Anda di halaman 1dari 7

SISTEM IRIGASI

SUBAK
Adelia christine 2018250034
Subak adalah organisasi kemasyarakatan yang khusus mengatur
sistem pengairan sawah ( irigasi ) yang digunakan dalam
bercocok tanam padi di Bali, Indonesia.

Sistem irigasi ini diatur oleh seorang pemuka adat (Pekaseh)


yang juga adalah seorang petani di Bali.
Sejarah SUBAK
Menurut Purwita, 1997 (dalam Dewi, 2015), berdasarkan beberapa
prasasti tersebut,secara faktual pada tahun 1072 masehi di Bali sudah terbentuk
organisasi yang mengatur sistem pengairan di sawah beserta segala kegiatan
yang dilakukan oleh anggotanya yang dikenal dengan nama subak. Pada saat
Bali berada dibawah naungan Kerajaan Majapahit tahun 1343, diangkat asidahan
yang mengkoordinir subak-subak yang ada di Bali (sekarang bernama sedahan)
dan bertugas mengurus pungutan upeti atau tigasana (pajak) pertanian. Setiap
kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Bali dibentuk Sedahan Agung yang
mengkoordinasikan sedahan-sedahan dalam konteks pembinaan subak dan
pemungutan pajak pertanian, pada masa pemerintahan Belanda di Bali.
Fungsi SUBAK
Pengelolaan subak bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan kepada para anggotanya. Untuk mewujudkan tujuan
tersebut pengelola dihadapkan pada fungsi dan tugas pokok dalam subak.
Fungsi dan tugas yang dilakukan oleh subak dibagi atas fungsi internal dan eksternal.

Secara internal, subak mempunyai peranan, fungsi dan


Secara eksternal, subak tugas yang sangat penting dan mutlak bagi kehidupan
mempunyai fungsi dan peranan yang sangat organisasi subak maupun
penting dalam pembangunan anggota-anggotanya dalam hubungannya dengan pertanian.
pertanian dan pedesaan.
Manajemen SUBAK & permasalahannya
1. Pengelolaan sumber daya air
Sumber air untuk irigasi subak umumnya bersumber dari aliran sungai atau mata air,
dialirkan melalui pengambilan bebas ke saluran (telabah) atau terowongan (aungan).
Sebagai sistem irigasi tradisional yang dibangun jauh sebelum sistem irigasi teknis
dikenal, cara pembagian dan pendistribusian air digunakan cara-cara tradisional. Saat ini
cara pembagian air sudah ditingkatkan dengan teknik konstruksi yang lebih modern dan
dapat berfungsi lebih baik. Untuk pendistribusian air pada bagunan bagi (tembuku), sistem
subak menggunakan perbandingan luas sawah yang diairi, dengan satuan yang dipakai
disebut ayahan, yaitu satuan yang didasarkan atas jumlah pemakaian benih (wit). Satuan
ayahan artinya satu satuan tenaga kerja (orang) yang harus dikeluarkan bila para petani
anggota subak mengadakan aktivitas, misalnya memperbaiki telabah, bangunan bagi atau
aktivitas lain.
2. Pengelolaan bangunan dan jaringan irigasi
Walaupun subak merupakan sistem irigasi tradisional, namun jaringan dan bangunan air pada sistem
subak tidak jauh berbeda dengan sistem irigasi teknis yang ada saat ini,
menurut Sumarta, 1992, dalam Suputra (2008), jaringan pada sistem subak meliputi:
• Empelan merupakan bangunan peninggi muka air (bendung),
• bungas(intake/bangunan pengambilan).
• Telabah (saluran) yang terdiri atas: telabah gede (saluran primer), telabah pemaron (saluran
sekunder), telabah cerik (saluran tersier), talikunda (saluran kuarter), pengutangan (saluran
pembuangan), telabah dapat berupa aungan (terowongan) apabila saluran menembus perbukitan.
Tembuku (bangunan bagi) terdiri dari: tembuku aya (bangunan bagi primer), tembuku pemaron
(bangunan bagi sekunder) dan tembuku cerik (bangunan bagi tersier)

Kondisi jaringan subak saat ini sebagian masih dalam kondisi rusak, seperti diuraikan
oleh Yuswari (2010), menyatakan bahwa banyaknya jaringan yang rusak dan tidak berfungsi pada
subak-subak di wilayah Daerah Irigasi Mambal. jaringan irigasi yang rusak sebagian berupa saluran
tanah/alam dan sebagian saluran
terbuat pasangan batu kali yang sudah berumur lama.
PEMECAHAN MASALAH DAN
PELESTARIAN SUBAK
Upaya pelestarian yg dapat dilakukan :
◦ Mendorong untuk menanam alternatif komuditas diluar padi yang mempunyai nilai ekonomis yang
tinggi saat musim gadon (misal: gonda, melon dll) agar dapat mendorong gairah para petani untuk lebih
menekuni sektor pertanian serta lebih menjanjikan.
◦ Dukungan pemerintah masih terus diperlukan dalam upaya meringankan beban finansial subak berupa
subsidi sarana produksi, perbaikan jaringan dan bangunan irigasi yang rusak, serta pendampingan dalam
usaha meningkatkan hasil panen. Hal ini disebabkan bahwa biaya untuk perbaikan jaringan saat ini masih
didominasi bantuan pemerintah, namun tidak kontinyu setiap tahun, sedangkan iuran dari petani masih
sangat kecil tetapidapat disediakan secara rutin setiap tahun.

Anda mungkin juga menyukai