Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PANDANGAN UMUM

1.1. Pendahuluan
Deterjen cair adalah cairan deterjen yang merupakan bahan kimia cair untuk mencuci
pakaian hingga mampu melepaskan kotoran dari pakaian dan air cucian tidak berbau.
Deterjen cair itu sendiri merupakan salah satu varian deterjen yang ada di pasaran selain
deterjen bubuk. Komposisi deterjen cair tersebut berasal dari beberapa zat kimia dengan
rekombinasi dengan zat lain seperti surfaktan. Di pasaran terdapat beberapa macam merek
deterjen cair salah satu contohnya yaitu So Klin Liquid dan Rinso Cair. Untuk memenangi
persaingan bisnis kedua produk tersebut membutuhkan pemasaran agar mampu
memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Pemasaran dapat dilakukan di pasar modern serta pasar tradisional, akan tetapi penelitian
ini dilakukan di pasar modern karena menurut Irianto (2007) gaya hidup masyarakat
sekarang yang berbelanja di swalayan atau supermarket telah menjadi trend berbelanja
pada saat ini. Hal ini karena banyak jenis barang yang ditawarkan pada pasar jenis ini
mulai dari barang kebutuhan pokok sampai barang yang sifatnya tersier, berbagai
kemudahan yang diperoleh konsumen dan berbagai fasilitas yang ditawarkan membuat
masyarakat menjadikan pasar jenis ini menjadi pilihan untuk berbelanja. Oleh sebab itu
kami memilih pasar modern yaitu Giant Rajawali, Surabaya untuk dijadikan sebagai
sumber data penjualan dari kedua produk deterjen cair tersebut.
Semakin banyaknya merek deterjen cair yang ada, membuat perusahaan deterjen cair
harus bersaing dengan perusahaan deterjen cair lain untuk memenangkan pasar. Salah satu
cara mengenal pasar sasaran adalah dengan cara mengenal konsumen melalui tipe perilaku
konsumen yang menjadi sasarannya. Sofa (2008) mengemukakan ilmu perilaku konsumen
dibutuhkan untuk mengidentifikasi apa kebutuhan dan keinginan konsumen dan pelanggan
tersebut sehingga pemasar mampu menyusun dan mengimplementasikan strategi
pemasaran yang tepat untuk karakteristik konsumen yang menjadi target pasar.

Perilaku konsumen yang satu dengan yang lainnya tidak sama dan berubah-ubah setiap
saat, maka perilaku konsumen dalam membeli harus dipelajari secara terus menerus,
mengingat situasi kondisi persaingan pasar yang semakin kompetitif. Seperti halnya
konsumen dalam memilih deterjen cair yang digunakan, produsen Rinso cair dan So Klin
Liquid berlomba lomba untuk memikat konsumen untuk membeli produk mereka. Hal
tersebut membuat kedua produsen tersebut melakukan segala macam cara untuk
meningkatkan penjualan produk deterjen cair mereka di Giant Rajawali, Surabaya.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana perbandingan spesifikasi produk, promosi dan harga kedua produk cair
tersebut ?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi penjualan kedua produk deterjen cair tersebut ?
3. Apa saja persamaan kelebihan kedua produk tersebut ?

1.3. Tujuan Penulisan.


1. Untuk mengetahui perilaku konsumen dalam membeli kedua produk.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kedua produk.
3. Untuk mengetahui spesifikasi produk ,promosi, serta harga produk.

BAB 2
2

PEMBAHASAN

2.1. Landasan Teori


Banyak sekali perusahaan yang memenangkan persaingan dengan cara memanfaatkan
peluang bisnis yang ada dan berusaha menerapkan strategi pemasaran yang tepat untuk
menciptakan dan mempertahankan pelanggan agar tetap setia (resisten) terhadap produk
perusahaan. Resistansi sikap konsumen ditunjukkan dengan loyalitas merek terhadap
suatu produk yang mereka konsumsi. Kunci bagi resistansi konsumen adalah kepuasan
konsumen (Kotler, 2004:56).
Persepsi kualitas (perceived quality) adalah Persepsi konsumen terhadap keseluruhan
kualitas atau keunggulan suatu produk atau suatu jasa layanan yang sama dengan maksud
yang di harapkan (Aaker,1997). Persepsi kualitas yang tercipta dari suatu produk dapat
memberikan penilaian yang positif terhadap suatu merek (Rahmawati, 2002).
Kualitas pelayanan merupakan suatu konsep yang abstrak dan sukar dipahami. Hal ini
dikarenakan adanya empat karakteristik jasa yang unik membedakan jasa dengan barang
(Kotler, 1997:76) yaitu Intangible (tidak berwujud), Inseparability (tidak terpisah antara
produsen dan konsumen), Variability (outputnya tidak standard), Perishability (tidak dapat
disimpan). Secara sederhana kualitas pelayanan dapat dinyatakan sebagai perbandingan
antara layanan yang diharapkan konsumen dengan layanan yang diterimanya. Ada dua
faktor utama yang mempengaruhi kualitas layanan yaitu expected service dan perceived
service yang menjelaskan bahwa apabila jasa yang diterima atau dirasakan sesuai dengan
harapan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal, sedangkan jika jasa
yang diterima lebih rendah dari pada kualitas yang diharapkan maka kualitas jasa
dipersepsikan buruk.
Elemen lain yang harus diperhatikan dalam menciptakan kepuasan konsumen adalah
loyalitas merek. Loyalitas merek merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada
sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya
seorang pelanggan beralih ke merek produk yang lain, terutama jika pada merek tersebut
didapat adanya perubahan, baik menyakut harga ataupun atribut lain. (Darmadi Durianto,
2004).
3

