Tiara Anindya
14 652 052 / 5B
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah Kesuksesan persaingan dalam dunia usaha akan dapat terpenuhi apabila
perusahaan bisa menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Produk mereka yang
berkualitas dengan harga bersaing merupakan kunci utama dalam memenangkan suatu
pesaingan, yang pada akhirnya akan dapat memberikan nilai kepuasan yang lebih tinggi
kepada para pelanggan. Pelanggan kini memiliki tuntutan nilai yang jauh lebih besar dan
beraneka ragam karena pelanggan dihadapkan pada berbagai banyak pilihan berupa barang
maupun jasa yang dapat mereka beli. Konsumen semakin cerdas ketika memilih dan
membeli barang selalu berdasarkan perhitungan yang teliti dan cerdik.Harga juga menjadi
suatu tolak ukur tentang mutu produk bila pembeli mengalami kesulitan dalam mengevaluasi
produk-produk yang kompleks.
Dalam hal ini penjual harus memberikan kualitas produk yang dapat diterima dengan
baik oleh para pelanggan karena bila tidak, pelanggan akan segera beralih kepada para
pesaing yang kompetitif lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perusahaan
memerlukan berbagai usaha agar tujuan yang telah direncanakan perusahaan dapat terlaksana
dan
berjalan
sesuai
rencana
mereka
dengan
baik.Persaingan
perusahaan
untuk
memperebutkan pelanggan tidak lagi terbatas pada atribut produk atau kegunaan suatu
produk, melainkan sudah dikaitkan dengan merek yang mampu memberikan citra khusus
bagi pemakainya. Merek yang mampu memberikan kesan yang berarti bagi konsumen akan
lebih mudah mendapat perhatian khusus dari konsumen Manusia senantiasa memiliki
pertimbangan-pertimbangan yang dinamis.
Perubahan inilah yang menjadikan adanya fenomena perubahan pola konsumsi. Diakui
pula, pada sebagian terbesar masyarakat kelas menengah terlebih pula terdapat hubungan
secara signifikan antara perilaku konsumsi dengan perubahan gaya hidup akibat menurunnya
suatu pendapatan. Akibat fenomena ini juga, sedikit demi sedikit mengubah pola pemikiran
dari perilaku sebagian masyarakat. Banyak sekali orang di masyarakat, mulai dari yang
muda, dewasa, tua, hingga laki-laki dan wanita mulai tertarik dengan berbagai penawaran-
penawaran yang pada intinya mengajak mereka untuk memanjakan diri dan meperhatikan
penampilan diri mereka. Kini persaingan terjadi hampir di semua sektor bisnis usaha,
termasuk pada bisnis sabun mandi. Sabun mandi merupakan produk yang telah menjadi
kebutuhan primer dalam kehidupan masyarakat sehari hari seiring dengan berjalannya
waktu. Ada dua macam bentuk sabun mandi yang beredar di pasaran, diantaranya yaitu sabun
mandi yang berbentuk padat dan cair.
Kecenderungan pelanggan lebih memilih sabun mandi cair bila dibandingkan dengan
sabun mandi padat karena sabun mandi cair lebih mudah digunakan serta tahan lama
harumnya. Produk sabun mandi cair merek tertentu mempunyai pangsa pasar dan segmen
pasar yang pelanggannya fanatik, hal ini disebabkan karena adanya kecocokan kualitas sabun
mandi cair dengan karakteristik kulit yang dimiliki. Pelanggan yang fanatik tidak akan
bersedia berganti merek sabun mandi yang lain. Pelanggan menjadi loyal dengan merek
sabun mandi cair yang memberikan hasil sesuai dengan hasil yang diharapkan. Kesetiaan
pelanggan terhadap merek sabun mandi cair pilihannya disebut brand loyalty, yaitu
komitmen hakiki dalam membeli ulang sebuah merek yang istimewa.Berbagai perusahaan
akan berusaha dengan semaksimal mungkin untuk menjaga dan mempertahankan
keunggulan dari brand loyalty produk mereka.
Hal ini penting karena perusahaan menyadari konsumen sering mengasumsikan brand
loyalty yang baik dengan kualitas produk itu sendiri. brand loyalty juga telah dianggap
sebagai suatu prestise yang dibutuhkan oleh para konsumen dalam mengkonsumsi suatu
produk. Dengan demikian, asumsi tersebut tentunya akan menjadi pedoman penting bagi
perusahaan dalam mecapai pengaruh positif yang di timbulkan oleh brand loyalty mereka. PT
Unilever Tbk, merupakan perusahaan besar yang selama ini menjadi pelopor sekaligus
produsen sabun mandi keluarga di Indonesia dengan menggunakan merek dagang Lifebuoy.
Lifebuoy dapat dikatakan cukup populer dan telah lama kita kenal sebagai sabun anti kuman
dan sabun mandi keluarga, sebab hampir semua keluarga di Indonesia pernah
menggunakannya, apalagi untuk daerah pegunungan yang penduduknya sebagian besar mata
pencahariannya adalah petani, jadi sabun
Lifebuoy ini sangat berguna. Lux merupakan salah satu brand sabun mandi perawatan
tubuh dan kecantikan terkemuka di dunia. Desain dan kemasan produk sabun mandi cair
merek Lux senantiasa dibuat lebih menarik dan inovatif supaya dapat menarik para
pelanggan baru serta tetap mempertahankan para pelanggan lama. Brand ini mengklaim
bahwa segalanya mengenai Lux dipersembahkan bagi feminimitas, mulai dari tampilan
kemasan hingga sensasi yang ditawarkan dari produk tersebut. Selama ini sabun mandi cair
merek Lux di benak para pelanggan diasosiasikan sebagai sabun kecantikan yang dipakai
oleh para bintang, memiliki busa yang banyak serta baunya yang harum. Kali ini PT.
Unilever Indonesia Tbk kembali menghadirkan sebuah kegiatan yang diharapkan dapat
menginspirasi dan mengubah paradigma kaum perempuan Indonesia mengenai ritual mandi
mewah melalui Lux Beauty Lounge. Ritual mandi mewah ala bintang ini dapat memberi
pengalaman baru yang begitu berkesan bagi kaum perempuan melalui konsep yang belum
pernah dilakukan sebelumnya. Kini Lux cair hadir dengan kemasan hemat dan harga
terjangkau, karena dengan harga Rp. 3.000,- sudah bisa mandi mewah ala bintang.
Setidaknya terdapat tujuh varian produk dari sabun mandi cair merek Lux yang
ditawarkan oleh PT. Unilever Indonesia Tbk, diantaranya adalah body wash white glamour,
body wash wake me up, body wash velvet, body wash soft kiss, body wash silk, body wash
powe me, dan body wash magic. Dua merek sabun cair produksi PT Unilever Indonesia,
yakni Lux dan Lifebuoy, menunjukkan dominasinya dalam menguasai market size sabun
mandi cair dalam negeri. Hampir 70% pasar sabun mandi cair (toiletries) dikuasai oleh kedua
merek tersebut. Terdapat lima merek besar sabun mandi cair yang terdiri dari Lux, Lifebuoy,
Biore, Citra dam Dove. Dari ke lima merek tersebut, pada 2011 Lifebouy berada diurutan
pertama dengan perolehan pangsa pasar 34,9% sedangkan pada tahun sebelumnya Lux
berada di urutan pertama dengan jumlah pangsa pasar sebesar 39.9% dan tahun ini sebesar
34,6%. Merek dengan pangsa pasar terkecil yaitu Citra dengan perolehan pangsa pasar
sebesar 2,9%. Biore memperoleh pangsa pasar pada urutan ke tiga setelah Lifebuoy dan Lux
dengan perolehan pangsa pasar sebesar 7,2% dari total keseluruhan pasar. Top Brand Index
(TBI) yang merupakan penghargaan tertinggi dibidang merek merilissuatu data.
