Anda di halaman 1dari 56

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Persaingan dunia bisnis saat ini semakin meningkat,terjadinya persaingan

dalam bisnis tak bisa dihindarkan lagi,bahkan persaingan tersebut kian hari kian

bertambah ketatboleh dikata,tak ada produk/jasa yang dipasarkan tanpa melewati

area persaingan,persaingan sekarang menuntut produk bermutu,pengiriman tepat

waktu,layanan cepat,purna jual memuaskan dan harga bersaing.Bisnis global atau

bisnis internasional adalah kegiatas bisnis yang melewati batas-batas negara,

kegiatan bisnis ini meliputi perdagangan,perbankkan,industri dan jasa.

Menurut Raymond E Glos dalam bukunya yang berjudul’’Business: its

nature and environment :An introduction’’yang dikutip oleh umar,bisnis adalah

seluruh kegiatan yang di organsisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung

dalam bidang bidang perniagaan dan industri yang menyediakan barang dan jasa

untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standar kualitas hidup mereka

(Umar .2005:3).

Bisnis dalam arti luas adalah suatu istilah umum yang menggambarkan

suatu aktifitas dan instituasi yang memproduksi barang dan jasa dalam kehidupan

sehari hari (Amirullah,2005:3). Untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, menutut

konsumen untuk mencari produk- produk yang berkualiatas dan mempunyai Citra

merek yang tinggi dan harga sepadan dengan kualitas yang di dapat konsumen

dalam melakukan keputusan pembelian.

Keputusan pembelian merupakan tindakan yang dilakukan konsumen untuk

melakukan pembelian suatu produk. Dan untuk melakukan keputusan pembelian

maka konsumen biasanya akan melihat salah satunya dari Citra merek dan
2

Kualitas produk,citra merek yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat akan

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen,levi’s sendiri sudah dikenal semua

masyarakat dan bertahan sejak puluhan tahun yang lalu, dan kualitas produk yang

tidak diragukan lagi.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2007),Keputusan pembelian adalah prilaku

yang di perlihatkan konsumen dalam mencari,memberi menggunakan

mengevaluasi dan mengabiskan suatu produk dan jasa yang diharapkan dan

memuaskan kebutuhanya.

Sedangkan menurut Tjiptono (2008),Keputusan pembelian adalah sebuah

proses dimana konsumen mengenal masalahnya,mencari informasi mengenai

produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing

alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya,yang kemudian mengarahkan

kepada keputusan pembelian.Salah satu faktor konsumen melakukan keputusan

pembelian adalah dilihat dari Citra merek.

Citra merek adalah seperangkat keyakinan konsumen mengenai merek

tertentu.Hubungan Citra merek terhadap keputusan pembelian Menurut peter dan

Olson,1994 (dalam Rangkuti 2009:20-21) bahwa dalam pengambilan keputusan

pembelian,jika konsumen dihadapkan pada pilihan seperti nama merek,harga,serta

berbagai atribut produk lainya,ia akan cendrung memilih nama merek terlebih

dahulu setelah itu memikirkan harga,ini karena citra merek yang terbentuk dibenak

konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cendrung memiliki

konsistensi dalam pembelian produk yang diinginkan.

Meurut Kotler, (2008) Citra Merek adalah persepsi konsumen terhadap

prusahaan atau produknya.


3

Citra Menurut Aeker dalam Aris Ananda (2011:63) mendefinisikan citra

merek adalah bagaimana pelanggan dan orang lain memandang suatu merek.merek

mempunyai peran yang besar untuk konsumen melakukan keputusan pembelian,

citra merek yang sudah melekat di mata konsumen memudahkan produk di kenal ,

dan kualitas produk yang cukup bagus .

Kualitas Produk sendiri salah satu faktor dalam seseorang melakukan

keputusan Pembelian. Kualitas produk merupakan salah satu aspek penting akan

diperhatikan oleh konsumen ketika mereka tertarik pada suatu produk, sehingga

akan memutuskan untuk melakukan pembelelian atau tidak.Hubungan kualitas

produk dengan keputusan pembelian Menurut Monalisa (2005) yang

mengungkapkan bahwa kualitas produk yang dianggap baik oleh konsumen akan

menciptakan keputusan pembelian. Keputusan pembelian akan dilakukan ketika

konsumen sudah memiliki produk yang cocok untuk memenuhi kebutuhanya.

Menurut Kotler dan keller, (2009:143). Kualitas produk adalah kemampuan

suatu barang untuk memberikan hasil atau kinerja yang sesuai, atau bahkan

melebihi dari apa yang diinginkan pelanggan

Sedangkan menurut Mowen (2005:90). Kualitas produk merupakan proses

evaluasi secara keseluruhan kepada pelanggan atas perbaikan kinerja suatu barang

atau jasa.Dari devinisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas produk

merupakan suatu proses penilaian secara keseluruhan terhadap barang atau jasa,

dengan memperhatikan apa yang diinginkan oleh para konsumen, terutama para

konsumen jeans levi’s.

Levi’s adalah produk asal Amerika Serikat yang didirikan oleh Levi’s

Strauss pada tahun 1851. Dan mempunyai hak paten Celana Jeans pada 20 Mai

1873. Levi’s memulai bisnisnya pada abad-19 sebagai celana-celana kerja,dan


4

produk lainya selama gold rush atau penemuan emas di california,menjual

produknya lebih dari 110 negara di dunia termasuk di Indonesia,dan separuh

pendapatanya di dapat dari pasar internasional.Salah satu prusahaan yang menjual

Celana Jeans Levi's adalah GAP(Gay And Proud) perusahaan yang menjual

pakaian yang memiliki kurang lebih 200 toko di seluruh dunia. Untuk saat ini levi’s

berusaha memanfaatkan teknologi laser,kini sepotong celana levis’s bisa diproduksi

dalam 90 detik. Teknik ini akan mengurangi penggunaa bahan kimia sekaligus

mempercepat pembuatan jeans yang warnanya pudar,usang dan robek,sebelumnya

seorang pekerja levi’s hanya mampu memproduksi dua sampai tiga potong per/jam

dan perusahaan berharap bisa menggunakan metode ini pada tahun 2020 .

Prodik levi’s sendiri memiliki beberapa type salah satunya type 501 yaitu

celana jeans yang tidak terlalu ketat namun nyaman untuk di pakai dan dilakukan

penjaitan sebanyak dua kali sehingga akan menjamin kekuatanya. Namun sekarang

banyak produk baru bermunculan menyaingi produk levi’s, sepertiLea jeans yaitu

produk asli indonesiadan sudah dikenal di seluruh indonesia. Berikut data

penjualan kategoti Top Brand kategori celana jeans di Indonesia.

Tabel 1.1
Top Brand Kategori Celana Jeans di Indonesia Tahun 2019

2018 2019
Merek TBI TOP Merek TBI TOP

Levi’s 35,5% TOP Levi’s 33,6% TOP


Lea 19,1% TOP Lea 20,1% TOP
Logo 8,7% Nevada 10,6%
Lois 8,6% Lois 10,1%
Nevada 8,3% Logo 9,3%
Sumber.Top Brand (2019)

Dari hasil tabel penjualan diatas dapat dilihat bagaimana levi’s selalu

menguasai pasar di indonesia, pada tahun 2018 sebesar 35,5% dan tahun 2019
5

33,6%, namun walaupun tetap menguasai pasar namun levi’s mengalami penurunan

walapun tidak terlalu signifikan dan produk Lea jeans mengalami kenaikan.

Levi’s sendiri sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Kecamatan

Pasaman,pada saat ini sudah banyak Produk-produk baru bermuculan, dan

mempunyai cita merek yang bagus pula, dan kualitas produk pesaing tidak kalah

dengan levi’s, dengan begitu konsumen sebagian mulai pindah ke produk lain yang

mempunyai citra merek baik juga.Dengan begitu citra merek mempengaruhi

konsumen dalam melakukan keputusan pembelian,levi’s memiliki nilai tambah

yaitu berupa kualitas baik dimata konsumen.

Levi’s memiliki harga yang mahal namun sesuai dengan kualitas produk

levi’s itu sendiri, sa’at membeli produk lain bisa mendapatkan dua ataupun tiga

namun saat membeli produk levi’s hanya mendapatkan satu. Konsumen beralih ke

produk lain dengan adanya varian merek yang banyak dan harga lebih murah dan

citra merek dan kualitas Produk bagus pula.

Dari Uraian yang sudah dijelaskan di atas. Peneulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul‘’Pengaruh Citra Merek dan Kualitas

Produk terhadap Keputusan Pembelian Konsumen CelanaJeans Levi’s di

Kecamatan Pasaman’’. Karena Peniliti ingin mengetahui seberapa

besarkahCitraMerek dan Kualitas Produk ini Berpengaru terhadap Keputuan

Pembelian konsumen celana jeans levi’s di kecamatan Pasaman selama 3 tahun

terakhir ini.

I.2 Identifikasi Masalah


6

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas,diperoleh identifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Banyaknya produk-produk baru bermunculan.

2. Citra merek produk baru mempunyai citramerek yang sama dengan levi’s.

3. Kualitas produk baru tidak kalah baik dengan kualitas produk levi’s.

1.3 Batasan Masalah

Setelah melihat fenomena yang diuraikan di latar belakang masalah dan

melihat banyak faktor-faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian Yang

lainya, maka peneliti membatasi pemilihan pada variabel Citra Merek dan Kualitas

Produk.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang,identifikasi masalah dan batasan masalah

diatas,maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah Citra Merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

Jeans levi’s di kecamatan Pasaman

2. Apakah Kualitas Produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian jeans levi’s di Kecamatan Pasaman

3. Apakah Citra Merek dan Kualitas Produk berpengaruh signifikan terhadap

keputusan Pembelian jeans levi’s di kecamatan Pasaman.

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian dilakukan ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah Citra Merek berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian konsumen Levi’s di Kecamatan Pasaman.

