BAB I
PENDAHULUAN
dalam bisnis tak bisa dihindarkan lagi,bahkan persaingan tersebut kian hari kian
dalam bidang bidang perniagaan dan industri yang menyediakan barang dan jasa
(Umar .2005:3).
Bisnis dalam arti luas adalah suatu istilah umum yang menggambarkan
suatu aktifitas dan instituasi yang memproduksi barang dan jasa dalam kehidupan
konsumen untuk mencari produk- produk yang berkualiatas dan mempunyai Citra
merek yang tinggi dan harga sepadan dengan kualitas yang di dapat konsumen
maka konsumen biasanya akan melihat salah satunya dari Citra merek dan
2
Kualitas produk,citra merek yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat akan
masyarakat dan bertahan sejak puluhan tahun yang lalu, dan kualitas produk yang
mengevaluasi dan mengabiskan suatu produk dan jasa yang diharapkan dan
memuaskan kebutuhanya.
berbagai atribut produk lainya,ia akan cendrung memilih nama merek terlebih
dahulu setelah itu memikirkan harga,ini karena citra merek yang terbentuk dibenak
merek adalah bagaimana pelanggan dan orang lain memandang suatu merek.merek
citra merek yang sudah melekat di mata konsumen memudahkan produk di kenal ,
keputusan Pembelian. Kualitas produk merupakan salah satu aspek penting akan
diperhatikan oleh konsumen ketika mereka tertarik pada suatu produk, sehingga
mengungkapkan bahwa kualitas produk yang dianggap baik oleh konsumen akan
suatu barang untuk memberikan hasil atau kinerja yang sesuai, atau bahkan
evaluasi secara keseluruhan kepada pelanggan atas perbaikan kinerja suatu barang
atau jasa.Dari devinisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas produk
merupakan suatu proses penilaian secara keseluruhan terhadap barang atau jasa,
dengan memperhatikan apa yang diinginkan oleh para konsumen, terutama para
Levi’s adalah produk asal Amerika Serikat yang didirikan oleh Levi’s
Strauss pada tahun 1851. Dan mempunyai hak paten Celana Jeans pada 20 Mai
Celana Jeans Levi's adalah GAP(Gay And Proud) perusahaan yang menjual
pakaian yang memiliki kurang lebih 200 toko di seluruh dunia. Untuk saat ini levi’s
dalam 90 detik. Teknik ini akan mengurangi penggunaa bahan kimia sekaligus
seorang pekerja levi’s hanya mampu memproduksi dua sampai tiga potong per/jam
dan perusahaan berharap bisa menggunakan metode ini pada tahun 2020 .
Prodik levi’s sendiri memiliki beberapa type salah satunya type 501 yaitu
celana jeans yang tidak terlalu ketat namun nyaman untuk di pakai dan dilakukan
penjaitan sebanyak dua kali sehingga akan menjamin kekuatanya. Namun sekarang
banyak produk baru bermunculan menyaingi produk levi’s, sepertiLea jeans yaitu
Tabel 1.1
Top Brand Kategori Celana Jeans di Indonesia Tahun 2019
2018 2019
Merek TBI TOP Merek TBI TOP
Dari hasil tabel penjualan diatas dapat dilihat bagaimana levi’s selalu
menguasai pasar di indonesia, pada tahun 2018 sebesar 35,5% dan tahun 2019
5
33,6%, namun walaupun tetap menguasai pasar namun levi’s mengalami penurunan
walapun tidak terlalu signifikan dan produk Lea jeans mengalami kenaikan.
mempunyai cita merek yang bagus pula, dan kualitas produk pesaing tidak kalah
dengan levi’s, dengan begitu konsumen sebagian mulai pindah ke produk lain yang
Levi’s memiliki harga yang mahal namun sesuai dengan kualitas produk
levi’s itu sendiri, sa’at membeli produk lain bisa mendapatkan dua ataupun tiga
namun saat membeli produk levi’s hanya mendapatkan satu. Konsumen beralih ke
produk lain dengan adanya varian merek yang banyak dan harga lebih murah dan
terakhir ini.
sebagai berikut:
2. Citra merek produk baru mempunyai citramerek yang sama dengan levi’s.
3. Kualitas produk baru tidak kalah baik dengan kualitas produk levi’s.
lainya, maka peneliti membatasi pemilihan pada variabel Citra Merek dan Kualitas
Produk.