TOP
2016
47,70% TOP
15,10% TOP
10,00% TOP
8,60%
5,90%
5,80%
Membangun hubungan seumur hidup dengan pelanggan, mereka selalu menuntut adanya
inovasi dan peningkatan kualitas produk. Harus diketahui bahwa kualitas suatu produk sangat
besar pengaruhnya terhadap loyalitas pelanggan di samping harga, ciri dan image pelanggan
terhadap perusahaan. Apabila produk yang diperoleh sesuai dengan harapan nantinya, pelanggan
akan menggunakan produk tersebut secara berulang kali dan tidak akan meninggalkan produk
tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kepuasan pelanggan dapat memberikan
beberapa manfaat, diantaranya hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya menjadi
semakin harmonis, memberikan dasar bagi pembelian ulang serta terciptanya loyalitas
pelanggan. Persaingan antar perusahaan yang semakin kompetitif memacu sebuah perusahaan
mengeluarkan produk yang terbaik sehingga dapat merebut pasar.
Dalam mencapai kepuasan pelanggan, keberhasilan badan usaha untuk mencapai
tujuannya tergantung bagaimana pemasar mewujudkan produk mereka sesuai dengan selera dan
yang dikehendaki oleh para pelanggan. Pelanggan yang puas dengan produk tersebut akan setia
atau loyal lebih lama dan memberikan komentar yang baik tentang produk dan perusahaannya.
Loyalitas pada sejumlah pelanggan terhadap merek menurut, tentunya tidak dapat dipisahkan
dari variabel-variabel yang membentuknya, yaitu switcher, habitual buyer, satisfied buyer, liking
of the brand dan committed buyer. Variabel-variabel tersebut nantinya akan dapat membentuk
suatu piramida brand loyalty guna mengetahui seberapa besar tingkat brand loyalty para
pelanggan terhadap sabun mandi cair merek Lifebuoy. Berdasarkan latar belakang diatas maka
penulis dapat merngambil judul: Faktor yang Mempengaruhi Budaya Sosisal Pribadi dan
2012
40,25
33,61
7,72
5,14
4,98
5,84
2,46
100%
2013
35,08
26,43
20,35
5,6
5,1
3,78
3,66
100%
2014
47,17
17,03
20,43
4,3
4,4
4,07
2,6
100%
2015
43,96
35,88
11,13
3,1
2,38
2,35
1,2
100%
2016
54,45
25,36
12,02
2,6
1,2
2,56
1,81
100%
Rata-Rata
44,18
27,66
14,33
4,15
3,61
3,72
2,35
100%
Dari data diatas menjelaskan bahwa persaing-persaingan pada intustri sabun mandi
sangat ketat dalam intustri sabun mandi ini pada data market share menujukan brand sabun lux
berada pada posisi pertama dengan rata-rata 44,18 sedangkan lifebuoy menduduki posisi kedua
dengan rata-rata 27,66. Dan pada data top brand lifebuoy menduduki posisi pertama dengan
persentase 36,9 % dan diposisi kedua diduduki oleh lux dengan persentase 22,6% dalam industri
sabun mandi ini menujukan adanya ketidaknormalan dimana pada data market share dan top
brand lifebuoy berada diposisi pertama di top brand sedangkan di market share berada diposisi
kedua ini merupakan fenomena yang terjadi pada industri sabun mandi maka dari itu saya ingin
mengangkat judul Faktor yang Mempengaruhi Budaya Sosisal Pribadi dan Psikologi
terhadap Keputusan Pembelian Sabun Cair Lifebuoy Dan Lux
Perumusan Masalah :
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka perumusan masalah adalah
sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh secara positif antara kepuasan pelanggan terhadap loyalitas
pelanggan pengguna sabun cair?
2. Apakah atribut mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian?
3. Bagaimana loyalitas konsumen terhadap pembelian sabun cair ?
4.
Perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam pencarian akan
pembelian, penggunaan, pengevaluasian, dan penggantian produk dan jasa yang diharapkan
dapat memuaskan kebutuhan konsumen (Schiffman dan Kanuk, 2004). Perilaku konsumen
sebagai interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian disekitar kita
dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka (Setiadi, 2003). Terdapat tiga
ide penting perilaku konsumen dalam pengertian tersebut :
1. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran, karena itu peranan pemasaran adalah untuk
menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui penerapan berbagai strategi
pemasaran.
2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi afeksi (perasaan), kognisi (pemikiran), perilaku
dan kejadian di lingkungannya.
3. Perilaku konsumen bersifat dinamis, dengan artian bahwa perilaku konsumen, kelompok
konsumen, atau masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.
Mengenali perilaku konsumen tidaklah mudah, sehingga penting bagi pemasar untuk
mempelajari keinginan, persepsi, proferensi, dan perilakunya dalam bebelanja (Setiadi, 2003).
Analisis perilaku konsumen dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pengembangan kemampuan
seorang pemasar dalam menjalankan tugasnya. Studi mengenai perilaku konsumen akan
menghasilkakn tiga informasi penting (Setiadi, 2003), yaitu:
1. Orientasi/arah/cara pandang konsumen (A consumer orientation).
2. Berbagai fakta tentang perilaku berbelanja (Facts about buying behavior).
3. Konsep/teori yang memberi acuan pada proses berfikirnya manusia dalam berkeputusan
(Theories to guide the thinking process).
Perilaku konsumen mempelajari dimana, dalam kondisi apa, dan bagaimana kebiasaan
seseorang membeli produk tertentu. Kesemuanya ini sangat membantu manajer pemasar dalam
menyusun kebijakan pemasaran perusahaan. Proses pengambilan keputusan pembelian suatu
barang atau jasa akan melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan peran masing-masing (Kotler,
2000).
Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan pembelian terhadap suatu
produk. Manajemen perlu mempelajari faktor-faktor tersebut agar program pemasarannya dapat
lebih berhasil. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor ekonomi, psikologis, sosial, dan
antropologis.
2.1.2
1. Kultur
Kultur adalah hal yang paling penting dalam keinginan dan perilaku konsumen. Perilaku
konsumen biasanya diketahui dan dipelajari dari kesehariannya dan lingkungan
sekitarnya. Dari hal tersebut pemasar akan meninjau kultur dan menciptakan produk yang
sesuai dengan keinginan konsumen.
2. Subkultur
Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih spesifik. Sub-budaya
mencakup kebangsaan, agama, kelompok, ras, dan wilayah geografis. Jadi pemasar harus
mampu merancang produk yang sesuai dengan kebutuhan subkultur tertentu.
3. Kelas Sosial
Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, tersusun
secara hierarkis yang para anggotanya menuntut nilai, minat dan perilaku yang serupa.
Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan, tetapi juga indikator lain seperti
pekerjaan, pendidikan, dan wilayah tempat tinggal.
2. Faktor Sosial
Selain faktor budaya, perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial
seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial.
1. Kelompok Acuan
Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh
langsung dan tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Kelompok
yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok
keanggotaan yang terdiri dari kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga, dan
rekan kerja adapun kelompok sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesi, dan
asosiasi perdagangan.
2. Keluarga
Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat, dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling
berpengaruh. Keluarga menjadi objek penelitian yang paling luas, sehingga para
pemasar selalu memperhatikan bagaimana interaksi diantara para anggota keluarga
dalam mengambil keputusan dan berapa besar pengaruh masing-masing mereka.
3. Peran dan Status Sosial
Seseorang berpartisipasi kedalam banyak kelompok sepanjang hidupnya keluarga,
klub, dan organisasi. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh
seseorang. Dan masing-masing peran tersebut menghasilkan status.
3. Faktor Pribadi
perilaku manusia sebagian besar tidak disadari bahwa seseorang tidak dapat
sepenuhnya memahami motivasi dirinya.
2. Persepsi (perseption)
Persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi,
dan mengiterpretasi masukkan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang
memiliki arti (Kotler, 2005). Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik,
tapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan
orang yang bersangkutan.
Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda atas objek yang sama karena tiga proses
persepsi yaitu perhatian selektif, distorsi selektif dan ingatan selektif. Dalam hal ini
mengajarkan kita bagaimana setiap orang mengenal, memilih, mengatur dan
menafsirkannya merupakan proses yang sangat individual berdasarkan kebutuhan,
nilai-nilai dan harapan setiap orang itu sendiri.
3. Pembelajaran (learnig Theory)
Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang perilaku manusia adalah hasil
dari belajar. Peranan pengalaman dari pembelajaran tidak berarti semua pembelajaran
dicari dengan sengaja. Walaupun kebanyakan pembelajaran diperoleh dari suatu
pencarian informasi yang teliti. Banyak pembelajaran yang juga tanpa melalui
pencarian informasi yang teliti, yang diperoleh secara kebetulan atau tanpa banyak
usaha.
