Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk mengetahui pengaturan air dari suatu tempat ketempat lain, banyak prihal yang
perlu diperhatikan karena suatu pengaturan pengairan tidak hanya melihat suatu air yang
sudah mencapai tempat lain. Namun banyak hal yang perlu di perhatikan agar dapat mengatur
air dengan baik dan maksimal, hal tersebut seperti: bagaimana kualitas air, bagaimana air
tersebut dapat rusak, bagaimana air dapat bertahan, bagaimana pengelolaan air agar efisien
dan bagaimana agar air tersebut tidak bersifat merugikan.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Dapat merencanakan pengaturan pengairan pada suatu tempat.
2. Agar dapat mengetahui pengembangan sumber daya air pada suatu tempat.
3. Mengatur air agar tidak bersifat merusak lingkungan sekitar.

1.3 Manfaat Praktikum


1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang kualitas, kuantitas, dan daya rusak air.
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara konservasi terhadap air.
3. Mahasiswa mampu mengetahui cara mengatasi daya rusak air.
4. Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah yang terjadi pada suatu pengaturan air.

1.4 Waktu dan Tempat Praktikum


Lokasi survey yang kami lakukan bertempat di sungai Abangan, Desa Bakbakan, Desa
Pekraman GitGit, kecamatan Gianyar, kabupaten Gianyar. Pada hari sabtu, 11 November
2017 pada pukul 15.00 - selesai dan hari jumat, 18 November 2017 pada pukul 16.00 –
selesai.

Laporan SURVEY PSDA 1


BAB II
ISI DAN HASIL SURVEY
2.1 Pengembangan sumber daya air (PSDA)
Definisi Pengembangan Sumber Daya Air
Pengembangan sumber daya air adalah merupakan upaya pendayagunaan sumber-
sumber air secara terpadu dengan upaya pengelolaan, pengendalian dan pelestariannya.
Wawasan pengembangan sumber daya air adalah cara pandang atau cara memahami daripada
upaya pendayagunaan sumber-sumber air secara terpadu melalui kegiatan pengelolaan,
pengendalian, dan pelestariannya.
Peningkatan kebutuhan akan air telah menimbulkan eksploitasi sumber daya air
secara berlebihan sehingga mengakibatkan penurunan daya dukung lingkungan sumber daya
air yang pada gilirannya menurunkan kemampuan pasokan air. Gejala degradasi fungsi
lingkungan sumber daya air ditandai dengan fluktuasi debit air di musim hujan dan kemarau
yang semakin tajam, pencemaran air, berkurangnya kapasitas waduk dan lainnya.
Disamping tantangan fisik tersebut, pengelolaan sumber daya air juga mengalami
tantangan dalam penanganannya seperti tidak tercukupinya dana operasi dan pemeliharaan,
lemahnya kordinasi antar instansi terkait dan masih kurangnya akuntabilitas, transparansi
serta partisipasi para pihak (stakeholders) yang mencerminkan good governance dalam
pengelolaan sumber daya air.
Sementara itu seiring dengan semangat reformasi disektor publik seperti good
governance, akuntabilitas publik, otonomi daerah dan pemberdayaan keuangan daerah
sebagaimana telah diamanatkan oleh TAP – TAP MPR dan UU no.32/2004 tentang
Pemerintah Daerah dan UU no. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah, pada awal milenium ketiga ini telah terjadi pula pergeseran paradigma
pengelolaan sumber daya air, yang dulunya pengelolaan secara sektoral berubah menjadi
pengelolaan secara holistik, komprehensif dan terpadu.
Pengelolaan kebutuhan atau alokasi air tidak saja untuk pertanian, domestik, perkotaan,
industri dan kebutuhan lainnya tetapi air juga sebagai komoditas ekonomi yang memiliki
fungsi sosial yang berwawasan lingkungan. Pengembangan organisasi pengelola air
diharapkan dapat menuju ke desentralisasi dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam
pengelolaan dan pembiayaan sumber daya air.

