BUDAYA MELAYU

‫بودايا ماليو‬
Dosen Pengampu:
Deni Afriadi, S.Pd., M.Sn.

Melayu dan Alam

Pertemuan 3
Melayu dan Alam
Orang Melayu menjadikan segala sesuatu yang berada dekat
dengan kehidupannya sebagai marwah yang telah terpahat
dalam dirinya. Menjaga keseimbangan, menciptakan ikatan,
juga bahkan menjalin hubungan yang harmonis dengan alam
sekitar dan menjadi contoh satu di antara dekat dengan
dirinya.

“Alam terkembang jadi guru” merepresentasikan hubungan

harmonis manusia dan komunitas dengan lingkungannya.
Kearifan Orang Melayu Terhadap Alam
• Orang Melayu dalam Berladang

Melandang
Menutuh
Menebas Semak Menebang Pohon (membuat batas
(memangkas dahan)
api)

Meratakan Tanah Membersihkan Memerun Membakar

• Orang Melayu dalam Mencari Ikan :

Menggunakan jaring yang berlobang cukup besar.

Sehingga yang didapat adalah ikan besar. Sementara ikan
besar dapat hidup hingga dewasa.
• Orang Melayu dalam Berburu :

Pada waktu-waktu tertentu seperti keperluan mendesak,

perhelatan negeri dengan jarak masa yang cukup lama.
Ekologi Fisik pada Melayu (Riau)

Hutan
• Orang Melayu melihat hutan sebagai sumber semula jadi yang
sangat penting dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Hasil-hasil
hutan seperti buah-buahan, ubi, pucuk ubi, umbut dan
sebagainya merupakan bahan makan utama mereka sejak zaman
dahulu.
• Selain menjadi tempat sumber perburuan, hutan juga menjadi
sumber penting dalam pembentukan ide tentang sistem
kepercayaan dan ritual dan upacara tradisional masyarakat
Melayu.
Tanah
• Masyarakat Melayu mengenal hutan tanah yang
menjadi milik kelompok, kaum atau masyarakat
tertentu yang lazim disebut “tanah wilayat” atau
“tanah ulayat” yang diatur oleh hukum adat dan
dihormati oleh hukum negara. Hutan ini
kepemilikan dan pengasaannya serta
pemanfaatannya dikukuhkan oleh raja dengan surat.
Sungai
• Riau dialiri empat sungai besar yaitu Sungai Kampar, Siak, Rokan
dan Kuantan/ Indragiri.
• Mobilitas orang di Riau pada masa dahulu mengikuti jalur sungai.
Berbagai prosesi kehidupan orang Melayu merujuk ke sungai,
misalnya sebagai ritual dan upacara turun mandi, berbual di
tepian mandi (mencarikan jodoh untuk anak atau keponakan),
mandi berlimau, mencari penghidupan dan sebagainya. Mereka
menjadikan sungai sebagai timang-timangan negeri. Bagi meker,
rusak sungai samalah dengan cerminan merusak negeri.
Rawa
•Tanah rendah yang umumnya di
daerah pantai, kiri dan kanan sungai,
ada pula yang dekat dengan tasik
atau danau.
Tasik/ Danau
•Danau bagi orang Melayu
merupakan salah satu sarang nilai.
Salah satu nilai yang terkandung
terdapat pada cerita-cerita lisan.
Selat
•Bagi orang Melayu, terdapat beberapa
ritual yang dilakukan di selat, seperti
menyemah laut, membuang ancak,
menyamak belat, menyeru tanjung, dan
lain sebagainya.
Laut
•Memiliki peranan penting dalam
penyebaran bangsa Melayu.
Pembagian Ruang Kehidupan Orang Melayu
Ruang kehidupan (alam lingkungan) orang Melayu sangat
berbeda dengan konsep desa yang diterjemahkan negara.
Berdasarkan filosofi wilayah adat, ruang dibagi menjadi 5
lanskap :
1. Tanah Kampung : Tempat pemukiman dan pemakaman.
2. Tanah Dusun : Tanah untuk kebun dan tanaman keras atau
pohon yang memerlukan waktu lebih dari satu tahun
seperti karet, durian, nangka, petai, manggis dan
sebagainya.
3. Tanah Peladangan : Untuk menanam padi, ubi dan
tanaman semusim lainnya. Biasanya dimulai dari
membuka hutan untuk tanah peladangan.
4. Wilayah Pencadangan : Areal yang dicadangkan untuk
keperluan di masa depan.
5. Rimba/ Rimbo/ Imbo/ Hutan : Terdiri dari rimba
kepungan sialang, hutan larangan, rimba simpanan dan
rimbo gano.
Lanskap Tempat Hidup Orang Melayu

Pedalaman/ • Kawasan yang dihuni oleh kelompok-kelompok

kecil dalam ikatan kekerabatan/ perkauman yang
Hulu ketat dan terbatas.

• Kawasan yang dihuni oleh gabungan berbagai

Kampung kelompok kekerabatan (kaum) yang saling
berinteraksi.

• Kawasan yang secara sosial bercampur, bukan

Bandar hanya dalam pengertian puak, tapi juga “bangsa”
yang satu sama lain telah berinteraksi
Ilustrasi : Elmustian Rahman
Ilustrasi : Elmustian Rahman