Unsur-unsur yang tercantum dalam kebanyakan teori pembelajaran adalah motivasi,
isyarat, respon, dan pengakuan. Sehingga setiap konsumen akan melibatkan suatu
objek tertentu.
4. Kepercayaan dan sikap
Melalui tindakan dan proses pembelajaran terhadap suatu hal maka seseorang akan
dapat meningkatkan kepercayaan diri setiap sikap yang kemudian mempengaruhi
orang dalam perilaku pembeliannya. Kepercayaann (belief) adalah gambaran
pemikiran yang dianut seseorang tentang gambaran sesuatu. Sedangkan sikap adalah
kecenderungan yang dipelajari dalam perilaku dengan cara yang menyenangkan atau
tidak menyenangkan terhadap sesuatu dengan objek tertentu. Sikap juga dapat
2.1.3
Kebutuhan merupakan fundamen yang mendasari perilaku konsumen. Kita tidak mungkin
memahami
perilaku
konsumen
tanpa
mengerti
kebutuhannya.
Kebutuhan
konsumen
mengandung elemen dorongan biologis, fisiologis, psikologis, dan sosial. Apabila kebutuhan
konsumen tidak terpenuhi, maka ia akan menunjukkan sikap kecewa. Sebaliknya, jika
kebutuhannya terpenuhi, konsumen akan memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai
manifestasi rasa puasnya.
Peter and Olson (1999) menyatakan bahwa pengambilan keputusan konsumen adalah proses
pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih
perilaku alternative dan memilih satu diantaranya. Perilaku pembelian merupakan suatu proses
keputusan dan tindakan orang-orang yang terlibat dalam penggunaan dan pembelian produk.
Sedangkan Kotler and Amstrong (2008) menyatakan bahwa keputusan pembelian merupakan
tahap proses keputusan dimana konsumen secara actual melakukan pembelian produk. Kotler
and Amstrong (2008:224) menyatakan dalam pengambilan keputusan yang kompleks dengan
keterlibatan tinggi terdapat tahap-tahap atau proses yang dilakukan, yaitu pengenalan kebutuhan,
pencarian informasi, evaluasi alternative, keputusan pembelian, perilaku pasca pembelian.
2.1.4
Keputusan Pembelian
Kotler dan Amstrong ( 2001 : 597 ) dalam proses pengambilan keputusan untuk melakukan
pembelian sebuah produk, konsumen biasanya melalui tahap-tahap yaitu : pengendalian
kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi, alternative keputusan pembelian dan perilaku purna
jual. Berdasarkan uraian tersebut diatas mendorong peneliti untuk mengetahui lebih jauh tentang
bagaimana perilaku konsumen terhadap atribut produk sehingga konsumen memutuskan untuk
melakukan pembelian
Dalam tahap evaluasi para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di
dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang
paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen bisa mengambil lima sub
keputusan yaitu merek, dealer, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran. Dalam pembelian
produk sehari-hari keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga lebih kecil.
Kotler (1996) menyebutkan bahwa keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli
sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan untuk membeli
tersebut mempunyai suatu struktur sebanyak tujuh komponen, yaitu meliputi keputusan tentang
jenis produk, keputusan tentang bentuk produk, keputusan tentang merek, keputusan tentang
penjualnya, kepututsan tentang jumlah produk, keputusan tentang waktu pembelian, keputusan
tentang cara pembayaran.
Konsumen untuk menentukan jenis merek produk sabun mandi yang akan dibeli berkaitan
erat dengan tingkat keterlibatan konsumen (consumer behavior) dalam pembuatan dan
pemasaran suatu produk. Untuk memahami pembuatan keputusan konsumen, terlebih dahulu
harus difahami sifat-sifat keterlibatan konsumen dalam produk.
Menurut Mowen (1995) tingkat keterlibatan konsumen dalam suatu pembelian dipengaruhi
oleh kepentingan personal yang dirasakan dan ditimbulkan oleh stimulus. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa ada konsumen yang memilii tipe keterlibatan tinggi (high involvement) dalam
pembelian suatu produk, dan ada juga konsumen yang memiliki tingkat keterlibatan yang rendah
(low involvement) atas pembelian suatu produk.
Terdapat dua tipe keterlibatan konsumen yaitu keterlibatan situasional (situational
involvement) dan ketelibatan tahan lama (enduring involvement). Keterlibatan situasional adalah
tipe ketelibatan yang hanya terjadi seketika pada situasi khusus dan bersifat temporer. Sedangkan
tipe keterlibatan tahan lama memiliki sifat yang lebih permanen dan berlangsung lebih lama.
2.2.Studi Empirls (Penelitiaan Terdahulu)
Dian Puspita Rini Melakukan penelitian dengan judul (2013) Pengaruh Faktor
Kebudayaan, Sosial, Pribadi, Dan Psikologi Terhadap Proses Keputusan Pembelian
Produk Sabun Mandi Shinzui Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh factor
kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi terhadap proses keputusan pembelian produk sabun
mandi shinzui baik secara parsial maupun secara simultan. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kuantitatif. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua pengunjung dan
pembeli produk sabun mandi shinzui. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode
purposive sampling. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis
regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Faktor kebudayaan berpengaruh positif terhadap
proses keputusan pembelian produk sabun mandi shinzui, dibuktikan dengan koefisien regresi
sebesar 0,218, nilai t hitung lebih besar dari t tabel (2,589>1,984), dan nilai signifikansi sebesar
0,011<0,05; (2) Faktor sosial berpengaruh positif terhadap proses keputusan pembelian produk
sabun mandi shinzui, dibuktikan dengan koefisien regresi sebesar 0,307, nilai t hitung lebih besar
t tabel (4,076>1,984) dan nilai signifikansi sebesar 0,000<0,05; (3) Faktor
pribadi berpengaruh positif terhadap proses keputusan pembelian produk sabun mandi shinzui,
dibuktikan dengan koefisien regresi sebesar 0,227, nilai t hitung>t table (5,352>1,984) dan nilai
signifikansi sebesar 0,000<0,05; (4) Faktor psikologi berpengaruh positif terhadap proses
keputusan pembelian produk sabun mandi shinzui, dibuktikan dengan koefisien regresi sebesar
0,266, nilai t hitung>t table (3,630>1,984) dan nilai signifikansi sebesar 0,000<0,05; (5) Faktor
kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian
produk sabun mandi shinzui, hal ini dibuktikan dengan nilai F hitung>F tabel (72,008>2,46) dan
nilai signifikansi 0,000<0,05.(2010)
Putri Apriliana (2010) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh
Celebrity Endorser, Brand Image, Dan Persepsi Konsumen
Terhadap
Dwita Darmawati, Bambang Subekti, Sri Murni S, Sumarsono (2007) melakukan penelitian
dengan judul Analisis Pengaruh Kebudayaan, Sosial, Kepribadian Dan Psikologis
Terhadap Keputusan Pembelian Sabun Nuvo Tujuan dari penelitian ini adalah pertama
untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh budaya, sosial, kepribadian dan psikologi pada
keputusan pembelian produk sabun mandi nuvo. Kedua hal ini bertujuan untuk mengetahui dan
menganalisis mana dari empat faktor memiliki pengaruh terbesar pada keputusan pembelian
produk sabun mandi nuvo. Sampel penelitian ini terdiri dari 100 nasabah . analisis jalur adalah
alat yang digunakan untuk mengetahui pengaruh langsung atau tidak langsung dari empat
variabel pada pelanggan keputusan pembelian. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan
F-test dan t-test menunjukkan bahwa variabel hanya kepribadian (X3) dan variabel Psikologi
(X4) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian produk sabun mandi
nuvo, karena mereka lebih besar dari t-tabel Berikutnya berdasarkan dari hasil perhitungan, telah
mendapat bahwa koefisien Jalur variabel kepribadian yang lebih besar dari koefisien Jalur
variabel psikologi. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel kepribadian lebih besar dari
variabel psikologi.
melakukan penelitian
dengan judul Pengaruh Iklan Televisi, Kualitas Produk Dan Gaya Hidup Terhadap
Keputusan Pembelian Sabun Kesehatan Dettol Di swalayan ada setiabudi semarang.
Keputusan pembelian adalah serangkaian proses yang dilalui konsumen dalam memutuskan
tindakan pembelian. Faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen diantaranya
iklan televisi, kualitas produk dan gaya hidup.Penelitian ini bertujuan untuk pengaruh iklan
televisi, kualitas produk dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian konsumen sabun
kesehatan Dettol di Swalayan ADA Setiabudi Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen sabun kesehatan Dettol Swalayan ADA Setiabudi
Semarang, sebanyak 312.973 orang dengan sampel 100 orang dengan teknik accidental
sampling. Analisis data yang digunakan uji validitas dan reliabilitas, uji asumsiklasik, analisis
regresi berganda dan uji t serta uji F. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh positif dari
variabel iklan televisi terhadap keputusan pembelian konsumen, dengan nilai koefisien regresi
0,172 dan nilai t hitung (4,456) > dari pada t tabel (1,661).
Ada pengaruh positif dari variabel kualitas produk terhadap keputusan pembelian konsumen
dengan nilai koefisien regresi 0,956 nilai t hitung (22,211) > t tabel (1,661). Ada pengaruh positif
dari variabel gaya hidup terhadap keputusan pembelian konsumen dengan nilai koefisien regresi
0,074 nilai t hitung (2,130) > t tabel (1,661). Ada pengaruh positif dari variabel iklan televis,
kualitas produk dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian konsumen sabun kesehatan
Dettol di Swalayan ADA Setiabudi Semarang. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F hitung
(179,038) > F tabel (2,699) dan sign (0,000) < sign (0,05). Sebaiknya produsen sabun Detol
meningkatkan iklan di televisi khususnya bagimana caranya agar konsumen tergerak
keinginannya untuk membeli. Upaya yang dapat dilakukan dengan menggunakan endoser yang
dikenal, populer dan sedang di idolakan oleh masyarakat seperti Lionel Messi.
Andriansyah (2010) melakukan penelitian dengan judul Studi Perbandingan Faktor
Pengambilan Keputusan Pembelian Sabun Mandi Kategori Sabun Kecantikan dan Sabun
Kesehatan yang Dipengaruhi Oleh Faktor Sosial, Pribadi, dan Psikologis di Pekanbaru .
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis berbeda dalam faktor keputusan konsumen dalam
membeli sabun dansabun kecantikan kesehatan kategori sabun dipengaruhi oleh faktor sosial,
pribadi dan psikologis.teknik purposive sampling penelitian yang digunakan ini maka dipilih 100
orang sampel. AnalisisMetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kuantitatif, analisis uji beda (uji Dua Sampel Berbeda Tidak Terkait dengan SPSS versi 17.0).
Dari hasil pengujian yangtelah dilakukan, menguji Independent Samples T test menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam keputusan konsumen untuk membeli sabun dan
sabun kecantikan kategori sabun kesehatan dipengaruhioleh sosial, pribadi, dan psikologi. Dari
tiga variabel yang memiliki perbedaan yang signifikan adalahFaktor sosial. Hal ini dapat dilihat
dari t hitung 9,666> 1,984 dan P value 0,000 <0,05.
No
Peneliti
Judul
Tahun
2013
Variabel
Hasil Penelitian
2012
Televisi, Kualitas
Produk Dan Gaya
Hidup Terhadap
Keputusan
Pembelian Sabun
Kesehatan Dettol
Di swalayan ada
setiabudi
semarang.
Dwita
Analisis
Darmawati
Pengaruh
, Bambang
Kebudayaan,
Subekti,
Sosial,
Sri Murni Kepribadian Dan
S,
Psikologis
Sumarsono
Terhadap
Keputusan
Pembelian Sabun
Nuvo
1. iklan
televis,
kualitas
produk
gaya hidup
keputusan
pembelian.
2007
1. Faktor
kebudayaan
Faktor social
Faktor
Pribadi faktor
Psikologi
Faktor
keputusan
pembeliaan
Psikologi
(X4)
memilik
koefisien
Jalur
variabe
Putri
Apriliana
judul Analisis
Pengaruh
Celebrity
Endorser, Brand
Image, Dan
Persepsi
Konsumen
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Produk Sabun
Lux (Studi Kasus
Mahasiswa UIN
Syarif
Hidayatullah
Jakarta)
2010
celebrity
endorser, brand
image, persepsi
konsumen
keputusan
pembelian.
kampus
UIN
Syari
yang
mendukung
penelitian
untuk
mengetahu
pengaruh
variable
bebas
terhadap
variable
terkai
pada
SPSS
16
fo
brand
image,
konsumen
pembelian
dan
terhadap
produk
2010
Faktor
Hasil pengujian yangtelah dilakukan
kebudayaan menguji Independent Samples T tes
Faktor social
menunjukkan
bahwa
terdapa
Faktor
Pribadi faktor perbedaan yang signifikan dalam
Psikologi
keputusan konsumen untuk membel
Faktor
sabun dan sabun kecantikan kategor
keputusan
pembeliaan sabun
kesehatan
dipengaruhioleh
Psikologis di
Pekanbaru
Keputusan Pembelian
Budaya
Sosial
Faktor
Pribadi
Psikologi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda
alam yang lain. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang
diteliti itu. (Sugiyono, 2012:61).
Roscoe dalam buku Methods For Business yang dikutip oleh Sugiyono (2012:74)
memberikan saran bahwa bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate
(korelasi atau regresi berganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari
jumlah variabel yang diteliti. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 5
variabel x 10 = 50 customer.
3.3. Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menentukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan
tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau
kekayaan pribadi. (Sugiyono,2010:194)
b. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan
pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
(Sugiyono, 2010:199). Pada penelitian ini data dan informasi diperoleh dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang disediakan dengan jumlah alternative respon
(tanggapan) sesuai dengan jumlah skala likert yakni 5. Artinya bagi responden yang
menjawab angka 5 artinya responden sangat setuju dengan pernyataan yang disediakan
oleh peneliti. Sedangkan apabila responden memberikan jawaban 1 artinya responden
menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diajukan oleh peneliti.
c. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan
teknik yang lain yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu
berkomunikasi dengan orang observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyekobyek alam yang lain. (Sugiyono, 2010:165)
a. Ho : b1, b2, b3 = 0
Artinya, secara simultan antara 4 variabel independen yaitu Faktor Budaya, Faktor Sosial,
Faktor Kepribadian, Faktor Psikologi tidak berpengaruh secara signifikansi terhadap
variabel dependen (Keputusan Pembelian).
b. Ha : b1, b2, b3 0
Artinya, secara simultan antara 4 variabel independen yaitu Faktor Budaya, Faktor Sosial,
Faktor Kepribadian, Faktor Psikologi berpengaruh secara signifikansi terhadap variabel
dependen (Keputusan Pembelian).
Ada dua cara untuk menguji hipotesis pertama, yaitu :
a. Membandingkan Fhitung dengan Ftabel :
Ho diterima jika Fhitung < Ftabel
Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel
b. Berdasarkan probalitas (hasil perhitungan ANOVA program SPSS)
Ho diterima jika Fsignifikan > 0,05
Ho ditolak jika Fsignifikan < 0,05
(Priyatno, 2012:137-138)
3.5.6 Uji t (Parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap
variabel dependen.
Dapat dibuat hipotesis sebagai berikut :
a. Ho : b = 0
Artinya secara parsial antara 4 variabel independen yaitu Faktor Budaya, Faktor Sosial,
Faktor Kepribadian, Faktor Psikologi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen (Keputusan Pembelian)
b. Ho : b 0
Artinya secara parsial antara 4 variabel independen yaitu Faktor Budaya, Faktor Sosial,
Faktor Kepribadian, Faktor Psikologi berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
(Keputusan Pembelian)
Ada dua cara untuk menguji hipotesis tersebut, yaitu :
a. Membandingkan thitung dengan ttabel :
Ho diterima jika thitung < ttabel
Ho ditolak jika thitung > ttabel
b. Berdasarkan signifikansi :
Ho diterima bila tsignifikan > 0,05
Ho ditolak bila tsignifikan < 0,05
(Priyatno, 2012:130-140)
3.5.7 Koefisien Determinasi
R Square (R2) atau kuadrat dari R, yaitu menunjukkan nilai koefisien determinasi. Angka
ini akan diubah ke bentuk persen, yang artinya persentase sumbangan pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. (Priyatno, 2012:123)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Karakteristik Responden
Penelitian ini mengkaji tentang Analisis pengaruh Faktor social, Pribadi dan Phisikologis
terhadap Keputusan Pembelian Produk Sabun Mandi Lifebouy. Dari hasil observasi dilapangan, bahwa
saat ini banyak berbagai merk sabun mandi baru dan berkembang dengan pesat, dimana hal ini
menimbulkan persaingan yang ketat. Penelitian dilakukan terhadap 100 orang responden yang telah
memberikan informasi berupa data demografi responden yang berkaitan dengan jenis kelamin,
penghasilan per bulan, pendidikan terakhir, pekerjaan dan tempat tinggal. Berikut penjelasan mengenai
data dari responden.
4.1.1 Deskripsi Responden Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan data primer yang dikumpulkan, maka diperoleh profil responden menurut jenis
kelamin yang ditampilkan pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1
Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
JENIS KELAMIN
JUMLAH (ORANG)
PERSENTASE (%)
49%
LAKI LAKI
49
51%
PEREMPUAN
51
JUMLAH
100
100%
Sumber : Hasil pengumpulan data kuesioner tahun 2016, yang diolah. Grafik 4.1
28
` Grafik 4.1
Data Menurut Jenis Kelamin
Dari Tabel dan Grafik 4.1 di atas tampak bahwa jenis kelamin paling banyak adalah perempuan
dengan jumlah 51 orang (51%), sedangkan yang terkecil adalah laki-laki dengan jumlah 49 orang (49%),
artinya bahwa produsen yang menggunakan Sabun Mandi lifebouy di dominasi oleh kalangan
perempuan.
4.1.2 Deskripsi Responden Menurut Pendidikan Terakhir
Berdasarkan data primer yang dikumpulkan, maka diperoleh profil responden menurut
pendidikan terakhir yang ditampilkan pada Tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2
Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
PENDIDIKAN
TERAKHIR
SD
SMP
SMA
DIPLOMA
SARJANA (S1)
JUMLAH
JUMLAH
(ORANG)
0
1
96
3
0
100
PERSENTASE
(%)
0
1
96
3
0
100
29
Grafik 4.2
Pendidikan Terakhir Responden
Dari Tabel dan Grafik 4.2 di atas tampak bahwa pendidikan terakhir yang paling banyak
menggunakan Sabun Mandi Lifebouy yaitu pada pendidikan terakhir SMA yakni sebanyak 91 orang
(91%) dan yang paling sedikit yaitu pada tingkat pendidikan terakhir SD dan Diploma yakni sebesar 3
orang (3%). Artinya yaitu disetiap pendidikan terakhir pelanggan yang menggunakan menggunakan
Sabun Mandi Lifebouy di dominasi pada pendidikan terakhir SMA.
4.1.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan data primer yang dikumpulkan, maka diperoleh profil responden menurut pekerjaan
yang ditampilkan pada Tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3
Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan
PEKERJAAN
Pelajar
Mahasiswa
Wirausaha
Karyawan Swasta
PNS
JUMLAH
JUMLAH (ORANG)
0
88
8
3
1
100
PERSENTASE (%
0
88
8
3
1
100
30
Grafik 4.4
Pekerjaan Responden
Dari Tabel 4.4 diatas tampak bahwa kelompok pekerjaan yang paling banyak adalah Mahasiswa
yakni 88 orang (88%) dan yang paling sedikit adalah pada pekerjaaan PNS yaitu orang 1 (1%) artinya
bahwa produsen yang menggunakan Sabun Mandi Lifebouy di dominasi oleh pelajar dan mahasiswa.
4.1.5 Deskripsi Responden Menurut Penghasilan
Berdasarkan data primer yang dikumpulkan, maka diperoleh profil responden menurut
penghasilan yang ditampilkan pada Tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5
Jumlah Responden Berdasarkan Penghasilan
PENGHASILAN (Rp)
< 2 juta
Rp 2- Rp 5 juta
Rp 5- Rp 8 juta
JUMLAH
JUMLAH (ORANG)
86
13
1
100
PERSENTASE (%)
86
13
1
100
31
Grafik 4.5
Jenis Penghasilan Responden
Dari Tabel dan Grafik 4.5 di atas tampak bahwa kelompok jenis penghasilan paling banyak
adalah pada penghasilan < 2 juta yaitu sebanyak 86 orang (86%) dan yang paling rendah adalah terletak
pada penghasilan > 8 juta yakni sebesar 1 orang (1%). Artinya yaitu jika dilihat dari segi penghasilan
pelanggan yang membeli produk Sabun Mandi Lifebouy di dominasi di penghasilan kurang dari 2 juta.
4.1.6 Deskripsi Responden Menurut Tempat Tinggal
Berdasarkan data primer yang dikumpulkan, maka diperoleh profil responden menurut
penghasilan yang ditampilkan pada Tabel 4.6 berikut.
32
Tabel 4.6
Jumlah Responden Berdasarkan Kecamatan
Kecamatan
Palaran
Loa Janan Ilir
Samarinda Sebrang
Samarinda Kota
Samarinda Ilir
Sambutan
Sungai Pinang
Samarinda Utara
Samarinda Ulu
Sungai Kunjang
Jumlah
Jumlah
Penduduk
54.819
63.280
64.262
36.919
74.012
48.756
106.601
100.75
135.814
127.384
812.597
Persentase %
10
25
17
11
7
1
2
4
5
18
100
Jumlah
Responden
10
25
17
11
7
1
2
4
5
18
100
Tabel dan Grafik 4.6 di atas tampak bahwa pendistribusian kuesioner berdasarkan tempat tinggal
berdasarkan dengan perhitungan dari masing-masing jumlah penduduk kecamatan.
4.2 Hasil Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Pengujian instrument penelitian yang dilakukan terdiri dari uji validitas criteria dan reliabilitas
internal konsistensi. Pada validitas criteria, indikator suatu variable dikatakan valid jika memiliki
koefisien korelasi dengan skor total sebesar 0.30. Di samping itu, instrument penelitian dikatakan
33
reliable internal konsistensi jika memiliki koefisien Alpha Cronbach 0,60. Hasil pengujian validitas
dan reliabilitas instrument penelitian secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1 dan secara ringkas
dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7
Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Variabel
Indikator
Koefisien
Korelasi
(r)
Validitas
X1.1
X1.2
X2.1
X2.2
X3.3
X3.4
X4.1
X4.2
Y1.1
Y1.2
0,932
0.905
0,835
0,657
0,630
0,754
0,840
0,814
0,810
0,857
Validitas
Validitas
Validitas
Validitas
Validitas
Validitas
Validitas
Validitas
Validitas
Validitas
Budaya (X1)
Sosial (X2)
Pribadi(X3)
Psikologis (X4)
Keputusan
Pembelian (Y)
Alpha
Cronbach
(Reliabilitas)
0,810
0,632
0,615
0,655
0,615
Tabel 4.8
Deskripsi Variabel Harga (X1)
Skor
1
2
3
4
5
Mean
Mean
Variabel
X1.1
3
14
22
50
11
X1.2
0
4
7
45
44
3,5 4,29
3,84
35
X1.1
1
25
27
39
8
X2.2
1
3
35
54
7
Mean
3,28
3,64
MeanVaria
bel
3,5925
36
Tabel 4.10
Deskripsi Variabel Kualitas Layanan (X3)
Skor
1
2
3
4
5
Mean
MeanVaria
bel
X3.1
0
6
35
50
9
3,62
X3.2
1
10
31
49
18
3,54
3,4525
Tabel 4.10
Deskripsi Variabel Kualitas Layanan (X3)
Skor
1
2
3
4
5
X4.1
1
2
23
56
18
3,88
X4.2
1
4
14
59
22
3,97
3,84
produk
indikator keputusan pembelian yaitu mantap untuk membeli (Y1.1), dan (Y1.2). Hasil deskripsi variable
dapat dilihat pada Tabel 4.11 sebagai berikut :
Tabel 4.11
Deskripsi Variabel Kepuasan Pelanggan (Y1)
Skor
1
2
3
Y1.1
0
13
39
Y1.2
3
15
28
4
5
38
13
43
11
3,430
2
3,57
Mean
3,51
Mean Variabel
Tabel 4.12
a
ANOVA
Model
Sum of Squares
Regression
Df
Mean Square
94.065
23.516
Residual
143.895
95
1.515
Total
237.960
99
F
15.525
Sig.
.000b
sebesar 15.525 dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05,
maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi keputusan pembelian (Y) atau
dikatakan bahwa variabel X1, X2, X3, dan X4 secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel Y.
4.3.8 Koefisien Determinasi (R2 )
Koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol
dan satu. Nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada Tabel 4.13 di bawah ini :
Model Summaryb
Model
R Square
0.629
Adjusted R
Square
Estimate
0.395
0.370
1.23073
Berdasarkan Tabel 4.13 terlihat tampilan output SPSS model summary besarnya Adjusted R Square adalah
0,370. Hal ini berarti 37% variasi keputusan pembelian (Y) dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen di
atas. Sedangkan sisanya 0,63 % (100% - 37% =0,63 %) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain diluar model.
4.3.9 Uji t
Uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas (kesadaran merek, persepsi kualitas,
Asosiasi merek dan Loyalitas Merek) secara parsial atau individual menerangkan variabel terikat (keputusan
pembelian).
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Sig.
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
1.143
.921
Rataratax1
.279
.089
Rataratax2
.274
Rataratax3
Rataratax4
Beta
1.241
.218
.294
3.150
.002
.118
.224
2.313
.023
.305
.099
.286
3.083
.003
-.006
.112
-.005
-.052
.958
1. Nilai thitung pada variabel Kesadaran merek (X1) adalah sebesar 3.150 dengan tingkat
signifikansi 0,002. Karena 3.150 > 1,985 dan 0,218 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan: variabel kesadaran merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian.
2. Nilai thitung pada variabel Persepsi kualitas (X2) adalah sebesar 2.313 dengan tingkat
signifikansi 0,023. Karena 2,313 > 1,985 dan 0,029 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Kesimpulan: variabel persepsi kualitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian.
3. Nilai thitung pada variabel Asosiasi merek (X3) adalah sebesar 3,083 dengan tingkat signifikansi
0,003. Karena 3,083 > 1,985 dan 0,004 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Kesimpulan: variabel Asosiasi merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian.
4. Nilai thitung pada variabel Loyalitas Merek (X4) adalah sebesar -0,052 dengan tingkat
signifikansi 0,985. Karena -0,052 > 1,985 dan 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Kesimpulan: variabel Loyalitas Merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.1.
Analisis
40
Analisis penelitian telah dilakukan yakni analisis terhadap instrumen penelitian dimana diperoleh
bahwa semua instrument peneltian adalah valid dan reliable seperti ditunjukkan pada BAB IV. Penelitian
terhadap SPSS dilakukan dengan menguji normalitas data penelitian serta menguji linieritas dari
hubungan antar variabel penelitian. Hasil pengujian menyimpulkan bahwa data penelitian adalah normal,
serta hubungan antara variabel penelitian adalah linier, sehingga dapat dilanjutkan dengan tahap
selanjutnya. Dalam penelitian ini data juga di uji dengan uji t dan uji F dimana hasilnya menunjukkan
variabel Budaya, Sosial, Pribadi, Psikologi secara simultan berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.
5.2.
Pembahasan
Pembahasan dibuat dengan melihat hubungan kuantitas yang terjadi sebagai pembuktian
hipotesis yang diangkat dalam penelitian ini sesuai dengan data yang digunakan dan kajian secara
teoritis. Teori-teori ataupun hasil penelitian empiric yang telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya
akan digunakan dalam melakukan pembahasan hasil penelitian, apakah teori atau hasil penelitian empiric
tersebut mendukung, menolak atau bertentangan dengan hasil pengujian hipoteses yang dilakukan dalam
penelitian serta akan dikemukakan pula keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh penelitian ini.
1. Pengaruh Faktro Budaya Terhadap Keputusan Pembelian
Bedasarkan pengujian hipotesis pertama di SPSS yaitu pengaruh faktor budaya terhadap keputusan
pembeliaan sabun mandi lifebouy signifikan ini dapat dilihat pada uji t dan uji F bahwa factor social
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, ini ditunjukkan dari nilai sig
pada uji t <0.05 dan t hitung lebih besar dari t table dan dapat ditarik kesimpulan bahwa factor budaya
memiliki kontribusi pada keputusan pembelian Sabun mandi lifebouy serta factor budaya juga
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, artinya tinggi atau rendahnya lingkungan budaya
para responden terhadap kualitas produk sabun mandi lifebouy yang didapat berpengaruh signifikan
terhadap kuat atau lemahnya keputusan pembelian sabun mandi lifebouy. . Hasil penelitian ini
mendukung penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa pada penelitian sebelumnya yaitu hubungan
factor social terhadap keputusan pembelian mendapatkan hasil bahwa factor budaya berpengaruh
signifikan terhadah keputusan pembelian sabun mandi lifebouy.
2. Pengaruh Faktor Sosial Terhadap Keputusan pembelian
Berdasarkan pengujian hipotesis kedua yaitu pengaruh factor soosial terhadap keputusan pembelian
Sabun Mandi liofebouy menunjukkan hasil yang tidak signifikan, ini dapat dilihat pada uji t dan uji F
41
bahwa factor social secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, ini
ditunjukkan dari nilai sig pada uji t <0.05 dan t hitung lebih besar dari t table dan dapat ditarik
kesimpulan bahwa factor social memiliki kontribusi pada keputusan pembelian Sabun mandi lifebouy
serta factor social tidak signifikan tapi tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian, artinya tinggi
atau rendahnya lingkungan social para responden terhadap kualitas produk sabun mandi lifebouy yang
didapat tidak berpengaruh signifikan terhadap kuat atau lemahnya keputusan pembelian sabun mandi
lifebouy. Adanya lingkungan social yang baik di kalangan responden menunjukkan pengaruh yang
positif terhadap perilaku konsumen pada keputusan pembelian sabun mandi lifebouy. Dimana yang kita
ketahui sabun lifebouy sendiri merupakan salah satu sabun mandi yang terkenal di Indonesia sehingga
banyak dikenal di lingkungan social, sabun lifebouy banyak diiklan kan di TV dan media lainnya
sehingga sabun lifebouy banyak dikenal oleh masyarakat, ini yang menjadikan factor social signifikan
terhadap keputusan pembelian karena para responden sudah mengetahui produk sabun mandi di
lingkungan social masyarakat yang menjadika perilaku para responden berpengaruh terhadap keputusan
pembelian. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa pada
penelitian sebelumnya yaitu hubungan factor social terhadap keputusan pembelian mendapatkan hasil
bahwa factor social berpengaruh signifikan terhadah keputusan pembelian faktor sosial tidak signifikan
berarti tidak berpengaruh terhadap keputusan pembeliaan konsumen.
3. Pengaruh Faktro Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan pengujian hipotesis ketiga yaitu pengaruh factor pribadi terhadap keputusan
pembelian sabun mandi lifebouy menunjukkan hasil yang signifikan. Hal ini ditunjukkan oleh hasil
uji hipotesis kedua yakni hasil dari uji t dan uji F yang menunjukkan nilai sig dari uji t <0,05 dan t
hitung lebih besar dari t table, serta nilai sig dari uji F<0,05 artinya factor pribadi secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dan dapat diartikan bahwa factor pribadi
memiliki kontribusi terhadap keputusan pembelian sabun mandi lifebouy sehingga factor pribadi
menjadi parameter terhadap keputusan pembelian yang dapat berpengaruh signifikan. Ini artinya
tinggi atau rendahnya kepribadian terhadap kualitas produk sabun mandi lifebouy yang didapat
berpenngaruh signifikan terhadap kuat atau lemahnya keputusan pembelian sabun mandi lifebouy,
adanya kepribadian yang baik terhadap sabun mandi lifebouy menunjukkan pengaruh yang kuat
terhadap perilaku kosnumen terhadap keputusan pembelian sabun mandi lifebouy.
42
Pengaruh factor pribadi terhadap keputusan pembelian sabun mandi lifebouy signifikan, hal ini
mengindikasikan bahwa jika diberikan factor pribadi yang baik terhadap konsumen sabun mandi
lifebouy, berdasarkan 3(tiga) indicator yakni usia, pendapatan, gaya hidup maka konsumen sabun
mandi lifebouy akan memberika respon yang baik pula yang dilakukan dengan memutuskan membeli
sabun mandi lifebouy. Adanya kepribadian yang baik dari para responden yang tertarik membeli
sabun mandi lifebouy menyebabkan factor pribadi berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian sabun mandi lifebouy. Factor pribadi menjadi salah satu variabel yang menjadi parameter
pada perilaku konsumen yang dapat berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, adanya
kesesuaian kepribadian responden terhadap 3 indikator dari variabel pribadi yang menjadikan
pengaruh yang positif terhada keputusan pembelian sabun mandi lifebouy. Factor pribadi menjadi
salah satu variabel terpenting yang dapat berpengaruh terhadap perilaku konsumen pada keputusan
pembelian sabun mandi lifebouy hal ini karena kepribadian merupakan sesuatu yang berhubungan
dengan diri responden, para konsumen biasanya menyesuaikan sesuatu yang ingin dibeli dengan
dirinya sendiri hal ini lah yang dapat menyebabkan kepribadian berpengaruh terhadap perilaku
konsumen pada keputusan pembelian. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang
menyatakan bahwa pada penelitian sebelumnya yaitu hubungan factor pribadi terhadap keputusan
pembelian mendapatkan hasil bahwa factor pribadi berpengaruh signifikan terhadah keputusan
pembelian.
4. Pengaruh Faktro Psikologi Terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan pengujian hipotesis keempat yaitu pengujian pengaruh factor psikologi terhadap
keputusan pembelian sabun mandi lifebouy menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Hal ini
ditunjukkan oleh hasil uji hipotesis ketiga yakni dari uji t dan uji F yang menunjukkan nilai sig t
<0.05 dan t hitung lebih besar dari t table ini artinya factor psikologi secara simultan tidak
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian sabun mandi lifebouy, dan juga factor psikologi
memiliki kontribusi yang beser terhadap keputusan pembelian sabun mandi lifebouy, ini artinya tinggi
atau rendahnya psikologi terhadap kualitas sabun mandi lifebouy yang didapat berpengaruh signifikan
terhdapa kuat atau lemahnya keputusan pembelian. Factor psikologi menjadi salah satu factor yang
penting dalam melakukan keputusan pembelian suatu barang, mengapa demikian karena factor
psikologi adalah factor yang mendalam dari dalam diri seseorang dimana dalam mengukur factor
psikologi ini ada lima indicator yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran dan sikap. Adanya psikologi
43
yang baik terhadap sabun mandi lifebouy menunjukkan pengaruh yang positif terhadap perilaku
konsumen pada keputusan pembelian.
Factor psikologi berpengaruh siginifikan terhadap keputusan pembelian sabun mandi lifebouy
ini dikarnakan adanya psikologi yang baik dari para resoponden terhadap sabun mandi lifebouy dan
juga dalam pengujian di uji t dan uji F factor psikologi menjadi factor yang memiliki nilit sig pada uji
t yang paling rendah serta nilai dari Standardized Coefficients tertinggi dari variabel bebas lainnya, ini
menunjukkan bahwa factor psikologi memiliki pengaruh yang tinggi terhadapa keputusan pembelian
sabun mandi lifebouy. Psikologi menjadi salah satu factor yang terpenting dalam keputusan
pembelian, ini karena factor psikologi menyangkut dengan kebutuhan dan keinginan konsumen serta
cara pandang, tindakan dan juga pengalaman semua itu ada didalam factor psikologi ini. Jika produk
sabun mandi lifebouy mengubah sesuatu yang bertentangan dengan psikologi para konsumen maka
akan mengurangi ketertarikan konsumen pada produk sabun mandi lifebouy dalam keputusan
pembelian para konsumen dan juga sebaliknya apabila produk sabun mandi lifebouy mengubah
sesuatu yang dapat menarik dan tidak bertentangan dengan psikologi para konsumen maka akan
menambah ketertarikan konsumen pada produk sabun mandi lifebouy dalam keputusan pembelian.
Factor psikologi menjadi pengaruh yang besar pula terhadap keputusan pembelian sabun mandi
lifebouy, ini artinya factor psikologi menjadi parameter konsumen sebelum memutuskan pembelian
produk sabun mandi lifebouy, karena adanya dorongan untuk membeli suatu produk sabun mandi
lifebouy yang menjadikan pengaruh terhadap keputusan pembelian, serta adanya cara pandang
konsumen pada produk sabun mandi lifebouy apakah produk itu aman atau tidak dan lain sebagainya
dan juga adanya pengalaman dari para konsumen sehingga memunculkan sikap yang dapat
berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam keputusan pembelian sabun mandi lifebouy. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa pada penelitian sebelumnya
yaitu hubungan factor psikologi terhadap keputusan pembelian mendapatkan hasil bahwa factor
psikologi tidak signifikan tetapi tidak berpengaruh terhadah keputusan pembelian.
BAB VI
PENUTUP
6.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
44
1.
Faktor Sosial secara Parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Sabun mandi
lifebouy.
2.
Faktor Pribadi secara Parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Sabun mandi
lifebouy.
3.
Factor Psikologi secara Parsial berpengaruh Signifikan terhadap keputusan pembelian Sabun
mandi lifebouy.
4.
Secara bersama-sama hubungan antara variabel eksogen yang terdiri dari Sosial, Pribadi, Psikologi
secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
Sabun mandi lifebouy.
6.2.
Saran
Berdasarkan hasil analisis terhadap data penelitian serta kesimpulan penelitian maka dapat diberikan
Kepada Produsen
Berdasarkan hasil dari penelitian dan analisis bahwa factor social, pribadi dan psikologi sangat
mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian sabun mandi lifebouy maka dari itu
peneliti dapat memberikan saran kepada produsen dengan adanya penelitian ini maka dapat dijadikan
acuan bagi perusahaan yang memproduksi produk Sabun mandi lifebouy untuk dapat meningkatkan
kinerjanya dalam mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen, dan juga produsen dapat
meningkatkan kinerja produknya sesuai dengan harapan konsumen. Mengingat bahwa 3 faktor yang
mempengaruhi konsumen terhadap pembelian produk sabun mandi lifebouy, maka pihak produsenn
perlu memperhatikan hal-hal berhubungan dengan ke 4 faktor tersebut yaiut Faktor Budaya, Sosial,
Pribadi, Psikologi. Keempat factor tersebut berasal dari dalam dan luar diri konsumen.
Dan juga bagi perusahaan yang memproduksi sabun mandi lifebouy untuk meningkatkan variabel
Sosial, dimana dapat dilihat pada jawaban responden rata-rata responden menjawab setuju.
Bagi produsen sabun mandi lifebouy juga harus meningkatkan factor pribadi karena factor pribadi
menjadi variabel terkecil yang mempengaruhi keputusan pembelian terhadap sabun mandi lifebouy.
Pada variabel pribadi para responden memberi penilaian terhadap keputusan pembelian Sabun Mandi
lifebouy.
45
Daftar Pustaka
Aaker, D. 1997. Manajemen Ekuitas Merek. Terjemahan. Jakarta: Penerbit Mitra
Utama.
