Anda di halaman 1dari 4

Nama: Ahmad Riyan Irfansyah

Nim: 2001095034
Kelas: 4B
Mata Kuliah: Geografi Regional Indonesia

Ruang adalah tempat yang memberikan kita hidup karena di dalamnya terdapat unsur-
unsur yang diperlukan untuk kehidupan. Menurut istilah geografi umum yang dimaksud dengan
ruang adalah seluruh permukaan bumi yang merupakan lapisan biosfera tempat hidup tumbuhan,
binatang dan manusia. Sedangkan menurut istilah geografi regional bahwa ruang adalah suatu
wilayah yang mempunyai batasan geografi yaitu batas menurut keadaan fisik, sosial atau
pemerintahan yang terjadi dari sebagian permukaan bumi dan lapisan tanah dibawahnya serta
lapisan udara di atasnya. Sedangkan, menurut Sumaatmadja (1988), bahwa wujud ruang di
permukaan bumi berbentuk tiga dimensi, bentangannya berupa daratan dan perairan, ke arah
vertikal berupa lapisan udara. Di dalam ruang ini terdapat benda hidup dan benda mati serta
gejala-gejala yang satu sama lainnya beriteraksi. Dengan kata lain, ruang adalah wadah yang
meliputi ruang daratan, ruang lautan dan ruang udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempat
manusia dan makhluk hidup lainya dalam melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan
hidupnya.
Tempat dapat mencerminkan karakter fisik dan sosial suatu daerah. Tempat dibentuk oleh
karakterk fisik (iklim jenis tanah, tata air, morfologi, flora dan fauna) dan manusia yang hidup di
dalamnya (jumlah penduduk, kepadatan, perkembangan penduduk, pendidikan, pendapatan dan
kebudayaannya). Tempat dapat mencerminkan kondisi umum berdasarkan prinsip kesamaan
fisik atau manusianya, gurun, plato, dataran, pertanian hortikultura, perkebunan, hutan, pedesaan,
metropolitan dll. Tempat dapat diformulasikan untuk memberikan suatu pengertian bentuk
bentuk lahan dan aktivitas manusia di permukaan bumi. Dalam mengkaji tempat dilihatnya dari
dua aspek, yaitu site dan situasi. Site berkenaan dengan kondisi internal seperti iklimnya,
keadaan tanah, topografi, penduduknya dan segala sumberdaya yang terkandung di dalamnya.
Situasi adalah kondisi eksternal atau kondisi tempat tersebut dibandingkan dengan daerah
lainnya
Kehidupan didaerah pegunungan
Pegunungan atau gunung memiliki udara yang sejuk. Hal ini dikarenakan angin yang
datang dari arah laut setelah mencapai daerah pegunungan akan naik ke atas. Akhirnya angin
akan menjadi lebih dingin sehingga menimbulkan awan dan terjadilah hujan di sekitarnya.
Banyaknya hujan di pegunungan mengakibatkan tanah di daerah sekitarnya menjadi subur
(banyak mengandung humus). Dengan tanah yang subur memungkinkan tumbuh nya berbagai
jenis tanaman. Kesuburan tanah ini berpengaruh terhadap mata pencarian penduduk di
sekitarnya. Umumnya penduduk di daerah pegunungan menggantungkan hidupnya dari pertanian
dan perkebunan.
Di daerah pegunungan juga dihasilkan bahan tambang, seperti biji besi, tembaga, nikel,
timah putih, emas, perak, dan belerang. Di sekitar daerah pertambangan banyak penduduk yang
bermata pencarian sebagai buruh tambang. Bahkan tidak sedikit di antara mereka bertindak
sebagai penambang liar. Misalnya, di daerah Kalimantan Tengah ditemukan daerah
penambangan emas liar yang dilakukan oleh masyarakat di sekitarnya.
Kehidupan didaerah dataran rendah
Dataran rendah di Indonesia merupakan dataran hasil endapan oleh air yang disebut
dataran aluvial. Dataran aluvial memiliki tanah yang subur dan sangat baik untuk d aerah
pertanian, perkebunan, pemukiman, atau untuk industri. Umumnya dataran rendah dan delta
sangat baik untuk lahan pertanian. Pengolahan tanahnya lebih mudah karena topografinya relatif
datar. Penduduk di dataran rendah banyak yang bermata pencarian bertani. Tanaman yang cocok,
antara lain padi, tebu, jagung, kelapa, dan palawija. Umumnya pertanian di daerah ini memiliki
areal yang luas dan dapat menghasilkan produksi pertanian yang besar. Misalnya, jalur pantai
utara (pantura) Jawa Barat merupakan salah satu daerah penghasil padi terbesar sehingga sering
disebut lumbung padi nasional. Daerah dataran rendah juga dapat berupa daerah pantai.
Umumnya penduduk yang tinggal di sekitar pantai bermata pencarian sebagai nelayan. Ada pula
di beberapa daerah para nelayan selain menangkap ikan di laut juga membudidayakan tambak.
Misalnya, di pantai timur Sumatra dan pantai utara Jawa banyak para nelayan yang
membudidayakan tambak udang.
Kehidupan di daerah pantai, danau dan sungai
Kegiatan manusia yang tinggal di daerah pantai erat kaitannya dengan kegiatan perikanan
atau kelautan, antara lain, meliputi hal-hal berikut ini.
A. Usaha-usaha nelayan dalam menangkap ikan.
B. Pembuatan tambak-tambak untuk budidaya ikan dan udang, di daerah payau.
C. Pembuatan tambak-tambak untuk menghasilkan garam.
D. Budidaya mutiara dan rumput laut.
E. Dalam bidang pertanian, dilakukan budidaya perkebunan kelapa dan pengolahan sawah
pasang surut.
F. Di beberapa wilayah pantai, telah difungsikan sebagai objek wisata, sehingga membuka
peluang pengembangan sektor perdagangan dan jasa.
Dalam kehidupan bermasyarakat di atas air, sifat gotong royong masih terpelihara dengan
kuat oleh masyarakat nelayan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya beberapa kegiatan yang
dilakukan bersamasama seperti membersihkan jalan perahu dari rimbunan tanaman air, acara
bersih desa dan acara memindahkan rumah mengapung. Setiap rumah yang akan dipindahkan
didorong oleh beberapa buah perahu yang terletak dibagian belakang, samping kanan dan
samping kiri rumah. Saling menolong ini dilakukan antar keluarga dan tetangga terdekat dari
floating house yang terdiri dari 3 sampai 5 buah perahu. Selain memiliki rumah mengapung di
danau, juga memiliki rumah tradisional didaratan. Mata pencaharian sebagai nelayan di danau
menyebabkan masyarakat cenderung lebih lama bermukim di atas air dari pada di daratan,
sehingga aktifitas sehari-hari seperti mandi, mencuci dan memasak dilakukan dengan
memanfaatkan air danau. Hampir setiap hari dalam seminggu masyarakat bermukim di rumah
mengapung dan hanya pada kamis malam sampai jumat siang masyarakat kembali bermukim di
daratan. Jumlah rumah yang berada di permukiman mengapung danau tempe adalah 115 buah
yang dihuni sekitar 500 jiwa. Umumnya memiliki tingkat pendidikan yang relatif rendah.
Sebagian besar hanya tamat sekolah dasar.

