Anda di halaman 1dari 27

TUGAS GEOGRAFI SOSIAL

“KEARIFAN LOKAL DAN RINGKASAN BUKU SOSIOLOGI”

DISUSUN OLEH :
Rosalina Alvia(19045040)

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Nofrion, M. Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
RINCIAN TUGAS MINGGU KE 13
MATA KULIAH GEOGRAFI SOSIAL KELAS B

Kelas B (Senin Pukul 10:30 – 12:20)


Materi : Kearifan Lokal
Sub Materi:
1. Pengertian Kearifan Lokal dan Local Genius
a. Kearifan Lokal
 Kamus Inggris Indonesia
Pengertian Kearifan Lokal dilihat dari kamus Inggris Indonesia, terdiri dari 2 kata
yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Local berarti setempat dan wisdom sama
dengan kebijaksanaan. Dengan kata lain maka local wisdom dapat dipahami sebagai
gagasan-gagasan, nilai-nilai-nilai, pandangan-pandangan setempat (local) yang bersifat
bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota
masyarakatnya.
 Wikipedia
Kearifan lokal (local wisdom) biasanya diwariskan secara turun temurun dari satu
generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke mulut. Kearifan lokal ada di dalam cerita
rakyat, peribahasa, lagu, dan permainan rakyat. Kearifan lokal sebagai suatu pengetahuan
yang ditemukan oleh masyarakat lokal tertentu melalui kumpulan pengalaman dalam
mencoba dan diintegrasikan dengan pemahaman terhadap budaya dan keadaan alam suatu
tempat.( Ahmad Baedowi 2015)
 Keraf (2002)
Kearifan lokal adalah semua bentukpengetahuan, keyakinan, pemahaman atau
wawasan serta adat kebiasaan atauetika yang menuntun perilaku manusia dalam
kehidupan di dalam komunitasekologis. Semua bentuk kearifan lokal ini dihayati,
dipraktekkan, diajarkan dandiwariskan dari generasi ke generasi sekaligus membentuk
pola perilaku manusiaterhadap sesama manusia, alam maupun gaib.(Keraf 2002).
 Situs Departemen Sosial RI
Secara umum, kearifan lokal (dalam situs Departemen Sosial RI) dianggap pandangan
hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas
yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam
pemenuhan kebutuhan mereka. Dengan pengertian-pengertian tersebut, kearifan lokal
bukan sekedar nilai tradisi atau ciri lokalitas semata melainkan nilai tradisi yang
mempunyai daya-guna untuk untuk mewujudkan harapan atau nilai-nilai kemapanan yang
juga secara universal yang didamba-damba oleh manusia.
Dari definisi-definisi itu, kita dapat memahami bahwa kearifan lokal adalah
pengetahuan yang dikembangkan oleh para leluhur dalam mensiasati lingkungan hidup
sekitar mereka, menjadikan pengetahuan itu sebagai bagian dari budaya dan
memperkenalkan serta meneruskan itu dari generasi ke generasi.(Departemen Sosial RI).
Jadi Kearifan Lokal Dalam disiplin antropologi dikenal istilah local genius

b. Lokal Genius
Istilah logal genius pertama kali dikenalkan oleh Quaritch Wales, yang dijelaskan
sebagai “the sum of the cultural characteristics which the vast majority of people have in
common as a result of their experience in early life”, (keseluruhkan cirri-ciri kebudayaan
yang dimiliki bersama oleh masyarakat atau bangsa sebagai hasil pengalaman mereka di
masa lampau). Menurut ia local genius adalah kemampuan kebudayaan setempat dalam
menghadapi pengaruh kebudayaan asing pada waktu kedua kebudayaan itu berhubungan.
Akibatnya terjadilah suatu proses akulturasi, di mana kebudayaan setempat menerima
pengaruh kebudayaan asing. Sehingga pengertian ini diperoleh dari pengamatannya atas
hubungan yang terjadi pada waktu kebudayaan Indonesia menerima pengaruh dari
kebudayaan India.(Quaritch Wales)
Paraantropolog membahas secara panjang lebar pengertian local genius
ini(lihatAyatrohaedi, 1986). Antara lain Haryati Soebadio mengatakan bahwalocalgenius
adalah juga cultural identity, identitas/kepribadian budaya bangsayangmenyebabkan
bangsa tersebut mampu menyerap dan mengolah kebudayaanasingsesuai watak dan
kemampuan sendiri (Ayatrohaedi, 1986:18-19).

2. Ciri dan fungsi Kearifan Lokal

 Ciri-ciri Kearifan Lokal


1. mampu bertahan terhadap budaya luar,
2. memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar,
3. memunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli,
4. memunyai kemampuan mengendalikan,
5. mampu memberi arah pada perkembangan budaya.
(Moendardjito 1986)

 fungsi Kearifan Lokal


1) Untuk konservasi dan pelesterian sumber daya alam.
2) Untuk pengembangan sumber daya manusia, seperti yang berkaitan dengan
upacara daur hidup dan konsep kanda pat rate
3) Untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan, contohnya pada upacara
saraswati dan kepercayaan serta pemujaan pada pura Panji.
4) Sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan.
5) Bermakna sosial misalnya upacara integrasi komunal/kerabat.
6) Bermakna sosial, misalnya pada upacara daur pertanian.
7) Bermakna tentang etika dan moral yang terwujud dalam upacara Ngaben serta
penyucian roh leluhur.
(Sartini,2004)

3. Wujud Kearifan Lokal


Teezzi, Marchettini, dan Rosini mengatakan bahwa akhir dari sedimentasi
kearifan lokal ini akan mewujud menjadi tradisi atau agama. Dalam masyarakat kita,
kearifan-kearifan lokal dapat ditemui dalam nyayian, pepatah, sasanti, petuah,
semboyan, dan kitab-kitab kuno yang melekat dalam perilaku sehari-hari. Kearifan
lokal biasanya tercermin dalam kebiasaan-kebiasaan hidup masyarakat yang telah
berlangsung lama
Keberlangsungan kearifan lokal akan tercermin dalam nilai-nilai yang berlaku
dalam kelompok masyarakat tertentu. Nilai-nilai itu menjadi pegangan kelompok
masyarakat tertentu yang biasanya akan menjadi bagian hidup tak terpisahkan yang
dapat diamati melalui sikap dan perilaku mereka sehari-hari.
Proses sedimentasi ini membutuhkan waktu yang sangat panjang, dari satu generasi
ke generasi berikut. Teezzi, Marchettini, dan Rosini mengatakan bahwa kemunculan
kearifan lokal dalam masyarakat merupakan hasil dari proses trial and error dari
berbagai macam pengetahuan empiris maupun non-empiris atau yang estetik maupun
intuitif.
Kearifan lokal lebih menggambarkan satu fenomena spesifik yang biasanya
akan menjadi ciri khas komunitas kelompok tersebut, misalnya alon-alon asal klakon
(masyarakat Jawa Tengah), rawe-rawe rantas malang-malang putung (masyarakat
Jawa Timur), ikhlas kiai-ne manfaat ilmu-ne, patuh guru-ne barokah urip-e
(masyarakat pesantren), dan sebagainya.
Kearifan lokal merupakan pengetahuan eksplisit yang muncul dari periode
yang panjang dan berevolusi bersama dengan masyarakat dan lingkungan di
daerahnya berdasarkan apa yang sudah dialami. Jadi dapat dikatakan kearifan lokan
disetiap daerah berbeda-beda tergantung lingkungan dan kebutuhan hidup.
(Teezzi, Marchettini, dan Rosini)

