ANGGOTA KELOMPOK:
1. Yogi Pransiska
(121011021)
(121011003)
4. Rahmat Marta
(121011012)
5.
(121011018)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
1.1 Latar Belakang................................................................................
1.2 Tujuan.............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
2.1 Sejarah Irigasi di Indonesia.............................................................
2.2 Sistem-sistem Irigasi di Indonesia...................................................
BAB III PENUTUP
3.1........................................................................................................Kesi
mpulan...........................................................................................
3.2........................................................................................................Saran
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
KATA PENGANTAR
Puji Syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul Sejarah Perkembangan Irigasi Dan JenisJenis Irigasi Di Indonesia.
Dalam penyusunannya penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak,
karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
kedua orang tua, semua anggota kelompok yang telah berperan aktif dalam
pembuatan makalah. Terutama kepada Dosen Pembimbing Mata kuliah Irigasi
Dan Bangunan Air, Ibu Ridha Sari, ST yang telah memberikan tugas untuk
pembuatan makalah ini. Semoga semua ini dapat menuntun langkah kita menjadi
lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang . Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Payakumbuh, 05 Maret 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak jaman dahulu manusia sudah memulai untuk memakai dan
mengembangkan sistem irigasi. Agar dapat mempermudah dalam pengairan lahan
pertanian ataupun perkebunan. Apalagi didukung dengan dekatnya wilayah yang
kaya akan air atau daerah yang beriklim dengan curah hujan yang tinggi.
Irigasi adalah suatu sistem untuk mengairi suatu lahan dengan cara
membendung sumber air. Atau dalam pengertian lain irigasi adalah usaha
penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian
yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah,
irigasi pompa, dan irigasi tambak.
Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan
pertanian. Dalam dunia modern, saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat
dilakukan manusia. Pada zaman dahulu, jika persediaan air melimpah karena
tempat yang dekat dengan sungai atau sumber mata air, maka irigasi dilakukan
dengan mengalirkan air tersebut ke lahan pertanian. Namun, irigasi juga biasa
dilakukan dengan membawa air dengan menggunakan wadah kemudian
menuangkan pada tanaman satu per satu. Untuk irigasi dengan model seperti ini di
Indonesia biasa disebut menyiram
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami Sejarah Irigasi di Indonesia
2. Mengetahui dan memahami Sistem-sistem/Jenis-Jenis Irigasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Irigasi di Indonesia
Berdasarkan
sumber (http://www.anakciremai.com/2009/04/makalah-geografi-
irigasi
adalah
salah
satu
upaya
Belanda
dalam
panen
yang
optimal
dalam
mengeksplotasi
tanah
jajahannya.
Sistem irigasi yang dulu telah mengenal saluran primer, sekunder,
ataupun tersier. Tetapi sumber air belum memakai sistem Waduk
Serbaguna seperti TVA di Amerika Serikat. Air dalam irigasi lama
disalurkan dari sumber kali yang disusun dalam sistem irigasi terpadu,
untuk memenuhi pengairan persawahan, di mana para petani diharuskan
membayar uang iuran sewa pemakaian air untuk sawahnya. Waduk
Jatiluhur 1955 di Jawa Barat.
Tennessee Valley Authority (TVA) [1] yang diprakasai oleh
Presiden AS Franklin D. Roosevelt pada tahun 1933 merupakan salah satu
Waduk Serba Guna yang pertama dibangun di dunia [2]. Resesi ekonomi
(inflasi) tahun 1930 melanda seluruh dunia, sehingga TVA adalah salah
satu model dalam membangun kembali ekonomi Amerika Serikat.
Isu TVA adalah mengenai: produksi tenaga listrik, navigasi,
pengendalian banjir, pencegahan malaria, reboisasi, dan kontrol erosi.
Sehinga di kemudian hari Proyek TVA menjadi salah satu model dalam
menangani hal yang mirip. Oleh sebab itu Proyek Waduk Jatiluhur
merupakan tiruan yang hampir mirip dengan TVA di AS tersebut.
Era Pra-Kolonial
Dalam pembangunan keirigasian di Indonesia, era pra-kolonial
ditandai dengan wujud kegiatan keirigasian ditandai kuatnya kearifan lokal
yang sangat tinggi. Teknologi dan kelembagaan lokal sangat menentukan
keberadaan sistem irigasi saat itu. Sistem irigasi yang ada umumnya
mempunyai skala luasan areal yang kecil dan terbatas. Sehingga pada era
pra-kolonial ini sangat menaruh perhatian pada kapital sosial dari
masyarakat sendiri.
2.
Era Kolonial
Pada era kolonoial ini, pembangunan keirigasian sudah mulai
diintervensi oleh kepentingan pemerintah kolonial. Pembangunan dan
pengelolaan irigasi yang sebelumnya banyak dikelola oleh masyarakat,
sebagian telah diasimilasikan dengan pengelolaan melalui birokrasi
pemerintah. Teknologi yang digunakan dan kelembagaan pengelola juga
sudah dikombinasikan antara kemampuan masyarakat lokal dengan
teknologi dan kelembagaan yang dibawa oleh pemerintah kolonial.
Akibatnya manajemen pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi
4.
5.
dan
pendekatan
pembangunan
yang
totaliter
dan
kecil
dan
megalirkannya
sepanjang
alur
daalam
lahan
(Michael,1978).
Untuk menyusun suatu rancangan irigasi harus diadakan terlkebih
dahulu
survei
mengenai
kondisi
daerah
yang
bersangkutanserta
bagian yang akan diirigasi dan lain-lain untuk menentukan cara irigasi dan
kebutuhan air tanamannya (Suyono dan Takeda, 1993).