2. Untuk mengetahui apakah Kualitas Produk berpengaruh signifikan

terhadap Keputusan Pembelian konsume Levi’s di Kecamatan Pasaman.


7

3. Untu mengetahui pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk terhadap

keputusan pembelian konsumen Levi’s di Kecamatan Pasaman.

1.6 Manfaat penelitian

1. Bagi Peneliti

Sebagai suatu karya ilmiah yang dapat menambah wawasan dan

pengetahuan khususnya dalam Citra Merek dan Kualitas produk dan

Peneliti ingin mengetahui seberapa besar mempengaruhi Keputusan

Pembelian , sebagai acuan nantinya yang terdiri dari dengan Citra Merek

dan Kualitas produk terdapat Keputusan Pembelian Konsumen Levi’s di

Kecamatan Pasaman dan bersaing dengan banyaknya produk lain di

pasaran.

2. Bagi Usaha

Memberikan kontribusi dan tambahan informasi kepada dunia usaha dalam

hal seberapa besar pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk Terhadap

Keputusan Pembelian Konsumen celanaJeans Levi’s di Kecamatan

Pasaman.

3. Bagi STIE Simpang Empat

Sebagai tambahan pengembangan materi bahwa Citra Merek dan Kualitas

Produk berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian. Dan juga sebagai

pendukung pengamdian masyarakat bagi mahasiswa STIE Simpang Empat.

1.6.1 Manfaat Teoritis

1. Dengan penelitian ini peneliti dapat menambah ilmu mengenai Keputusan

Pembelian, yang dipengaruhi oeh Citra Merek dan Kualitas Produk.

2. Dengan penelitian ini penulis bisa menerapkan ilmu yang telah diperoleh

selama kuliah.
8

3. Penelitian ini berguna sebagaisalah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada STIE Simpang Empat.

4. Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

ilmu pengetahuan dan menjadi sumbangan pemikiran penelitian dimasa

akan datang.

5. Untuk menambah referensi pustaka STIE Pasaman Simpang Empat.

1.6.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi prusahaan sebagai

bahan masukan yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

terutama mengenai pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk terdapat Keputusan

Pembellian konsumen dalam penjualan produk.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penelitian ini, menentukan pembahasan skripsi dilakukan

dengan sistematik sebagai karya ilmu lainya:

BAB I Pendahuluan

Pendahuluan terdiri dari latar belakang, identifikasi batasan masalah,

perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika

penulisan.

BAB II Landasan Teori

Pada bab ini akan membahas landasan teoritis yang mencakupi tentang

Keputusan Pembelian, konsep Citra Merek, Konsep Kualitas Produk

tinjauan peneliti terdahulu,kerangka konseptual dan hipotesis penelitian.

BAB III Metode Penelitian


9

Bab metode penelitian berisi Jenis penelitian, populasi dan sampel

penelitian, operasional variabel,jenis dan sumber data, skala pengukuran

instrumen, teknik pengumpulan data, Definisi Operasional variabel, uji

instrumen penelitian, Teknik analisis data, Penguji hipotesis, koefisien

determinasi.

BAB II
10

LANDASAN TEORI

2.1 Keputusan Pembelian

2.1.1 pengertian keputusan pembelian

Keputusan Pembelian Konsumen merupakan sebuah tindakan yang

dilakukan konsumen untuk membeli produk. Setiap produsen pasti menjalankan

sebuah strategi agar konsumen memutuskan untuk membeli produknya.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2007),Keputusan pembelian adalah prilaku

yang diperlihatkan konsumen dalam mencari,membeli menggunakan mengevaluasi

dan mengabiskan suatu produk dan jasa yang diharapkan dan memuaskan

kebutuhanya.

Sedangkan menurut Tjiptono (2008),Keputusan pembelian adalah sebuah

proses dimana konsumen mengenal masalahnya,mencari informasi mengenai

produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing

alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya,yang kemudian mengarahkan

kepada keputusan pembelian.

Menurut Kotler (2002), Keputusan Pembelian adalah tindakan dari

konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor

yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian suatu

produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas produk,

harga , dan citra merek produk yang sudah dikenal masyarakat.

Menurut Kotler dan keller (2008) Sebelum konsumen memutuskan untuk

melakukan keputusan pembelian,biasanya konsumen melalui beberapa tahap

terlebih dahulu yaitu: Pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif,

keputusan pembelian, prilaku paska pembelian..


11

Pengertian lain tentang keputusan pembelian menurut Schifman dan Kanuk

(2000:437) adalah” the selectiion of an option fro two or alternatif choice”. Dapat

diartikan, keputusan pembelian adalah suatu keputusan sesorang dimana dia

memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada.

Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah

tindakan yang dilakukan konsumen untuk melakukan pembelian sebuah produk .

Oleh karena itu, pengambilan keputusan pembelian konsumen merupakan suatu

proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelelesaian masalah dengan

tindak lanjut yang nyata. Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi pilihan

dan kemudian dapat menentukan sikap yang akan di ambil selanjutnya dalam

keputusan pembelian.

2.1.2 Peranan Keputusan Pembelian

Seorang yang melakukan pemasaran perlu mengetahui siapa yang berperan

dalam kegiatan pembelian, karena semua itu mengandung implikasi yang akan

digunakan untuk merancang produk yang akan diproduksi, penentu pesanan dan

anggaran biaya produksi .bebrapa peranan dalam pembelian menurut Swastha dan

Handoko (2011).menjelaskan bahwa terdapat lima peranan individu dalam

pembelian yaitu:

1. Pengambilan inisiatif (initiator): individu yang mempunyai inisiatif

pembelian barang tertentu atau yang mempunyai kebutuhan dan

keinginan tetapi tidk mempunyai wewenang untuk melakukan sendiri.

2. Orang yang mempengaruhi (influencer): individu yang mempengaruhi

keputusan pembelian baik secara sengaja maupun tidak sengaja.


12

3. Pembuat keputusan (decider): individu yang memutuskan apakah akan

membeli atau tidak,apa yang akan dibeli,bagaimana membelinya,kapan

dan dimana memebelinya.

4. Pembeli (buyer) : individu yang melakukan pembelian sebenarnya.

5. Pemakai (user) :individu yang menikmati atau menggunakan barang

atau jasa yang dibeli.

Sebuah prusahaan perlu mengenai peranan tersebut karena semua peranan

mengandung implikasi guna merancang produk, menentukan pesan dan

mengalokasikan biaya anggaran promosi serta membuat program pemasaran yang

sesuai dengan pembeli.

2.1.3 Dimensi dan Indikator Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan keller (2008) Sebelum konsumen memutuskan untuk

melakukan keputusan pembelian,biasanya konsumen melalui beberapa tahap

terlebih dahulu yaitu:

1. Pengenalan masalah

Proses pembelian dimulai ketika pebeli mengenai maslah atau kebutuhan.

Kebutuhan tersebut dapat mencetuskan oleh rangsangan internal (kebutuhan

umum seseorang) atau ekstenal (rangsangan pihak luar, misalnya iklan)

2. Pencarian informasi

Konsumen yang terangsang kebutuhanya akan mulai terangsang

kebutuhanya akan mulai terdorong untuk mencari informasi yang lebih

banyak. Konsumen dalam tahap ini dapat di bagi menjadi dua level.

Pertama, penguatan perhatian. Dalam level ini konsumen akan lebih aktif

untuk mencari informasi produk. Kedua, aktif mencari informasi .Dalam

level ini konsumen akan lebih aktif untuk mencari informasi melalui bahan
13

bacaan, menelepon teman maupun mengunjungi toko untuk mempelajari

suatu produk.

3. Evaluasi alternatif

Tidak ada proses evaluasi tunggal yang sedang sederhana yang digunakan

oleh semua konsumenatau oleh satu konsumen dalam seua situasi

pembelian. Beberapa konsep dasar akan dapat membantu pemahaman

terdapat proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha

memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari

solusi produk. Ketiga, konsumen masing-masing produk sebagai

kesekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda dalam memberikan

manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.

4. Keputusan membeli atau tidak.

Dalam melaksanakan maksud pembelian,konsumen dapat mengambil sub

keputusan yaitu merek,dealer,kuantitas,waktu dan metode. Dalam

pembelian produk sehari-hari, keputusan yang diambil lebih kecil. Dalam

beberapa kasus, konsumen bisa mengambil keputusan untuk tidak secara

formal mengefaluasi setiap merek. Dalam bebrapa kasus, konsumen bisa

mengambil keputusan untuk tidak secara formal mengaveluasi setiap merek.

Dalam kasus lain, faktor-faktor yang mengintervensi dapat mempengaruhi

keputusan final.

5. Prilaku pasca pembelian.

Setelah pembelian , konsumen mungkin mengalami ketidak sesuaian karena

memperhatikan fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal

yang menevayenangkan tentang merek lain. Komunikasi pemasaran harus

memasok keyakinan dan evaluasi yang mengukuhkan pilihan konsumen dan


14

membantu dia nyaman dengan merek. Tugas pemasar tidak berakhir begitu

saja ketika produk dibeli, dan pemakaian produk pasca pembelian.

Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah

tindakan yang dilakukan konsumen untuk melakukan pembelian sebuah produk .

Oleh karena itu, pengambilan keputusan pembelian konsumen merupakan suatu

proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelelesaian masalah dengan

tindak lanjut yang nyata. Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi pilihan

dan kemudian dapat menentukan sikap yang akan di ambil selanjutnya dalam

keputusan pembelian.

Dimensi dan indikator keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller

yang dialih bahasakan oleh Tjiptono (2012: 184) menjelaskan bahwa keputusan

konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk meliputu enam sub keputusan

sebagai berikut:

1. Pilihan produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau

menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini prusahaan harus

memusatkan perhatianya kepada orang-orang yang berminat membeli

sebuah produk serta alternatif yang mereka pertimbangkan. Misalnya:

kebutuhan suatu produk, keragaman varian produk dan kualitas produk.

