suatu aturan yang
pengelolaan DAS Unda, DAS mengatur secara rinci tugas dan
Ayung, dan DAS Saba hendaknya tanggung jawab masing-masing
dilakukan pengelolaan DAS pihak yang terlibat dalam
berlandaskan pada asas ekoregion. pengelolaan DAS, sehingga
Pengelolaan DAS yang wilayah permasalahan yang harus
aliran sungainya lintas kabupaten mendapatkan penanganan secara
atau kota perlu adanya koordinasi cepat tidak lagi menunggu proses
dengan pemerintah daerah kabupaten birokrasi yang panjang dalam
atau kota dibawah koordinasi pengambilan keputusan.
I Gusti Ayu Eviani Yuliantari, S.H., M.H. Tata Kelola… 79

DAFTAR PUSTAKA
Suwarnatha, I Nyoman Ngurah,
BUKU: Tinjauan Konstitusional
Istanto, F. Sugeng, 2007, Penelitian Kewenangan Pemerintah
Hukum, CV. Ganda, Daerah Kabupaten Badung
Yogyakarta. dalam Mengeluarkan
Kebijakan Pengendalian
Nasution, S. , 2006, Metode Pembangunan Akomodasi
Research (Penelitian Ilmiah), Pariwisata. Jurnal Konstitusi
Bumi Aksara, Jakarta. Pusat Kajian Konstitusi
Universitas Udayana
Sudarwanto, Al. Sentot, 2014, Aspek Kerjasama Dengan
Hukum Pengelolaan Daerah Mahkamah Konstitusi
Aliran Sungai Berdasarkan Republik Indonesia, Volume
Peraturan Pemerintah Nomor II No. 1, September 2013.
37 Tahun 2012 Tentang
Pengelolaan Daerah Aliran Triana, Nita, Pendekatan Ekoregion
Sungai, Prosiding Seminar Dalam Sistem Hukum
Nasional Hasil Penelitian Pengelolaan Sumber Daya
Teknologi Pengelolaan DAS, Air Sungai di Era Otonomi
Pusat Penelitian dan Daerah, Jurnal Pandecta,
Pengembangan Konservasi Fakultas Hukum Universitas
dan Rehabilitasi (P3KR), Negeri Semarang, Volume 9
Bogor. Nomor 2 Desember 2014.

MAKALAH: PERATURAN PERUNDANG-


Mochtar, Akil, “Kewenangan Pusat UNDANGAN :
dan Daerah Dalam Undang-Undang Dasar 1945
Pembangunan Daerah di Era
Otonomi Daerah”, Undang-Undang Nomor 32 Tahun
disampaikan pada Seminar 2009 tentang Perlindungan
Relations Between dan Pengelolaan Lingkungan
Governments at Central and Hidup, Lembaran Negara
Regional Level, Universitas Republik Indonesia Tahun
Tanjungpura, Pontianak, 21 2009 Nomor 140 dan
Juli 2010. Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor
5059.
JURNAL:
Sulastriyono, Kajian Pembangunan
Undang-undang No. 6 Tahun 2014
Hukum Sumber Daya Air
tentang Desa, Lembaran
Sungai Dalam Perspektif
Negara Republik Indonesia
Sosiologi Hukum, Mimbar
Tahun 2014 Nomor 7 dan
Hukum, Fakultas Hukum
Tambahan Lembaran Negara
Universitas Gadjah Mada,
Republik Indonesia Nomor
Volume 20, Nomor 1,
5495.
Februari 2008.

Anda mungkin juga menyukai