Fakultas
Pertanian
Universitas
Udayana
KELOMPOK 4
SISTEM
SUBAK
KEMAL SAMUDRA
1606541063
M. RIZKY SUHERI
1606541064
ARDHIA PRADITHA
1606541069
M. ALI FAUZAN
1606541078
BAGUS GANJAR
1606541084
GEDE MADU 1606541087
Pawongan
Parahyangan
ASPEK DINAMIS
#1
STRUKTUR ORGANISASI
1.Krama Pengayah (anggota aktif)
Di beberapa subak,SUBAK
anggota ini disebut juga
krama pekaseh atau sekaa yeh/sekaa subak
2.Krama Pengempel/Krama
Pengoot(anggota pasif)
Sanksi: Anggota memberikan sejumlah beras atau
uang sebagai bayaran, ini disebut pengoot atau
pengampel. Besarnya pengoot biasanya
disepakati dalam rapat subak menjelang musim
tanam
3.Krama Leluputan(anggota khusus)
Anggota tersebut memegang jabatan tertentu di
dalam masyarakat seperti pimpinan desa adat,
kepala desa), pendeta dan lain-lain
ASPEK DINAMIS
#2
TUGAS DAN KEWAJIBAN SUBAK
Uraian tugas dan kewajiban pengurus dan anggota
subak, dari jenjang tertinggi sampai terbawah, yaitu:
1. Pekaseh
Memimpin kepengurusan subak dan
segala ayahan subak
2. Pangliman Mewakili pekaseh dan mengatur
pekerjaan di masing-masing munduk
3. Penyarikan Menyelesaikan administrasi subak dan
menyimpulkan hasil rapat
4. Petengan Mengatur keuangan subak
5. Kelian Mengkoordinir anggota subak di
munduk
yang bersangkutan
6. Juru Arah Menyampaikan perintah pekaseh kepada
setiap anggota subak
7. Anggota
Menaati segala ketentuan, aktif dalam
kegiatan dan membayar iuran/pajak
PENGAIRAN
IRIGASI
Hal yang penting dan mendasar dalam kajian ini adalah
berkait dengan peranan subak sebagai institusi
adat pendayaguna air, yang diharapkan mampu
memecahkan masalah yang muncul secara integratif.
PENGAIRAN
IRIGASI
SKEMA DAS
PENGAIRAN
IRIGASI
Bila hal tersebut dapat dilaksanakan secara
optimal, maka akan bermanfaat sebagai
berikut!
PENGENDALIAN ALIH
FUNGSI LAHAN
Alih fungsi lahan pertanian untuk tujuan
non-pertanian merupakan proses yang
tidak terhindarkan. Hal ini disebabkan
karena adanya ledakan jumlah
penduduk yang menunutut
pertambahan pemukiman, transportasi,
pembangunan industri dan berbagai
prasarana fisik untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia modern yang
semuanya itu niscaya membutuhkan
tanah.
Dalam kaitannya dengan pemanfaatan
sumberdaya air, apabila alih fungsi
sawah terjadi di bagian hulu atau
tengah dari sistem irigasi, maka pemilik
sawah di bagian hilir akan terkena
dampaknya yakni berupa pengurangan
air secara langsung karena
dimanfaatkan untuk kepentingan lain
atau bisa sama sekali tidak lagi
memperoleh air jika alih fungsi tersebut
sampai merusak saluran dan bangunan
irigasi yang ada (Kurnia, dkk. 1996).
PENGENDALIAN ALIH
FUNGSI LAHAN
Upaya Menghindari
Kerugian dari Alih Fungsi
Lahan
Menyusun RUTR
(Rencana Umum Tata
Ruang) dengan memasukkan potensi dan
kebutuhan air pada wilayah yang
bersangkutan
KESIMPULAN
Subak sebagai sistem irigasi air dan pengendalian alih
fungsi lahan memiliki kearifan lokal & teknologi yang
universal yaitu:
1. Mengaembangkan konsep bahwa air adalah ciptaan
Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga air harus dijaga
dengan sebaiknya, agar lestari.
2. Mengembangkan konsep adil dan proporsional dalam
pembagian air irigasi, serta dalam pembagian manfaat
dan biaya.
3. Mengembangkan konsep pengaturan secara jelas
dan rinci dalam pelaksanaan kegiatan subak, yang
dituangkan dalam bentuk awig-awig (aturan tertulis) dan
aturan tidak tertulis lainnya sesuai dengan kesepakatan
bersama. Awig-awig umumnya ditulis berdasarkan konsep
Parhayangan.