4. Bentuk dan contoh Kearifan Lokal (Minimal 25 buah, dikutip dari buku atau artikel
dari jurnal nasional)
No Nama Kearifan Lokal Deskripsi singkat Lokasi/Daerah
1. Sasi Sasi adalah sebuah adat Maluku Maluku
yang diwariskan oleh nenek
moyang sejak berabad-abad lalu.
Adat ini membuat masyarakat
Maluku menjaga alam sekitarnya
agar tetap lestari. Adat Sasi
merupakan perintah larangan
untuk mengambil hasil alam,
baik hasil pertanian maupun
hasil kelautan sebelum waktu
yang ditentukan (Putri
Puspita,2017).
2. Tembawai Tembawai adalah hutan rakyat Dayak Iban-
yang dikembangkan oleh Kalimantan Barat
masyarakat Dayak Iban di
Kalbar (kalimantan barat), yang
di dalamnya terdapat tanaman
produktif contohnya durian.
(Aini, Yasri Syarifatul, 2017).
3. Hompongan Hompongan adalah hutan Orang Rimba-
belukar yang menutupi kawasan Jambi
inti pemukiman Orang Rimba di
kawasan Taman Nasional Bukit
Dua Belas, Jambi) yang sengaja
dijaga keberadaannya yang
berguna sebagai benteng
pertahanan dari pihak luar.(Waril
Budaya, 2017).
4. Awig-Awig Awig-Awig adalah aturan adat Lombok Barat dan
yang harus ditaati setiap warga Bali
masyarakat Lombok Barat dan
Bali serta sebagai pedoman
dalam bersikap dan bertindak
khususnya dalam berinteraksi
dan mengelola sumber daya
alam dan lingkungan.(Surpha,
2002)
5. Repong Damar Repong Damar atau Hutan Krui-Lampung
Damar, adalah model Barat
pengelolaan lahan bekas lading
dalam bentuk wanatani yang
dikembangkan oleh masyarakat
Krui di Lampung Barat, yakni
menanami lahan bekas lading
dengan berbagai macam
tanaman, antara lain Damar,karet
dan durian(Oyos Saroso H.N,
2014).
6. Kapamalian Pamali merupakan tradisi lisan Banjar-Kalimantan
yang berkembang dan dimiliki Barat
oleh masyarakat Banjar di
Kalimantan Selatan. Pamali
hidup dan berkembang di
masyarakat Banjar karena di
dalam ia menggambarkan
konstruksi, ciri khas, dan budaya
masyarakat Banjar. Pamali dapat
memberitahukan bagaimana
kehidupan dan pandangan
masyarakat Banjar tentang
pendidikan, budaya, kebiasaan,
ekonomi, dan agama..( Hatmiati
Masy’ud, 2018)
7. Moposad dan Moduduran Moposad dan Moduduran Sulawesi Selatan
merupakan pranata tolong
menolong yang penting untuk
menjaga keserasian lingkungan
sosial.
Kearifan lokal ini mencerminkan
nilai-nilai pancasila sila ke-3
Persatuan Indonesia yang
dimana terdapat keterangan
bahwa dalam MOPOSAD Dan
MODUDURAN adanya tolong
menolong. Jadi dengan adanya
tolong menolong sudah
mencerminkan pada sila ke-3
yaitu persatuan.
8. Undang Undang Simbur Kitab Simbur Cahaya Lahat-Sumatera
Cahaya merupakan kitab undang-undang Selatan
hukum adat, yang merupakan
perpaduan antara hukum adat
yang berkembang secara lisan di
pedalaman Sumatra Selatan,
dengan ajaran Islam. ... Kitab
Simbur Cahaya, ditulis oleh Ratu
Sinuhun yang merupakan isteri
penguasa Palembang, Pangeran
Sido Ing Kenayan (1636 - 1642
M).ss
9. Ilmu Pikukuh Pikukuh bagi masyarakat Baduy Sumatera Selatan
di Banten adalah aturan yang
harus ditaati oleh warganya dan
oleh pengunjung yang datang.
Aturan itu antara lain, dalam
pertanian dilarang menggunakan
teknologi kimia seperti pupuk
buatan dan racun pemberantas
hama. Penduduk juga dilarang
menubai atau meracuni ikan di
sungai, mandi memakai sabun,
gosok gigi dengan pasta gigi,
membuang kotoran di
sembarang tempat, dan lain
sebagainya. Pikukuh membuat
masyarakat Baduy hidup
berdampingan dengan alam.
Mereka tidak mau mencemari
alam dan berusaha menjaga
kebersihan serta kemurnian
alamnya.(Shandy Pradana)
10. Rimba Kepungan Sialang Masyarakat Melayu mengenal Melayu-Riau
pembagian hutan tanah yang
terdiri dari 3 bagian, tanah
perladangan, rimba larangan,
rimba simpanan [hak ulayat] dan
rimba kepungan sialang, Mereka
hidup di tengah rimba yang
banyak ditumbuhi pohon sialang.
Bagaimana penduduk
memanfaatkan hutan untuk
memenuhi keperluan mereka
sehari-hari, menjadi masalah
pokok dalam buku ini.
Dalam buku ini diuraikan
tentang kehidupan sehari-hari
masyarakat Petalangan. Cara-
cara mereka memperlakukan
rimba, mengolah hasilnya,
kemudian memanfaatkannya
bersama sesuai ketentuan adat.
Di pihak lain, hutan dan rimba
itu sendiri memerlukan
pelestarian karena menjadi
sumber kehidupan mereka.
Dalam buku ini, masyarakat
Petalangan ditinjau dari sudut,
sosiologi, ekonomi dan budaya.(
UU Hamidy,1987).
11. Cingcowong Cingcowong merupakan upacara Sunda / Jawa Barat
untuk meminta hujan, tradisi
Cingcowong ini dilakukan turun
temurun oleh masyarakat
Luragung guna untuk
melestarikan budaya serta
menunjukan bagaimana suatu
permintaan kepada yang Maha
Kuasa apabila tanpa adanya
patuh terhadap perintah sang
maha kuasa.( Lina Marliana
Hidaya,2015)
12. Bebie Bebie Merupakan tradisi Muara Enim –
menanam dan memanen padi Sumatera Selatan
secara bersama-sama dengan
tujuan agar pemanenan padi
cepat selesai, dan setelah panen
selesai akan diadakan perayaan
sebagai bentuk rasa syukur atas
panen yang sukses.( Stefanie
christy)
13. Ogoh-ogoh menjelang Ogoh-ogoh merupakan karya Bali
Hari Raya Nyepi seni berupa patung dalam
kebudayaan Bali yang umumnya
menggambarkan kepribadian
bhuta kala (mahkluk alam
bawah dalam kepercayaan
Hindu). Ogoh-ogoh merupakan
salah satu kearifan lokal yang
masih hingga kini dilakukan di
Bali, biasanya di tandu, pawai
atau dipentaskan berkeliling kota
ataupun desa.

Bertujuan untuk menyucikan


lingkungan dari roh jahat atau
unsur negatif bhuta kala
menjelang atau dilakukan sehari
sebelum tahun baru saka (nyepi)
di Bali.( Prawita Indah).
14. Ulap Doyo Ulap Doyo merupakan kearifan Kalimantan
lokal yang termuat dalam motif
tenun sebagai warisan suku
Dayak Benuaq di Kalimantan.
Jenis tekstil tradisional tersebut
menyimpan keunikannya pada
bahan baku, proses pembuatan,
dan motif.(Zoraya Ralie).
15. Barapen Barapen merupakan salah satu Papua
tradisi yang dilakukan oleh
masyarakat di beberapa wilayah
Wamena, Papua. Tradisi ini
umumnya dilakukan oleh
masyarakat Suku Dani yang
mendiami wilayah dataran tinggi
Wamena seperti Lembah
Baliem, Paniai, Nabire,
Pegunungan Tengah,
Pegunungan Bintang,
Jayawijaya, Dekai dan
Yahukimo. Barapen merupakan
sebuah tradisi masak bersama
warga satu kampung
menggunakan media batu yang
dibakar hingga membara, oleh
sebab itu tradisi ini juga disebut
dengan istilah “Bakar Batu”.
(Wihdi Luthfi,2019).
16. Perang Pandan Perang Pandan merupakan Bali
kearifan lokal yang telah
berlangsung lama di Desa Adat
Tenganan Bali. Kearifan lokal
tersebut dilakukan setahun sekali
pada sasih kalmia (bulan kelima
berdasarkan penanggalan
kalender Bali). Perang pandan
tersebut ditujukan untuk
menghormati Dewa Indra
sebagai Dewa Perang serta untuk
menjaga kesuburan tanah Desa
Adat Tenganan.( Dewi
Divianta,2019).
17. Mappalette Bola Mappalette Bola merupakan hal Suku Bugis,
yang dilakukan salah satu atau Sulawesi
beberapa masyarakatnya yang
ingin pindah dan menjual
rumahnya tapi tidak dengan
tanahnya. Jenis rumah yang
dipindahkan bukan rumah
sembarangan, melainkan rumah
adat panggung yang terbuat dari
kayu khas masyarakat Sulawesi.(
Aditya Jaya Iswara,2018)
18. Pawai Dugderan Pawai Dugderan merupakan Semarang
kearifan lokal yang berlangsung
di Kota Semarang sebagai
bentuk acara tahunan dalam
rangka menyambut bulan suci
Ramadhan. Tradisi ini bertujuan
untuk menyatukan masyarakat
Semarang yang berbeda-beda
dalam penetapan puasa agar
dalam penetapan yang sama.
(Arie Widiarto)

19. Kenduri Blang Semua masyarakat yang Aceh


memiliki sawah dan hendak
menanam pagi, terlebih dahulu
berpartisipasi untuk mengadakan
acara kenduri berdasarkan
perintah lembaga adat Aceh.
Tradisi ini diwarnai dengan
pengucapan doa-doa tertentu
bertujuan agar padi yang akan
disemai bebas dari penyakit dan
hama sehingga tumbuh dengan
baik dan lancar saat panen.( Diky
Zulkarnen,2019)
20. Subak Subak merupakan kearifan lokal Bali
masyarakat Bali yang telah
ditetapkan UNESCO sebagai
Warisan Budaya Dunia. Subak
merupakan metode pengairan
sawah yang khusus mengatur
tentang menajemen atau sistem
irigasi sawah. Berlandasarkan
nilai luhur budaya Tri Hita
Karanan meliputi parahyangan,
pawongan, dan palemahan,
Subak ditetapkan sebagai salah
satu kearifan lokal masyarakat
Bali.( I NYOMAN RIANG
PUSTAKA,S.IP,2018)
21. Koko dan Tattakeng Sebelum diperkenalkannya Sulawesi Selatan
pertanian seperti padi sawah,
rakyat To Bentong sudah
mewariskan lahan untuk para
keturunannya berbentuk kebun
atau Koko dan juga lading yang
sudah ditinggalkan atau
Tattakeng. Koko merupakan
suatu lahan perladangan yang
bisa diolah dengan cara
berpindah. Sementara Tattakeng
merupakan suatu lahan bekas
perladangan yang tengah
diberakan. Kearifan lokal ini
terletak di Minahasa provinsi
Sulawesi Utara.( Dr. Patta
Rapanna, S.E., M.Si., Dr. Yana
Fajriah, S.E., M.M.,2018)
22. Pahomba Pahomba atau yang biasa disebut Nusa Tenggara
juga dengan gugus hutan Timur
merupakan suatu tempat yang
dilarang keras untuk dimasuki,
terlebih lagi dengan niatan untuk
mengambil hasil hutannya. Dan
pada hakikatnya, pohon-pohon
di tiap pahomba tersebut
memiliki fungsi menjadi pohon-
pohon induk yang bisa
menyebarkan benih kedalam
padang rumput yang cukup luas.
( Robert Ropo,2017)
23. Balingkea Balingkea adalah suatu kategori Sulawesi Tengah
dari pandangan mengenai hutan
menurut pendapat dari orang
Toro. Balingkea merupakan
bekas kebun yang umurnya
mulai dari 6 bulan sampai
dengan 1 tahun. Seringnya
balingkea diolah untuk
tumbuhan palawija yang
berbentuk ubi kayu, jagung, rica,
kacang-kacangan dan juga sayur-
sayuran.( Rizal,2005)
24. Ancak Saji Salah satu desa di Bali, yakni Bali
Desa Trunyan memiliki contoh
kearifan lokal yang tidak bisa
ditemukan di tempat lain, yakni
tradisi Ancak Saji. Dalam tradisi
tersebut, jenazah tidak
dikuburkan maupun dibakar,
namun hanya dibaringkan pada
permukaan tanah yang dangkal
dengan cekungan panjang, yang
disebut Sema Wayah.( Sri
Anindiati Nursastri,2013)
25. Ladang Gilir Balik Suku Dayak Bantian di Kalimantan Timur
Kalimantan Timur menggunakan
sistem Ladang Gilir untuk
melakukan cocok tanam. Contoh
kearifan lokal ini membuat
masyarakat suku Dayak Bantian
memperlakukan hutan dengan
bijak karena mereka bertanam
dengan membuka ladang di
hutan.( Ir. Dian Lazuardi,
M.Si,2016)

