Disusun Oleh:
Kelompok 2
A. LATAR BELAKANGAN
Lingkungan merupakan salah satu komponen penting dalam kehidupan makluk hidup
yang ada di muka bumi, baik itu manusia dan hewan maupun tumbuhan selalu memiliki
hubungan erat satu sama lain, lingkungan juga memberikan banyak mamfaat kepada makhluk
hidup jika kita memanfaatkan dengan baik, namum semakin berjalannya waktu, semakin
meningkatnya era indrustri tak menutup kemungkinan lingkungan yang kita tempati sekarang
sudah mulai tercemar.
Karena pencemaran lingkungan inilah kita melakukan yang namanya penghijauan lingkungan
atau bahasa lainnya adalah membuat lingkungan itu menjadi baik dan layak kembali, sudah
banyak cara yang di lakukan untuk mengelolah kembali lingkungan yang rusak, baik itu
menanam kembali pohon yang di tebang, membersihkan sampah di perairan dan memberikan
edukasi kepada masyarakat bahwa mengelolah lingkungan itu sangat penting bagi kehipan.
Namum ada beberapa keunikan daerah di Indonesia yang menerapkan kearifannya dalam
mengelolah lingkungan itu sendir.
B. BATAS MASALAH
Pembahasan di paper ini hanyalah sebatan hal hal yang masuk di dalam akal sehat,
kami selaku pembuat tidak memasukan unsur yang berbungan dengan alam gaib agar
semuanya dapat memahaminya dengan baik.
C. RUMUSAN MASALAH
Tujuanya di buat paper ini adalah untuk memberikan pengetahuan bahwa mengelolah
lingkungan itu sangat penting dan juga mengetahui bahwa adanya kearifan lokal tiap tiap
daerah dalam mengelolah lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN
Kearifan lokal adalah suatu tindakan yang murni dari masyarakat yang tidak dapat di
pisahkan dari kehidupan masyarakat itu sendiri, kearifan lokal ini biasanya diwariskan turun
temurun oleh nenek moyang terhadahulu.
Kearifan lokal sebagai suatu pengetahuan yang ditemukan oleh masyarakat lokal
tertentu melalui kumpulan pengalaman dalam mencoba dan diintegrasikan dengan
pemahamanterhadap budaya dan keadaan alam suatu tempat.
1. Kearifan lokal dalam karya-karya masyarakat, bentuk kearifakan lokal seperti ini
misalnya dapat kita temui dalam seni batik yang motifnya tidak hanya indah, tetapi
juga menyimpan makna yang mendalam dalam tiap motifnya.
2. Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam, bentuk kearifan lokal seperti ini
dapat kita jumpai dalam konsep Tana' Ulen pada masyarakat Dayak di Kalimantan.
Pada wilayah Tana' Ulen, penduduk dilarang menebang pohon, membakar hutan,
membuat ladang , serta melakukan aktivitas lain yang dapat menimbulkan kerusakan
hutan.
3. Kearifan lokal dalam bidang pertanian , bentuk kearifan lokal seperti ini dapat kita
temui dalam sistem pertanian Nyabuk Gunung di daerah Jawa , Sistem pertanian ini
dilakukan di dataran tinggi tanpa harus mengubah kontur tanah. Jadi ketika lahan
diubah menjadi area pertanian, kontur tanah tetap dipertahankan sebagaimana aslinya.
Komponen Biotik
(Makhluk hidup yang meliputi hewan, tumbuhan, dan manusia)
Komponen Abiotik
(benda-benda tak hidup, antara lain air, tanah, batu, udara, dan cahaya matahari)
Semua kompenen diatas tidak dapat di pisahkan dari kehidupan, ekosistem merupakan bagian
utama dari lingkungan hidup jika salah satunya rusak maka sudah bisa kita simpulkan bahwa
kita tidak layak hidup di sana lagi, maka kita harus menjaga lingkungan dengan baik agar
semuanya bisa merasakan mamfaatnya.
Apakah mengelolah lingkungan itu penting? Sebelum menjawab itu marilah kita
mengetahui bagaimana cara mengelolah lingkungan dengan baik dan benar.
Memberikan perlakuan khusus kepada limbah, seperti diolah terlebih dahulu sebelum
dibuang, agar tidak mencemari lingkungan.
Melakukan reboisasi pada lahan-lahan yang kritis, tandus dan gundul, serta
melakukan sistem tebang pilih atau tebang tanam agar kelestarian hutan, sumber air
kawasan pesisir/pantai, dan fauna yang ada di dalamnya dapat terjaga.