2. Pilihan Merek

Pembeli harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan di

beli. Setiap merek memiliki perbedan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini

prusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek.

Misalnya: Citra merek,kepercayaan merek dan popularitas merek.


15

3. Pilihan penyalur

Pembeli harus mengambil keputusan penyalur mana yang akan dikunjungi.

Setiap pembeli mempunyai pertimbangan yang berbeda-beda dalam hal

menentukan penyalur bisa dikarenakan faktor lokasi yang dekat,harga yang

murah, persediaan barang yang lengkap dan lain-lainnya. Misalnya:

kemudahan medapatkan produk dan ketersediaan produk.

4. Waktu pembelian

Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelianbisa berbeda-beda.

Misalnya: ada yang membeli sebulan sekali. tiga bulan sekali, enam bulan

sekali atau setahun sekali.

5. Jumlah pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk

yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin

lebih dari satu . Dalam hal ini prusahaan harus mempersiapkan banyaknya

produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.

Misalnya: kebutuhan akan produk.

Berdasarkan dimensi dan indikator keputusan pembelian diatas, dapat

disimpulkan bahwa dalam mengukur keputusan pembelian, konsumen selalu

mempertimbnagkan pilihan produk , merek, harga penyalur , waktu pembelian, dan

jumlah pembelian yang sesuai dengan kebutuhan konsuen terhadap suatu barang.

Sedangkan Menurut Kotler (Adriansyah, 2012:36) indikator keputusan

pembelian yaitu:

1. Tujuan dalam pembelian suatu produk

2. Pemrosesan informasi untuk sampai kepemilihan merek

3. Kemantapan pada sebuah produk


16

4. Memberikan rekomendasi kepada orang lain

5. Melakukan pembelian ulang.

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi keputusan pembelian

Faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian ialah ikatan emosional

yang terjalin antara pelanggan dan produsen setelah pelanggan menggunakan

produk dan jasa dari perusahaan dan mendapati bahwa produk atau jasa tersebut

memberi nilai tambah Tjiptono(2012).

Faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan

pembeian menurut Simamora (2001) dan Janah (2013) adalah:

1. Kualitas Produk

Suatu program yang dirancang sedemikian oleh prusahaan untuk

memperoleh respon yang diinginkan pasar dan lingkungan makro.

2. Citra Merek

Keyakinan Konsumen terhadap merek tertentu.

Sedangkan menurut Kotler (2009:188) Faktor yang mempengaruhi

konsumen dalam keputusan pembelian menyatakan ada lima sub :

1. Merek

Yaitu nama atau simbol yang bersifat membedakan (baik berupa logo,

cap/kemasan) untuk mengindentifikasi barang/jasa dari seorang penjual

tertentu.

2. Penyalur

Yaitu pihak terbaik sebelum proses yang menjadi objek observasi, penyalur

harus menyiapkan iput masukan input sesuai permintaan diri sendiri.


17

3. Kualitas

Yaitu pelanggan menginginkan produk atau jasa yang sesuai dengan

kebutuhan dan harapan suatu tingkat harga tertentu yang menenjukan nilai

produk tersebut.

4. Waktu

Yaitu proses rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan

berlangsung.

5. Metode pembayaran

Yaitu setelah memilih salah satu alternatif yang ada metode pembayaran

dilakukan dengan cara tunai atau kartu kredit.

Dari kelima faktor diatas dapat diambil kesimpulan bahwasanya ,

merek,penyalur, kualitas produk,waktu dan metode pembayaran mempunyai peran

terhadp konsumen yang akan melakukan keputusan pembelian.

Sedangkanmenurut Kotler dan Armtrong (2008),ada empat faktor yang

mempengaruhi prilaku konsumen dalam memutuskan melakukan pembelian,yaitu:

1. Faktor Budaya

Faktor budaya mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam terhadap

prilaku,mencangkup budaya (kultur,sub budaya,dan kelas

sosial).Budaya adalah susunan nilai-nilai dasar,persepsi,keinginan,dan

prilaku yang dipelajari anggota suatu masyarakat dari keluarga dan

institusi penting lainya.

a. Kultur,adalah faktor penentu dan keinginan dan prilaku seseorang.

b. Sub budaya,adalah sekelompok orang dengan sistem nilai bersama

berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama.Sub

kebudayaan meliputi kewarganegaraan,agama,sekelompok ras,dan


18

daerah geografis.Bagaimana pemasaran harus merancang produk

dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan

mereka.

c. Kelas Sosial,adalah bagian-bagian masyarakat yang relatif permanen

dan tersusun rapi dan anggotanya memiliki nilai-nilai,kepentingan

dan prilaku yang sama kelas sosial tidak ditentukan oleh satu faktor

saja,misalnya pendapatan,tapi ditentukan sebagai suatu kombinasi

pekerjaan,pendapatan,pendidikan dan kesejahteraan.

2. Faktor sosial

Selai faktor budaya,prilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-

faktor sosial seperti kelompok acuan,keluarga,serta peran dan status.

a. Kelompok acuan adalah kelompok yang memilikipengaruh langsung

atau tidak langsung terhadap prilaku seseorang.

b. Keluarga,anggota keluarga sangat mempengaruhi prilaku pembeli.

Kita bisa membedakan dua keluarga dalam kehidupan terdiri dari

orang tua,seseorang memperoleh orientasi terhadap agama,politik

dan ekonomi serta pemahaman atas ambisi pribadi.

c. Peran dan status,seseorang yang berpartisipasi di berbagai kelompok

akan membawa kepada posisi tertentu. Setiap orang akan

mempengaruhi prilakunya,sehingga dimungkinkan adanya prilaku

yang berbeda dalam setiap peran membawa status yang

mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.

3. Faktor pribadi
19

Keputusan seseorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik

pribadi seperti umur pembeli dan tahap siklus hidup,pekerjaan,keadaan

ekonomi,gaya hidup dan kepribadian.

a. Umur dan tahap siklus hidup,orang yang membeli barang dan jasa

yang bebeda sepanjang hidupnya.kebutuhan dan selera seseorang

akan berubah sesuai dengan bertambahnya umur. Pembelian

dibentuk oleh tahap siklus hidup keluarga, Sehingga pemasar perlu

memperhatikan perubahan minat pembelian yang berhubungan

dengan daur siklus hidup manusia.

b. Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya, dengan

demikian pemasar dapt mengidentifikasi kelompok yang

berhubungan dengan jabatan seseorang terhadap minatnya akan

produk atau jasa yang akan dibelinya.

c. Keadaan Ekonomi,pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan

ekonomi meliputi pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkat

pendapatan,stabilitas dan pola waktu).

4. Faktor psikologis

a. Motivasi,seseorang memliki banyak kebutuhan pada setiap waktu

tertentu. Sebagian kebutuhan yang demikian berasal dari keadaan

psikologis biogenic.Kebutuhan yang demikian berasal dari keadaan

psikologis berkaitan dengan tensi/ketegangan seperti rasa lapar,haus

dan tidak senang. Motivasi adalah kebutuhan yang cukup

mendorong seseorang agar bertindak.


20

b. Persepsi,prosesbagaimana seseorang memilih,mengatur dan

menginterpretasikan masukan informasi untuk menciptakan

masukan informasi untuk menciptakan gambaran yang berarti.

2.2 Citra Merek

2.2.1. Pengertian Citra Merek (Brand Image)

Citra merek merupakan hasil penilaian atau pandangan konsumen terhadap

suatu merek yang baik atau buruk. Hal ini berdasarkan pertimbangan atau

penyelesaian dengan membandingkan perbedaan yang terdapat pada beberapa

merek, sehingga penawaranya sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Meurut Kotler, (2008) Citra Merek adalah persepsi konsumen terhadap

prusahaan atau produknya.

Menurut Aeker dalam Aris Ananda (2011:63) mendefinisikan citra merek

adalah bagaimana pelanggan dan orang lain memandang suatu merek.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa citra merek

merupakan pehamaman konsumen mengenai merek secara keseluruhan,

kepercayaan konsumen terhadap merek tertentu dan bagaimana konsumen

memandang atau mempunyai suatu persepsi dan kepercayaan tertentu sesuai

dengan pengalaman mereka terhadap suatu merek.

Biels dalam jurnal Xian et al. (2011:2), membagi Citra Merek menjadi tiga

komponen yaitu Citra Perusahaan, Citra Konsumen, dan Citra Produk.

1. Citra Perusahaan: merupakan gambaran perusahaan di mata konsumen

berdasarkanpengetahuan, tanggapan serta pengalaman konsumen

terhadap perusahaan yang bersangkutan .

2. Citra Konsumen: merupakan sekumpulan karakteristik dari konsumen

yang dihubungkan dengan ciri khas dari konsumen suatu merek.


21

3. Citra Produk: merupakan gambaran produk di mata konsumen

berdasarkan pengetahuan, tanggapan serta pengalaman konsumen

terhadap produk yang bersangkutan.

Penelitian Sondoh et. al (2007:87) citra merek dianggap sebagai persepsi

tentang merek yang tercermin dari asosiasi merek yang diadakan di memori

konsumen. Citra merek terdiri dari unsur-unsur yaitu: Brand Attributes (atribut

merek), Brand Benefits (manfaat merek), dan Brand Attitude (sikap merek).

1. Atribut merek

Merupakan fitur deskriptif yang menjadi ciri pada produk atau jasa,

apa yang ada di pikiran konsumen tentang produk atau layanan atau

menyebabkan dan apa yang terlibat dengan pembelian atau konsumsi".