1. Bagi Peneliti
Pembelian , sebagai acuan nantinya yang terdiri dari dengan Citra Merek
pasaran.
2. Bagi Usaha
hal seberapa besar pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk Terhadap
Pasaman.
2. Dengan penelitian ini penulis bisa menerapkan ilmu yang telah diperoleh
selama kuliah.
8
akan datang.
terutama mengenai pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk terdapat Keputusan
BAB I Pendahuluan
penulisan.
Pada bab ini akan membahas landasan teoritis yang mencakupi tentang
determinasi.
BAB II
10
LANDASAN TEORI
dan mengabiskan suatu produk dan jasa yang diharapkan dan memuaskan
kebutuhanya.
konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor
(2000:437) adalah” the selectiion of an option fro two or alternatif choice”. Dapat
proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelelesaian masalah dengan
tindak lanjut yang nyata. Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi pilihan
dan kemudian dapat menentukan sikap yang akan di ambil selanjutnya dalam
keputusan pembelian.
dalam kegiatan pembelian, karena semua itu mengandung implikasi yang akan
digunakan untuk merancang produk yang akan diproduksi, penentu pesanan dan
anggaran biaya produksi .bebrapa peranan dalam pembelian menurut Swastha dan
pembelian yaitu:
1. Pengenalan masalah
2. Pencarian informasi
banyak. Konsumen dalam tahap ini dapat di bagi menjadi dua level.
Pertama, penguatan perhatian. Dalam level ini konsumen akan lebih aktif
level ini konsumen akan lebih aktif untuk mencari informasi melalui bahan
13
suatu produk.
3. Evaluasi alternatif
Tidak ada proses evaluasi tunggal yang sedang sederhana yang digunakan
keputusan final.
membantu dia nyaman dengan merek. Tugas pemasar tidak berakhir begitu
proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelelesaian masalah dengan
tindak lanjut yang nyata. Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi pilihan
dan kemudian dapat menentukan sikap yang akan di ambil selanjutnya dalam
keputusan pembelian.
yang dialih bahasakan oleh Tjiptono (2012: 184) menjelaskan bahwa keputusan
konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk meliputu enam sub keputusan
sebagai berikut:
1. Pilihan produk
menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini prusahaan harus
2. Pilihan Merek
3. Pilihan penyalur
4. Waktu pembelian
Misalnya: ada yang membeli sebulan sekali. tiga bulan sekali, enam bulan
5. Jumlah pembelian
yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin
lebih dari satu . Dalam hal ini prusahaan harus mempersiapkan banyaknya
jumlah pembelian yang sesuai dengan kebutuhan konsuen terhadap suatu barang.
pembelian yaitu:
produk dan jasa dari perusahaan dan mendapati bahwa produk atau jasa tersebut
1. Kualitas Produk
2. Citra Merek
1. Merek
Yaitu nama atau simbol yang bersifat membedakan (baik berupa logo,
tertentu.
2. Penyalur
Yaitu pihak terbaik sebelum proses yang menjadi objek observasi, penyalur
3. Kualitas
kebutuhan dan harapan suatu tingkat harga tertentu yang menenjukan nilai
produk tersebut.
4. Waktu
berlangsung.
