Anda di halaman 1dari 6

Nama : Rosalina Alvia

Nim : 19045040

Prodi : Pendidikan Geografi

Matkul : geografi Lingkungan

1. Opini tentang banjir di Kalimantan selatan

Jawab :

Menurut saya banjir yang terjadi di kalimantan selatan tidak terlepas dari

campur tangan manusia serta besar nya intensitas curah hujan. Berdasarkan KLHK

menyebutkan penurunan luas hutan alam di DAS Barito, wilayah yang mengalami

bencana banjir di Kalsel, terjadi selama periode 1990-2019. Penurunan terbesar terjadi

pada tahun 1990-2000 sebanyak 55,5%. Untuk itu KLHK merekomendasikan kepada

pemerintah daerah untuk mempercepat dan memfokuskan kegiatan rehabilitasi hutan

dan lahan di daerah sumber penyebab banjir. Kemudian berdasarkan Badan Nasional

Penangulangan Bencana (BNPB) menyampaikan, bencana hidrometeorologi masih

mendominasi wilayah Indonesia sepanjang Agustus 2021. Data BNPB mencatat ada

dua provinsi di Kalimantan mengalami dua jenis bencana yang dipengaruhi fenomena

hidrometeorologi basah (curah hujan tinggi) dan hidrometeorologi kering

(kekeringan). Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebut curah hujan

sejumlah 2,08 miliar meter kubik sepanjang pekan kedua Januari 2021 di Kalimantan

Selatan. Volume air hujan tidak sebanding dengan kapasitas Daerah Aliran Sungai

(DAS) Barito yang dalam kondisi normal terukur sebesar 23 juta meter kubik

sehingga banjir besar pun terjadi. DAS Barito di Kalimantan Selatan terdiri dari
39,3% kawasan hutan dan 60,7% areal penggunaan lain (APL). Kawasan hutan seluas

718.591 hektar, dengan rincian 43,3% areal berhutan, dan 56,7% tidak berhutan. DAS

Barito telah kehilangan sekitar 62,8% luas tutupan hutan dalam kurun waktu 29 tahun.

Berdasarkan data di atas bahwasan nya banjir di kalimantan selatan

merupakan dampak dari hutan yang mulai berkurang di kalimantan, sehingga akibat

intensitas curah hujan yang tinggi namun tanah tidak lagi mampu menahan air atau

resapan air sehingga terjadilah banjir. Sistem drainase tak mampu mengalirkan air

dengan volume yang besar. Selain itu lokasi banjir merupakan daerah datar dan

elevasi rendah serta bermuara di laut. Sehingga merupakan daerah akumulasi air.

Hutan Kalimantan Selatan kini telah beralih menjadi perkebunan monukultur dan

pertambangan batubara. Padahal tambang batubara ini juga memiliki kapasitas

menghancurkan keseimbangan dan keberlanjutan lingkungan, karena bahan bakar

fosil seperti batubara menjadi penyumbang paling fundamental bagi pemanasan

global dan perubahan iklim. Dampak dari perubahan iklim yang paling nyata adalah

curah hujan yang tinggi dan cuaca ekstrim seperti yang terjadi di beberapa kabupaten

Provinsi Kalimantan Selatan. pertambangan batubara juga berdampak pada

deforestasi hutan dan degradasi lingkungan. Data Wahana Lingkungan Hidup

Indonesia(WALHI) Kalimantan Selatan menyebutkan bahwa seluas 399 ribu hektar

atau 41 persen dari 984.791 hektar kawasan hutan di Kalimantan Selatan telah

dikuasai izin tambang. Bahkan data Jaringan Advokasi Tambang (JATAM)

menemukan sebanyak 814 lubang tambang yang sebagian berstatus aktif dan

sebagiannya lagi ditinggalkan tanpa adanya reklamasi.

Lokasi banjir berada di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Barito di mana

kondisi infrastrusktur ekologis atau jasa lingkungan pengatur air sudah tidak

memadai, sehingga tidak mampu lagi menampung aliran air yang masuk. Jika di lihat
daerahnya sungai barito Lokasi banjir merupakan daerah datar dan elevasi rendah dan

bermuara di laut sehingga merupakan daerah akumulasi air dengan tingkat drainase

rendah. Akibat sungai-sungai yang dangkal dan sudah lama tidak di keruk sehingga

menghambat jalan nya air ke laut, maka air meluap dan menyebabkan banjir. Bencana

banjir bisa menimbulkan kerusakan sarana dan prasarana, karena banjir yang

menerjang bisa merusak rumah penduduk, gedung, kendaraan dan juga merusak

fasilitas sosial. Banjir yang meluap hingga di jalanan dapat menimbulkan masalah,

salah satunya adalah lumpuhnya jalur transportasi.

2. Kerusakan lingkungan di negara-negara berkembang

Di negara sedang berkembang, kerusakan lingkungan banyak dsebabkan oleh

kemiskinan dan kurangnya pembangunan. Permasalahan lingkungan di negara sedang

berkembang, faktor yang sangat besar pengaruhnya adalah populasi manusia. ... Inilah

yang mengakibatkan perubahan yang besar pada lingkungan kita.