Durianto, D. dkk. 2004. Strategi Menaklukkan Pasar: Melalui Riset Ekuitas dan
Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
46
47
Lampiran
Judul Penelitian:
Faktor yang Mempengaruhi Budaya Sosisal Pribadi dan Psikologi terhadap Keputusan
Pembelian Sabun Cair Lifebuoy Dan Lux
INFORMASI UMUM
Jenis Kelamin
Usia
Domisili Responden
Pekerjaan
(Kecamatan)
Pria
17-26
Pelajara
Palaran
Wanita
27-36
Mahasiswa/i
>36
Wirausaha
Samarinda
Seberang
Karyawan
Samarinda Kota
Swasta
Pendidikan
Penghasilan/uang sangu
Terakhir
Perbulan
PNS
Samarinda Ilir
SD/Sederajat
<Rp 2 Juta
TNI/POLRI
Sambutan
SMP/Sederajat
Rp 2 Rp 5 Juta
Lainnya
Sungani Pinang
SMA/Sederajat
Rp 5 Rp 8 Juta
Samarinda
Utara
Diploma
Rp 8 Rp 11 Juta
Samarinda Ulu
S1
>Rp 11 Juta
Sungai Kunjang
S2
S3
1. Budaya (X1)
1.1 Kultur
No
Pernyataan
1
Terbiasa menggunakan sabun lifebuoy
2
Cocok dengan sabun lifebuoy
1.2 Sub Kultur
STS
T
S
N S
S
S
49
3
Sabun lifebuoy mudah diperoleh
4
Sabun lifebuoy harum
2. Sosial (X2)
2.1 Keluarga
No
5
Pernyataan
Membeli sabun lifebuoy karena
rekomendasi dari keluarga
STS
T
S
N S
S
S
8
Sabun lifebuoy saya gunakan saat mandi
3. Pribadi (X3)
3.1 Aktivitas
No
Pernyataan
STS
T
S
N S
S
S
11
Pernyataan
Sabun lifebuoy aman untuk di gunakan
STS
T
S
N S
S
S
STS
T
S
N S
S
S
16
Pernyataan
Membeli sabun lifebuoy atas keinginan
sendiri
50
20
Tabulasi Responden
51
N
O
Variabel Budaya
X1 X1 X1. X1.
.1
.2 T
R
Variabel Sosial
X2 X2 X2. X2.
.1
.2
T
R
Variabel Pribadi
X3 X3 X3. X3.
.1
.2
T
R
52
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
11
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8
2
9
5
5
3
4
4
4
2
4
5
2
4
5
4
4
5
4
5
5
7
9
8
8
8
9
6
9
10
3,5
4,5
4
4
4
4,5
3
4,5
5
4
4
2
2
2
2
2
2
4
3
4
1
4
4
4
4
4
4
7
8
3
6
6
6
6
6
8
3,5
4
1,5
3
3
3
3
3
4
4
5
4
4
2
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
3
4
8
9
8
8
6
8
8
7
6
4
4,5
4
4
3
4
4
3,5
3
4
3
3
5
7
8
3,5
4
4
4
3
3
7
7
3,5
3,5
4
3
4
4
8
7
4
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
4,5
4,5
3,5
2,5
3,5
3,5
3,5
3,5
2,5
2,5
3,5
1,5
2,5
2,5
4,5
2,5
2,5
4,5
4,5
4,5
4,5
3,5
3,5
2,5
4
53
3
0
3
1
3
2
3
3
3
4
3
5
3
6
3
7
3
8
3
9
4
0
4
1
4
2
4
3
4
4
4
5
4
6
4
7
4
8
4
9
5
0
5
1
5
2
5
3
5
4
3,5
3,5
3,5
2,5
2,5
2,5
2,5
3,5
3,5
2,5
2,5
4,5
2,5
3,5
2,5
4,5
2,5
3,5
3,5
4,5
3,5
3,5
2,5
4,5
2,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
4,5
3,5
2,5
4,5
54
5
5
5
6
5
7
5
8
5
9
6
0
6
1
6
2
6
3
6
4
6
5
6
6
6
7
6
8
6
9
7
0
7
1
7
2
7
3
7
4
7
5
7
6
7
7
7
8
7
9
4,5
4,5
3,5
4,5
3,5
3,5
10
3,5
3,5
4,5
4,5
4,5
3,5
2,5
10
3,5
10
4,5
3,5
3,5
3,5
2,5
3,5
3,5
4,5
3,5
3,5
3,5
10
4,5
10
10
4,5
4,5
4,5
4,5
4,5
4,5
3,5
3,5
55
8
0
8
1
8
2
8
3
8
4
8
5
8
6
8
7
8
8
8
9
9
0
9
1
9
2
9
3
9
4
9
5
9
6
9
7
9
8
9
9
1
0
0
3,5
3,5
4,5
4,5
3,5
2,5
3,5
4,5
3,5
4,5
2,5
4,5
4,5
4,5
3,5
4,5
3,5
3,5
10
3,5
3,5
3,5
4,5
3,5
3,5
4,5
10
4,5
10
4,5
3,5
56
Tabulasi Responden
N
O
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Variabel Psikologi
X4 X4 X4. X4.
.1
.2
T
R
3
5
8
4
4
4
8
4
5
2
7
3,5
4
4
8
4
4
4
8
4
4
4
8
4
4
5
9
4,5
5
4
9
4,5
4
5
9
4,5
3
4
7
3,5
4
4
8
4
4
3
7
3,5
3
3
6
3
4
3
7
3,5
4
3
7
3,5
4
4
8
4
4
4
8
4
4
4
8
4
4
5
9
4,5
4
4
8
4
4
4
8
4
Keputusan
Pembelian
Y1 Y1 Y1.
.1
.2
T
4
5
9
4
5
9
2
1
3
4
2
6
4
2
6
4
2
6
4
1
5
4
4
8
3
4
7
4
4
8
4
4
8
4
3
7
2
5
7
4
4
8
4
4
8
3
3
6
4
4
8
3
4
7
3
4
7
4
4
8
3
3
6
Y1.
R
4,5
4,5
1,5
3
3
3
2,5
4
3,5
4
4
3,5
3,5
4
4
3
4
3,5
3,5
4
3
57
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
3
3
3
3
4
4
4
3
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
4
5
5
3
4
3
4
2
2
4
3
5
4
4
4
5
5
4
5
5
4
3
4
4
5
3
2
4
2
4
5
5
4
4
4
5
3
5
4
3
4
4
3
4
4
5
3
4
3
4
3
3
4
3
5
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
5
6
5
7
5
8
9
9
7
7
8
8
6
9
8
6
7
7
6
8
9
10
6
8
6
8
5
5
8
6
10
8
8
8
10
9
9
9
9
8
7
8
8
10
3
2,5
3,5
2,5
4
4,5
4,5
3,5
3,5
4
4
3
4,5
4
3
3,5
3,5
3
4
4,5
5
3
4
3
4
2,5
2,5
4
3
5
4
4
4
5
4,5
4,5
4,5
4,5
4
3,5
4
4
5
3
2
4
4
3
4
4
4
3
3
3
2
3
2
3
2
3
4
4
5
5
3
3
3
4
2
4
2
3
3
4
3
4
4
2
2
5
4
4
3
2
4
3
3
2
3
5
3
5
4
2
3
3
1
2
3
2
2
2
3
4
4
4
3
3
4
3
4
2
5
3
3
3
4
4
4
4
4
3
3
5
4
3
2
4
4
6
4
7
9
6
9
8
6
6
6
4
4
6
4
5
4
6
8
8
9
8
6
7
6
8
4
9
5
6
6
8
7
8
8
6
5
8
9
8
6
4
8
7
3
2
3,5
4,5
3
4,5
4
3
3
3
2
2
3
2
2,5
2
3
4
4
4,5
4
3
3,5
3
4
2
4,5
2,5
3
3
4
3,5
4
4
3
2,5
4
4,5
4
3
2
4
3,5
58
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
10
0
4
5
4
4
4
4
3
4
5
4
4
5
5
4
3
4
4
4
3
4
4
1
5
4
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
3
4
4
4
5
4
4
4
4
5
5
4
5
5
4
5
4
4
4
3
2
5
1
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
4
8
9
8
9
8
8
7
8
10
9
8
10
10
8
8
8
8
8
6
6
9
2
9
8
8
8
9
8
8
8
10
9
8
9
7
4
4,5
4
4,5
4
4
3,5
4
5
4,5
4
5
5
4
4
4
4
4
3
3
4,5
1
4,5
4
4
4
4,5
4
4
4
5
4,5
4
4,5
3,5
4
3
4
5
4
3
4
4
5
5
4
5
5
4
5
4
3
3
4
4
4
2
3
4
4
5
5
3
3
4
3
4
4
5
4
3
4
4
5
4
4
3
4
5
4
4
4
4
2
2
2
3
3
3
4
5
2
3
4
4
3
4
3
4
5
3
4
4
5
4
7
7
8
10
8
7
7
8
10
9
8
9
9
6
7
6
6
6
7
8
9
4
6
8
8
8
9
6
7
9
6
8
8
10
8
3,5
3,5
4
5
4
3,5
3,5
4
5
4,5
4
4,5
4,5
3
3,5
3
3
3
3,5
4
4,5
2
3
4
4
4
4,5
3
3,5
4,5
3
4
4
5
4
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184