Atribut dapat diklasifikasikan ke dalam atribut yang berhubungan dengan

produk dan atribut yang tidak berhubungan dengan produk (yaitu harga,

kemasan atau penampilan produk informasi, pengguna dan citra

penggunaan). Atribut yang berhubungan dengan produk mengacu pada

bahan-bahan yang diperlukan untuk melakukan produk atau jasa fungsi

yang dicari oleh konsumen sedangkan atribut non terkait produk, lihat aspek

eksternal produk atau jasa yang berhubungan dengan pembelian atau

konsumsi.

2. Manfaat merek

Merupakan nilai personal yang dikaitkan oleh konsumen sebagai

nilai pribadi yang melekat pada produk atau layanan atribut yaitu, apa yang

konsumen pikirkan

produk atau jasa dapat lakukan untuk mereka.


22

3. Sikap merek

Merupakan evaluasi keseluruhan atas suatu merek, apa yang

dipercaya oleh konsumen mengenai merek-merek tertentu, untuk

menghasilkan nilai dalam hal membantu pelanggan untuk memproses

informasi, membedakan merek, menghasilkan alasan untuk membeli,

memberikan perasaan positif, dan menyediakan dasar untuk ekstensi.

Menurut Kotler dan Keller (2008:78) bahwa pengukuran citra merek dapat

dilakukan aspek suatu merek yang dapat diukur dengan melalui yaitu: kekuatan

(strengthnes), keunikan (uniqueness), dan muda diingat(favorable).

a. Kekuatan (strengthness) dalam hal ini adalah keunggulan-keunggulan

yang dimiliki oleh merek yang bersifat fisik dan tidak ditemukan pada

merek lainnya. Keunggulan merek ini mengacu pada atribut-atribut fisik

atas merek tersebut bisa dianggap sebagai sebuah kelebihan dibandingkan

dengan merek lainnya, yang termasuk pada kelompok strengthness ini

antara lain: penampilan fisik produk, keberfungsian semua fasilitas

pendukung produk tersebut.

b. Keunikan (uniqueness) adalah kemampuan untuk membedakan sebuah

merek diantara merek-merek lainnya. Kesan unik itu muncul dari atribut

produk, menjadi kesan unik berarti terdapat diferensiasi antara produk satu

dengan produk lainnya, termasuk dalam kelompok unik ini antara lain:

variasi layanan yang bersangkutan maupun digerensiasi dari penampilan

fisik sebuah produk.

c. Mudah di ingat (Favorable) mengarah pada kemampuan merek tersebut

agar mudah diingat oleh konsumen, yang termasuk dalam kelompok

favorable ini antara lain: kemudahan merek produk untuk diucapkan,


23

kemampuan merek untuk diingat oleh pelanggan, maupun kesesuaian antara

kesan merek dibenak pelanggan dengan citra yang diinginkan perusahaan

atas merek yang bersangkutan.

Mengukur citra merek peneliti mengunakan penelitian Sondoh et.al

(2007). Keller 1993) dalam penelitian Sondoh et. al (2007;87) menjelaskan

bahwa citra merek dapat diukur melalui manfaat merek yaitu manfaat

pengalaman, simbolik, sosial, fungsional dan meningkatkan penampilan,

Berikut ini adalah pemaparan dari manfaat citra merek :

1. Pengalaman

Merupakan persepsi produk atau jasa, menekankan untuk

memenuhi tuntutan konsumen kesenangan yang dirasakan, keragaman, dan

stimulasi yang dirasakan untuk produk yang diinginkan bahwa produk

tersebut yang umumnya dirancang untuk kebutuhan internal yang

memuaskan untuk stimulasi dan keragaman. Indikator dari pengalaman

adalah : Merasa baik, merasa senang, meningkatkan intensitas pemakaian

dan memberikan kenyamanan.

2. Simbolik

Merupakan nilai tambah produk atau jasa, menekankan pada merek

produk memuaskan tuntutan internal yang konsumen, seperti nilai diri

tambahan, orientasi peran, integrasi kelompok, dan identitas diri bahwa

produk tersebut umumnya dirancang untuk menghubungkan individu

dengan spesifik kelompok, peran, atau citra diri. Indikator dalam simbolik

yaitu : mencegah mencari merek yang lebih murah, meningkatkan persepsi

tentang gaya hidup yang sesuai dengan yang diinginkan. membantu untuk

lebih diterima dalam kelompok masyarakat.


24

3. Sosial

Merupakan manfaat dari merek tersebut yang mampu menjawab

kebutuhanspiritual konsumen dalam mereflesikan diri serta

mengapresiasikan kehidupanya melalui kontribusi positif bagi lingkungan

dan cara untuk diterima oleh lingkungan sekitar dengan dengan penggunaan

merek produk yang baik. Indikator dari sosial adalah: Diterima oleh

lingkungan, meningkatkan cara diterima oleh orang lain

4. Fungsional

Merupakan manfaat merek atau produk yang mampu menjawab

kebutuhan fisik konsumen. Fungsional terkait dengan keuntungan intrinsik

produk atau jasa, fokus pada pemecahan masalah yang secara umum

dirancang untuk konsumen-konsumen tuntutan dasar. Indikator Fungsional

adalah: Kualitas yang sesuai dengan yang di janjikan, berfungsi

memperindah, dapat di andalkan untuk digunakan .

5. Peningkat penampilan

Merupakan manfaat menjawab kebutuhan afektif konsumen seperti

rasa aman, rasa percaya diri, rasa cinta, dan pembangunan diri seseorang

melalui penggunaan merek agar terlihat lebih baik. Indikator meningkatkan

penampilan adalah: Memberikan solusi atas harapan, memberi kesan yang

lebih baik dibanding orang lain, memberikan pilihan yang lebih efektif dari

merek lain.

2.2.2Fungsi dan Peran Citra Merek

Citra merek (brand image) memiliki beberapa fungsi, di antaranya sebagai

pintu masukpasar (market entry), sumber nilai tambah produk (source of added

product value), penyimpan nilaiperusahaan (corporatestore of value), dan kekuatan


25

dalam penyaluran produk (channel power).Citra merek juga memungkinkan

perusahaan untuk mengembangkan merek dari satu pasar produkke pangsa pasar

lain melalui perluasan merek (Aaker & Keller, 1990). Strategi ekstensi

merek(brand extension) telah menjadi bagian yang menarik bagi perusahaan

sebagai cara untukmengurangi biaya yang sangat mahal dari setiap pengenalan

produk baru.

2.2.3. Dimensi dan Indikator Citra Merek

Menurut aeker yang dialih bahsakan oleh Aris Ananda (2011:63), menyatakan

bahwa brand adalah suatu banner yang dapt dipakai untuk memayungi semua

produk yang menggunakanya.

1. Recognition(pengakuan)

Mencermikan dikenalnya sebuah merek oleh konsumen berdasarkan past

ekposure. Recognationberarti konsumen mengingat akan adanya atau

mengingat keberadaan dari merek tersebut. Recognition ini sejajar dengan

brand awareness.Brand awarness diukur dari sejauh mana konsumen dapat

mengingat suatu merek, tingkatanya dimulai dari brand uwarane, brand

recognition, brand recall, top of mind, dan da brand.

Misalnya: kemudahan merek produk di kenal dan kemudahan merek di

ingat konsumen, dapat memudahkankonsumen dalam melakukan keputusan

pembelian.

2. Repulation (reputasi)

Repilation ini sejajar dengan perceived quality. Sehingga repulation

merupakan status yang cukup tinggi bagi sebuah merek karena dimata

konsumen merek atau brand memiliki suatu track record yang baik.
26

Misalnya: kepercayaan produk dan reputasi merek produk dimata

konsumen.

3. Affinity (afinitas).

Adalah emotional relationship yang timbul antara sebuah merek dengan

konsumenya. Affinity sejajar dengan asosiasi positif yang membuat seorang

konsumen menyukai suatu produkatau jasa, pada umumnya asosiasi positif

merek (terutama yang membentuk brand image) menjadikan pijakan

konsumen dalam melakukan Keputusan Pembelian dalam produk tersebut.

Misalnya: kesesuaian merek dengan harapan dan kebanggan terhadap merek

tersebut.

Berdasarkan tiga dimensi di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam

mengukur citra merek prusahaan harus mencerminkan sebuah merek yang

dikenal baik dimata konsumen sehingga memberi pandangan positif yang

membuat seorang konsumen menyukai suatu produk yang memiliki citra

merek yang baik dan dapat menjadi pijakan konsumen dalam keputusan

pembelian.

Dan menurut peneliti lainyaRatri (2007) mengemukakanbahwa indikator

citra merek yaitu sebagai berikut:

1) Atribut produk (product attribute).

Merupakan hal-hal yang berkaitan dengan merek merek tersebut

sendiri,seperti kemasan,rasa,harga,dan lain-lain.

2) Keuntungan konsumen (cosumer benifus).

Merupakan kegunaan produk dari merek tersebut.

3) Kepribadian merek (brand personality).


27

Merupakan asoiasi yang menenai kepribadian sebuah merek apabila merek

tersebut adalah manusia.

Dari indikator citra merek ketiga di atas dapat di ambil kesimpulan ,

bahwansanya atribut produk dan kepribadian dapat menimbulkan timbulnya

keputusan pembelian dan keutungan yang di dapat dari produk tersebut.

2.2.4. Faktor-faktor Mempengaruhi Citra Merek

1) Kualitas atau mutu.

Berkaitan dengan kualitas produk yang ditawarkan oleh produsen dengan

merek tertentu.

2) Dapat dipercaya atau diandalkan.

Berkaitan dengan pendapatan dan kesepakatan yang dibentuk oleh

masyarakat tentang suatu produk yang dikonsumsi.

3) Kegunaan atau Manfaat.

Yang berkaitan dengan fungsi dari suatu produk yang dimanfaatkan oleh

konsumennya.

4) Pelayanan

Yang berkaitan dengan tugas produsen dalam melayani konsumenya.

5) Resiko berkaitan dengan untung rugi yang dialami oleh konsumen.

6) Harga.