Kerusakan lingkungan saat ini sudah memasuki tahap darurat, selain faktor

perubahan iklim Faktor manusia juga turut menyumbang dalam kerusakan

lingkungan. Perubahan lingkungan yang terjadi saat ini menyebabkan lingkungan

menjadi tidak sesuai untuk mendukung kehidupan manusia. Tentu hal ini harus

secepatnya di atasi karena jika tidak di atasi akan berdampak bagi kelangsungan hidup

manusia. Kerusakan lingkungan yang terjadi dikarenakan eksplorasi sumberdaya alam

untuk memenuhi kebutuhan manusia tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan.

Kerusakan lingkungan ini bisa di sebabkan oleh faktor alam ataupun oleh faktor

manusia seperti pencemaran lingkungan akibat limbah sehingga akan merusak

ekosistem lingkungan. Selain itu pencemaran lingkungan yang berdampak menjadi


polusi juga sangat menganggu manusia. Karena akibat polusi, manusia juga akan

mendapatkan dampaknya.

Hal-hal Yang Menyebabkan Kerusakan Lingkungan atau masalah utama

mengenai lingkungan di negara berkembang :

 Kerusakan Hutan

Kerusakan hutan saat ini menjadi masalah kerusakan lingkungan yang cukup

kronis. Tentu kita pernah mendengar dan melihat dampak yang di timbulkan dari

kerusakan hutan salah satunya adalah pembakaran lahan hutan, hal ini tentu

menimbulkan polusi udara dan akan menimbulkan masalah kesehatan bagi manusia

Kondisi kawasan hutan yang telah rusak tersebut disebabkan antara lain oleh adanya

ilegal logging dan perambahan hutan. Jumlah kerusakan hutan semakin meningkat

akibat adanya juga peningkatan aktifitas perkebunan. Hal yang perlu di terapkan

adalah, pembangunan dan pembakaran lahan hendaknya melihat juga aspek

lingkungan dan Upaya penanaman kembali hutan yang telah rusak. Penghijauan telah

dilakukan namun belum efektif memulihkan kondisi hutan.

 Penurunan Kualitas Air

Kerusakan lingkungan juga akan berdampak terhadap penurunan kualitas air.

Seperti di ketahui, limbah dari industri atau pabrik yang di buang ke sungai tentu

akan merusak dan menimbulkan pencemaran hal ini juga berdampak terhadap

menurunnya kualitas air. Air yang tercemar limbah sangat berbahay bagi

kehidupan manusia. Selain itu, dampak dari pembakaran hutan dan semakin

terkikisnya pohon sebagai resapan air juga sangat berpengaruh terhadap

penurunan mutu air sebagai akibat peningkatan zat padat terlarut dan zat padat

tersuspensi serta kekeruhan.

 Pengelolaan Sampah
Sampah merupakan bahan yang terbuang dan sudah tidak terpakai. Sampah

bisa di hasilkan dari aktifitas manusia ataupun alam. Sampah di bagi tiga menjadi,

sampah anorganik/sampah kering, sampah organik/basah, dan sampah berbahaya.

Sampah juga berdampak terhadap lingkungan, sampah mampu menimbulkan polusi

selain itu, sampah yang di buang sembarang menjadi penyebab bencana banjir saat

musim hujan. Akibat tidak tertahan nya arus air oleh tumpukan sampah.

 Pemanasan Global

Semakin meningkatnya suhu rata rata permukaan bumi akibat pemanasan

global juga ikut menyumbang terjadinya kerusakan lingkungan. Peningkatan suhu

permukaan bumi akan berdampak terhadap ekosistem alam dan manusia. kehidupan

manusia dan ekosistem alam tidak akan mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim

yang sangat cepat. Suatu ekosistem adalah terdiri dari lingkungan biotik dan abiotik di

wilayah tertentu.

Besarnya kontribusi gas rumah kaca terhadap meningkatnya suhu bumi bukan

masalah satu – satunya pencemaran terhadap lingkungan. sampah merupakan masalah

klasik yang kurang mejadi perhatian di sebagian masyarakat. Produksi wadah

makanan, alat elektronik, alat kosmetik, hingga pakaian yang kita kenakan akan

menjadi sampah saat kita sudah tidak memakainya lagi. Penyianyiaan terhadap

makanan pun masih tinggi yang membuat banyak makanan atau minuman yang di

buang. Peningkatan produksi sampah pun menjadi permasalah global karena beberapa

jenis sampah sulit untuk di urai terutama sampah plastik dan sampah elektronik.

Pencegahan terhadap kerusakan lingkugan sudah mulai di lakukan beberapa dekade

terakhir ini. Berkembangnya isu pemanasan global (global warming) di masyarakat

mendorong masyarakat dunia untuk mulai merubah pola pikir terhadap gaya hidup

mereka. Gaya hidup untuk mengurangi kerusakan terhadap lingkungan. Energi dan
material yang ramah lingkungan membuat para peneliti berpikir lebih keras agar

menciptakan teknologi yang ramah dengan lingkungan, tidak hanya peneliti yang

berpikir keras agar teknologi yang digunakan manusia membuat keseimbangan

terhadap alam, masyarakat umum mulai belajar bagaimana mengurangi kerusakan

lingkungan dengan cara yang sederhana dan mudah disamping para peneliti

mengembangkan penemuan yang lebih “hijau”.

Anda mungkin juga menyukai