5. Kearifan lokal di Sumatera Barat (Minimal 5, dikutip dari buku atau artikel pada
jurnal nasional)

No Nama Kearifan Lokal Deskripsi singkat


1 Randai Randai merupakan kesenian khas Minangkabau
berupa aksi teater atau sandiwara dengan
beberapa unsur seni. Unsur seni yang
terkandung dalam kesenian Randai adalah seni
drama, seni suara, seni tari, seni musik
tradisional, dan juga seni beladiri silat. Sumber
cerita dalam Randai berasal dari kaba atau
cerita rakyat dengan tema budi, pekerti, malu,
susila, pendidikan dan menanamkan kesadaran
berbangsa. Pada umumnya, satu kelompok
randai akan diisi oleh 14 hingga 25 orang.
Anggota randai biasanya disebut dengan anak
randai dan berasal dari kalangan pengrajin,
pedagang atau pun petani di daerah setempat.
(Cirana Merisa,2018)

2 Tabuik Perayaan Tabuik merupakan tradisi masyarakat


Pariaman, Sumatera Barat untuk memperingati
meninggalnya cucu Nabi Muhammad, Hasan
dan Husein. Prosesi ini biasanya berlangsung
selama satu minggu dengan perayaan puncak
yang dinamakan “Hoyak Tabuik” yang
dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram setiap
tahunnya. Pada tanggal 5 Muharram dilakukan
proses menebang batang pisang dengan cara
sekali tebas pada malam hari. Ini
melambangkan perumpamaan keberanian salah
satu putra Imam Husain yang menuntut balas
kematian bapaknya. Prosesi dilanjutkan pada
tanggal 7 dan 8 muharram yang disebut
Maatam dan Maarak sorban. Maatam
merupakan personifikasi membawa jari-jari
Husain yang berserakan ditebas pasukan Raja
Yazid. Sedangkan Maarak Sorban
melambangkan diaraknya bekas sorban untuk
menyiarkan keberanian Husain memerangi
musuh.Pada tanggal 10 Muharram pagi,
diadakan prosesi Tabuik naik pangkat, yaitu
pemasangan bagian atas tabuik. Kemudian
Tabuik diarak hingga akhirnya dibuang ke laut.
[2] ( Bachyul Jb, Syofiardi,2006)
3 Pacu Jawi Pacu Jawi merupakan tradisi unik yang
dilakukan masyarakat Tanah Datar khususnya
masyarakat di kecamatan Sungai Tarab,
Rambatan, Limo kaum, dan Pariangan. Pacu
Jawi mirip dengan Karapan Sapi di Madura.
Namun yang membedakan keduanya adalah
lahan yang digunakan. Jika Karapan Sapi
menggunakan sawah yang kering, maka Pacu
Jawi menggunakan sawah yang basah dan
berlumpur. Selain itu untuk mempercepat lari
sapi, joki Pacu Jawi tidak menggunakan
tongkat seperti Karapan Sapi, mereka biasanya
menggigit ekor sapi.( Febrianti, 2013)
4 Pacu Itiak Pacu itiak (bahasa Indonesia: Pacuan atau
pacuan itik atau balapan itik) merupakan salah
satu kebiasaan unik yang dimiliki masyarakat
Minangkabau. Pacu itiak sendiri berasal dari
Payakumbuh, kabupaten Lima Puluh Kota,
Provinsi Sumatra Barat. Kebiasaan ini unik
karena kalau biasanya orang banyak
menggunakan sapi atau kerbau sebagai hewan
yang sering digunakan untuk berpacu, lain
halnya dengan kebiasaan masyarakat Lima
Puluh Kota yang menggunakan itik sebagai
hewan yang dipacu[1]. Tata cara perlombaan
Pacu Itiak ini adalah dengan melemparkan Itiak
sehingga Itiak pun terbang menuju garis finish.
Itiak yang paling cepat mencapai garis finish
akan dinyatakan sebagai pemenang. Jarak
tempuh satu lintasan Pacu Itiak ini biasanya
sepanjang 800 meter.(Zaimul Haq Elfan
Habib,2018).
5 Batagak Kudo-kudo Batagak kudo-kudo merupakan tradisi Padang
Pariaman yang terus dilakukan hingga kini.
Masyarakat akan berdatangan menghadiri acara
ini, baik membangun rumah pribadi, bangunan
milik umum apalagi rumah ibadah. Malu
mereka jika tidak nampak di acara tersebut,
meski hanya menyumbang Rp50.000. Makanya
ada yang membawa uang, seng beberapa helai
hingga bahan lainnya.Upacara Batagak Kudo-
Kudo merupkan salah satu rangkaian panjang
dari Tradisi masyarakat Minangkabau dalam
membangun rumah. Upacara Batagak Kudo-
Kudo sendiri dilakukan saat sebuah rumah baru
akan baru dipasan kuda-kuda. Biasanya
upacara ini mirip dengan ‘baralek’ dengan
mengundang orang kampung dan sanak famili.
Kado yang biasanya dibawakan oleh tamu
undangan adalah seng atau atap untuk rumah.(
Efendi Rustam,2018)
6 Balimau Balimau adalah tradisi mandi membersihkan
diri menjelang bulan ramadhan. Kegiatan ini
biasanya dilaksanakan oleh masyarakat
Minangkabau di lubuak atau sungai. Selain itu
Balimau juga memiliki makna lainnya yaitu
mensucikan bathin dengan bermaaf-maafan
satu sama lain sebelum menyambut bulan suci
ramadhan. Balimau adalah tradisi mandi
menggunakan jeruk nipis yang berkembang di
kalangan masyarakat Minangkabau dan
biasanya dilakukan pada kawasan tertentu yang
memiliki aliran sungai dan tempat pemandian.
[1] Diwariskan secara turun temurun, tradisi ini
dipercaya telah berlangsung selama berabad-
abad.[2]
Latar belakang dari balimau adalah
membersihkan diri secara lahir dan batin
sebelum memasuki bulan Ramadan, sesuai
dengan ajaran agama Islam, yaitu menyucikan
diri sebelum menjalankan ibadah puasa. Secara
lahir, menyucikan diri adalah mandi yang
bersih. Zaman dahulu tidak setiap orang bisa
mandi dengan bersih, baik karena tidak ada
sabun, wilayah yang kekurangan air, atau
bahkan karena sibuk bekerja maupun sebab
yang lain. Saat itu pengganti sabun di beberapa
wilayah di Minangkabau adalah limau (jeruk
nipis), karena sifatnya yang melarutkan minyak
atau keringat di badan.(Novia Harlina,2020).

6. Nilai-Nilai Adat Minangkabau yang Terkait dengan Pemanfaatan Sumber Daya dan
Hubungan Sosial.
Orang Minangkabau menjadikan alam sebagai guru, sebagaimana yang dikatakan dalam
mamangan adatnya sebagai berikut:

Panakiek pisau sirawik


Ambiak galah batang lintabuang
Salodang ambiak kanyiru
Satitiak jadikan lauik
Sakapa jadikan gunuang
Alam takambang jadi guru

Alam Minangkabau yang indah, bergunung-gunung, berlembah, berlaut dan berdanau, kaya
dengan flora dan fauna telah memberi inspirasi kepada masyarakatnya. Mamangan, petatah,
petitih, ungkapan-ungkapan adatnya tidak terlepas dari pada alam. Alam mempunyai
kedudukan dan pengaruh penting dalam adat Minangkabau, ternyata dari fatwa adat sendiri
yang menyatakan bahwa alam hendaklah dijadikan guru.

Dalam hidup bermasyarakat, orang Minangkabau menjunjung tinggi nilai egaliter atau
kebersamaan. Nilai ini dinyatakan mereka dengan ungkapan “duduak samo randah, tagak
samo tinggi” (duduk sama rendah, berdiri sama tinggi). Dalam kegiatan yang menyangkut
kepentingan umum sifat komunal dan kolektif mereka sangat menonjol. Mereka sangat
menjunjung tinggi musyawarah dan mufakat. Hasil permufakatan merupakan otoritas yang
tertinggi. Hal ini dinyatakan oleh orang Minangkabau dengan ungkapan :
Kamanakan barajo ka mamak
Mamak barajo ka panghulu
Panghulu barajo ka mufakat
Mufakat barajo ka alua
Alua barajo ka patuik jo mungkin
Patuik jo mungkin barajo kanan bana
Bana badiri sandirinyo (itulah nan manjadi rajo)

Kekuasaan yang tertinggi (otoritas) menurut orang Minangkabau bersifat abstrak, yaitu nan
bana (kebenaran). Kebenaran tersebut harus dicari melalui musyawarah yang dibimbing oleh
alur, patut dan mungkin. Penggunaan akal sangat diperlukan oleh orang Minangkabau dan
sangat menilai tinggii manusia yang menggunakan akal. Nilai-nilai yang dibawa oleh islam
mengutamakan akal bagi orang muslim, dan islam melengkapi penggunaan akal dengan
bimbingan iman. Dengan sumber nilai yang bersifat manusiawi disempurnakan dengan nilai
yang diturunkan dalam wahyu, lebih menyempurnakan kehidupan bermasyarakat orang
Minangkabau.

TUGAS RINGKASAN BUKU SOSIOLOGI

 Bab 1 Pengantar untuk Sosiologi(hal 5-19)


1.1 Apa Itu Sosiologi?
Sosiologi adalah studi sistematis tentang masyarakat dan interaksi sosial. Untuk
melaksanakan studi mereka, sosiolog mengidentifikasi
pola budaya dan kekuatan sosial dan menentukan bagaimana mereka mempengaruhi
individu dan kelompok. Mereka juga mengembangkan cara untuk menerapkan
temuan mereka ke dunia nyata.
1.2 Sejarah Sosiologi
Sosiologi dikembangkan sebagai cara untuk belajar dan mencoba memahami perubahan
yang terjadi pada masyarakat yang dilakukan oleh Industri
Revolusi di abad kedelapan belas dan kesembilan belas. Beberapa sosiolog awal berpikir
bahwa masyarakat dan
peran individu dalam masyarakat dapat dipelajari dengan menggunakan metodologi
ilmiah yang sama yang digunakan di alam
ilmu pengetahuan, sementara yang lain percaya bahwa tidak mungkin untuk memprediksi
perilaku manusia secara ilmiah, dan yang lain memperdebatkannya
nilai prediksi tersebut. Perspektif itu terus terwakili dalam sosiologi hari ini.
1.3 Perspektif Teoritis
Sosiolog mengembangkan teori untuk menjelaskan peristiwa sosial, interaksi, dan pola.
Teori adalah penjelasan yang diajukan
interaksi sosial tersebut. Teori memiliki skala yang berbeda. Teori tingkat makro, seperti
fungsionalisme struktural dan konflik
teori, berusaha menjelaskan bagaimana masyarakat beroperasi secara keseluruhan. Teori
tingkat mikro, seperti interaksionisme simbolik, fokus
tentang interaksi antar individu.
1.4 Mengapa Studi Sosiologi?
Mempelajari sosiologi bermanfaat baik bagi individu maupun masyarakat. Dengan
mempelajari sosiologi, orang belajar cara berpikir
kritis tentang masalah sosial dan masalah yang dihadapi masyarakat kita. Studi sosiologi
memperkaya kehidupan siswa dan
mempersiapkan mereka untuk karier di dunia yang semakin beragam. Manfaat
masyarakat karena orang dengan pelatihan sosiologis
lebih siap untuk membuat keputusan tentang masalah sosial dan mengambil tindakan
yang efektif untuk menghadapinya.