Di dalam suatu proses keputusan, konsumen tidak hanya berhenti hanya sampai proses
konsumsi. Konsumen akan melakukan proses konsumsi. Konsumen akan melakukan
proses evaluasi terhadap konsumsi yang telah di lakukannya. Hasil dari proses evaluasi
terhadap konsumsi yang telah di lakukannya adalah konsumen akan puas atau tidak puas
terhadap konsumsi produk atau jasa yang telah di lakukanya. Setelah mengkomsumsi
suatu produk atau jasa, konsumen akan memiliki perasaan puas atau tidak puas terhadap
produk atau jasa yang dikonsumsinya. Kepuasan akan mendorong konsumen membeli dan
mengkomsumsi ulang produk atau jasa tersebut (Sumarwan, dikutip oleh Dinarty SH
Manurung, 2009).
Tingkat kepuasan konsumen terhadap suatu barang akan memberikan cerminan
keberhasilan produsen dalam memproduksi suatu barang, sebab apabila suatu produk
akan menjadi gagal apabila barang tersebut tidak memberikan kepuasan bagi
penggunanya. Maka produsen dengan kemampun bagaimana konsumen merasa puas
dengan barang yang dibeli. Untuk menentukan kelangsungan hidup perusahaan dalam
jangka panjang biasanya sangat dipengaruhi oleh tingkat kepuasan konsumen. Karena
dengan kepuasan tinggi atau dengan kesenangan yang tinggi menciptakan kelekatan
emosional terhadap merek tertentu, bukan hanya kesenangan atau prefers nasional dan
akan menghasilkan kesetiaan pelanggan yang tinggi (Kotler 2002 :42).
Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil
yang dirasakan dengan harapannya. Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan
antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Kepuasan merupakan sesuatu hal yang
harus diperhatikan oleh produsen, seperti Schnaars, pada dasarnya tujuan dari bisnis
adalah untuk menciptakan para konsumen yang merasa puas. Terciptanya kepuasan
konsumen dapat memberikan beberapa manfaat salah satunya hubungan antara
perusahaan dan konsumennya menjadi erat. Keputusan penting dalam pengembangan dan
pemasaran produk dan jasa individu meliputi beberapa hal yaitu atribut produk,
pemberian merek, pengemasan, pemasangan label, dan jasa pendukung produk (Kotler,
2001:354).

Resistansi sikap konsumen ditunjukkan dengan loyalitas merek terhadap suatu produk
yang mereka konsumsi. Kunci bagi resistansi konsumen adalah kepuasan konsumen
4

(Kotler, 2004:56). Salah satu konsep pemasaran yang ditawarkan oleh (Kotler 2000:355)
dengan melakukan bauran pemasaran yang tetap yaitu meliputi persepsi kualitas, kualitas
pelayanan, asosiasi merek, loyalitas merek.

2.2. PENJELASAN PRODUK


Deterjen cair merupakan salah satu varian deterjen yang banyak diminati masyarakat
untuk membersihkan pakaian. Rinso Cair dan So Klin liquid merupakan salah satu merek
produk deterjen cair yang banyak di pasaran. Namun meskipun sama ada beberapa
perbedaan antara produk tersebut, antara lain
1. So Klin Liquid 800ml

Brand Produk

: So Klin

Berat Kotor

: 933 g

Dimensi Produk

: 9.00cm x 16.00cm x 25.00cm

Deskripsi produk

: 7 keunggulan deterjen konsentrat:

Membersihkan dengan mudah dan cepat.


Formula anti bakteri tidak bau meskipun direndam lama.
Mudah larut dan meresap, tidak meninggalkan residu pada pakaian.
Wangi tahan lama.
5

Menjaga warna pakaian tetap cemerlang.