Jadi apakah penting? Sebagai manusia yang memiliki etika dalam kehidupan maka menjaga
lingkungan merupakan hal yang wajib di lakukan jika tidak kita sendiri yang akan rugi dan
juga negara telah membuat peraturan bagi siapa yang sengaja merusak lingkungan hidup
maka akan mendapatkan sanksi berupa penjara dan denda yang sepadan
D. CONTOH KEARIFAN LOKAL DALAM MENGELOLAH LINGKUNGAN
Paca Goya merupakan sebuah tradisi yang masih dilestarikan oleh masyarakat Tidore
di Maluku Utara. Tradisi yang dilakukan seusai panen cengkeh atau pala ini bertujuan untuk
menjaga alam dengan cara bersih-bersih bukit atau gunung dan tempat keramat di sana.
Masyarakat setempat meyakini bahwa bukit dan gunung memiliki tuah atau keramat paling
hijau, sehingga tak boleh dirusak.
Selain itu, warga setempat juga dihimbau untuk menghentikan aktivitas selama 3 hari. Bagi
warga yang merusak alam atau menebang pohon sembarangan, mereka akan terkena bobeto.
Bobeto merupakan sumpah adat yang berbunyi nage dahe so jira alam, ge domaha alam
yang golaha so jira se ngon. Kalimat tersebut mempunyai arti siapa yang merusak alam,
nanti akan dirusak oleh alam.
Tradisi Rasulan merupakan serangkaian beberapa kegiatan yang dilakukan oleh warga
Desa Ngeposari yang ada di Kabupaten Gunungkidul. Tradisi ini merupakan bentuk rasa
syukur oleh para petani setelah masa panen telah tiba.
Salah satu acara pokok dalam tradisi ini ialah bersih-bersih desa dan pawai dengan membawa
hasil bumi. Selain itu, terdapat juga acara lainnya seperti ketoprak, campursari, pengajian,
hingga wayang kulit.
Adat Sasi - Maluku dan Papua
Untuk memulihkan sumber daya alam yang dimiliki, masyarakat Maluku dan Papua
mempunyai sebuah tradisi adat yang bernama Sasi. Tradisi ini merupakan sebuah larangan
pemanfaatan hasil laut dan sungai dalam jangka waktu tertentu. Aturan Sasi sendiri
sebenarnya ada 5 macam, yaitu sasi umum, sasi sungai, sasi laut, sasi hutan, dan sasi
binatang.
Adapun pemimpin dari adat ini yang biasa disebut Kewang. Kewang mempunyai peran untuk
mengawasi dan memberikan sanksi seperti denda atau bahkan cambuk.
Subak – Bali
Masyarakat Bali memiliki sistem irigasi kuno untuk mengairi sawah mereka, yang
disebut dengan Subak. Adapun Subak adalah formasi berundak di sawah yang menjadi salah
satu kunci budidaya padi di daerah dataran tinggi yang curam seperti lereng gunung.
Dalam sistem Subak, setiap petak sawah, dialiri dengan air yang di dalamnya secara
alami sudah terkandung berbagai unsur hara yang diperlukan tanaman untuk tumbuh. Air
mengalir dari satu petak sawah menuju ke petak yang berikutnya layaknya pola ritmis air
yang dialirkan lewat lengan bambu.
Subak sekaligus merujuk pada adanya asosiasi petani dalam menentukan penggunaan
air irigasi untuk menanam padi yang dilakukan secara demokratis dan hierarkis sesuai dengan
pembagian peran bagi masing-masing pemilih lahan sawah.
Banyak pakar pertanian dunia mengakui sistem Subak adalah prinsip pengelolaan
irigasi unggul dan maju. Irigasi Subak (palemahan) memiliki fasilitas pokok berupa
bendungan air (pengalapan), parit (jelinjing), serta sarana untuk memasukan air ke dalam
bidang sawah garapan (cakangan).
Meskipun pada dasarnya merupakan sistem irigasi, Subak juga dihayati oleh warga
Bali sebagai konsep kehidupan, karena menjadi manifestasi langsung dari filosofi yang
disebut Tri Hita Karana.
Kearifan lokal masyarakat Bali tersebut sudah diakui oleh UNESCO sebagai World Cultural
Heritage. Sistem Subak dianggap tidak hanya sekadar situs alam berbentuk materi, melainkan
juga filosofi luhur yang perlu dilindungi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang bisa kita ambil dari materi di atas adalah kita memang di anjurkan
untuk menjaga lingkungan, sudah banyak contoh contohnya bahkan buktinya nenek moyang
kita dulu sudah menjaganya dan mewarisinya turun temurun.
B.SARAN
Kami dari kelompok 2 sangat berharap kepada semuanya tolong jaga lingkungan itu
sebelum terlambat, selagi bisa kita perbaiki maka perbaiki lah walaupun sekecil apapun
kerusakannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://dlh.paserkab.go.id/detailpost/cara-menjaga-lingkungan-hidup
https://www.tribunnews.com/pendidikan/2020/12/16/tentang-ekosistem-pengertian-
komponen-jenis-jenis-dan-contohnya?page=2
https://id.wikipedia.org/wiki/Kearifan_lokal
https://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan_hidup