Laporan SURVEY PSDA 2


2.2 SUBAK
Definisi Subak
Subak adalah sebuah organisasi yang dimiliki oleh masyarakat petani di Bali yang
khusus mengatur tentang manajemen atau sistem pengairan/irigasi sawah secara tradisional,
keberadaan Subak merupakan manifestasi dari filosofi/konsep Tri Hita Karana.
Tri Hita Karana berasal dari kata "Tri" yang artinya tiga, "Hita" yang berarti
kebahagiaan/kesejahteraan dan "Karana" yang artinya penyebab. Maka dapat disimpulkan
bahwa Tri Hita Karana berarti “Tiga penyebab terciptanya kebahagiaan dan kesejahteraan”.
Penerapannya didalam sistem subak yaitu:
 Parahyangan yaitu hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan.
 Pawongan yaitu hubungan yang harmonis antara manusia dengan sesamanya.
 Palemahan yakni hubungan yang harmonis antara manusia dengan alam dan
lingkungannya.
Kata "Subak" merupakan sebuah kata yang berasal dari bahasa Bali, kata tersebut pertama
kali dilihat di dalam prasasti Pandak Bandung yang memiliki angka tahun 1072 M. Kata
subak tersebut mengacu kepada sebuah lembaga sosial dan keagamaan yang unik, memiliki
pengaturan tersendiri, asosiasi-asosiasi yang demokratis dari petani dalam menetapkan
penggunaan air irigasi untuk pertumbuhan padi.
Subak bagi masyarakat Bali tidak hanya sekedar sistem irigasi, tetapi juga merupakan
konsep kehidupan bagi rakyat Bali itu sendiri. Dalam pandangan rakyat Bali, Subak adalah
gambaran langsung dari filosofi Tri Hita Karana tersebut.
Sebagai suatu metode penataan hidup bersama, Subak mampu bertahan selama lebih
dari satu abad karena masyarakatnya taat kepada tradisi leluhur. Pembagian air dilakukan
secara adil dan merata, segala masalah dibicarakan dan dipecahkan bersama, bahkan
penetapan waktu menanam dan penentuan jenis padi yang ditanam pun dilakukan bersama.
Sanksi terhadap berbagai bentuk pelanggaran akan ditentukan sendiri oleh warga
melalui upacara atau ritual yang dilaksanakan di pura. Harmonisasi kehidupan seperti inilah
yang menjadi kunci utama lestarinya budaya Subak di pulau dewata.

Struktur Organisasi Subak


Anggota subak atau juga biasa disebut dengan krama subak adalah para petani yang
memiliki garapan sawah dan mendapatkan bagian air pada sawahnya. Didalam anggota subak

Laporan SURVEY PSDA 3


juga terdapat beberapa kelompok yang disebut dengan Sekaa, Krama subak digolongkan
menjadi 3, yaitu:
1. Krama aktif adalah anggota yang aktif seperti krama pekaseh, sekaa yeh atau sekaa
subak.
2. Krama pasif yaitu anggota yang mengganti kewajibannya dengan uang atau natura
karena beberapa penyebab yang biasa disebut dengan Pengampel atau Pengohot.
3. Krama luput yaitu anggota (krama) yang tidak aktif didalam segala macam kegiatan
subak karena tugasnya seperti kepala desa atau Bendesa Adat.

Pengurus (Prajuru) Subak terdiri dari:


1. Pekaseh/Kelian adalah bertugas sebagai kepala subak.
2. Pangliman/Petajuh bertugas menjadi wakil kepala subak.
3. Peyarikan/Juru tulis adalah sebagai sekretaris.
4. Petengen/Juru raksa adalah memiliki tugas sebagai bendahara.
5. Saya/juru arah/juru uduh/juru tibak/kasinoman mempunyai tugas dalam urusan
pemberitahuan atau pengumuman.
6. Pemangku adalah bertugas khusus dalam urusan ritual/keagamaan.

Kelompok (Sekaa) di dalam subak dibagi menjadi:


1. Sekaa Numbeg, yaitu sebuah kelompok yang mengatur hal pengolahan tanah.
2. Sekaa Jelinjingan, kelompok yang bertugas untuk mengatur pengolahan air.
3. Sekaa Sambang, yaitu kelompok yg memiliki tugas dalam hal pengawasan air dari
pencurian, penangkap atau penghalau binatang perusak tanaman seperti burung
maupun tikus.
4. Sekaa Memulih/Nandur, yaitu kelompok yang bertugas dalam hal penanaman bibit
padi.
5. Sekaa Mejukut yaitu kelompok yang bertugas menyiangi padi.
6. Sekaa Manyi adalah kelompok yang bertugas menuai/memotong/mengetam padi.
7. Sekaa Bleseng yaitu kelompok yang memiliki tugas mengangkut ikatan padi yang
telah diketam dari sawah ke lumbung.

