• Rimba
Rimba, rimba bagi masyarakat adat merupakan kosmos karena rimba diyakini sebagai pusat
keseimbangan hidup. Penghubung antara alam tanah dan alam langit. Tanah dimana
manusia terhubung dengan leluhurnya ( andestral domain), sumber kehidupan (sumber air
bagi hulu sungai, penghubung kampung dengan dunia luar, penanda alam atau tombo alam
bagi wilayah adat dan sumber ekonomi subsistem ( penghasil tanaman untuk dibuat rumah,
sampan, dan berbagai alat rumah tagga serta satwa yang dihormati misalnya harimau sering
disebut dengan sebutan “Datuk”. Karena ada rasa hormat dan segan.
Rimba secara umum diklasifikasi dalam tiga bagian, yaitu rimba larangan, rimba cadangan,
dan rimba kepungan sialat. Rimba larangan merupakan rimba yang dilindungi secara adat
sebgai tempat simpanan air, flora dan fauna. Hasil-hasil hutan dalam rimba larangan
dimanfaatkan secara ekonomi untuk kebutuhan masyarakat adat. Rimba cadangan
merupakan rimba yang diperbolehkan dibuka untuk tanah peladangan dan perkebunan.
Sedangkan rimba kepungan sialang merupakan rimba tempat tumbuh poho sialang yang
diperuntukkan sebagai tempat lebah bersarang.
• Tanah peladangan
Tanah Peladangan, yaitu tanah yang disediakan sebagai tempat berladang padi dan
berkebun, serta berbagai tanaman semusim seperti jagung, kacang-kacangan, sayur-sayuran
dan ubi-ubian. Menurut adat dalam itulah suku Melayu berladang berpindah-pindah tetapi
sangat dilarang berpindah keluar dari areal yang disediakan. Dalam ungkapan adat
dikatakan “walau ladang berpindah-pindah, pindahnya ke situ jua”. Maksudnya setiap tahun
masyarakat melakukan ladang berpindah-pindah tetapi dalam sirkulasi 5-10 tahun mereka
kembali lagi ke belukar lama (tempat berladang sebelumnya).
Ungkapan adat mengatakan:
Apalah tanda tanah peladangan
Rimbanya sudah disukat
Belukarnya sudah dijangka
Rimba tumbuh dari belukar
Belukar kecil belukar tua
Bukan rimba kepungan sialang
Bukan pula rimba simpana
Apa tanda tanah peladangan
Tempat berladang orang banyak
Berladang menurut adatnya
Setahun sedikitnya
Tiga tahun naik panjatnya
Cukup musim awak beralih
• Kawasan Perairan
Kawasan Peraian, yaitu kawasan sungai, danau, dan laut serta kawasan yang berada di
sepanjang aliran sungai termasuk juga rawa. Di kawasan perairan terbentuk sistem khusus
yang mengatur pemanfaatannya yang bertujuan mendukung aktifitas sosial, budaya dan
ekonomi yang lestari dan berkelanjutan. Kawasan perairan memiliki fungsi dan peran
masing-masing. Sungai selain sumber ekonomi penghasil ikan juga berfungsi sebagai
penghubung ekonomi dalam lalu lintas transportasi antar kampung dan mengangkut hasil
alam serta pertanian. Danau menghasilkan ikan selain sungai. Sedangkan rawa atau bencah
adalah lahan cadangan pertanian terutama dalam menanam padi lahan basah.
BERLADANG
Salah satu pemanfaatan alam secara langsung dalam berkaitan memenuhi keperluan hidup
masyarakat melayu adalah berladang, dalam membuka ladang biasanya dikerjakan dengan
gotong royong dalam keluarganya, sesuku atau sekampung. Kegiatan gotong royong
tersebut dilakukan dengan sebutan per harian atau batobo. Per harian yaitu (mengambil
hari) sistem gotong royong dilakukan secara bergiliran, masing-masing anggota mendapat
cetak kerja, pola sistem seperti ini tidak kenakan biaya bayaran pola. Berikutnya disebut
batobo jual pagari, yaitu cara pengerjaan lahan yang pekerjaannya mendapat upah dari
pemilik lahan, kegiatan batobo ini tidak hanya diisi dengan bekerja, tetapi juga diselingi
dengan hiburan seperti berbalas pantun, berkayat, memainkan alat musik bahkan kegiatan
ini juga selalu dijadikan sebagai ajang mencari jodoh.