Lembut,tidak panas ditangan.
Ramah lingkungan. (Sumber : www.sukamart.com)

2. Rinso Cair 800ml

Brand Produk

: Rinso

Berat Kotor

: 935 g

Dimensi Produk

: 8.00cm x 25.00cm x 16.00cm

Description

: Keuntungan dalam 1 cairan deterjen:

Cairan masuk hingga ke dalam serat kain.


Membersihkan dengan cepat.
Meninggalkan wangi segar pada pakaian dan tahan lama.
Menjaga warna pakaian tetap cemerlang.
Lembut ditangan. (Sumber: www.sukamart.com)

Meskipun terdapat perbedaan kelebihan, namun produk deterjen cair baik So Klin Liquid
800 ml maupun Rinso Deterjen Cair 800 ml memiliki kelebihan yang sama, yaitu:
Formula anti bakteri yang dapat membuat baju tidak apek (bau) meskipun baju
direndam lebih lama.
Mudah larut dan mudah meresap.
Wangi dan tahan Lama.
6

Menjaga warna pakaian tetap cemerlang.


Ramah Lingkungan.
Meskipun memiliki kelebihan yang sama, namun dalam penjualan kedua produk tersebut
di Giant Rajawali, Surabaya memliki perbedaan yang cukup besar.
Data Penjualan Deterjen Cair

2500
2000
1500
Rinso Deterjen Cair RF 800 ml

So Klin Liquid Softergent P 800 ml

1000
500
0
Januari

Februari

Maret

Sumber : Giant Rajawali, Surabaya.


Melalui tabel dan grafik tentang penjulan produk detergen Rinso Deterjen Cair RF 800 ml
dan So Klin Liquid Softergent P 800 ml di Giant Rajawali Surabaya, dapat kita simpulkan
bahwa penjualan produk So Klin Softergent P 800 ml menduduki peringkat 1 penjualan
selama 3 bulan berturut turut dengan pesaingnya Rinso Detergen Cair RF 800 ml.
Meskipun penjualan So Klin Liquid Softergent P 800 ml pada bulan ke 2 mengalami
penurunan tapi tetap menduduki peringkat nomor 1, untuk penjualan Rinso Detergen Cair
RF 800 ml juga mengalami penurunan yang drastis di tahun yang ke 2.
7

Berdasarkan penilaian konsumen terhadap produk Rinso det Cair RF 800 ml dan Soklin
Liquid Softertergent P 800 ml konsumen lebih memilih Soklin Liquid Softergent P 800 ml
ini dikarenakan produk dari So Klin Liquid ini lebih wangi dan harum di samping itu
produk So Klin liquid ini juga memiliki harga yang terjangkau di bandingkan dengan
Rinso Cair,
Jadi berdasarkan hasil tabel tersebut para konsumen lebih memilih Soklin Liquid dari pada
Rinso Cair dikarenakan :
Harga lebih murah.
Pilihan varian lebih banyak.
Adanya bonus tambahan setiap pembelian Soklin Liquid (So Klin Lantai sachet)
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa loyalitas merek dari So klin Liquid lebih
tinggi dibandingkan dengan Rinso Cair. dikarenakan loyalitas merek merupakan suatu
ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Sehingga mempengaruhi penjualan
produk So Klin Liquid lebih tinggi dibandingkan Rinso Cair di Giant Rajawali, Surabaya.
Sekaligus juga mempengaruhi kepuasan konsumen akan produk So Klin liquid.

BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Elemen lain yang harus diperhatikan dalam menciptakan kepuasan konsumen adalah
loyalitas merek. Loyalitas merek merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada
sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya
seorang pelanggan beralih ke merek produk yang lain, terutama jika pada merek tersebut
didapat adanya perubahan, baik menyakut harga ataupun atribut lain. Dalam hal ini So
Klin Liquid memliki kepuasan konsumen lebih tinggi dibandingkan pesaingnya yaitu
Rinso Cair, karena loyalitas merek yang diberikan produsen So Klin Liquid lebih besar
dibandingkan Rinso Cair.
3.2. Saran
Diharapkan produsen dalam memasarkan produknya juga memperhatikan aspek loyalitas
merek karena akan mempengaruhi kepuasan konsumen dalam membeli suatu produk.

DAFTAR PUSTAKA

Darmadi Durianto, Tony Sitinjak. 2004. Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas
dan Perilaku merek. Gramedia. Jakarta.

Eriawan, Nurcahya Luis. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan


Konsumen Dalam Menggunakan Produk Mobil Merek Honda Jazz. Undip. Semarang.
Kotler, Philip, 1996. Manajemen Pemasaran. Jilid 1 Edisi 5. Erlangga, Jakarta.
Kotler, Philip dan A.B. Susanto, 2000. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Salemba
Empat, Jakarta.
Sumarwan, Ujang, 2003. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran.
Ghalia Indonesia, Jakarta.
www.depkop.com
www.sukamart.com
www.youtube.com

10

Anda mungkin juga menyukai