Laporan SURVEY PSDA 4


Jaringan Irigasi Subak
Para ahli juga menyebutkan bahwa Subak juga sebagai sistem teknologi yang sudah
menjadi budaya di Bali. Subak sebagai metode teknologi dari budaya asli petani Bali.
Fasilitas yang utama dari irigasi subak (palemahan) untuk setiap petani anggota subak adalah
berupa pengalapan (bendungan air), jelinjing(parit), dan sebuah cakangan (satu tempat/alat
untuk memasukkan air ke bidang sawah garapan).
Jika di suatu lokasi bidang sawah terdapat dua atau lebih cakangan yang saling berdekatan
maka ketinggian cakangan-cakangan tersebut adalah sama (kemudahan dan kelancaran air
mengalir masuk ke sawah masing-masing petani sama), tetapi perbedaan lebar lubang
cakangan masih dapat ditoleransi yang disesuaikan dengan perbedaan luas bidang sawah
garapan petani. Pembuatan, pemeliharaan, serta pengelolaan dari penggunaan fasilitas irigasi
subak dilakukan bersama oleh anggota (krama) subak.
Jaringan sistem pengairan dalam subak jika diurut dari sumber air terdiri dari:
1. Empelan/empangan sebagai sumber aliran air/bendungan.
2. Bungas/Buka adalah sebagai pemasukan (in take).
3. Aungan adalah saluran air yang tertutup atau terowongan.
4. Telabah aya (gede), adalah saluran utama.
5. Tembuku aya (gede), adalah bangunan untuk pembagian air utama.
6. Telabah tempek (munduk/dahanan/kanca), adalah sebagai saluran air cabang.
7. Telabah cerik, sebagai saluran air ranting.
8. Telabah panyacah (tali kunda), dibeberapa tempat dikenal dengan
istilah Penasan (untuk 10 bagian), Panca (untuk 5 orang), dan Pamijian (untuk
sendiri/1 orang).
Melalui sistem Subak tersebut, para petani medapatkan bagian air sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh musyawarah dari warga/krama subak dan tetap dilandasi oleh
filosofi Tri Hita Karana. Maka dari itu, kegiatan dalam organisasi/perkumpulan Subak tidak
hanya meliputi masalah pertanian atau bercocok tanam saja, tetapi juga meliputi masalah
ritual dan peribadatan untuk memohon rejeki dan kesuburan.
Sawah, tanaman padi, dan air mempunyai peranan penting dalam sistem irigasi subak
bahkan dikaitkan dengan segi religius. Ketiganya berhubungan dengan kekuasaan Dewi
Sri (Dewi kesuburan dan kemakmuran). Oleh karena itu subak tidak semata hanya mengatur
masalah teknis pengaturan dan pembagian air semata, tetapi juga aspek sosial dan religius
(agama).

Laporan SURVEY PSDA 5


Setiap Subak biasanya memiliki pura yang disebut Pura Ulun Carik atau Pura
Bedugul, yang khusus dibangun oleh para petani untuk memuja Dewi Sri. Sistem pengairan
ini diatur oleh seorang tokoh adat dan juga merupakan petani yang disebut dengan Kelian
(Klian) yang mempunyai tugas untuk mengawasi dan mengelola subak.
Untuk menjadi Kelian subak ini adalah sifatnya sosial, tidak mendapatkan gaji
ataupun imbalan. Pembagian atau penyaluran air disesuaikan dengan keanggotaan petani di
subak, ada anggota yang aktif dan pasif, keduanya mendapat pembagian air yang berbeda.
Inilah dasar keadilan dimana distribusi air disesuaikan dengan kontribusi.
Subak telah dipelajari dan diteliti oleh Clifford Geertz, sedangkan J. Stephen
Lansing telah menarik perhatian publik tentang pentingnya metode irigasi tradisional. Ia
mempelajari dan meneliti banyak tempat suci (pura) di Bali, terutama tempat suci yang
diperuntukkan bagi pertanian.
Pada tahun 1987, J. Stephen Lansing bekerja sama dengan para petani di Bali telah
mengembangkan kembali sistem pengairan/irigasi Subak menjadi lebih efektif. Dengan cara
itu ia dapat membuktikan bagaimana keefektifan serta pentingnya metode irigasi subak di
Bali.

2.3 KONSERVASI
Definisi konservasi
Konservasi adalah upaya yang dilakukan untuk melestarikan lingkungan namun tetap
memperhatikan manfaat yang didapat dengan tetap mempertahankan keberadaan setiap
komponen lingkungan untuk dimanfaatkan di masa mendatang.
Sedangkan konservasi sumber daya alam adalah pengelolaan untuk berbagai jenis SDA yang
dilakukan secara bijak dengan tujuan untuk menjamin ketersediaan dengan cara
meningkatkan kualitas dan memelihara keanekaragaman dan nilainya.
Jadi, konservasi sumber daya air adalah upaya mengelola sumber daya air yang dilakukan
secara bijak dengan memperhatikan manfaat yang didapat serta mempertahankan komponen
penyusunnya agar dapat dinikmati di masa mendatang.