 Bab 2 riset sosiologis(29-43)


2.1 pendekatan untuk penelitian sosial
Menggunakan metode ilmiah, seorang peneliti memimpin studi dalam lima tahap:
Mengajukan pertanyaan, meneliti sumber-sumber yang ada, membuat hipotesis,
melakukan penelitian, dan menarik kesimpulan. Metode ilmiah berguna karena
memberikan metode yang jelas untuk mengorganisasi suatu penelitian. Beberapa sosiolog
melakukan riset melalui kerangka tafsiran dan bukannya menggunakan metode ilmiah.
Studi sosiologis ilmiah sering mengamati hubungan antara variabel. Para peneliti
mempelajari bagaimana satu variabel bisa merubah yang lainnya. Sebelum mengadakan
suatu penelitian, para peneliti berhati-hati untuk menerapkan definisi operasional pada
istilah mereka dan untuk menetapkan variabel yang tergantung dan independen.
2.2 metode riset
Penelitian sosiologis merupakan proses yang cukup rumit. Seperti yang anda lihat,
banyak yang bahkan masuk ke desain penelitian sederhana. Ada banyak langkah yang
perlu dipertimbangkan sewaktu mengumpulkan data tentang perilaku manusia, juga
dalam menafsirkan dan menganalisis data agar dapat menghasilkan hasil yang
meyakinkan. Sosiolog menggunakan metode ilmiah untuk alasan yang baik. Metode
ilmiah menyediakan suatu sistem organisasi yang membantu para peneliti merencanakan
dan memimpin penelitian seraya memastikan bahwa data dan hasil yang dapat
diandalkan, sah, dan objektif.
Banyaknya metode yang tersedia untuk riset — termasuk percobaan, survei, studi
lapangan, dan analisis data sekunder — semuanya menguntungkan dan merugikan.
Kekuatan suatu studi dapat bergantung pada pilihan dan penerapan dari metode yang
tepat untuk mengumpulkan riset. Bergantung pada topiknya, suatu penelitian mungkin
menggunakan satu metode atau kombinasi metode. Penting untuk merencanakan suatu
rancangan riset sebelum memulai suatu penelitian. Informasi Pengumpulan itu sendiri
mungkin mengejutkan, dan pola belajar tersebut hendaknya menyediakan kerangka kerja
yang kuat untuk menganalisis data yang diprediksikan dan tidak diprakirakan.
2.3 masalah etika
Para pelajar sosiologi dan sosiolog harus bertanggung jawab secara etis untuk penelitian
apa pun yang mereka lakukan. Mereka harus terlebih dahulu dan terutama menjamin
keselamatan peserta mereka. Sedapat mungkin, mereka harus memastikan bahwa para
peserta telah diberi tahu sepenuhnya sebelum menyetujui untuk menjadi bagian dari
sebuah studi.
ASA memiliki pedoman etika yang harus dipertimbangkan oleh para sosiolog sewaktu
mengadakan riset. Alamat pedoman memimpin studi, dengan benar menggunakan sumber
yang ada, menerima pendanaan, dan hasil penerbitan
Para sosiolog harus berupaya mempertahankan kenetralan yang bernilai. Mereka harus
mengumpulkan dan menganalisis data secara objektif dan mengesampingkan preferensi,
kepercayaan, dan opini pribadi mereka. Mereka harus melaporkan temuan dengan akurat,
sekalipun bertentangan dengan keyakinan pribadi.

 Bab 3 Budaya(hal 51-66)


3.1 Apa Itu Budaya?
Meskipun "masyarakat" dan "budaya" sering digunakan secara bergantian, mereka
memiliki arti yang berbeda. Masyarakat adalah sekelompok orang yang berbagi
komunitas dan budaya. Budaya umumnya menggambarkan perilaku dan kepercayaan
bersama dari orang-orang ini, dan termasuk elemen material dan nonmaterial.
Pengalaman kami tentang perbedaan budaya dipengaruhi oleh etnosentrisme dan
xenosentrisme. Sosiolog mencoba mempraktikkan relativisme budaya.
3.2 Elemen Budaya
Suatu budaya terdiri dari banyak elemen, seperti nilai-nilai dan kepercayaan
masyarakatnya. Budaya juga diatur oleh norma-norma, termasuk hukum, adat istiadat,
dan cerita rakyat. Simbol dan bahasa masyarakat adalah kunci untuk mengembangkan
dan menyampaikan budaya.
3.3 Budaya Pop, Subkultur, dan Perubahan Budaya
Sosiolog mengenali budaya tinggi dan budaya populer dalam masyarakat. Masyarakat
juga terdiri dari banyak subkultur — kelompok-kelompok kecil yang berbagi identitas.
Countercultures menolak nilai-nilai arus utama dan menciptakan aturan dan norma
budaya mereka sendiri. Melalui penemuan atau penemuan, budaya berevolusi melalui
ide-ide baru dan cara berpikir baru. Dalam banyak budaya modern, landasan inovasi
adalah teknologi, yang pertumbuhannya cepat dapat menyebabkan kelambatan budaya.
Teknologi juga bertanggung jawab atas penyebaran budaya material dan nonmateri yang
berkontribusi terhadap globalisasi.
3.4 Perspektif Teoritis tentang Budaya
Ada tiga pendekatan teoretis utama terhadap interpretasi budaya. Perspektif fungsionalis
mengakui bahwa ada banyak bagian budaya yang bekerja bersama sebagai sistem untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Fungsionalis memandang budaya sebagai cerminan
dari nilai-nilai masyarakat. Ahli teori konflik melihat budaya sebagai inheren tidak setara,
berdasarkan faktor-faktor seperti jenis kelamin, kelas, ras, dan usia. Seorang interaksionis
terutama tertarik pada budaya seperti yang dialami dalam interaksi sehari-hari antara
individu dan simbol-simbol yang membentuk suatu budaya. Berbagai kejadian budaya
dan sosiologis dapat dijelaskan oleh teori-teori ini; namun, tidak ada satu pandangan
“benar” yang bisa digunakan untuk memahami budaya.

 Bab 4 Masyarakat dan Sosial Interaksi(hal 75-84)


4.1 Jenis Masyarakat
Masyarakat diklasifikasikan menurut perkembangan dan penggunaan teknologi mereka.
Untuk sebagian besar sejarah manusia, orang tinggal di
masyarakat praindustrial yang ditandai oleh teknologi yang terbatas dan produksi barang
yang rendah. Setelah Revolusi Industri,
banyak masyarakat mendasarkan ekonomi mereka di sekitar tenaga kerja mekanis, yang
mengarah pada keuntungan yang lebih besar dan kecenderungan sosial yang lebih besar
mobilitas. Pada pergantian milenium baru, tipe masyarakat baru muncul. Masyarakat atau
industri informasi ini adalah
dibangun di atas teknologi digital dan barang nonmaterial.
4.2 Perspektif Teoritis tentang Masyarakat
Émile Durkheim percaya bahwa seiring dengan kemajuan masyarakat, mereka melakukan
transisi dari solidaritas mekanis ke organik. Untuk
Karl Marx, masyarakat ada dalam hal konflik kelas. Dengan munculnya kapitalisme, para
pekerja menjadi terasing dari diri mereka sendiri
dan lainnya dalam masyarakat. Sosiolog Max Weber mencatat bahwa rasionalisasi
masyarakat dapat dibawa ke ekstrem yang tidak sehat.
4.3 Konstruksi Sosial Realitas
Masyarakat didasarkan pada konstruksi sosial realitas. Bagaimana kita mendefinisikan
masyarakat mempengaruhi bagaimana masyarakat sebenarnya. Juga,
bagaimana kita melihat orang lain memengaruhi tindakan mereka dan juga tindakan kita
terhadap mereka. Kita semua mengambil berbagai peran
sepanjang hidup kita, dan interaksi sosial kita bergantung pada jenis peran apa yang kita
asumsikan, dengan siapa kita mengasumsikannya, dan
adegan di mana interaksi terjadi.