5. Metode pembayaran
Yaitu setelah memilih salah satu alternatif yang ada metode pembayaran
1. Faktor Budaya
mereka.
dan prilaku yang sama kelas sosial tidak ditentukan oleh satu faktor
2. Faktor sosial
3. Faktor pribadi
19
a. Umur dan tahap siklus hidup,orang yang membeli barang dan jasa
4. Faktor psikologis
suatu merek yang baik atau buruk. Hal ini berdasarkan pertimbangan atau
Biels dalam jurnal Xian et al. (2011:2), membagi Citra Merek menjadi tiga
tentang merek yang tercermin dari asosiasi merek yang diadakan di memori
konsumen. Citra merek terdiri dari unsur-unsur yaitu: Brand Attributes (atribut
merek), Brand Benefits (manfaat merek), dan Brand Attitude (sikap merek).
1. Atribut merek
Merupakan fitur deskriptif yang menjadi ciri pada produk atau jasa,
apa yang ada di pikiran konsumen tentang produk atau layanan atau
produk dan atribut yang tidak berhubungan dengan produk (yaitu harga,
yang dicari oleh konsumen sedangkan atribut non terkait produk, lihat aspek
konsumsi.
2. Manfaat merek
nilai pribadi yang melekat pada produk atau layanan atribut yaitu, apa yang
konsumen pikirkan
3. Sikap merek
Menurut Kotler dan Keller (2008:78) bahwa pengukuran citra merek dapat
dilakukan aspek suatu merek yang dapat diukur dengan melalui yaitu: kekuatan
yang dimiliki oleh merek yang bersifat fisik dan tidak ditemukan pada
merek diantara merek-merek lainnya. Kesan unik itu muncul dari atribut
produk, menjadi kesan unik berarti terdapat diferensiasi antara produk satu
dengan produk lainnya, termasuk dalam kelompok unik ini antara lain:
bahwa citra merek dapat diukur melalui manfaat merek yaitu manfaat
1. Pengalaman
2. Simbolik
dengan spesifik kelompok, peran, atau citra diri. Indikator dalam simbolik
tentang gaya hidup yang sesuai dengan yang diinginkan. membantu untuk
3. Sosial
dan cara untuk diterima oleh lingkungan sekitar dengan dengan penggunaan
merek produk yang baik. Indikator dari sosial adalah: Diterima oleh
4. Fungsional
produk atau jasa, fokus pada pemecahan masalah yang secara umum
5. Peningkat penampilan
rasa aman, rasa percaya diri, rasa cinta, dan pembangunan diri seseorang
lebih baik dibanding orang lain, memberikan pilihan yang lebih efektif dari
merek lain.
pintu masukpasar (market entry), sumber nilai tambah produk (source of added
perusahaan untuk mengembangkan merek dari satu pasar produkke pangsa pasar
lain melalui perluasan merek (Aaker & Keller, 1990). Strategi ekstensi
sebagai cara untukmengurangi biaya yang sangat mahal dari setiap pengenalan
produk baru.
Menurut aeker yang dialih bahsakan oleh Aris Ananda (2011:63), menyatakan
bahwa brand adalah suatu banner yang dapt dipakai untuk memayungi semua
1. Recognition(pengakuan)
pembelian.
2. Repulation (reputasi)
merupakan status yang cukup tinggi bagi sebuah merek karena dimata
konsumen merek atau brand memiliki suatu track record yang baik.
26
konsumen.
3. Affinity (afinitas).
tersebut.
merek yang baik dan dapat menjadi pijakan konsumen dalam keputusan
pembelian.
merek tertentu.
Yang berkaitan dengan fungsi dari suatu produk yang dimanfaatkan oleh
konsumennya.
4) Pelayanan
6) Harga.
citra berkaitan dengan tinggi rendahnya atau banyak sedikitnya jumlah uang
jangka panjang.
28
7) Image.
penting untuk memberi kesan yang positif bagi para konsumen. Citra merek yang
keputusan pembelian.
mereka. Produk merupakan hasil yang dikeluarkan dari proses produksi dan
barang yang dikonsumsi oleh konsumen baik jasa maupun indusri, produk yang
dipasaran, baik dari kualitas, rasa, isian garansi agar produk yang dikeluarkan oleh
suatu barang untuk memberikan hasil atau kinerja yang sesuai, atau bahkan
evaluasi secara keseluruhan kepada pelanggan atas perbaikan kinerja suatu barang
diberikan produsen dan pengecer yang dapat diterima oleh konsumen sebagai
Menurut Mc. Charthy dan Perrefault (2003 : 107), produk juga merupakan
hasil dari produksi yang akan dilempar kepada konsumen untuk didistribusikan dan
Sedangkan Kasmir (2005 : 63) menyatakan bahwa produk atau jasa adalah
untuk dimiliki, digunakan atau dikonsumsi dalam rangka memenuhi kebutuhan dan
keinginan nasabah.
pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi dan yang
Sementara produk yang berupa jasa dapat diartikan sebagai kegiatan atas
manfaat yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun (Arif, 2012 :
140).
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa produk adalah sebuah hasil yang dikeluarkan oleh perusahaan
yang dibeli, dimiliki dan digunakan manfaatnya oleh konsumen yang disebuah
produk itu sudah termasuk atribut-atribut produk yang mudah diberikan perusahaan
dan produk merupakan alat dari perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu
tawaran (offers) yaitu produk yang didasari dengan nilai kejujuran, keadilan, dan
sesuai dengan prinsip-prinsip syari‟ah. Kualitas produk yang diberikan harus sesuai
fungsi dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan
berikut:
dasar produk.
produk-produk tertentu.
Dapat disimpulkan bahwa indikator diatas merupakan syarat agar suatu nilai
dilakukan konsumen, sebab kualitas produk yang baik membawa dampak yang baik
Perusahaan atau organisasi yang telah menghasilkan suatu produk atau jasa
mengutamakan kualitas.
b) Menurunkan biaya
d) Dampak internasional.
32
Bila mampu menawarkan produk atau jasa yang berkualitas, maka selain
dikenal dipasar lokal, produk atau jasa tersebut juga akan dikenal dan
kualitas akan membuat produk atau jasa dikenal, dalam hal ini akan
Persaingan yang saat ini bukan lagi masalah harga melainkan kualitas
produk, hal inilah yang mendorong konsumen untuk mau membeli produk
Yaitu jasa atau manfaat inti sesungguhnya yang dibeli dan diperoleh oleh
Artinya salah satu manfaat dan pelayanan yang dapat membedakan produk
Februari 2018, dengan judul Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk
2017, dengan judul Pengaruh Citra Merek dan Harga dan kualitas produk
keputusan pembelian
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Citra merek
(x1) H1
Keputusan
Pembelian
(Y)
Kualitas
Produk
H2
(x2)
H3
Pembelian.
lain dalam penelitian ini variabel dependenya adalah Citra Merek dan
Kualitas Produk.
2.6. Hipotesis
pasaman
pasaman.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian ini bersifat asosiatif, penelitian yang dilakukan engan tujuan untuk
dan komperatif dengan penelitian asosiatif dapat dibangun suatu teori yang
fenomena.
Jeans Levi’s di Kecamatan Pasaman. Dan waktu pelaksanaan penelitian pada bulan
3.3.1 Populasi
terdiri atas obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
3.3.2 Sampel
memilih siapa saja yang peneliti temui dan menganggap mereka cocok
Pasaman .
a. Data Kualitatif
dan gambar. Data kualitatif penelitian ini berupa nama dan alamat obyeg
penelitian.
b. Data kuantitatif
Menurut Sugiono (2015) adalah data yang berbentuk angka atau data
a.Data primer
39
langsung oleh peneliti dari sumber penelitian Sugiyono, (2009). Data primer
b.Data sekunder
dalam penelitian ini Sugiono, (2009). Data skunder diperoleh secara tidak
langsung yang digunakan untuk melengkapi data primer. Jenis data ini
fenomena alam maupun tentang fenomena sosial yang diamati, secara spesifik
jawaban yang telah disediakan tersebut. Skor skala yang digunakan 1 sampai 5
item positif dan sebaliknya 5 sampai 1 item negatif dan menggunakan skala likert.