Upaya yang Dilakukan


Air hingga saat ini menjadi kebutuhan pokok manusia maupun makhluk hidup
lainnya. Maka dari itu perlu dilakukan upaya untuk konservasi sumber daya air agar
digunakan secara efisien dan masih dapat dinikmati di masa mendatang.

Laporan SURVEY PSDA 6


1. Selektif dalam memilih produk – yang dimaksud disini adalah selektif dalam
memilih produk yang menggunakan sumber air secara tinggi, misalnya adalah mesin
cuci.
2. Meningkatkan pelestarian dan perlindungan terhadap sumber daya air –
masyarakat dihimbau untuk menjaga dan melestarikan sumber daya air agar tidak
tercemar dan tidak hilang agar tidak terjadi pencemaran air serta kekeringan yang
dapat menimbulkan masalah bagi masyarakat sekitar. ( baca : Ciri-ciri Pencemaran
Air )
3. Program hemat air – melaksanakan program hemat air di lingkungan sekitar agar
penggunakan air tetap efisien dan menjaga ketersediaan sumber daya air.
4. Membuat penampungan air – dengan membuat penampungan air sementara ini
nantinya diharapkan agar dapat dimanfaatkan disaat musim kemarau panjang atau
ketika sumber daya air sudah mulai tercemar dan tidak layak untuk digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. ( baca : Manfaat Penampungan Air )
5. Menentukan tarif penggunaan air – dengan menentukan tarif penggunaan air setiap
debitnya ini nantinya diharapkan agar masyarakat lebih peduli akan manfaat air dalam
kehidupan serta harapannya wilayah yang belum merasakan air bersih dapat
merasakan air bersih.
6. Membentuk lembaga pengurus sumber daya air – dalam lingkungan masyarakat
sebaiknya dibuat sebuah lembaga yang bertugas untuk mengurus sumber daya air agar
tetap terjaga dengan melaksanakan program-program yang tujuannya untuk
melestarikan sumber daya air tersebut. ( baca : Cara Menjaga Kelestarian Air )
7. Meminimalisir penggunaan sumber air dari tanah – yang dimaksud disini adalah
meminimalisir pengambilan sumber air dari sumur agar sumber daya air dalam tanah
tetap ada dan tidak terjadi kekeringan.
8. Menjaga ekosistem hutan – dengan menjaga ekosistem hutan agar tetap tumbuh
inilah nantinya juga akan menjadi sumber penyimpanan air dalam tanah.
9. Mencegah pencemaran air tanah – yang dimaksud disini adalah dengan membuat
sumur injeksi di daerah yang air tanahnya tercemar sehingga pencemaran air tanah
dapat dihindari dan sumur air tetap bersih.
10. Mengatur laju run-off air – dalam hal ini sebaik mungkin untuk mengatur laju debit
air di beberapa titik yang memang membutuhkan air dan tidak menggunakan air
secara berlebihan agar ketersediaannya tetap terjaga.

Laporan SURVEY PSDA 7


11. Membuat biopori – dengan membuat biopori sebanyak mungkin nantinya dapat
memperbanyak daya tampung tanah terhadap air hujan sehingga dapat mengurangi air
hujan yang turun ke sungai dan dapat mencegah terjadinya banjir.
12. Membuat sumur resapan – dengan membuat sumur resapan air hujan dibeberapa
tempat ini tujuannya sebagai tempat penampungan air hujan yang jatuh di atap
ataupun di daerah yang kedap air dan kemudian meresap ke dalam tanah.

