Anda di halaman 1dari 1

1.

(Why?) Mengapa sistem irigasi subak bertahan sampai sekarang/apa kelebihannya?

Melalui sistem subak, para petani di Bali dapat terhindar dari sistem konflik yang rentan terjadi akibat
memperebutkan aliran air ke sawah mereka. Selain itu, manfaat lain dari subak yaitu dapat
meningkatkan kearifan lokal yang secara dominan menggunakan asas gotong royong dan kekeluargaan.
Serta meningkatkan kesejahteraan petani lokal.

(How?) Bagaimana mekanisme kerja dari sistem subak tersebut?

Sistem Subak Bali bekerja dengan memakai metode irigasi kontinyu dan bergilir. Dalam Sistem Subak,
para petani diorganisir dan dibagi dalam dua atau tiga kelompok persawahan. Setiap kelompok
persawahan menerima distribusi air irigasi yang adil. Apabila wilayah subak di bagi dalam dua kelompok
persawahan (Kelompok I dan Kelompok II misalnya), maka pada musim hujan (musim tanam
pertama/MT I) kedua kelompok menerima air irigasi. Sedangkan pada musim kemarau (MT II), untuk
kelompok I menanam padi dan kelompok II menanam palawija. Kemudian pada MT III, kelompok I
menanam palawija dan kelompok II menanam padi. Itulah contoh praktik dari metode bergilir (dalam
bahasa setempat disebut nugel bumbung).

Apabila persawahan dibagi dalam tiga kelompok maka pada musim hujan semua kelompok menerima
air irigasi, tetapi pada musim kemarau kelompok hulu (persawahan di bagian hulu) berhak menerima air
yang pertama, kemudian pada musim tanam selanjutnya digeser ke kelompok di bagian tengah, dan
terakhir digeser kekelompok hilir. Secara total Bali memiliki sekitar 1.200 penampung air dan antara 50
dan 400 petani mengelola persediaan air dari satu sumber air. Petani masih menanam padi tradisional
Bali tanpa bantuan pupuk atau pestisida, di mana lansekap secara keseluruhan dianggap memiliki
konotasi suci. Di dalam alam kosmos masyarakat Bali terdapat lima situs yang menampilkan komponen
utama alam, agama, dan budaya yang saling berhubungan dari sistem tradisional, di mana sistem subak
masih berfungsi penuh.

Situs-situs tersebut adalah Kuil Air Tertinggi Pura Ulun Danu Batur di tepi Danau Batur yang danau
kawahnya dianggap sebagai asal mula dari setiap mata air dan sungai. Kemudian Bentang Alam Subak di
Daerah Aliran Sungai Pakerisan, sistem irigasi tertua yang diketahui di Bali. Ada pula Lanskap Catur
Angga Batukaru dengan teras yang disebutkan dalam prasasti abad ke-10 menjadikannya salah satu
yang tertua di Bali dan contoh utama arsitektur candi Bali klasik. Dan selanjutnya, Kuil Air Pura Taman
Ayun, ini yang paling besar dan memiliki bentuk arsitektural yang unik. Properti ini sepenuhnya
mencakup atribut-atribut utama dari sistem Subak dan dampak mendalam yang dimilikinya terhadap
lanskap Bali. Proses-proses yang membentuk bentang alam, dalam bentuk pertanian irigasi bertingkat
yang dikelola oleh sistem Subak, masih bertahan selama ribuan tahun.

Anda mungkin juga menyukai