Dalam hak ini yang dikeluarkan konsumen untuk mempengaruhi suatu

produk,juga dapat mempengaruhi suatu produk,juga dapat mempengaruhi

citra berkaitan dengan tinggi rendahnya atau banyak sedikitnya jumlah uang

jangka panjang.
28

7) Image.

Yang dimiliki merek itu sendiri,yaitu berupa pelanggan,kesempatan dan

informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari produk tertentu.

2.2.5 Hubungan Citra Merek dengan Keputusan Pembelian

Perusahaan dalam mengembangkan citra merek pada produknya sangatlah

penting untuk memberi kesan yang positif bagi para konsumen. Citra merek yang

dikelola dengan baik akan menghasilkan konsekuensi yang positif dalam

meningkatkan pemahaman terhadap aspek perilaku konsumen dalam mengambil

keputusan pembelian.

2.3 Kualitas Produk

2.3.1 Pengertian kualitas Produk

Perusahaan industri maupun jasa berlomba dalam memasarkan produk

mereka. Produk merupakan hasil yang dikeluarkan dari proses produksi dan

merupakan sebuah alat untuk mencapai tujuan perusahaan. Produk merupakan

barang yang dikonsumsi oleh konsumen baik jasa maupun indusri, produk yang

baik harus memiliki keunggulan dibandingkan dari produk-produk yang ada

dipasaran, baik dari kualitas, rasa, isian garansi agar produk yang dikeluarkan oleh

perusahaan dapat diterima dan diminati konsumen (Yasin, 2015 : 29).

Menurut Kotler dan keller, (2009:143). Kualitas produk adalah kemampuan

suatu barang untuk memberikan hasil atau kinerja yang sesuai, atau bahkan

melebihi dari apa yang diinginkan pelanggan.

Sedangkan menurut Mowen (2005:90). Kualitas produk merupakan proses

evaluasi secara keseluruhan kepada pelanggan atas perbaikan kinerja suatu barang

atau jasa. Djaslim Saladin mendefinisikan produk secara singkat bahwa :


29

Produk adalah sekelompok sifat-sifat yang berwujud didalamnya sudah

mencangkup warna, harga, kemasan, prestise pengecer dan pelayanan yang

diberikan produsen dan pengecer yang dapat diterima oleh konsumen sebagai

kepuasan yang ditawarkan terhadap keinginan atau kebutuhan-kebutuhan

konsumen.(Saladin, 2003 : 71)

Menurut Mc. Charthy dan Perrefault (2003 : 107), produk juga merupakan

hasil dari produksi yang akan dilempar kepada konsumen untuk didistribusikan dan

dimanfaatkan konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.

Sedangkan Kasmir (2005 : 63) menyatakan bahwa produk atau jasa adalah

sesuatu yang ditawarkan kepada konsumen nasabah untuk mendapatkan perhatian,

untuk dimiliki, digunakan atau dikonsumsi dalam rangka memenuhi kebutuhan dan

keinginan nasabah.

Pengertian umum produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke

pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi dan yang

dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan.

Sementara produk yang berupa jasa dapat diartikan sebagai kegiatan atas

manfaat yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada

dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun (Arif, 2012 :

140).

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat

disimpulkan bahwa produk adalah sebuah hasil yang dikeluarkan oleh perusahaan

yang dibeli, dimiliki dan digunakan manfaatnya oleh konsumen yang disebuah

produk itu sudah termasuk atribut-atribut produk yang mudah diberikan perusahaan

dan produk merupakan alat dari perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu

yang gunanya untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan dari konsumen.


30

Tedar (2010) menyatakan bahwa dalam perspektif syari‟ah, komponen

tawaran (offers) yaitu produk yang didasari dengan nilai kejujuran, keadilan, dan

sesuai dengan prinsip-prinsip syari‟ah. Kualitas produk yang diberikan harus sesuai

dengan yang ditawarkan. Jadi sangat dilarang bagi perusahaan menyembunyikan

kecacatan dari produk-produk yang mereka tawarkan.

Menurut Prawirosentono (2002 : 47), kualitas produk adalah keadaan fisik,

fungsi dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan

kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang yang dikeluarkan.

2.3.2 Dimensi dan Indikator Kualitas Produk

Menerut Kotler dan Keller (2009:8-10) indikator kualitas produk sebagai

berikut:

1. Bentuk (from), meliputi ukuran, bentuk, atau struktur fisik produk.

2. Fitur (feature), karakteristik produk yang menjadi pelengkap fungsi

dasar produk.

3. Kualitas kinerja (performance quality), adalah tingkat dimana

karakteristik utama produk beroperasi.

4. Kesan kualitas (perceived quality), sering dibilang merupakan hasil

dari penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung

karena terdapat keinginan bahwa konsumen tidak mengerti atau

kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan.

5. Ketahanan (durbality), ukuran umur operasi harapan produk dalam

kondisi biasa atau penuh tekanan, merupakan atribut berharga untuk

produk-produk tertentu.

6. Keandalan (reability), adalah ukuran probabilitas bahwa produk

tidak akan mengalami malfungsi atau gagal dalam waktu tertentu.


31

7. Kemudahan perbaikan (repaibility), adalah ukuran kemudahan

perbaikan produk ketika produk itu tak berfungsi atau gagal.

8. Gaya (style), menggambarkan penampilan produk kepada pembeli.

9. Desain (design), adalah totalitas fitur yang mempengaruhi tampilan,

rasa, dan fungsi produk berdasarkan kebutuhan pelanggan.

Dapat disimpulkan bahwa indikator diatas merupakan syarat agar suatu nilai

dari produk memungkinkan untuk bias memuaskan pelanggan sesuai harapan.

2.3.6 Pentingnya Kualitas Produk

Kualitas produk memiliki peran penting terhadap keputusan pembelian yang

dilakukan konsumen, sebab kualitas produk yang baik membawa dampak yang baik

untuk pereusahaan. Rusel dalam (Ariani, 2003: 9) mengidentifikasi tujuh peran

pentingnya kualitas, yaitu:

a) Meningkatkan reputasi perusahaan

Perusahaan atau organisasi yang telah menghasilkan suatu produk atau jasa

yang berkualitas akan mendapatkan predikat sebagai organisasi yang

mengutamakan kualitas.

b) Menurunkan biaya

Untuk menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas perusahaan

atauorganisasi tidak perlu mengeluarkan biaya tinggi.

c) Meningkatkan pangsa pasar.

Pangsa pasar akan meningkat bila minimasi biaya tercapai, karena

organisasi atau perusahaan dapat menekan harga, walaupun kualitas tetap

menjadi yang utama.

d) Dampak internasional.
32

Bila mampu menawarkan produk atau jasa yang berkualitas, maka selain

dikenal dipasar lokal, produk atau jasa tersebut juga akan dikenal dan

diterima di pasar intenasional.

e) Adanya tanggung jawab produk.

Dengan semakin meningkatnya persaingan kualitas produk atau jasa yang

disalahkan, maka organisasi atau perusahaan akan dituntut untuk semakin

bertanggung jawab terhadap desain, proses, dan pendistribusian produk

tersebut untuk memenuhi kebutuhan Konsumen.

f) Untuk penampilan produk.

kualitas akan membuat produk atau jasa dikenal, dalam hal ini akan

membuaat perusahaan yang menghasilkan produk juga akan dikenal dan

dipercaya masyarakat luas.

g) Mewujudkan kualitas yang disarasakan penting.

Persaingan yang saat ini bukan lagi masalah harga melainkan kualitas

produk, hal inilah yang mendorong konsumen untuk mau membeli produk

dengan harga tinggi namun dengan kualitas yang tinggi pula.

2.3.7 Tingkatan Produk

Arif (2012 : 143-144) menyatakan bahwa terdapat lima tingkat atau

lingkaran produk, di antaranya yaitu :

a. Manfaat Inti (Core Benefit)

Yaitu jasa atau manfaat inti sesungguhnya yang dibeli dan diperoleh oleh

konsumen. Kebutuhan konsumen paling fundamental adalah manfaat, dan

ini merupakan tingkatan paling fundamental dari suatu produk. Seorang

pemasar harus mampu melihat dirinya sebagai seseorang yang menyediakan


33

manfaat kepada konsumen. Sehingga konsumen pun pada akhirnya akan

membeli produk tersebutkarena manfaat inti yang terdapat didalamnya.

b. Manfaat Dasar Tambahan (Basic Product)

Tingkat selanjutnya seorang pemasar harus mampu merubah manfaat inti

menjadi produk dasar. Pada inti produk tersebut terdapat manfaat

bentukdasar produk ataumampu memenuhi fungsi dasar produk kebutuhan

konsumen adalah fungsional.

c. Harapan Produk (Expected Product)

Artinya serangkaian kondisi yang diharapkan dan disenangi, dimiliki atribut

produk tersebut. Kebutuhan konsumen adalah kelayakan. Misalnya dalam

jasaperhotelan harapan konsumen adalah kenyamanan untuk beristirahat

danmenghilangkan kepenatan atas segala aktivitas yang telah dilakukannya.

d. Kelebihan yang Dimiliki Produk (Augmented Product)

Artinya salah satu manfaat dan pelayanan yang dapat membedakan produk

tersebut dengan pesaing. Kebutuhan konsumen adalah kepuasan. Misalnya

diperbankan disediakan suatu produk tabungan berencana, dimana di dalam

produktersebut nasabah dapat menyimpan dan menginvestasikan dananya

sekaligusmendapatkan jaminan asuransi jiwa dan kesehatan dengan

membayar sejumlah premitambahan tertentu. Kelebihan tawaran produk

tersebut yang dicari oleh nasabah.

e. Potensi Masa Depan Produk (Potensial Product)

Artinya bagaimana harapan masa depan dengan produk tersebut apabila

terjadi perubahan dan perkembangan teknologi serta selera konsumen.

Kebutuhan konsumenadalah masa depan produk. Misalnya kemudahan

untuk membayar tagihan telepon,listrik, air atau tagihan lainnya.


