NPM: 200513827
Mata Kuliah: Hukum Adat
Jika di suatu lokasi bidang sawah terdapat dua atau lebih cakangan yang saling
berdekatan maka ketinggian cakangan-cakangan tersebut adalah sama (kemudahan
dan kelancaran air mengalir masuk ke sawah masing-masing petani sama), tetapi
perbedaan lebar lubang cakangan masih dapat ditoleransi yang disesuaikan dengan
perbedaan luas bidang sawah garapan petani. Pembuatan, pemeliharaan, serta
pengelolaan dari penggunaan fasilitas irigasi subak dilakukan bersama oleh anggota
(krama) subak.
Jaringan sistem pengairan dalam subak jika diurut dari sumber air terdiri dari:
- Empelan/empangan sebagai sumber aliran air/bendungan.
- Bungas/Buka adalah sebagai pemasukan (in take).
- Aungan adalah saluran air yang tertutup atau terowongan.
- Telabah aya (gede), adalah saluran utama.
- Tembuku aya (gede), adalah bangunan untuk pembagian air utama.
- Telabah tempek (munduk/dahanan/kanca), adalah sebagai saluran air cabang.
- Telabah cerik, sebagai saluran air ranting.
- Telabah panyacah (tali kunda), dibeberapa tempat dikenal dengan
istilah Penasan (untuk 10 bagian), Panca (untuk 5 orang), dan Pamijian (untuk
sendiri/1 orang).
Sawah, tanaman padi, dan air mempunyai peranan penting dalam sistem
irigasi subak bahkan dikaitkan dengan segi religius. Ketiganya berhubungan
dengan kekuasaan Dewi Sri (Dewi kesuburan dan kemakmuran). Oleh karena itu
subak tidak semata hanya mengatur masalah teknis pengaturan dan pembagian air
semata, tetapi juga aspek sosial dan religius (agama).
Untuk menjadi Kelian subak ini adalah sifatnya sosial, jadi tidak mendapatkan
gaji ataupun imbalan. Pembagian atau penyaluran air disesuaikan dengan
keanggotaan petani di subak, ada anggota yang aktif dan pasif, keduanya
mendapat pembagian air yang berbeda. Inilah dasar keadilan dimana distribusi air
disesuaikan dengan kontribusi.
Subak di Bali telah diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Penetapan sebagai warisan budaya ini disambut baik oleh masyrakat Bali.