Pada umumnya, hampir di semua sungai dan tepian sungai yang kami teliti terdapat kesamaan
aktivitas yang dilakukan oleh masyarakatnya, yaitu
1. Sungai sebagai jalur transportasi, Sejak dulu sungai memegang peranan penting sebagai
jalur transportasi di kota ini, hal ini di buktikan dengan adanya aktivitas hilir mudik
perahu-perahu yang melintas di sungai-sungai Kota Banjarmasin. Meskipun frekuensi
transportasi sungai mulai berkurang, namun masih ada sebagian warga yang
menggunakan jalur sungai, seperti taksi klotok, jukung dan klotok pengangkut barang.
2. Sumber air untuk kebutuhan MCK, Penggunaan air sungai untuk kebutuhan mandi, cuci
dan kakus (MCK) masih dilakukan oleh masyarakat Banjarmasin yang tinggal di
pemukiman di sepanjang tepian sungai. Mereka umumnya melakukan aktivitas MCK
tersebut di jamban terapung atau yang biasa disebut batang. Aktivitas ini selalu terlihat di
sungai kuin dan sungai alalak setiap pagi dan sore hari.
3. Sumber mata pencaharian, Keberadaan siring di tepian sungai menjadi berkah tersendiri
bagi para penjual makanan dan minuman. Banyaknya warga Banjarmasin yang senang
menghabiskan waktu bersantai di siring Jl. R.E. Martadinata memberikan kesempatan
bagi para penjual es kelapa dan jagung bakar untuk berjualan di sore hari. Serupa dengan
siring di Jl. Jenderal Sudirman yang banyak terlihat para penjual es kelapa, kripik, dan
pentol. Selain itu, juga ada masyarakat yang membuka usaha di tepian sungai seperti
penjualan balok kayu dan penjualan kambing. Alasannya adalah untuk memudahkan
pengangkutan barang jualan melalui sungai.
4. Memancing Banyak masyarakat Banjarmasin yang menghabiskan waktunya untuk
memancing di sungai-sungai yang ada di Banjarmasin, baik karena hobi atau sekedar
menghabiskan waktu luang ataupun untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Aktivitas
memancing biasanya dilakukan di siring Jl. R.E. Martadinata dan Jl. Jenderal Sudirman
serta di sungai martapura di depan Museum Wasaka. Selain itu, pada malam hari banyak
juga pemancing yang memancing di Jembatan Merdeka dan Jembatan Pasar Lama, yaitu
jembatan yang melintasi sungai Martapura.
5. Sebagai sarana interaksi. Siring yang dibangun di tepian sungai Martapura menjadikan
siring sebagai open space. Pada sore hari, siring dijadikan tempat bersantai bagi sebagian
masyarakat Banjarmasin. Duduk-duduk bersama keluarga atau teman-teman sambil
memandang sungai Martapura serta melihat klotok dan jukung lalu lalang bisa menjadi
cara tersendiri untuk bersantai. Keberadaan siring juga menjadi wadah bagi berbagai
komunitas seperti komunitas breakers, skaters, geng motor dan automobile, serta bikers.
Sehingga tepian sungai memberikan peran tersendiri dalam merekatkan hubungan sosial
masyarakat Banjarmasin yang memiliki kesamaan hobi.
Aktivitas mandi dan mencuci di batang pun menjadi ajang untuk merekatkan silaturahmi
dimana menjadi kesempatan untuk para wanita untuk saling mengobrol sambil mandi dan
mencuci. Balumba adalah aktivitas yang sering dilakukan anak-anak saat mandi di sungai yaitu
berlomba-lomba untuk berenang lebih cepat daripada anak lainnya

Anda mungkin juga menyukai