34

2.4 Penelitian Terdahulu

1. Pada Jurnal Rizky Desty Wulandari1 Donant Alananto Iskandar2, Jurnal

Riset Manajemen dan Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT Vol.3.1

Februari 2018, dengan judul Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk

Terhadap Keputusan Pembelian pada produk kosmetik. Hasil penelitian

Citra merek dan kualitas produk secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap keputusan pembelian produk viva kosmetik.

2. Pada jurnal Suri Amelia1, M.Oloan Asmara Nst2.Fakultas Ekonomi,

Universitas Samudra, Jurnal Manajemen dan Keuangan, Vol6,No.1. MEI

2017, dengan judul Pengaruh Citra Merek dan Harga dan kualitas produk

terhadap Keputusan Pembelian Handphone Merek Xiomi di Kota Langsa.

Hasil Penelitian menyatakan variabel citra merek,harga dan kualitas produk

secara silmutan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

3. Jurnal Aulanisa Gifani1,Syaputra2 ,Bisnis dan Iptek Vol.10, No. 2, Oktober

2017, dengan judul Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian

produk smartphone oppo pada mahasiswa Universitas Telkom. Hasil

penelitian secara Persial citra merek berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian

2.5. Kerangka Konseptual

Kerangka berfikir digunakan sebagai acuan agar peneliti memiliki arah


penelitian agar sesuai dengan tujuan penelitian. Kerangkan berfikir penelitian ini
adalah sebagai berikut :
35

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

Citra merek

(x1) H1

Keputusan
Pembelian

(Y)
Kualitas
Produk
H2
(x2)

H3

1. Variabel dependen (X) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel

lain. Dalam penelitian ini variabel dependenya adalah Keputusan

Pembelian.

2. Variabel independent (Y) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel

lain dalam penelitian ini variabel dependenya adalah Citra Merek dan

Kualitas Produk.

2.6. Hipotesis

Rumusan hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

H1= Citra Merek secara persial berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian konsumen Celana Jeanslevi’s di kecamatan

pasaman

H2= Kualitas Produksecara persial berpengaruh signifikan terhadap

keputusaan pembelian konsumenCelana Jeanslevi’s di kecamatan

pasaman.
36

H3= Citra Merek , Kualitas Produk secara Simultan berpengaruh

signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen Celana Jeans

levi’s di kecamatan pasaman.


37

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah kualitatif dan kuantitatif dan

penelitian ini bersifat asosiatif, penelitian yang dilakukan engan tujuan untuk

mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiono,2014). Penelitian

asosiatif merupakan penelitian tingkat tertinggi dibandingkan penelitian deskriptif

dan komperatif dengan penelitian asosiatif dapat dibangun suatu teori yang

berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu fenomena-

fenomena.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian pada konsume Celana

Jeans Levi’s di Kecamatan Pasaman. Dan waktu pelaksanaan penelitian pada bulan

Desember 2019 s/d Februari 2020.

3.3 Populasi danSampel pnelitian

3.3.1 Populasi

Populasi (Sugiono, 2010 : 80) adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti. untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulanya.populasi dari penelitian ini adalah kosumen levi’s yang

berada di Kecamatan Pasaman.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono,2008:116). Untuk jumlah populasi yang

belum diketahui jumlah identitasnya anggotanya maka LR gay dalam


38

sumanto (1995:47) memberikan suatu ketentuan yaitu untuk penelelitian

jumlah sampel minimal 30 subyek. Merujuk pendapat tersebut maka

peneliti mengambil sampel sebanyak 30 orang, hal ini mempertimbangkan

waktu penelitian dan menghemat biaya.

Untuk anggota populasi yang jumlah identitas anggotanya

populasinya tidak `diketahui maka penelitian sampel dilakukan dengan

cara non probality sampling (Sugiono:2016:82). Oleh karena itu dalam

penelitian ini digunakan metode Acicidetal sampling(Convienence

Sampling) yaitu teknik sampling dimana peneliti memilki kebebasan untuk

memilih siapa saja yang peneliti temui dan menganggap mereka cocok

sebagai sampel untuk penelitian iniSugiono (2009). Dengan syarat telah

pernah membeli produk Levi’s, yaitu konsumen yang berada di Kecamatan

Pasaman .

3.4Jenis dan sumber data

3.4.1 Jenis Data

a. Data Kualitatif

Menurut Sugiyono(2015) adalah data yang berbentuk kata, skema,

dan gambar. Data kualitatif penelitian ini berupa nama dan alamat obyeg

penelitian.

b. Data kuantitatif

Menurut Sugiono (2015) adalah data yang berbentuk angka atau data

kualitatif yang di angkakan.

3.4.2 Sumber data

a.Data primer
39

Data primer merupakan data yang dikumpulkan dan diolah sendiri

langsung oleh peneliti dari sumber penelitian Sugiyono, (2009). Data primer

merupakan diperoleh dari jawaban kuosioner yang diberikan langsung pada

Konsumen Celana Jeans Levi’s di Kecamatan Pasaman yang pernah

membeli produk levi’s selam 3 tahun terkhir.

b.Data sekunder

Data sekunder yaitu data penelitian yang diperoleh secara tidak

langsung melalui media perantara sebagai cotoh dari buku-buku, jurnal,

majalah, home page internet, dan refrensi-refrensi lainya yang berhubungan

dalam penelitian ini Sugiono, (2009). Data skunder diperoleh secara tidak

langsung yang digunakan untuk melengkapi data primer. Jenis data ini

merupakan data tambahanyang diperlukan dari objek penelitian, seperti

profil di Kampus STIE Pasaman.

3.5 Skala Pengukuran Instrumen

Menurut Sugiyono (2009) skala rikert sering digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun tentang fenomena sosial yang diamati, secara spesifik

semua ini disebut variabel penelitian.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pengukuran metode skala likert

dengan jalan memberikan kuisioner yang Berisikan pernyataan pernyataan serta

jawaban yang telah disediakan tersebut. Skor skala yang digunakan 1 sampai 5

item positif dan sebaliknya 5 sampai 1 item negatif dan menggunakan skala likert.

Setiap alternatif jawaban diberi nilai dengan skala berikut :

Alternatif jawaban pertama (sangat Setuju) diberi nilai 5

Alternatif jawaban kedua (setuju) diberi nilai 4

Alternatif jawaban ketiga (netral) diberi nilai 3


40

Alternatif jawaban keempat (tidak setuju) diberi nilai 2

Alternatif jawaban kelima (sangat tidak setuju) diberi nilai 1

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan utuk

memperoleh data dan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam penelitian.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah:

a. Pengamatan(Observasi).

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung

objek yang diteliti.

b. Kuisioner (Questionaire)

Kuisioner dilakukan dengan menyebarkan daftar pernyataan kepada para

konsumen tersebut yang terpilih menjadi sampel penelitian (responden)

metode ini digunakan untuk menggali data primer.

c. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan langsung oleh peneliti/pewawancara kepada responden dan

jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam untuk pengumpulan data

primer, dibuat indikator masing-masing variabel dalam bentuk kuisioner

dirancang berdasarkan skala likert yang bersifat ordinal (singarimbun,1999).

Sebelum data yang didapat dianalisa lebih lanjut, terlebih dahulu dilakukan

uji terhadap instrument pertanyaan dalam kuisioner yang dibuat dengan uji

validitas dan uji reliabilitas.

d. Kepustakaan

Metode ini digunakan untuk memperoleh landasan teori yang memadai dan

dipergunakan untuk menentukan variabel-variabel yang diukur dan


41

menganalisis hasil-hasil penelitian sebelumnya dengan membaca literatur,

artikel,jurnal serta situs di internet yang memiliki hubungan dengan

penelitian yang di lakukan.

3.7 Defenisi Operasional Variabel

Menurut sugiono (2013) Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai

dari orang, subyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulanya.

Variabel penelitian ini terdiri dari : variabel dependen (yang dipengaruhi)

yaitu keputusan pembelian dan variabel independen (yang mempengaruhi) yaitu

citra merek dan Kualitas produk.

Tabel 3.2
Definisi operasional variablel

Variabel Devinisi Indikator Sumber Skala Liker


Keputusan Konsumen -Pengenalan Kotler dan -Sangat setuju 5
Pembelian memutuskan Masalah keller -Setuju 4
(Y) untuk -Pencarian (2008) -Netral 3
melakukan informasi -Tidak setuju 2
keputusan -Efalusi -Sangat tidak
pembelian alternatif setuju 1
biasanya -Keputusan
konsumen pembelian atau
melalui tidak
beberapa -Prilaku paska
tahap. pembelian
Citra Merek Brand adalah -Rekognition Aeker yang -Sangat setuju 5
(X1) suatu banner (pengakuan) dialih -Setuju 4
yang dapat -Repulation bahsakan -Netral 3
dipakai untuk (reputasi) oleh Aris -Tidak setuju 2
memayungi -Affinity Ananda -Sangat tidak
semua (afinitas) (2011:63) setuju 1
produk yang
menggunak
nya
Kualitas Kualitas -Bentuk (from) Kotler dan -Sangat setuju 5
Produk produk -Fitur (feature) Keller -Setuju 4
(X2) memiliki -kualitas (2009:8:10) -Netral 3
dimensi yang kinerja -Tidak setuju 2
42

dapat (performance -Sangat tidak


digunakan quality) setuju 1
untuk -Kesan
menganalisis kualitas
karakteristik (perceived
dari suatu quality)
produk -Ketahanan
(durability)
-Keandalan
(reability)
-Kemudahan
perbaikan
(repairability)
-Gaya (style)
-Desain
(design)

3.8 Uji Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini ,instrumen yang digunakan berupa kuisioner dimana

responden diminta memberikan jawaban dengan cara memilih salah satu jawaban

yang telah disediakan. Jawaban responden bersifat kualitatif, tetapi dikuantitatifkan

dan diukur dengan skala likert dimana responden memberikan jawaban setuju atau

tidak setuju mengenai berbagai pertanyaan mengenai perilaku, objek, orang atau

kejadian menurut kuncoro (2003).Dari setiap jawaban diberi skor numerik yang

positif antara 1 sampai dengan 5 untuk mencerminkan derajat kesesuaian

responden.