Suatu daerah irigasi permukaan terdiri dari susunan tanah yang
akan diairi secara teratur dan terdiri dari susunan jaringan saluran air dan
bangunan lain untuk mengatur pembagian, pemberian, penyaluran, dan
pembuangan kelebihan air. Dari sumbernya, air disalurkan melalui saluran
primer lalu dibagi-bagikan ke saluran sekunder dan tersier dengan
perantaraan bangunan bagi dan atau sadap terser ke petak sawah dalam
satuan
petak
tersier.
Petak
tersier
merupakan
petak-petak
ilustrasi
mengenai
sistem
irigasi
dengan
peluapandan
penggenangan bebas.
Sistem
irigasi
permukaan
lainnya
adalah
peluapan
dan
penggenangan secara terkendali. Cara yang umum digunakan dalam hal ini
adalah dengan menggunakan bangunan penangkap, saluran pembagi
saluran pemberi, dan peluapan ke dalam petakpetak lahan beririgasi. Jenis
bangunan penangkap bermacam-macam, diantaranya adalah (1) bendung,
(2) intake, dan (3) stasiun pompa. Ilustrasi sistem irigasi permukaan
dengan peluapan dan penggenangan terkendali dapat dilihat pada Gambar
dibawah ini:
2.
3.
c.
dan
biasanya
dipergunakan
untuk
pemberian
air
b.
lain untuk operasi pompa air dan tenaga pelaksana yang terampil.
Memerlukan rancangan dan tata letak yang cukup teliti untuk
memperoleh tingkat efisiensi yang tinggi.
Sumber tenaga penggerak pompa dapat berupa motor listrik atau motor
bakar. Pipa utama adalah pipa yang mengalirkan air ke pipa lateral. Pipa
lateral adalah pipa yang mengalirkan air dari pipa utama ke sprinkle.
Kepala sprinkle adalah alat/bagian sprinkle yang menyemprotkan air ke
tanah (Melvyn, 1983).
Gambar dibawah ini memberikan ilustrasi salah satu alat irigasi dengan
pancaran.
4.
membasahi tanah. Lubang tetes air dapat diatur sedemikian rupa sehingga
air cukup hanya membasahi tanah di sekitar perakaran.
Menurut Hansen (1986) kegunaan dari Irigasi tetes adalah :
a. Untuk menghemat penggunaan air tanaman.
b. Mengurangi kehilangan air yang begitu cepat akibat penguapan dan
infiltrasi.
c. Membantu memenuhi kebutuhan air tanaman pada awal penanaman
sehingga juga akan meningkatkan pemanfaatan unsur hara tanah
oleh tanaman.
d. Mengurangi stresing atau mempercepat adaptabilitas bibit sehingga
meningkatkan keberhasilan tumbuh tanaman.
e. Melakukan pemanenan air hujan lewat wadah irigasi tetes secara
terbatas sehingga dapat digunakan tanaman.
Sistem irigasi tetes memang konsep pemanfaatan air tanaman yang belum
populer Namun, sistem ini telah membumi di belahan bumi lain. Orang
asing telah menginsyafi seberapa banyak porsi air minum yang bisa
mengobati dahaga yang dirasakan tanaman. Tanaman diberi minum
secukupnya. Jika kelebihan air, nutrisi yang mesti diserap tanaman bisa
hanyut. Andai kebanyakan air pun batang tanaman bisa membusuk. Jadi,
jangan menyiram tanaman sampai tampak seperti kebanjiran, Konsep
taman kota maupun taman keluarga dianjurkan memakai sistem ini.
Tanaman cukup ditetesi air sesuai porsi yang diperlukannya. Cara ini
bukan hanya membantu tanaman tak sampai kelebihan mengonsumsi air.
Sistem ini pun lebih bernilai ekonomis.
Sistem yang digunakan adalah dengan memakai pipa-pipa dan pada
tempat-tempat tertentu diberi lubang untuk jalan keluarnya air menetes ke
tanah. Perbedaan dengan sistem pancaran adalah besarnya tekanan pada
pipa yang tidak begitu besar. Gambar dibawah ini memberikan Ilustrasi
mengenai sistem irigasi tetes.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat penulis ambil, yaitu:
1. Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan
pertanian
2. Aspek kesejarahan irigasi di Indonesia dapat dibagi menjadi 5 adalah sebagai
berikut:
(a) Era Pra-Kolonial
(b) Era Kolonial
(c) Era Revolosi/Pasca Kolononial
(d) Era Orde Baru.
(e) Era Pasca Orde Baru/Reformasi.
3. Sistem-Sistem / Jenis-Jenis Irigasi:
a. Sistem Irigasi Permukaan (Surface Irrigation System)
b. Sistem Irigasi Bawah Permukaan (Sub Surface Irrigation System)
c. Sistem irigasi dengan pancaran (sprinkle irrigation)
d. Sistem irigasi tetes (Drip Irrigation)
3.2.
Saran
Dalam penulisan makalah makalah ini penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca, karena penulis sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan,
sehingga makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga dengan adanya
kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun, kita sama-sama paham
dan mengerti tentang Sejarah Perkembangan Irigasi Dan Jenis-Jenis Irigasi Di
Indonesia ini.
DAFTAR PUSTAKA
Sudjarwadi, 1987. Teknik Sumberdaya Air. Diktat kuliah Jurusan Teknik Sipil
UGM, Yogyakarta.
Sudjarwadi, 1990. Teori dan Praktek Irigasi. Pusat Antar Universitas Ilmu Teknik,
UGM, Yogyakarta
Aghoez_DeWe. Sejarah Perkembangan Irigasi dan Jenis-jenis Irigasi di
Indonesia. 04 April 2012.
http://deweaghoez.blogspot.com/2012/04/sejarah-perkembangan-irigasi-danjenis.html