Tujuan Konservasi
1. Mencegah banjir air dan kekeringan – dengan adanya konservasi sumber daya air
yang dimanfaatkan secara bijak dan efisien ini tujuannya agar dapat mencegah banjir
yang terjadi akibat ulah manusia seperti membuang sampah di sungai. Selain itu juga
dapat mengurangi bencana kekeringan dimana sumber daya air tidak digunakan
secara berlebihan. ( baca : Upaya Penanggulangan Banjir )
2. Mencegah erosi tanah dan sedimentasi – melaksanakan program pembersihan
sungai dan waduk secara rutin agar tidak terjadi sedimentasi yang dapat menyebabkan
hilangnya ekosistem air, ekosistem sungai maupun ekosistem waduk.
3. Menjaga keseimbangan – konservasi ini selain betujuan untuk meminimalisir
penggunaan air juga bertujuan untuk tetap menjaga keseimbangan hayati maupun
keseimbangan ekosistem dalam sumber daya air.
4. Mencegah kerugian akibat campur tangan manusia – manusia selalu berambisi
untuk selalu tumbuh menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya namun
kenyataannya sebagian besar dari mereka malah menjadi faktor utama penyebab
kerusakan lingkungan. Jadi tujuan konservasi ini adalah mencegah perbuatan yang
merugikan akibat ulah manusia.
5. Dapat dinikmati di masa mendatang – konservasi sumber daya air ini diharapkan
dapat mempertahankan ketersediaan air di alam agar dapat dinikmati di masa
mendatang.
6. Menjaga kemampuan air dan sumber daya air – tujuan yang lain adalah dapat
menjaga kemampuan air dalam menyerap zat, energi ataupun komponen lain yang
masuk di dalamnya.
7. Menjaga ketersediaanya – konservasi sumber daya air ini bertujuan untuk menjaga
ketersediaannya dan juga kemampuan sumber daya air untuk memberikan kehidupan
bagi manusia maupun makhluk hidup lainnya.

Laporan SURVEY PSDA 8


Metode Konservasi
Metode yang dapat dilakukan dalam konservasi sumber daya air adalah sebagai
berikut :
1. Konservasi secara Agronomis
Konservasi secara agronomis adalah upaya yang dilakukan dengan menggunakan
tanaman atau tumbuhan dan juga sisa dari tanaman untuk mengurangi laju dari erosi.
Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
 menanam tanaman atau tumbuhan penutup tanah
 penanaman secara bergilir
 menerapkan sistem pertanian hutan
2. Konservasi secara Mekanis
Upaya secara mekanis ini berhubungan erat dengan tanah, maka sering disebut juga
sebagai konservasi tanah dan air secara mekanis. Dan beberapa cara yang dapat dilakukan
adalah :
 mengelola tanah menurut garis kontur
 membuat saluran air
 membuat dam pengendali ( check dam )
3. Konservasi secara Kimiawi
Konservasi secara kimiawi adalah usaha untuk memperbaiki kemantapan dari struktur
tanah dengan memberikan preparat kimia atau yang sering disebut dengan soil conditioner.
Cara yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
 memakainya di permukaan tanah yaitu dengan soil conditioner tadi di campur dengan
air agar encer yang kemudian dituangkan di atas permukaan tanah
 dengan cara dicampur maksudnya adalah sama seperti cara sebelumnya yaitu dengan
diencerkan terlebih dahulu yang kemudian diaduk bersama tanah
 dengan memasukkan di lubang, maksud disini adalah dengan memasukkan soil
conditioner tersebut ke dalam lubang yang dipersiapkan untuk ditanami tanaman

2.4 PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR


Pengendalian daya rusak air adalah upaya untuk mencegah, menanggulangi, dan
memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh daya rusak air.
Pengendalian daya rusak air diutamakan pada upaya pencegahan melalui perencanaan
pengendalian daya rusak air yang disusun secara terpadu dan menyeluruh dalam pola

Laporan SURVEY PSDA 9


pengelolaan sumber daya air. Pengendalian daya rusak air diselenggarakan dengan
melibatkan masyarakat. Pengendalian daya rusak air menja ditanggung jawab Pemerintah,
pemerintah daerah, serta pengelola sumber daya air wilayah sungai dan masyarakat.

2.4 PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR


A. Upaya Pencegahan
Pencegahan dilakukan baik melalui kegiatan fisik dan/atau nonfisik maupun
melalui penyeimbangan hulu dan hilir wilayah sungai. Pencegahan sebagaimana lebih
diutamakan pada kegiatan nonfisik.
Yang dimaksud dengan :
 kegiatan fisik adalah pembangunan sarana dan prasarana serta upaya lainnya dalam
rangka pencegahan kerusakan/ bencana yang diakibatkan oleh daya rusak air. Daya
rusak air adalah daya air yang dapat merugikan kehidupan. Contoh dari daya rusak air
seperti banjir, erosi, kekeringan, kepunahan satwa dan tumbuhan, wabah penyakit,
longsor, tsunami, terjadinya amblesan tanah,
 kegiatan nonfisik adalah kegiatan penyusunan dan/atau penerapan piranti lunak yang
meliputi antara lain pengaturan, pembinaan, pengawasan, dan pengendalian.
 penyeimbangan hulu dan hilir wilayah sungai adalah penyelarasan antara upaya
kegiatan konservasi di hulu dengan pendayagunaan di hilir.

Pilihan kegiatan ditentukan oleh pengelola sumber daya air yang bersangkutan. Ketentuan
mengenai pencegahan kerusakan dan bencana akibat daya rusak air diatur lebih lanjut dengan
peraturan pemerintah

B. Upaya Menanggulangi
Penanggulangan daya rusak air dapat dilakukan dengan mitigasi bencana. Mitigasi
bencana adalah kegiatan-kegiatan yang bersifat meringankan penderitaan akibat bencana,
misalnya penyediaan fasilitas pengungsian dan penambalan darurat tanggul
bobol. Penanggulangan dilakukan secara terpadu oleh instansi terkait dan masyarakat melalui
suatu badan koordinasi penanggulangan bencana pada tingkat nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota. Ketentuan mengenai penanggulangan kerusakan dan bencana akibat daya
rusak air diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

1
Laporan SURVEY PSDA
0
Tindakan Darurat
Dalam keadaan yang membahayakan, gubernur dan/atau bupati/walikota berwenang
mengambil tindakan darurat guna keperluan penanggulangan daya rusak air. Keadaan yang
membahayakan merupakan keadaan air yang luar biasa yang melampaui batas rencana
sehingga jika tidak diambil tindakan darurat diperkirakan dapat menjadi bencana yang lebih
besar terhadap keselamatan umum.

C. Upaya Memulihkan Kerusakan Kualitas Lingkungan


Pemulihan daya rusak air dilakukan dengan memulihkan kembali fungsi lingkungan
hidup dan sistem prasarana sumber daya air. Pemulihan menjadi tanggung jawab Pemerintah,
pemerintah daerah, pengelola sumber daya air, dan masyarakat. Pengendalian daya rusak air
dilakukan pada sungai, danau, waduk dan/atau bendungan, rawa, cekungan air tanah, sistem
irigasi, air hujan, dan air laut yang berada di darat. Ketentuan mengenai pengendalian daya
rusak air pada sungai, danau, waduk dan/atau bendungan, rawa, cekungan air tanah, sistem
irigasi, air hujan, dan air laut yang berada di darat diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.

2.5 PENDAYAGUNAAN AIR


Pendayagunaan sumber daya air adalah upaya penatagunaan, penyediaan,
penggunaan, pengembangan dan pengusahaan sumber daya air secara optimal, berhasil guna
dan berdaya guna. Upaya ini ditujukan untuk memanfaatkan sumber daya air secara
berkelanjutan dengan mengutamakan kebutuhan pokok kehidupan masyarakat secara adil.
Pendayagunaan sumber daya air dilakukan dengan mengutamakan fungsi sosial untuk
mewujudkan keadilan dengan memperhatikan prinsip pemanfaat membayar jasa pelayanan
pengelolaan sumber daya air dan melibatkan peran serta masyarakat.

1. Penatagunaan Sumber Daya Air.


Penatagunaan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam pasal 20 ayat (1)
ditujukan untuk menetapkan zona pemanfaatan sumber air dan peruntukan air pada sumber
air .Zona ini digunakan sebagi acuan untuk : penyusunan atau peeubahan RTRW atau
perubahan RTRW, rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai yang
bersangkutan. Penetapan zona pemanfaatan sumber daya air dilakukan dengan :
 Mengalokasikan zona untuk fuungsi lindung dan budi daya;

1
Laporan SURVEY PSDA
1
 Menggunakan dasar hasil penelitian dan pengukuran secara teknis hidrologis;
 Memperhatikan ruang sumber air yang dibatasi oleh garis sempadan sumber air;
 Memperhatikan kepentingan bebagai jenis pemanfaatan;
 Melibatkan peran masyarakat sekitar dan pihak lain yang berkepentingan; dan
 Memperhatikan fungsi kawasan.

Penetapan peruntukan air pada sumber air pada setiap wilayah sungai dilakukan
dengan memperhatikan :
 Daya dukung sumber air;
 Jumlah dan penyebaran penduduk serta proyeksi pertumbuhannya;
 Perhitungan dan proyeksi kebutuhan sumber daya air;
 Pemanfaatan air yang sudah ada.

Pengelolaan sumber daya air dilaksanakan dengan memperhatikan keserasian antara


konservasi dan pendayagunaan, antara hulu dan hilir, antara pemanfaatan air permukaan dan
air tanah, serta antara pemenuhan kepentingan jangka pendek dan kepentingan jangka
panjang. Dalam hal ini pembangunan ketersediaan air baku berskala kecil akan lebih
diutamakan agar rakyat kecil lebih dapat menikmatinya. Prioritas utama pada pemenuhan
kebutuhan pokok rumah tangga terutama di wilayah rawan defisit air, wilayah tertinggal, dan
wilayah strategis.
Pengendalian daya rusak air terutama diarahkan untuk penananggulangan banjir
dengan menggunakan pendekatan vegetatif melalui konservasi sumberdaya air dan
pengelolaan daerah aliran sungai. Peningkatan partisipasi masyarakat dan kemitraan di antara
stakeholders terus diupayakan tidak hanya untuk kejadian banjir, tetapi juga pada tahap
pencegahan serta pemulihan pasca bencana. Penanggulangan banjir haruslah sudah
diutamakan, demikian pula pengelolaan bencana kekeringan.
Adapun pendayagunaan sumber daya air saat ini sudah banyak dimanfaatkan untuk
berhagai macam keperluan. Seperti : Sumber Daya air dipakai untuk energi misalnya
pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Mata air dipakai sebagai salah satu sumber air,
demikian pula waduk dipakai sebagai wadah air yang dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan. Air Baku digunakan untuk irigasi, air bersih dipakai untuk keperluan dumestik dan
non-domestik. Secara alami air dipakai oleh tumbuhan (flora) dan binatang (fauna) untuk
melangsungkan kehidupannya.

1
Laporan SURVEY PSDA
2
BAB III
HASIL SURVEY

Dari survey yeng telah kami lakukan, pengaturan air dari sungai Abangan menuju ke
persawahan yang di atur oleh subak sudah baik dan berjalan dengan baik. Namun masih ada
beberapa kekurangan atau hal yang masih kurang agar pengaturan menjadi lebih baik.

gambar pembagian subak aliran air sungai Abangan

Sungai Abangan atau sering di sebut dengan tukad Abangan yang berada di desa
Bakbakan, Gianyar ini mengalirkan banyak persawahan di sekitar. Perswahan tersebut sudah
di bagi oleh beberapa wilayah yang di awasi oleh subak. Salah satu subak yang di lakukan
survey adalah subak Kacang Lembeng dan Subak Lombok. Seperi gambar di atas wilayah A
merupakan wilayah yang di atur oleh Subak Lombok, sedangkan wilayah B merupakan
wilayah yang di atur oleh Subak Kacang Lembeng

3.1 KONSERVASI

Konservasi yang telah di lakukan di area sungai dan subak adalah membentuk
lembaga kemasyarakatan yang berguna untuk menjaga dan mengawasi penggunaan air yaitu
Subak, subak disini sudah melakukan pengecekan dalam penggunaan air yang dimana akan
memberikan sanksi kepada warga atau petani yang menggunakan air seenaknya dan tidak
mau berbagi, selain itu pihak subak juga memberi himbauan kepada seluruh masyarakat
untuk tidak membuang sampah dan limbah ke sungai agar tidak mencemari air. Namun cara

1
Laporan SURVEY PSDA
3
ini masih kurang efektif karena kurangnya kesadaraan warga dan kegiatan pengecekan tidak
dapat dilakukan secara rutin.

3.2 PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR

Pendayagunaan air yang sudah dilakukan adalah pemanfaatan air untuk irigasi
sawah,persawahan yang berada di Subak Kacang Lembeng dan Subak Lombok sangat
memerlukan air dari Sungai Abangan ini, karena D hulu subak ini hanya terdapat sungai
Abangan. Selain itu masyarakat juga sudah memanfaatkan air sungai Abangan ini untuk
sarana MCK (Kandi Cuci Kakus) kegiatan ini memang memang buruk karena dapat membuat
air menjadi tercemar dengan sisa-sisa sabun, namun kegiatan ini sudah menjadi kebiasaan
yang akan susah di hilangakan, karena sudah dilakukan turun temurun.

3.3 PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR

Pengendalian daya rusak air diutamakan pada upaya pencegahan melalui perencanaan
pengendalian daya rusak air yang disusun secara terpadu dan menyeluruh dalam pola
pengelolaan sumber daya air. Pengendalian daya rusak air yang sudah diselenggarakan adalah
membangun bangunan-bangunan tepian sungai agar tanah tepi tidak terkena erosi akibat arus
air, selain itu menghimbau dan mengajak masyarakat menjaga kebersihan agar tidak
membuang sampah ke area sungai yang akan menyebabkan air yang tercemar, karena air
yang tercemar juga akan berdampak terhadap lingkungan dan tumbuhan di sekitar yang akan
rusak atau bahkan mati.

3.4 MONITORING

Dari survey yang telah kami lakukan, semua kinerja jaringan pengairan pada
persawahan sudah baik dan teratur. Namun masih ada beberapa hal yang menurut kami masih
memiliki kekurangan, seperti :

 Masih banyaknya saluran yang masih menggunakan jaringan irigasi tradisional atau
alami, ini dapat bermasalah pada saluran tersebut karena tanah mudah mengalami
longsor atau jatuh yang akan menghambat air pada saluran tersebut.
 Saluran pembuangan atau pengurasan air masih alami dengan tanah ini dapat
mengakibatkan terkikisnya tanah atau mungkin longsor pada saat air melebihi
kapasitas dan memiliki arus yang kuat.

1
Laporan SURVEY PSDA
4
 Masih terdapatnya sampah-sampah yang mengganggu atau menghambat air dan
mencemarkan air pada saluran-saluran air.
 Pembagian air pada petak-petak persawahan kurang seimbang dan efektif.

3.5 EVALUASI

Dari monitoring sebelumnya kami memiliki beberapa cara untuk mengatasi atau
evaluasi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada saat menitoring tersebut, yaitu :

 Membangun setiap saluran tradisional menjadi ssaluran teknis agar air tidak mudah
terhambat oleh tanah-tanah di sekitar.
 Membangun saluran teknis pada pembuangan atau pengurasan dan melakukan analisa
perhitungan ulang pada saluran pembuangan agar efektif dan tidak merugikan lain
pihak.
 Memberikan penyaringan pada setiap saluran air, dan menugaskan seseorang untuk
pengecekan dan mengambil sampah-sampah yang terhambat secara rutin agar aliran
air dan kualitas air tidak terganggu dan tercemar.
 Melakukan analisa kembali untuk memperhitungkan debit air yang di perlukan pada
setiap petak-petak persawahan dan melakukan pembangunan agar perhitungan
tersebut dapat di laksanakan dan memberi keseimbangan air pada setiap petak
persawahan.

1
Laporan SURVEY PSDA
5
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Dari survey yang telah kami lakukan yang dapat kami simpulkan, Air merupakan hal
yang sangat berperan penting pada persawahan karena tanpa air tanaman tidak dapat tumbuh
maka dari itu air harus di jaga dengan sebaik-baiknya. Konservasi merupakan cara untuk
menjaga kualitas dan kuantitas air, selain itu pengaturan penggunaan air harus dilakukan agar
air dapat tepat guna dan daya guna air dapat di fungsikan dengan baik. Namun hal yang
terpenting di perhatikan adalah daya rusak air yang dapat menyebabkan kerusakan di
lingkungan sekitar, maka dari itu daya rusak air harus dapat di kendalikan agar penggunaan
air tidak dapat merugikan lingkungan sekitar. Subak merupakan lembaga atau organisasi di
bali yang mempunyai tugas untuk mengawasi semua pengaturan air tersebut agar tidak terjadi
hal yang tidaak diinginkan.

4.2 SARAN
Saran yang dapat kami berikan, Lestarikanlah Subak-Subak yang ada di bali dan
jangan sampai punah atau hilang, karena organisasi subak inilah yang akan dapat mengawasi
setiap petani atau masyarakat dalam penggunaan air. Selain untuk Subak masyarkat yang lain
juga harus tetap patuh dan mendukung hal-hal yang di anjurkan oleh subak, agar air dapat di
manfaatkan dengan baik dan kulitas air da kuantitas air dapat tetap terjaga.

1
Laporan SURVEY PSDA
6
SUMBER REFRENSI

 http://www.id.baliglory.com/2016/04/subak-bali.html
 https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hidrologi/konservasi-sumber-daya-air

 http://sda.pu.kaltimprov.go.id/berita/pemanfaatan-sumber-daya-air-secara-
bijak
 http://ilmu-sipil-annisarkhmtllh.blogspot.co.id/2015/02/pengembangan-sumber-
daya-air.html
 https://uwityangyoyo.wordpress.com/2012/07/02/pengelolaan-sumber-daya-air-
yang-terpadu-dan-berkelanjutan/
 http://coretanarisna.blogspot.co.id/2015/04/pengendalian-daya-rusak-
air_27.html

1
Laporan SURVEY PSDA
7
LAMPIRAN

Dokumentasi Pelaksanaan Praktikum

gambar sungai Abangan

gambar saluran

1
Laporan SURVEY PSDA
8
gambar saluran

gambar subak Kacang Lembeng

1
Laporan SURVEY PSDA
9
gambar subak Lombok

gambar saluran pembuangan


2
Laporan SURVEY PSDA
0

Anda mungkin juga menyukai