3.8.1 Uji Validitas

Uji validitas dilaksanakan untuk melihat sejauh mana instrumen yang

digunakan dapat betul-betul mengukur apa yang hendak di ukur. Uji validitas

bertujuan memastikan apakah masing-masing pertanyaan layak masuk dalam

variabel yang ditentukan.Pengujuan validitas dilakukan dengan menggunakan nilai

correted item-total correlation. Butir pertanyaan dikatakan valid apa bila memiliki

nilai correted item-total corralation lebih > dari 0,30 dan sebaliknya Mahmoltra,
43

(1993). Perhitungan ini aka dilakukan dengan bantuan komputer program spss

(statistical package for Social Science) versi 16,0.

3.8.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.Reliabilitas menunjukkan sejauh

mana hasil pengukuran reliabilitas.Dalam penelitian ini digunakan menggunakan

metode kronbach Alpha.

Menurut Imam Algazali, (2006) suatu konstruk dikatakan reliabel apabila

konbrach Alpha lebih > dari 0.60. Perhitungan ini akan dilakukan dengan bantuan

komputer dengan program SPSS versi 16,0. Suatu alat ukur dikatakan reliabel

apabila mempunyai hasil konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu

berbeda.

3.9 Teknik Analisis Data

Dalam Penelitian ini dilakukan 3 Tahap analisa yaitu analisa deskriptif , uji

asumsi klasik dan analisis regresi.

3.9.1 Analisa Deskriptif

Analisis ini bermaksud untuk menggambarkan karakteristik masing-masing

variabel penelitian. Proses pengolahan data yang Telah di dapat dari responden

yaitu dinilai dengan pemberian skor, setelah pemberian skor kemudian data tersebut

diolah dengan rumus persentase (Umar ) 1999 sebagai berikut :

Dimana :

P= Persentase hasil yang diperoleh

F= Frekuensi hasil yang diperoleh


44

N= Jumlah responden yang dijadikan sampel

100= Angka tetap persentase

Untuk mendapatkan rata-rata Skor masing-masing indikator dalam

pernyataan-pernyataan yang Terdapat dalam kuisioner di pakai rumus berikut :

Rata-Rata Skor =

Dimana :

= total frekuensi ke i

Wo = bobot

= total frekuensi

Sedangkan untuk mencari tingkat pencapaian jawaban responden digunakan

rumus berikut :

Untuk pengambilan kesimpulan dari hasil analisis deskriptif digunakan

tingkat capaian responden ( TCR ) dikembangkan dari teori ( Arikunto, 2002 )

Sehingga dapat diklasifikasi sebagai berikut :

Tabel 3.3
Klasifikasi Tngkat Capaian Responden

Tingkat Capaian Responden


Kriteria
(%)
90-100 Sangat Baik
80-89 Baik
65-79 Cukup Baik
55-64 Kurang Baik
0-54 Tidak Baik
Sumber : Arikunto (2011)
45

3.9.2 Uji Asumsi Klasik

3.9.2.1 Uji Normalitas

Untuk memeriksa apakah data yang berasal dari populasi terdistribusi

normal atau tidak. Menurut Idris, (2010), dalam bukunya yang berjudul aplikasi

model analisis dan kuantitatif dengan program SPSS, Uji Normalitas berpedoman

pada uji Kolmogorof Smirnov yaitu :

Jika nilai signifikansi <0.05 (taraf kepercayaan 95 %) distibusinya adalah

tidaknormal.

Jika nilai signifikansi > 0.05 (taraf kepercayaan 95 %) distribusi adalah normal.

3.9.2.2 Uji Linieritas

Uji linieritas adalah prosedur yang digunakan untuk mengetahui status

linier tidaknya suatu distribusi data penelitian. Hasil yqng diperoleh melalui uji

linieritas akan menentukan teknik anareg yang digunakan. Apabila dari hasil uji

linieritas didapatkan kesimpulan bahwa distribusi data peneliti dikategorikan

linier maka data penelitian harus dianalisa dengan teknik anareg linier.

Demikian juga sebaliknya apabila ternyata tidak linier, maka distribusi data

penelitian harus di analisis dengan anareg non linier (Winarsunu, 2009:180).

Uji linieritas ini bertujuan untuk menguji linieritas hubungan 2 variabel,

karena dengan melihat diagram pancarnya sudah dapat diketahui data tersebut

membentuk pola linier atau tidak yakni dengan melihat letak titik-titik data.

Metode lain yang digunakan menguji kelinieran suatu data adalah dengan

membuat plot residual dengan harga-harga residual residual tidak dengan harga

prediksi-prediksi. Jika grafik diantaranya harga prediksi dan harga-harga

residual tidak membentuk suatu pola tertentu (parabola, kubik atau lainya),

berarti asumsi linieritas terpenuhi (Sulaiman, 2004:15).


46

Pada penelitian ini, kaidah yang digunakan yaitu, data dikatakan linier

apabila pada kolom linierity nilai probabilitas atau p < 0,05. Uji linieritas diuji

dengan menggunakan compare Means for linierity dengan bantuan perangkat

lunak SPSS 16.0 for windows.

3.9.2.3 Uji Heteroskedasitisitas

Untuk menguji apakah variasi kelompok populasi homogen atau tidak jika

variasi kelompok populasi suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah homoskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi

tetjadi tidaknya heteroskedastisitas adalah melihat grafik plot regresi antara nilai

prediksi variabel terikat/dependent (ZPRED) dengan residualnya (SRESID), yaitu

dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scalter plot antara SRESID

dan ZPRED,dimana sumbu Y adalah Y yang telah di prediksi dan sumbu X adalah

residual.

Untuk memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi

bisa dilihat dari pola yang berbentuk pada titik-titik terdapat pada grafik scaterplot.

(Santoso,2007) dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :

Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur

(bergelombang, melebar kemudian menyempit), mengidentifikasikan telah

terjadinya heteroskedastisitas.

Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0

( Nol ) pada sumbu Y, maka titik tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.9.2.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolonieritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

hubungan antara masing-masing variabel bebas. Menurut Imam Ghozali (2007)


47

untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi

adalah sebagai berikut:

1. Nilai yang dihaasilkan oleh suatu etimasi model regresi empiris

sangat tinggi tetapi secara individual variabel-variabel independen

banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel ependen.

2. Menganalisi matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar

variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya

diatas 0,90), maka hak ini merupakan indikasi adanya

multikoloniearitas.

3. Multikoloniearitas dapat juga dapat dilihat dari (a) nilai tolerance

dan lawanya (b) variace faktor (VIF). Kedua ukuran ini

menunjukan nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF.

Kedua ukuran ini menunjukan nilai tolerance yang rendah sama

dengan nilai VIF tang tinggi, karena VIF = 1/tolerace. Pedoman

suatu model regresi yang bebas dari multikolonieritas adalah

mempunyai nilai VIF = 10, jadi jika nilai VIF kurang dari 10 maka

dinyatakan tidak ada multikolonieritas, sebaliknya jika nilai VIF

lebih dari 10 maka terjadi multikolonieritas. Jika meninjau dari

tolerance, maka jika mempunyai nilai tolerance < dari 10 % (0,1)

tidak terjadi multikolonieritas, sebaliknya jika lebih dari 10% maka

terjadi atau terdapat multikoloniaritas.

Jika tujuan uji multikoloniaritas adalah menguji apakah ada

korelasi anatr variabel bebas,. Regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi antar variabel bebas.


48

3.9.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi berganda (multi analition anlisist) digunakan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat

(Kuncoro,2003) dalam penelitian ini analisa regresi berganda bertujuan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh variabel Citra Merek dan Kualitas Produk

terhadap Keputusan Pembelian dengan persamaan regresi :

Y=a+b1X1+b2X2+e

Dimana :

Y = Keputusan Pembelian

A = Konstanta

X1 = Citra Merek

X2 = Kualitas Produk

b,123 = Koefisien Regresi

e =Variabel Pengganggu

3.10 Penguji Hipotesis

3.10.1 Uji t

Untuk menguji hipotesis secara perisai, yaitu untuk melihat pengaruh Citra

Merek, dan Kualitas Produkterhadap Keputusan Pembelian sebagai variabel terikat

digunakan untuk rumus :

Dimana :

to : koefisien nilai

bi : koefisien regresi

Sbi : Kesalahan standar atas koefisien regresi


49

Perhitungan ini akan dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS

(statistical package for social science) variasi 16,0. Menurut singgih (2000) dasar

pengambilan keputusan untuk penguji hipotesis adalah :

Jika signifikasi atau nilai probablitas (p) < a (0,05) maka terdapat pengaruh

yangberarti dan variabel bebas terhadap variabel terikat.

Jika signifkkasi atau nilai probablitas (p) > a (0,05) maka tidak terdapat

pengaruh yang tidak berarti dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

3.10.2 Uji f

Penguji ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas (Citra merek

dan Kualitas produk terhadap Keputusan Pembelian) terhadap variabel terikat

(Keputusan Pembelian) secara bersama-sama(simultan).Dengan pengambilan

keputusan penguji hipotesis menurut sugiyono, (2012) dapat digunakan rumus

signifikasi berganda sebagai berikut:

Keterangan:

K : Banyaknya fariabel bebas

n : Besarnya sampel

R2 :Koefisien Determinan

Perhitungan ini akan dilakukan dengan menggunakan bantuan program

SPSS Versi 16,0

3.11 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat digunakan

untuk mengetahui apakah ada hubungan pengaruh antara3 variabel. Nilai koefisien

determinasi menunjukan persentasi variasi nilai variabel dependen yang dapat


50

dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan besarnya persentase pengaruh

semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen dapat di ketahui dari

besarnya koefisien determinasi (r2) persamaan regresi.