a. Pengamatan(Observasi).
b. Kuisioner (Questionaire)
c. Wawancara
Sebelum data yang didapat dianalisa lebih lanjut, terlebih dahulu dilakukan
uji terhadap instrument pertanyaan dalam kuisioner yang dibuat dengan uji
d. Kepustakaan
Metode ini digunakan untuk memperoleh landasan teori yang memadai dan
Menurut sugiono (2013) Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai
dari orang, subyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
Tabel 3.2
Definisi operasional variablel
responden diminta memberikan jawaban dengan cara memilih salah satu jawaban
dan diukur dengan skala likert dimana responden memberikan jawaban setuju atau
tidak setuju mengenai berbagai pertanyaan mengenai perilaku, objek, orang atau
kejadian menurut kuncoro (2003).Dari setiap jawaban diberi skor numerik yang
responden.
digunakan dapat betul-betul mengukur apa yang hendak di ukur. Uji validitas
correted item-total correlation. Butir pertanyaan dikatakan valid apa bila memiliki
nilai correted item-total corralation lebih > dari 0,30 dan sebaliknya Mahmoltra,
43
(1993). Perhitungan ini aka dilakukan dengan bantuan komputer program spss
konbrach Alpha lebih > dari 0.60. Perhitungan ini akan dilakukan dengan bantuan
komputer dengan program SPSS versi 16,0. Suatu alat ukur dikatakan reliabel
berbeda.
Dalam Penelitian ini dilakukan 3 Tahap analisa yaitu analisa deskriptif , uji
variabel penelitian. Proses pengolahan data yang Telah di dapat dari responden
yaitu dinilai dengan pemberian skor, setelah pemberian skor kemudian data tersebut
Dimana :
Rata-Rata Skor =
Dimana :
= total frekuensi ke i
Wo = bobot
= total frekuensi
rumus berikut :
Tabel 3.3
Klasifikasi Tngkat Capaian Responden
normal atau tidak. Menurut Idris, (2010), dalam bukunya yang berjudul aplikasi
model analisis dan kuantitatif dengan program SPSS, Uji Normalitas berpedoman
tidaknormal.
Jika nilai signifikansi > 0.05 (taraf kepercayaan 95 %) distribusi adalah normal.
linier tidaknya suatu distribusi data penelitian. Hasil yqng diperoleh melalui uji
linieritas akan menentukan teknik anareg yang digunakan. Apabila dari hasil uji
linier maka data penelitian harus dianalisa dengan teknik anareg linier.
Demikian juga sebaliknya apabila ternyata tidak linier, maka distribusi data
karena dengan melihat diagram pancarnya sudah dapat diketahui data tersebut
membentuk pola linier atau tidak yakni dengan melihat letak titik-titik data.
Metode lain yang digunakan menguji kelinieran suatu data adalah dengan
membuat plot residual dengan harga-harga residual residual tidak dengan harga
residual tidak membentuk suatu pola tertentu (parabola, kubik atau lainya),
Pada penelitian ini, kaidah yang digunakan yaitu, data dikatakan linier
apabila pada kolom linierity nilai probabilitas atau p < 0,05. Uji linieritas diuji
Untuk menguji apakah variasi kelompok populasi homogen atau tidak jika
regresi yang baik adalah homoskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi
tetjadi tidaknya heteroskedastisitas adalah melihat grafik plot regresi antara nilai
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scalter plot antara SRESID
dan ZPRED,dimana sumbu Y adalah Y yang telah di prediksi dan sumbu X adalah
residual.
bisa dilihat dari pola yang berbentuk pada titik-titik terdapat pada grafik scaterplot.