 Bab 5 Sosialisasi(hal 93-104)


5.1 Teori Pengembangan Diri
Teori-teori psikologi pengembangan diri telah diperluas oleh para sosiolog yang secara
eksplisit mempelajari peran masyarakat dan interaksi sosial dalam pengembangan diri.
Charles Cooley dan George Mead keduanya memberikan kontribusi signifikan terhadap
pemahaman sosiologis tentang pengembangan diri. Lawrence Kohlberg dan Carol
Gilligan mengembangkan ide-ide mereka lebih jauh dan meneliti bagaimana rasa
moralitas kita berkembang. Gilligan menambahkan dimensi perbedaan gender Teori
Kohlberg.
5.2 Mengapa Sosialisasi Penting
Sosialisasi penting karena membantu menegakkan masyarakat dan budaya; ini juga
merupakan bagian penting dari pengembangan individu. Penelitian menunjukkan bahwa
siapa kita dipengaruhi oleh sifat (genetik dan hormonal kita) dan pengasuhan lingkungan
sosial tempat kita dibesarkan). Sosiologi paling peduli dengan cara pengaruh masyarakat
mempengaruhi kita pola perilaku, diperjelas dengan cara perilaku bervariasi di seluruh
kelas dan gender.
5.3 Agen Sosialisasi
Interaksi langsung kami dengan kelompok sosial, seperti keluarga dan teman sebaya,
mengajari kami bagaimana orang lain mengharapkan kami untuk berperilaku. Demikian
juga, a lembaga formal dan informal masyarakat mensosialisasikan populasinya. Sekolah,
tempat kerja, dan media berkomunikasi dan memperkuat norma dan nilai-nilai budaya.
5.4. Sosialisasi Lintas Bidang Kehidupan
Sosialisasi adalah proses seumur hidup yang terulang kembali saat kita memasuki fase
kehidupan baru, seperti dewasa atau usia lanjut. Resosialisasi adalah proses yang
menghilangkan sosialisasi yang telah kami kembangkan dari waktu ke waktu dan
menggantikannya dengan yang baru dipelajari aturan dan peran. Karena melibatkan
menghilangkan kebiasaan lama yang telah terbangun, resosialisasi dapat menjadi stres
dan proses yang sulit.
 Bab 6 Grup dan Organisasi(hal 115-125)
6.1 Jenis Grup
organisasi yang bergabung untuk memenuhi kebutuhan material tertentu Kelompok-
kelompok sebagian besar mendefinisikan bagaimana kita memikirkan diri kita sendiri
Ada dua jenis utama kelompok: primer dan sekunder. Sebagai nama menunjukkan,
kelompok utama adalah yang jangka panjang, kompleks. Orang menggunakan kelompok
sebagai standar perbandingan untuk didefinisikan diri mereka sendiri - baik siapa mereka
maupun siapa mereka. Terkadang kelompok dapat digunakan untuk mengecualikan orang
atau sebagai alat itu memperkuat prasangka.
6.2 Ukuran dan Struktur Grup
Ukuran dan dinamika grup sangat memengaruhi cara anggota bertindak. Kelompok
primer jarang memiliki pemimpin formal mungkin ada kepemimpinan informal. Grup
umumnya dianggap besar ketika ada terlalu banyak anggota untuk diskusi simultan.
Dalam kelompok sekunder ada dua jenis fungsi kepemimpinan, dengan fokus pada
pemimpin yang ekspresif 130 Bab 6 | Grup dan Organisasi pada kesehatan emosional dan
kesejahteraan, dan pemimpin instrumental lebih fokus pada hasil. Lebih lanjut, ada
kepemimpinan yang berbeda gaya: pemimpin demokratis, pemimpin otoriter, dan
pemimpin laissez-faire. Dalam suatu kelompok, konformitas adalah sejauh mana orang
ingin mengikuti norma. Sejumlah percobaan telah menggambarkan seberapa kuat drive
untuk menyesuaikan diri. Ada baiknya mempertimbangkan contoh kehidupan nyata
tentang bagaimana konformitas dan kepatuhan dapat menuntun orang untuk melakukan
tindakan yang dicurigai secara etis dan moral.
6.3 Organisasi Formal
Organisasi besar termasuk dalam tiga kategori utama: normatif / sukarela, koersif, dan
utilitarian. Kita hidup di zaman kontradiksi: sementara laju perubahan dan teknologi
menuntut orang untuk lebih gesit dan kurang birokratis dalam pemikiran mereka,
birokrasi besar seperti rumah sakit, sekolah, dan pemerintah lebih terhambat dari
sebelumnya format organisasi. Pada saat yang sama, beberapa dekade terakhir telah
melihat perkembangan tren untuk birokrasi dan konvensi institusi lokal. Semakin, Jalan
Utama di seluruh negeri mirip satu sama lain; bukannya Bob Coffee Shop dan Jane's Hair
Salon ada Dunkin Donuts dan Supercuts. Tren ini telah disebut sebagai McDonaldisasi
masyarakat.

 Bab 7 Penyimpangan, Kejahatan, dan Kontrol Sosial(hal 135-144)


7.1 Penyimpangan dan Kontrol
Penyimpangan adalah pelanggaran norma. Apakah sesuatu menyimpang atau tidak
tergantung pada defenisi kontekstual, situasi, dan tanggapan orang-orang terhadap
perilaku tersebut. Masyarakat berupaya membatasi penyimpangan melalui penggunaan
sanksi yang membantu mempertahankan sistem control social.
7.2 Perspektif Teoritis Tentang Penyimpangan
Tiga paradigma sosiologis utama menawarkan penjelasan yang berbeda untuk motivasi
dibalik penyimpangan dan kejahatan. Fungsionalis menunjukan bahwa penyimpangan
adalah kebutuhan social karena hal ini memperkuat norma dengan mengingatkan orang-
orang tentang konekuensi melanggarnya.melanggar norma dapat membuka mata
masyarakat terhadap ketidakadilan dalam sistem. Ahli teori konflik berpendapat bahwa
kejahatan berasal dari sistem ketidaksetaraan yang membuat mereka yang berkuasa diatas
dan mereka yang tidak berkuasa di bawah. Interaksionis simbolis memusatkan perhatian
pada sifat yang dibangun secara social pada label yang terkait dengan penyimpangan.
Kejahatan dan penyimpangan dipelajari dari lingkungan dan ditegakan atau dicegah oleh
orang-orang sekitar kita.
7.3 Kejahatan dan Hukum
Kejahatan di bentuk oleh kode hokum dan ditegakan oleh sistem peradilan pidana. Di
Amerika Serikat, ada tiga cabang sistem peradilan: polisi, Pengadilan dan Koreksi.
Meskipun tingkat kejahatan meningkat di sebagian besar abad kedua puluh, mereka
sekarang jatuh.

 Bab 8 Media dan Teknologi(hal 155-168)


8.1. Technology Today
Teknologi adalah aplikasi ilmu untuk mengatasi masalah kehidupan sehari-hari. Langkah
cepat kemajuan teknologi berarti kemajuan berkelanjutan, tetapi tidak semua orang
memiliki akses yang sama. Kesenjangan yang dibuat oleh akses yang tidak setara ini telah
disebut kesenjangan digital. Kesenjangan pengetahuan mengacu pada efek kesenjangan
digital: kurangnya pengetahuan atau informasi yang membuat mereka yang tidak terpapar
teknologi mendapatkan keterampilan yang dapat dijual
8.2 Media dan Teknologi di Masyarakat
Media dan teknologi telah terjalin sejak awal komunikasi manusia. Mesin cetak, yang
telegraf, dan Internet adalah contoh dari persimpangan mereka. Media massa
memungkinkan lebih banyak berbagi sosial pengalaman, tetapi media baru sekarang
menciptakan jumlah airtime yang tampaknya tak ada habisnya untuk setiap dan semua
suara yang diinginkan dengar. Iklan juga telah berubah dengan teknologi. Media baru
memungkinkan konsumen untuk memotong iklan tradisional tempat dan menyebabkan
perusahaan menjadi lebih inovatif dan mengganggu ketika mereka mencoba untuk
mendapatkan perhatian kita.
8.3 Implikasi Global Media dan Teknologi
Teknologi mendorong globalisasi, tetapi apa artinya itu bisa sulit diuraikan. Sementara
beberapa ekonom melihat teknologi kemajuan yang mengarah ke bidang permainan yang
lebih level di mana siapa pun di mana pun bisa menjadi pesaing global, kenyataannya
adalah itu peluang masih berkelompok di wilayah yang secara geografis diuntungkan.
Namun, difusi teknologi telah menyebabkan penyebaran lebih banyak dan lebih banyak
teknologi lintas batas ke negara-negara pinggiran dan semi-pinggiran. Namun, benar
teknologi global kesetaraan masih jauh.
8.4 Perspektif Teoritis tentang Media dan Teknologi
Ada banyak sekali teori tentang bagaimana masyarakat, teknologi, dan media akan maju.
Fungsionalisme melihat kontribusi itu teknologi dan media memberikan stabilitas
masyarakat, dari memfasilitasi waktu luang hingga meningkatkan produktivitas. Konflik
ahli teori lebih peduli dengan bagaimana teknologi memperkuat ketidaksetaraan di antara
komunitas, baik di dalam maupun di antara negara. Mereka juga melihat bagaimana
media biasanya memberikan suara kepada yang paling kuat, dan bagaimana media baru
menawarkan alat untuk melakukannya membantu mereka yang kehilangan haknya.
Interaksionis simbolis melihat penggunaan teknologi secara simbolis sebagai tanda dari
segalanya dari dunia futuristik yang steril hingga kehidupan profesional yang sukses.

 Bab 9 Stratifikasi sosial di Amerika Serikat(hal 183-196)


9.1 Apa Stratifikasi Sosial?
Sistem stratifikasi ditutup, artinya mereka memungkinkan sedikit perubahan dalam posisi
sosial, atau terbuka, yang berarti mereka mengizinkan gerakan dan interaksi antar lapisan.
Sistem kasta adalah sistem di mana kedudukan sosial didasarkan pada status yang
ditentukan atau kelahiran. Sistem kelas terbuka, dengan prestasi memainkan peran dalam
posisi sosial. Orang masuk ke dalam kelas berdasarkan faktor seperti kekayaan,
pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan. Meritokrasi adalah sistem stratifikasi sosial yang
menganugerahkan kedudukan berdasarkan nilai pribadi, upaya yang bermanfaat.
9.2 Stratifikasi Sosial dan Mobilitas di Amerika Serikat
Ada tiga kelas utama di Amerika Serikat: kelas atas, menengah, dan bawah. Mobilitas
sosial menggambarkan pergeseran dari satu kelas sosial ke kelas lainnya. Ciri-ciri kelas,
juga disebut penanda kelas, adalah perilaku, kebiasaan, dan norma yang khas setiap kelas.
9.3 Stratifikasi dan Ketimpangan Global
Stratifikasi global membandingkan kekayaan, stabilitas ekonomi, status, dan kekuatan
negara secara keseluruhan. Dengan membandingkan pendapatan dan produktivitas antar
negara, para peneliti dapat mengidentifikasi dengan lebih baik kesenjangan global.
9.4 Perspektif Teoretis tentang Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial dapat diperiksa dari berbagai perspektif sosiologis — fungsionalisme,
teori konflik, dan interaksionisme simbolik. Perspektif fungsionalis menyatakan bahwa
sistem ada di masyarakat karena alasan yang baik. Konflik ahli teori mengamati bahwa
stratifikasi mendorong ketidaksetaraan, seperti antara pemilik bisnis kaya dan pekerja
miskin. Simbolis interaksionis memeriksa stratifikasi dari perspektif tingkat mikro.
Mereka mengamati bagaimana kedudukan sosial mempengaruhi orang interaksi sehari-
hari dan bagaimana konsep "kelas sosial" dibangun dan dipertahankan melalui interaksi
sehari-hari.

 Bab10 Ketimpangan Global(hal 205-216)


10.1 Stratifikasi dan Klasifikasi Global
Stratifikasi mengacu pada kesenjangan sumber daya antara negara dan di dalam negara.
Sementara kesetaraan ekonomi sangat bagus keprihatinan, demikian juga kesetaraan sosial,
seperti diskriminasi yang berasal dari ras, etnis, jenis kelamin, agama, dan / atau seksual
orientasi. Sementara ketidaksetaraan global bukanlah hal yang baru, beberapa faktor
membuatnya lebih relevan daripada sebelumnya, seperti global pasar dan kecepatan berbagi
informasi. Para peneliti mencoba memahami ketidaksetaraan global dengan
mengklasifikasikannya menurut faktor-faktor seperti bagaimana industri suatu negara, apakah
suatu negara berfungsi sebagai alat produksi atau sebagai pemilik, dan pendapatan apa yang
dihasilkan suatu bangsa.
10.2 Kekayaan dan Kemiskinan Global
Ketika melihat orang miskin di dunia, pertama-tama kita harus mendefinisikan perbedaan
antara kemiskinan relatif, kemiskinan absolut, dan kemiskinan subyektif. Sementara mereka
yang relatif miskin mungkin tidak memiliki cukup hidup di standar kehidupan negara
mereka, mereka yang berada dalam kemiskinan absolut tidak memiliki, atau nyaris tidak
memiliki, kebutuhan dasar seperti makanan. Kemiskinan subyektif lebih banyak
hubungannya dengan persepsi seseorang tentang situasi seseorang. Amerika Utara dan Eropa
adalah rumah bagi lebih sedikit orang miskin di dunia daripada Afrika, yang memiliki
sebagian besar negara miskin, atau Asia, yang memiliki sebagian besar orang hidup dalam
kemiskinan. Kemiskinan banyak negatif konsekuensi, dari meningkatnya tingkat kejahatan
hingga dampak yang merugikan pada kesehatan fisik dan mental.
10.3 Perspektif Teoretis tentang Stratifikasi Global
Teori modernisasi dan teori dependensi adalah dua lensa yang paling umum digunakan
sosiolog ketika melihat masalah ketidaksetaraan global. Teori modernisasi menyatakan
bahwa negara-negara melewati tahap evolusi dan itu industrialisasi dan peningkatan
teknologi adalah kunci untuk bergerak maju. Teori ketergantungan, di sisi lain, melihat teori
modernisasi sebagai Eurosentris dan menggurui. Dengan teori ini, ketidaksetaraan global
adalah hasil dari negara-negara inti menciptakan siklus ketergantungan dengan
mengeksploitasi sumber daya dan tenaga kerja di negara-negara pinggiran dan semi-
pinggiran.

 Bab 11 Ras dan Etnis(hal 225-234)


11.1 Kelompok Ras, Etnis, dan Minoritas
Ras pada dasarnya adalah konstruksi sosial. Konstruksi ras sosial juga tercermin dalam
caranya nama untuk kategori ras berubah dengan perubahan zaman. Patut diperhatikan
bahwa ras, dalam pengertian ini, juga merupakan suatu sistem label yang menyediakan
sumber identitas; Label spesifik keluar masuk selama era sosial yang berbeda. Etnisitas
adalah istilah yang menggambarkan budaya bersama dan asal kebangsaan. Etnis adalah
istilah yang menggambarkan budaya bersama — praktik, nilai, dan kepercayaan suatu
kelompok. Budaya ini dapat mencakup bahasa, agama, dan tradisi bersama, di antara
kesamaan lainnya. Seperti ras, istilah etnis sulit untuk digambarkan dan artinya telah
berubah dari waktu ke waktu. Dan, seperti ras, individu-individu mungkin diidentifikasi
atau dianggap berbeda dengan etnik dengan cara-cara yang rumit, bahkan saling
bertentangan Misalnya, etnik.
Minoritas kelompok didefinisikan oleh kurangnya kekuatan mereka.Sosiolog Louis
Wirth (1945) mendefinisikan kelompok minoritas sebagai "kelompok mana pun yang,
karena karakteristik fisik atau budaya mereka, dipisahkan dari kelompok - kelompok lain
dalam masyarakat tempat mereka hidup demi perlakuan yang berbeda dan tidak
seimbang, dan yang karena itu menganggap diri mereka sebagai sasaran diskriminasi
kolektif" "Istilah minoritas berarti diskriminasi, dan dalam penggunaan sosiologinya,
istilah kelompok kecil dapat digunakan secara bergantian dengan istilah minoritas,
sedangkan istilah kelompok dominan sering digunakan untuk kelompok mayoritas.
Definisi ini berhubungan dengan konsep bahwa kelompok dominan adalah yang
memegang kekuasaan paling dalam masyarakat yang diberikan, sementara kelompok-
kelompok bawahan adalah mereka yang tidak memiliki kekuasaan dibandingkan dengan
kelompok dominan. . Menurut Charles Wagley dan Marvin Harris (1958), sebuah
kelompok minoritas dibedakan oleh lima karakteristik: (1) perlakuan yang tidak seimbang
dan kurang kuasa atas kehidupan mereka, (2) membedakan ciri-ciri fisik atau budaya
seperti warna kulit atau bahasa, (3) keanggotaan yang tidak disengaja dalam kelompok,
(4) kesadaran akan kepatuhan, dan (5) tingkat tinggi pernikahan dalam kelompok. Contoh
dari kelompok-kelompok minoritas mungkin mencakup komunitas BGT.
11.2 Stereotip, Prasangka, dan Diskriminasi
Stereotip adalah ide yang terlalu disederhanakan tentang kelompok orang. Prasangka
mengacu pada pikiran dan perasaan, sementara diskriminasi mengacu pada tindakan.
Rasisme mengacu pada kepercayaan bahwa satu ras secara inheren lebih tinggi atau lebih
rendah daripada ras lain.
11.3 Teori Ras dan Etnis
Pandangan fungsionalis tentang ras mempelajari peran kelompok dominan dan bawahan
untuk menciptakan struktur sosial yang stabil. Konflik ahli teori meneliti perbedaan
kekuasaan dan pergulatan antara berbagai kelompok ras dan etnis. Interaksionis melihat
ras dan etnisitas sebagai sumber penting identitas individu dan simbolisme sosial. Konsep
budaya prasangka mengakui bahwa semua orang tunduk pada stereotip yang tertanam
dalam budaya mereka.
11.4 Hubungan Antar Kelompok
Hubungan antar kelompok berkisar dari pendekatan toleran terhadap pluralisme hingga
intoleransi yang sama parahnya dengan genosida. Dalam pluralisme, kelompok
mempertahankan identitas mereka sendiri. Dalam asimilasi, kelompok menyesuaikan diri
dengan identitas kelompok dominan. Dalam penggabungan, kelompok bergabung untuk
membentuk identitas grup baru.
11.5 Ras dan Etnis di Amerika Serikat
Sejarah rakyat AS mengandung beragam pengalaman tak terbatas yang dipahami sosiolog
mengikuti pola. Dari orang-orang pribumi yang pertama kali mendiami tanah ini ke
gelombang imigran selama 500 tahun terakhir, migrasi adalah suatu pengalaman dengan
banyak karakteristik bersama. Sebagian besar kelompok telah mengalami berbagai tingkat
prasangka dan diskriminasi karena mereka telah melalui proses asimilasi.

 Bab 12 Gender, Jenis Kelamin, dan Seks(hal 251-262)


12.1 Jenis Kelamin dan Jender
Istilah "jenis kelamin" dan "jenis kelamin" mengacu pada dua pengidentifikasi yang
berbeda. Seks menunjukkan karakteristik biologis yang membedakan pria dan
perempuan, sementara gender menunjukkan karakteristik sosial dan budaya dari perilaku
maskulin dan feminin. Seks dan gender tidak selalu sinkron. Individu yang sangat
mengidentifikasi dengan lawan jenis dianggap transgender.
12.2 Jenis Kelamin
Anak-anak menjadi sadar akan peran gender di tahun-tahun awal mereka, dan mereka
mulai memahami dan melakukan peran ini melalui sosialisasi, yang terjadi melalui empat
agen utama: keluarga, pendidikan, kelompok sebaya, dan media massa. Sosialisasi ke
peran gender yang ditentukan secara sempit menghasilkan stratifikasi laki-laki dan
perempuan. Masing-masing sosiologis Perspektif menawarkan pandangan yang berharga
untuk memahami bagaimana dan mengapa ketidaksetaraan gender terjadi dalam
masyarakat kita.
12.3 Seks dan Seksualitas
Ketika mempelajari seks dan seksualitas, para sosiolog memfokuskan perhatian mereka
pada sikap dan praktik seksual, bukan pada fisiologi atau ilmu urai. Norma mengenai
gender dan seksualitas berbeda-beda di setiap budaya. Secara umum, Amerika Serikat
cenderung bersikap adil konservatif dalam sikap seksualnya. Akibatnya, homoseksual
terus menghadapi pertentangan dan diskriminasi di sebagian besar jurusan institusi sosial.

 Bab 13 Penuaan dan Tua(hal 273-291)


13.1 Siapakah Lansia?
Penuaan di Masyarakat Studi sosial tentang penuaan menggunakan data populasi dan
kohort untuk memprediksi masalah sosial terkait populasi yang menua. Di Amerika
Serikat, populasinya semakin tua (disebut "yang beruban Amerika Serikat"), terutama
karena segmen baby boomer. Studi global tentang penuaan mengungkapkan perbedaan
harapan hidup antara negara-negara inti dan periferal serta perbedaan dalam
kesiapsiagaan negara untuk tantangan peningkatan populasi lansia.
13.2 Proses Penuaan
Usia tua mempengaruhi setiap aspek kehidupan manusia: biologis, sosial, dan psikologis.
Meskipun teknologi medis telah memperpanjang harapan hidup, teknologi ini tidak dapat
menghapus penuaan dan kematian. Sikap budaya membentuk cara masyarakat kita
memandang usia tua dan mati, tetapi sikap ini berubah dan berkembang seiring waktu.
13.3 Tantangan yang Dihadapi Orang Tua
Ketika orang memasuki usia tua, mereka menghadapi tantangan. Ageisme, yang
melibatkan stereotip dan diskriminasi terhadap orang tua, mengarah pada
kesalahpahaman tentang kemampuan mereka. Meskipun kemiskinan lansia telah
membaik selama beberapa dekade, banyak orang lanjut usia dapat terkena dampak buruk
dari resesi 2008. Beberapa orang lanjut usia tumbuh lemah secara fisik dan, karenanya,
bergantung pada pengasuh, yang meningkatkan risiko pelecehan terhadap orang tua.
13.4 Perspektif Teoretis tentang Penuaan
Tiga perspektif sosiologis utama menginformasikan teori penuaan. Teori-teori dalam
perspektif fungsionalis berfokus pada peran para penatua dalam hal berfungsinya
masyarakat secara keseluruhan. Teori-teori dalam perspektif konflik berkonsentrasi pada
bagaimana para penatua, sebagai suatu kelompok, berselisih dengan kelompok-kelompok
lain dalam masyarakat. Dan teori-teori dalam perspektif interaksionis simbolik fokus pada
bagaimana identitas penatua diciptakan melalui interaksinya.

 Bab 14 Pernikahan dan Keluarga(hal 307-318)

14.1 Apa Itu Pernikahan? Apa Itu Keluarga?


Sosiolog memandang pernikahan dan keluarga sebagai institusi sosial yang membantu
menciptakan unit dasar struktur sosial. Kedua pernikahan dan keluarga dapat
didefinisikan secara berbeda — dan dipraktikkan secara berbeda — dalam budaya di
seluruh dunia. Keluarga dan pernikahan, seperti lembaga lain, beradaptasi dengan
perubahan sosial.
14.2 Variasi dalam Kehidupan Keluarga
Konsep orang tentang pernikahan dan keluarga di Amerika Serikat sedang berubah.
Peningkatan hidup bersama, pasangan sesama jenis, dan hidup melajang mengubah
gagasan pernikahan kami. Demikian pula, orang tua tunggal, orang tua sesama jenis,
orang tua yang tinggal bersama, dan orang tua yang tidak menikah mengubah pandangan
kita tentang apa artinya menjadi keluarga. Sementara sebagian besar anak-anak masih
hidup dalam lawan jenis, dua orang tua, rumah tangga yang sudah menikah, yang tidak
lagi dipandang sebagai satu-satunya jenis keluarga inti.
14.3 Tantangan yang Dihadapi Keluarga
Keluarga saat ini menghadapi berbagai tantangan, khususnya stabilitas pernikahan.
Sementara tingkat perceraian telah menurun di yang terakhir Dua puluh lima tahun,
banyak anggota keluarga, terutama anak-anak, masih mengalami efek negatif perceraian.
Anak-anak adalah juga terkena dampak negatif oleh kekerasan dan pelecehan di dalam
rumah, dengan hampir 6 juta anak dilecehkan setiap tahun.

 Bab 15 Agama( hal 333-343)


15.1 Pendekatan Sosiologis untuk Agama
Agama menggambarkan kepercayaan, nilai-nilai, dan praktik yang berkaitan dengan
masalah sakral atau spiritual. Ahli teori sosial Émile Durkheim mendefinisikan agama
sebagai "sistem kepercayaan dan praktik yang menyatu relatif terhadap hal-hal suci"
(1915). Max Weber percaya agama bisa menjadi kekuatan untuk perubahan sosial. Karl
Marx memandang agama sebagai alat yang digunakan oleh masyarakat kapitalis untuk
melanggengkan ketidaksamaan. Agama adalah lembaga sosial, karena mencakup
keyakinan dan praktik yang melayani kebutuhan masyarakat. Agama juga merupakan
contoh universal budaya, karena ditemukan di semua masyarakat dalam satu bentuk atau
lainnya. Fungsionalisme, teori konflik, dan interaksionisme semuanya menyediakan cara
yang berharga bagi sosiolog untuk memahami agama.
15.2 Agama Dunia
Istilah sosiologis untuk berbagai jenis organisasi keagamaan adalah, dalam rangka
mengurangi pengaruh dalam masyarakat, ecclesia, denominasi, sekte, dan kultus. Agama
dapat dikategorikan menurut apa atau siapa yang disembah pengikutnya. Beberapa
agama-agama besar dan tertua di dunia termasuk Hindu, Budha, Konfusianisme,
Taoisme, Yahudi, Islam, dan Kekristenan.
15.3 Agama di Amerika Serikat
Teologi pembebasan menggabungkan prinsip-prinsip Kristen dengan aktivisme politik
untuk mengatasi ketidakadilan sosial, diskriminasi, dan kemiskinan. Megachurches
adalah mereka dengan keanggotaan lebih dari 2.000 hadirin reguler, dan mereka yang
bersemangat, berkembang dan segmen kehidupan keagamaan AS yang sangat
berpengaruh. Beberapa sosiolog percaya tingkat religiositas di Amerika Serikat menurun
(disebut sekularisasi), sementara yang lain mengamati kenaikan fundamentalisme.

 Bab 16 Pendidikan(hal 353-363)


16.1 Pendidikan di Seluruh Dunia.
Sistem pendidikan di seluruh dunia memiliki banyak perbedaan, meskipun faktor-faktor
yang sama — termasuk sumber daya dan uang — memengaruhi setiap sistem pendidikan.
Distribusi pendidikan merupakan masalah utama di banyak negara, termasuk di Indonesia
Amerika Serikat, di mana jumlah uang yang dihabiskan per siswa sangat bervariasi
menurut negara. Pendidikan terjadi melalui keduanya sistem formal dan informal;
keduanya menumbuhkan transmisi budaya. Akses universal ke pendidikan menjadi
perhatian dunia.
16.2 Perspektif Teoretis tentang Pendidikan
Teori-teori sosiologis utama menawarkan wawasan tentang bagaimana kita memahami
pendidikan. Fungsionalis memandang pendidikan sebagai lembaga sosial penting yang
menyumbang fungsi manifes dan laten. Fungsionalis melihat pendidikan sebagai
melayani kebutuhan masyarakat dengan mempersiapkan siswa untuk peran selanjutnya,
atau fungsi, dalam masyarakat. Ahli teori konflik melihat sekolah sebagai sarana untuk
mengabadikan ketidaksetaraan kelas, ras-etnis, dan gender. Dalam nada yang sama, teori
feminis berfokus secara khusus pada mekanisme dan akar ketidaksetaraan gender dalam
pendidikan. Teori interaksionisme simbolik berfokus pada pendidikan sebagai berarti
untuk label individu
16.3 Masalah dalam Pendidikan.
Seiring sekolah terus mengisi banyak peran dalam kehidupan siswa, tantangan muncul.
Masalah sejarah termasuk ras desegregasi sekolah, ditandai oleh 1954 Brown v. Dewan
sosial ekonomi, dan keragaman tetap menjadi inti masalah dalam pendidikan, dengan
program-program seperti itu sebagai program Head Start yang berusaha memberi siswa
pijakan yang sama. Masalah pendidikan lainnya yang berdampak pada masyarakat
termasuk mencarter sekolah, mengajar untuk ujian, hutang pinjaman pelajar, dan
homeschooling. Satu topik hangat adalah Common Core State Standards, atau Common
Core. Kontroversi utama atas Common Inti, dari sudut pandang guru, orang tua dan
siswa, dan bahkan administrator, bukanlah standar sendiri, tetapi proses penilaian dan
taruhan tinggi terlibat.

 Bab 17 Pemerintah dan politik( hal 375-385)


17.1 Kekuasaan dan Otoritas
Sosiolog memeriksa pemerintah dan politik dalam hal dampaknya terhadap individu dan
sistem sosial yang lebih besar. Kekuasaan adalah entitas atau kemampuan individu untuk
mengendalikan atau mengarahkan orang lain, sementara otoritas adalah pengaruh yang
didasarkan pada legitimasi yang dirasakan. Max Weber mempelajari kekuasaan dan
otoritas, membedakan antara dua konsep dan merumuskan sistem untuk
mengklasifikasikan jenis otoritas.
17.2 Bentuk Pemerintahan
Bangsa-bangsa diatur oleh sistem politik yang berbeda, termasuk monarki, oligarki,
kediktatoran, dan demokrasi. Secara umum, warga negara di mana kekuasaan
terkonsentrasi dalam satu pemimpin atau kelompok kecil lebih mungkin menderita
pelanggaran kebebasan sipil dan mengalami ketimpangan ekonomi. Banyak negara yang
saat ini diorganisir di sekitar cita-cita demokrasi dimulai sebagai monarki atau
kediktatoran tetapi telah berkembang menjadi sistem yang lebih egaliter. Cita-cita
demokrasi, meskipun sulit untuk diimplementasikan dan dicapai, mempromosikan hak
asasi manusia dan keadilan dasar untuk semua warga negara.
17.3 Politik di Amerika Serikat
Keberhasilan dan validitas demokrasi AS bergantung pada pemilihan umum yang bebas
dan adil yang ditandai dengan dukungan dan partisipasi warga negara yang beragam.
Meskipun penting, pemilu memiliki partisipasi yang rendah. Di masa lalu, suara
kelompok minoritas hampir tidak terlihat dalam pemilihan, tetapi tren baru-baru ini
menunjukkan peningkatan jumlah pemilih di banyak ras dan etnis minoritas. Di masa
lalu, penciptaan dan keberlangsungan proses pemungutan suara yang adil telah
mengharuskan intervensi pemerintah, khususnya di tingkat legislatif. Kasus Reynolds v.
Sims, dengan putusan “satu orang, satu suara”, merupakan contoh yang sangat baik dari
tindakan tersebut.
17.4 Perspektif Teoritis tentang Pemerintahan dan Kekuasaan
Sosiolog menggunakan kerangka kerja untuk mendapatkan perspektif tentang data dan
pengamatan yang terkait dengan studi kekuasaan dan pemerintah. Fungsionalisme
menunjukkan bahwa kekuatan dan struktur masyarakat didasarkan pada kerja sama,
saling ketergantungan, dan tujuan atau nilai-nilai bersama. Teori konflik, yang berakar
pada Marxisme, menyatakan bahwa struktur masyarakat adalah hasil dari kelompok
sosial yang bersaing untuk mendapatkan kekayaan dan pengaruh. Interaksionisme
simbolik meneliti ranah kepentingan sosiologis yang lebih kecil: persepsi individu tentang
lambang kekuasaan dan reaksi mereka selanjutnya.

