Anda di halaman 1dari 2

TRI HITA KARANA

SUBAK DI BALI

Kearifan lokal Tri Hita Karana pada subak yang meliputi Kearifan Lokal Teologis, Kearifan
Lokal Sosial dan Kearifan Lokal ekologis.

Subak adalah sebuah organisasi yang dimiliki oleh masyarakat petani di Bali yang khusus
mengatur tentang manajemen atau sistem pengairan/irigasi sawah secara tradisional, keberadaan
Subak merupakan manifestasi dari filosofi/konsep Tri Hita Karana. Subak adalah sebuah
perkumpulan pengelola air irigasi dalam suatu hamparan sawah tertentu dengan batas-batas
alamiah disana harus ada sebuah pura, dan harus ada sumber air
Subak atau sistem irigasi pertanian di bali sedah diterapkan sejaka abad 11. Sistem ini
menjamin pembagian air secara adil dan merata dikalangan petani. Sebagai organisasi yang
otonom, subak dipimpin oleh pekaseh atau ketua subak. Berbagai persoalan dari kekeringan
hingga hama yang merugikan petani dibahas melui subak. Organisasi subak memiliki awig-awig
atau peraturan, yang termasuk peraturan menanam padi agar mendapatkan hasil panen yang
maksimal.
1. Kearifan Lokal Teologis
Sesungguhnya subak tidak sekedar organisasi yang mengatur irigasi pertanian di pulau
dewata. Melainkan perwujudan harmonisasi religius masyarakat agraris yang religius.
Oleh karena, itu setiap ada kegiatan pertanian selalu dilaksanakan ritual khusus di pura
sawah atau pura ulun carik. Ini merupakan bentuk persembahan kepada Dewi Sri atau
Dewi Kemakmuran dan Kesuburan. Religius pada sistem irigasi subak merupakan
cerminan konsep tri hita karana.
2. Kearifan Lokal Sosial
Pengimplikasian subak di Bali berlandaskan sistem nyama brya. Dimana kita harus
mengharmoniskan hubungan dengan sesama manusia. Dalam subak ditunjukkan dengan
cara saling bekerjasama antara sesama petani dalam tata kelola air ataupun irigasi sesuai
dengan awig-awig yang berlaku. Dan juga menyelesaikan permasalahan yang ada di
subak, seperti tata kelola air, alih fungsi lahan serta cara bercocok tanam yang baik agar
bisa menemukan solusi yang terbaik dalam suatu permasalahan yang dilandasi dengan
konsep menyama braya.
3. Kearifan Lokal Ekologis.
Pengimplementasian subak dalam konsep ekologs, dimana kita sebagai manusia harus
menyelaraskan hubungan kita dengan lingkungan alam sekitar. Hal ini tercermin dari
pelaksanaan subak yaitu dengan cara menjaga kelestarian alam, bergotong royong antar
sesama petani membersihkan tempat aliran air sehingga konsep dari pengairan subak itu
tidak ada tergangu. Selain itu dalam hal pemupukan tanaman sawah menggunakan bahan-
bahan alami, sehingga terwujudnya keharmonisan antara manusia dengan lingkungan
sekitar

Anda mungkin juga menyukai