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur
terjadinya heteroskedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0
multikoloniearitas.
mempunyai nilai VIF = 10, jadi jika nilai VIF kurang dari 10 maka
mengetahui seberapa besar pengaruh variabel Citra Merek dan Kualitas Produk
Y=a+b1X1+b2X2+e
Dimana :
Y = Keputusan Pembelian
A = Konstanta
X1 = Citra Merek
X2 = Kualitas Produk
e =Variabel Pengganggu
3.10.1 Uji t
Untuk menguji hipotesis secara perisai, yaitu untuk melihat pengaruh Citra
Dimana :
to : koefisien nilai
bi : koefisien regresi
(statistical package for social science) variasi 16,0. Menurut singgih (2000) dasar
Jika signifikasi atau nilai probablitas (p) < a (0,05) maka terdapat pengaruh
Jika signifkkasi atau nilai probablitas (p) > a (0,05) maka tidak terdapat
pengaruh yang tidak berarti dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
3.10.2 Uji f
Penguji ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas (Citra merek
Keterangan:
n : Besarnya sampel
R2 :Koefisien Determinan
Koefisien determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat digunakan
untuk mengetahui apakah ada hubungan pengaruh antara3 variabel. Nilai koefisien
semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen dapat di ketahui dari
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1
Indentitas Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin
2. Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.2
Indentitas Responden
Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Presentase
1 Pelajar/Mahasiswa
2 PNS
3 Pedagang
4 Dosen/Pengajar
5 Pegawai swasta
6 Lainya
Jumlah 30 100(100%)
Tabel 4.3
Indentitas Responden
Berdasarkan Usia
Tabel 4.4
Indentitas Responden
Berdasarkan Status Perkawinan
5. Pendidikan Trakhir
Tabel 4.5
53
Indentitas Responden
Berdasarkan Pendidikan Terakhir
6. Berdasarkan Pendapatan
Tabel 4.6
Indentitas Responden
Berdasarkan Pendapatan
No pendapatan Jumlah Presentase
1 1jt-3jt
2 3,1 jt-5 jt
3 Lebih 5 jt
Jumlah 30 100%
Tabel 4.7
Indentitas Responden
Berdasarkan lamanya menjadi konsume levi’s
54
DAFTAR PUSTAKA
-Aeker, David A. 2011. Manajemen Ekuintas Merek : manfaat nilai dari suatu
merek. Cetaka ketiga
-Citra Suci Mantauv, 2014. Pengaruh Brand Image dan Kualitas Produk terhadap
Keputusan Pembelian Mobil Toyota Rush dengan Variabel Itervening
Kepuasan Konsumen. e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 2, Nomor 2,
Mei 2014: 81-84.
-Fandy Thiptono, 2008. Strategi Pemasaran. Edisi III. Yogyakarta: CV.Andi offset.
-Idris, 2010. Aplikasi Metode Analisis Data Kuantitatif dengan program SPSS.
UNP Prus: Padang
-Lutiary Eka Rantri. 2007. Hubungan Citra Merek Operator seluler dengan
loyalitas merek pada maha siswa pengguna telepon seluler di fakultas
ekonomi reguler universitas dipenogoro semarang.
Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Dipenogoro.
56
-Mulyono Budi Setiawan dan Ukudi, 2007. Pengaruh Kualitas, Kepercayaan dan
Komitmen terhadap Loyalitas nasabah (Studi kasus pada BPR Bank pasar
kendal). Jurnal dan Ekonomi(JBE), september, hal 215-227
ISSN:1412-3126.
-Sumanto, 1995. Metodologi Penelitian Sosial dan pendidikan.
Yogyakarta: Andi. Ofset.
-Singarimbun, Masri. 1995. Metodologi Penelitian Survei. LP3S. Jakarta.
-Sciffman, Leon. Leslie Lazar Kanuk. 2000. Prilaku Konsumen. Edisi ke tujuh.
Jakarta: PT. Indeks.