 Bab 18 Bekerja dan Ekonomi( hal 395-409)


18.1 Sistem Ekonomi
Ekonomi mengacu pada institusi sosial yang melaluinya sumber daya masyarakat (barang
dan jasa) dikelola. Itu Revolusi Pertanian mengarah pada pengembangan ekonomi
pertama yang didasarkan pada perdagangan barang. Mekanisasi proses manufaktur
mengarah ke Revolusi Industri dan memunculkan dua sistem ekonomi utama yang
bersaing. Dibawah kapitalisme, pemilik swasta menginvestasikan modalnya dan milik
orang lain untuk menghasilkan barang dan jasa yang dapat mereka jual secara terbuka
pasar. Harga dan upah ditentukan oleh penawaran dan permintaan dan persaingan. Di
bawah sosialisme, alat-alat produksi adalah dimiliki secara umum, dan ekonomi
dikendalikan secara terpusat oleh pemerintah. Beberapa negara ekonomi menunjukkan
campuran kedua sistem. Teori konvergensi berusaha menjelaskan korelasi antara tingkat
perkembangan dan perubahan suatu negara dalam struktur ekonominya.
18.2 Globalisasi dan Ekonomi
Globalisasi mengacu pada proses mengintegrasikan pemerintah, budaya, dan pasar
keuangan melalui perdagangan internasional menjadi pasar dunia tunggal. Ada manfaat
dan kelemahan globalisasi. Seringkali negara-negara yang memiliki tarif terburuk adalah
mereka yang bergantung pada ekstraksi sumber daya alam untuk kekayaan mereka.
Banyak kritikus khawatir globalisasi memberi terlalu banyak kekuatan perusahaan
multinasional dan bahwa keputusan politik dipengaruhi oleh para pemain keuangan utama
ini.
18.3 Bekerja di Amerika Serikat
Pasar kerja di Amerika Serikat dimaksudkan sebagai meritokrasi yang menciptakan
stratifikasi sosial berdasarkan individu prestasi. Kekuatan ekonomi, seperti outsourcing
dan otomatisasi, mempolarisasi tenaga kerja, dengan sebagian besar pekerjaan peluang
menjadi pekerjaan manual tingkat rendah, upah rendah, atau pekerjaan tingkat tinggi,
upah tinggi berdasarkan keterampilan abstrak. Peran perempuan dalam angkatan kerja
telah meningkat, meskipun perempuan belum mencapai kesetaraan penuh. Imigran
memainkan sebuah peran penting di pasar tenaga kerja A.S. Ekonomi yang berubah telah
memaksa lebih banyak orang jatuh miskin bahkan jika mereka memang miskin kerja.
Kesejahteraan, Jaminan Sosial, dan program sosial lainnya ada untuk melindungi orang
dari dampak terburuk kemiskinan.

 Bab 19 Kesehatan dan Kedokteran(hal 423-436)


19.1 Konstruksi Sosial Kesehatan
Sosiologi medis adalah studi sistematis tentang bagaimana manusia mengelola masalah
kesehatan dan penyakit, penyakit dan gangguan, dan perawatan kesehatan untuk orang
sakit dan sehat. Konstruksi sosial kesehatan menjelaskan bagaimana masyarakat
membentuk dan dibentuk oleh ide-ide medis.
19.2 Sosial Kesehatan Global
epidemiologi adalah studi tentang penyebab dan distribusi penyakit. Dari perspektif
global, masalah kesehatan negara-negara berpenghasilan tinggi cenderung mengarah ke
penyakit seperti kanker dan juga yang terkait dengan obesitas, seperti penyakit jantung,
diabetes, dan gangguan muskuloskeletal. Negara-negara berpenghasilan rendah lebih
mungkin menghadapi penyakit menular, angka kematian bayi yang tinggi, tenaga medis
yang langka, dan sistem air dan sanitasi yang tidak memadai. Bab 19 | Kesehatan dan
Kedokteran 439
19.3 Kesehatan di Amerika Serikat
Meskipun orang-orang di Amerika Serikat umumnya dalam keadaan sehat dibandingkan
dengan negara-negara kurang berkembang, Amerika Serikat masih menghadapi masalah-
masalah yang menantang seperti prevalensi obesitas dan diabetes. Terlebih lagi, orang-
orang di Amerika Serikat dari kelompok ras, etnis, status sosial ekonomi, dan gender
mengalami penurunan tingkat layanan kesehatan yang lebih rendah. Kesehatan mental
dan kecacatan adalah masalah kesehatan yang secara signifikan dipengaruhi oleh norma
sosial.
19.4 Kesehatan dan Kedokteran Komparatif
Ada perbedaan struktural yang luas di antara sistem perawatan kesehatan di berbagai
negara. Di negara-negara inti, perbedaan-perbedaan itu termasuk layanan kesehatan yang
didanai publik, layanan kesehatan yang didanai swasta, dan kombinasi keduanya. Di
negara-negara pinggiran dan semi-periferal, kurangnya administrasi kesehatan dasar
dapat menjadi fitur yang menentukan dari sistem.
19.5 Perspektif Teoretis tentang Kesehatan dan Kedokteran
Sementara perspektif fungsionalis melihat bagaimana kesehatan dan penyakit masuk ke
dalam masyarakat yang berfungsi penuh, perspektif konflik berkaitan dengan bagaimana
kesehatan dan penyakit cocok dengan kekuatan oposisi di masyarakat. Perspektif
interaksionis berkaitan dengan bagaimana interaksi sosial membangun gagasan kesehatan
dan penyakit.

 Bab 20 Populasi, Urbanisasi, dan Lingkungan Hidup(hal 449-460)


20.1 Demografi dan Populasi
Para ahli memahami demografi melalui berbagai analisis. Malthus, nol pertumbuhan
populasi, teori cornucopian, dan teori transisi demografis semua membantu sosiolog
mempelajari demografi. Populasi manusia di bumi tumbuh dengan cepat, khususnya di
negara-negara pinggiran. Faktor-faktor yang mempengaruhi populasi termasuk angka
kelahiran, angka kematian, dan migrasi,
termasuk imigrasi dan emigrasi. Ada banyak hasil potensial dari pertumbuhan populasi,
dan Perspektif sosiologis bervariasi pada efek potensial dari peningkatan jumlah ini.
Pertumbuhan akan menekan yang sudah planet pajak dan sumber daya alamnya.
20.2 Urbanisasi
Kota memberikan banyak peluang bagi penghuninya dan menawarkan manfaat signifikan
termasuk akses ke barang banyak peluang kerja. Pada saat yang sama, daerah dengan
populasi tinggi dapat menyebabkan ketegangan di antara kelompok-kelompok demografis
serta tekanan lingkungan. Sementara populasi penduduk kota terus meningkat, sumber
ketegangan sosial adalahnaik bersamanya. Tantangan utama bagi kaum urban saat ini
adalah menemukan cara yang adil untuk berbagi sumber daya kota sambil mengurangi
polusi dan penggunaan energi yang berdampak negatif bagi lingkungan.
20.3 Lingkungan dan Masyarakat
Area sosiologi lingkungan tumbuh seiring dengan meningkatnya pola cuaca dan
kekhawatiran terhadap perubahan iklim.Aktivitas manusia menyebabkan pencemaran
tanah, air, dan udara, yang membahayakan kesehatan seluruh rantai makanan. Sementara
semuanya berada dalam risiko, lingkungan dan negara miskin dan kurang beruntung
menanggung beban lebih besar dari polusi planet ini, sebuah dinamika dikenal sebagai
rasisme lingkungan.

 Bab 21 Gerakan Sosial dan Perubahan Sosial(hal 475-486)


21.1 Perilaku Kolektif
Perilaku kolektif adalah aktivitas yang tidak dilembagakan di mana beberapa orang
terlibat secara sukarela. Ada tiga yang berbeda bentuk perilaku kolektif: kerumunan,
massa, dan publik. Ada tiga teori utama tentang perilaku kolektif. Yang pertama, yang
Perspektif emergent-norm, menekankan pentingnya norma sosial dalam perilaku
kerumunan. Selanjutnya, nilai tambah teori, adalah perspektif fungsionalis yang
menyatakan bahwa beberapa prasyarat harus ada untuk perilaku kolektif terjadi. Akhirnya
perspektif perakitan berfokus pada tindakan kolektif daripada perilaku kolektif,
menangani proses terkait dengan perilaku orang banyak dan siklus hidup dan berbagai
kategori pertemuan.
21.2 Gerakan Sosial
Gerakan sosial adalah kelompok yang terarah dan terorganisir, baik dengan tujuan
mendorong perubahan, memberikan suara politik untuk mereka yang tidak memilikinya,
atau berkumpul untuk tujuan bersama lainnya. Gerakan sosial bersinggungan dengan
perubahan lingkungan, inovasi teknologi, dan faktor eksternal lainnya untuk menciptakan
perubahan sosial. Ada banyak sekali katalis yang tercipta gerakan sosial, dan alasan orang
bergabung sama beragamnya seperti peserta itu sendiri. Sosiolog melihat keduanya alasan
makro dan mikroanalitik bahwa gerakan sosial terjadi, berakar, dan akhirnya berhasil atau
gagal.
21.3 Perubahan Sosial
Ada banyak dan beragam penyebab perubahan sosial. Empat penyebab umum,
sebagaimana diakui oleh para ilmuwan sosial, adalah teknologi, institusi sosial, populasi,
dan lingkungan. Keempat bidang ini dapat berdampak kapan dan bagaimana masyarakat
perubahan. Dan mereka semua saling terkait: perubahan di satu bidang dapat
menyebabkan perubahan di seluruh. Modernisasi adalah tipikal hasil dari perubahan
sosial. Modernisasi mengacu pada proses peningkatan diferensiasi dan spesialisasi dalam
suatu masyarakat, khususnya di sekitar industri dan infrastrukturnya. Sementara ini
mengasumsikan bahwa masyarakat yang lebih modern lebih baik, ada tekanan balik yang
signifikan pada pandangan barat-sentris ini bahwa semua negara pinggiran dan semi-
periferal harus bercita-cita menjadi seperti Amerika Utara dan Eropa Barat.

Anda mungkin juga menyukai