51

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Celana Jeans Levi’S


4.1.1. Sejarah Celana Jeans Levi’s

4.2 Karakteristik Responden


Identifikasi responden dalam penelitian ini meliputu jenis kelamin, yang
terdiri dari laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian terhadap 61 sampel diperoleh
indentitas respondent sebagai berikut:

1. Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1
Indentitas Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Presentase


1 Laki-laki 30
2 Perempuan 0
Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel diatas, dari 61 responden berdasarkan jenis kelamin, laki-


laki sebanyak 30 reponden (100%) dan perempuan sebanyak 0 responden (0%),
sehingga dari 30 responden yang menjadi sampel penelitian, berjenis kelmin laki-
lakilah yang yang mutlak menjadi responden sebanyak 30 responden atau (100%).

2. Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.2
Indentitas Responden
Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Presentase
1 Pelajar/Mahasiswa
2 PNS
3 Pedagang
4 Dosen/Pengajar
5 Pegawai swasta
6 Lainya
Jumlah 30 100(100%)

Berdasarkan tabel diatas, dari 30 responden berdasarkan Pekerjaan, Untuk


responden Pelajar/mahassiwa sebanyak responden ( ), responden PNS
sebanyak responden ( ), responden pedagang sebanyak responden ( ),
responden Dosen/pengajar sebanyak responden ( ), responden pegawai
sebanyak responden ( ), responden pegawai swasta sebanyak responden ( ),
52

dan lainya sebanyak responden ( ). ). Sehingga dari 30 responden yang menjadi


sampel penelitian terbanyak berdasarkan pekerjaan yaitu ...responden atau ...%.

3. Berdasarkan Usia Saat ini

Tabel 4.3
Indentitas Responden
Berdasarkan Usia

N0 usia Jumlah Presentase


1 Kurang dari 20 Tahun
2 21-30 Tahun
3 31-45 Tahun
4 Lebih dari 46 Tahun
Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel di atas, dari 30 responden berdasarkan usia, untuk


responden kurang dari 20 tahun sebanyak responden ( ), responden 21-30
tahun sebanyak responden ( ), responden 31-45 sebanyak responden ( ),
dan responden lebih dari 46 tahun sebanyak responden ( ). Sehingga dari 30
responden yang menjadi sampel penelitian terbanyak berdasarkan Usia yaitu
...responden atau ...%.

4. Berdasarkan Status perkawinan

Tabel 4.4
Indentitas Responden
Berdasarkan Status Perkawinan

N Status Perkawinan Jumlah Presentase


O
1 Menikah
2 Belum menikah
3 Janda/duda
Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel di atas, dari 30 responden berdasarkan Status perkawinan,


untuk responden Sdah Menikah sebanyak responden ( ), responden belum
menikah sebanyak responden ( ), responden Janda/duda sebanyak responden
( ). Sehingga dari 30 responden yang menjadi sampel penelitian terbanyak
berdasarkan Status Perkawinan yaitu ...responden atau ...%.

5. Pendidikan Trakhir
Tabel 4.5
53

Indentitas Responden
Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Terakhir Jumlah Presentase


1 SMU
2 Akademi
3 S1
4 S2
5 S3
Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel di atas, dari 30 responden berdasarkan pendidikan


terakhir, untuk responden tamatan SMU sebanyak responden ( ), responden
Akademi sebanyak .... responden (.. ), responden s1 sebanyak ... responden (
). Responden S2 sebanyak....responden ( ), responden S3 sebanyak .....responden (
). Sehingga dari 30 responden yang menjadi sampel penelitian terbanyak
berdasarkan pendidikan terakhir yaitu ...responden atau ...%.

6. Berdasarkan Pendapatan

Tabel 4.6
Indentitas Responden
Berdasarkan Pendapatan
No pendapatan Jumlah Presentase
1 1jt-3jt
2 3,1 jt-5 jt
3 Lebih 5 jt
Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel di atas, dari 30 responden berdasarkan pendapatan, untuk


responden berpendapatan 1,1 JT-3 JT sebanyak responden ( ), responden
Berpendapatan 3,1 JT- 5 JT sebanyak ....responden (.. ), responden s1
sebanyak.....responden ( ). Responden berpenghasilan 5 JT keatas
sebanyak....responden ( ). Sehingga dari 30 responden yang menjadi sampel
penelitian terbanyak berdasarkan jumlah Pendapatan yaitu ...responden atau ...%.

7. Berdasarkan berapa lama menjadi Konsumen Levis

Tabel 4.7
Indentitas Responden
Berdasarkan lamanya menjadi konsume levi’s
54

No Lama menjadi konsumen Jumlah Presentase


1 Dibawah 1 Tahun
2 1 s/d 3 tahun
3 3 s/d 6 tahun
4 7 tahun keatas
Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel di atas, dari 30 responden berdasarkan lamanya menjadi


konsumen levi’s, untuk responden di bawah 1 tahun sebanyak responden ( ),
responden 1 s/d 3 tahun sebanyak ....responden (.. ), responden 3 s/d 6 tahun
sebanyak.....responden ( ). Responde 7 tahun keatas sebanyak....responden ( ).
Sehingga dari 30 responden yang menjadi sampel penelitian terbanyak berdasarkan
Lamanya terhadap konsumen celana jeans Levi’s yaitu ...responden atau ...%.

DAFTAR PUSTAKA

-Aeker, David A. And kevin L. 1990. Consumer Evaluations of Brand Ekstensuion.


Jurnal of Marketing . 1 (54): 27 -41

-Arikunto,S, 2002. Metodologi Penelitian suatu pedekatan proposal.


Jakarata: PT. Rineka Cipta.

-Ariani, Dorethea Wahyu, 2003. Manajemen Kualitas pendekatan sisi Kualitatif.


Ehalia Indonesia. Jakarta.

-Amirullah, Harjanto. (2005). Pengantar Bisnis.Edisi Graha Ilmu.Yogyakarta.

-Aeker, David A. 2011. Manajemen Ekuintas Merek : manfaat nilai dari suatu
merek. Cetaka ketiga

-Arikunto, Suharsimi, 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Edisi IV. Rineka Cipta, Jakarata.

-Al-Arif, Nur Rianto, 2012. Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah.


Bandung: Alfabeta.
55

-Aulianisa Gifan,Syaputra,2017.’’Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan


Pembelian Produk Smartphone Oppo pada Mahasiswa Universitas
Telkom’’.Bisnis dan Iptek vol,10,No,2,Oktober 2017,81-94

-Brotodihorjo, Santoso, 2007. Hindari Kesalahan Pajak. Jkarat: Evesko.

-Citra Suci Mantauv, 2014. Pengaruh Brand Image dan Kualitas Produk terhadap
Keputusan Pembelian Mobil Toyota Rush dengan Variabel Itervening
Kepuasan Konsumen. e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 2, Nomor 2,
Mei 2014: 81-84.

-David A, dakam Aris Ananda. 2011. Manajemen Ekuitas Merek. Edisi ke 9.


Buku 2. Salemba Empat. Jakarta

-Fandy Thiptono, 2008. Strategi Pemasaran. Edisi III. Yogyakarta: CV.Andi offset.

-2016. Branding dan Brand lengevity di indonesia.


Penerbit Yogyakarta: Andi, 2016.

-Ghazali, 2006. Menggali Mutiara Ihya. Ulumudin penyunting. Rafi Udin.


Jakarta: Pustaka Dimpa.

- 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS.


Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang.

-Hasen P Mowen. 2005. Majanjemen Accounting 7th Edition.


Singapurre: south-westren of Thomson.learning.

-Husein,umar. 2005.’’Metode penelitian untuk sekripsi dan tesis bisnis’’.


Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

-Handoko, T. Hanj. 2011. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.


Yogyakarta: Penerbit BPFE

-Idris, 2010. Aplikasi Metode Analisis Data Kuantitatif dengan program SPSS.
UNP Prus: Padang

-Kucoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi.


Jakarta: Erlangga

-Kotler. Keller. 2012. Manajemen Pemasaran. Edisi Jakartaa: Erlangga.

-Lutiary Eka Rantri. 2007. Hubungan Citra Merek Operator seluler dengan
loyalitas merek pada maha siswa pengguna telepon seluler di fakultas
ekonomi reguler universitas dipenogoro semarang.
Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Dipenogoro.
56

-Mulyono Budi Setiawan dan Ukudi, 2007. Pengaruh Kualitas, Kepercayaan dan
Komitmen terhadap Loyalitas nasabah (Studi kasus pada BPR Bank pasar
kendal). Jurnal dan Ekonomi(JBE), september, hal 215-227
ISSN:1412-3126.
-Sumanto, 1995. Metodologi Penelitian Sosial dan pendidikan.
Yogyakarta: Andi. Ofset.
-Singarimbun, Masri. 1995. Metodologi Penelitian Survei. LP3S. Jakarta.
-Sciffman, Leon. Leslie Lazar Kanuk. 2000. Prilaku Konsumen. Edisi ke tujuh.
Jakarta: PT. Indeks.

-Simamora (2001). Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif. Proktable.


Edisi Pertama. Jakarta:PT.Gramedia Pustaka.
-Santoso, Singgih, 2006. Buku Latihan SPSS: Statistik Parametik. Jakarta: Elek.
-Scifman, Kanuk. 2007.’’Prilaku Konsumen’’. Edisi kedua.
Jakarta: PT. Indeks Gramedia.
-Sugiono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
- 2012. Metode penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
-2013. Metode Penelitian kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
-2015. Metode Penelitian Kombinasi 9Mix Methods).
Bandung: Alfabeta.
-Tjiptono, Fandy. Eregorius chandra. 2012. Pemasaran Strategik. Yogyakarta.ta.
-Umar, 1999. Metode Penelitian. Aplikasi dalam Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai