Dosen Pengampu
Dr.Latifa Mirzatika Al-Rosyid ST., MT
Disusun Oleh
Salsabila Putri Afriachika (2210611091)
FAKULTAS TEKNIK
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “makalah sistem transmisi, sistem
pemeriksaan kualitas dan metode penyadapan air IPAM Provinsi bali ” dapat
diselesaikan dengan baik. Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi
pembaca tentang pengelolahan air minum di provinsi Bali. Begitu pula atas limpahan
kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini
dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui
media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Latifa Mirzatika
Al-Rosyid ST. MT yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan
tugas makalah ini. Harapan saya, materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha
Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran. Demikian makalah ini saya buat,
apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang
saya angkat pada makalah ini, saya mohon maaf sebesar - besarnya.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN....................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
BAB III....................................................................................................................9
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
kontinuitas. Karena pentingnya kebutuhan akan air bersih, maka hal yang wajar jika
sektor air bersih mendapatkan prioritas penanganan utama karena menyangkut kehidupan
orang banyak. Penanganan akan pemenuhan kebutuhan air bersih dapat dilakukan dengan
berbagai cara, disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada. Di daerah perkotaan,
sistem penyediaan air bersih dilakukan dengan sistem perpipaan dan non perpipaan.
Sistem perpipaan dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan sistem non
perpipaan dikelola oleh masyarakat baik secara individu maupun kelompok. Kehadiran
PDAM dimungkinkan melalui Undang-undang No. 5 tahun 1962 sebagai kesatuan
usaha milik Pemda yang memberikan jasa pelayanan dan menyelenggarakan
kemanfaatan umum di bidang air minum. PDAM dibutuhkan masyarakat perkotaan
untuk mencukupi kebutuhan air bersih yang layak dikonsumsi. Karena air tanah di
perkotaan pada umumnya telah tercemar. Penggunaan air tanah secara berlebihan telah
menurunkan permukaan air tanah dan intrusi air laut, yang mengakibatkan
menurunnya kualitas air tanah. Masyarakat sering mengeluh air yang disalurkan
PDAM sering macet, keruh. Masyarakat di beberapa wilayah pelayanan akhirnya hanya
menggunakan air PAM untuk mandi dan mencuci. Sedangkan untuk minum dan memasak
mereka mengeluarkan uang ekstra untuk membeli AMDK (Air Minum Dalam Kemasan).
Pengelolaan pelayanan air bersih untuk kebutuhan masyarakat dilaksanakan oleh
PDAM. Sama dengan PDAM di kota-kota lain di Indonesia. Salah satunya PDAM
TirtaMangutama yang terletak di Kabupaten Badung, Provinsi Bali. PDAM TirtaMangutama
menggunakan sumber air baku dari mata air Riang Gede yang terletak di Kabupaten Tabanan.
Sumber air baku tersebut digunakan PDAM TirtaMangutama untuk mensuplay air bersih 4
kecamatan yaitu Kecamatan Petang, Kecamatan Abiansemal, Kecamatan Mengwi, Badung
kota, Kuta dan Kuta selatan. Upaya PDAM Tirta Mangutama dalam memberikan pelayanan
yang prima kepada masyarakat terus dilaksanakan, namun masih terjadi permasalahan dan
kendala yang dihadapi oleh PDAM Tirta Mangutama dalam memberikan layananya
menyangkut produksi dan distribusi air bersih di Kabupaten Badung. Hal ini tidak terlepas
dari kondisi geografis Kabupaten Badung yang cukup luas yaitu mencapai 418,52 km2 , serta
topografi alam yang berbeda antar wilayah Badung Utara dangan Badung Selatan sehingga
mempengaruhi kualitas pelayanan air bersih di wilayah tersebut. Kapasitas produksi
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mangutama saat ini adalah 1.210 liter/detik.
4
1. Bagaimana sistem transmisi IPAM di Bali ?
2. Bagaimana sistem pemeriksaan kualitas air IPAM di Bali ?
3. Bagaimana sistem penyadapan IPAM di Bali ?
BAB II
PEMBAHASAN
5
yang berfungsi untuk mengalirkan air dari sumber air ke reservoir air dan instalasi
pengolahan air, serta dari reservoir air ke reservoir air lainnya.
Menurut Joko (2010:15) distribusi air dapat dilakukan dengan beberapa cara,
tergantung kondisi topografi yang menghubungkan sumber air dengan konsumen. Berikut
penjelasan dari masing masing sistem pengaliran distribusi air bersih :
1. Sistem Gravitasi
Cara geravitasi dapat digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai
perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga
tekanan yang diperlukan dapat dipertahankan. Artinya perbedaan tinggi
yang dimiliki cukup untuk mengaliri air dari sumber air ke reservoir
6
Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan
tekanan yang diperlukan selama periode pemakaian tinggi dan pada
kondisi darurat, misalnya saat terjadi kebakaran, atau tidak adanya
energi. Selama periode pemakaian rendah, sisa air dipompakan dan
disimpan dalam reservoir distribusi. Karena reservoir distribusi
digunakan sebagai cadangan air selama periode pemakaian tinggi atau
14 pemakaian puncak, maka pompa dapat dioperasikan pada kapasitas
debit rata-rata.
2.2 Sistem Pemeriksaan Kualitas Air IPAM di Bali
Identifikasi kualitas air minum
Penggunaan parameter fisika dan kimia pada analisis kualitas air ini merujuk pada
peraturan pemerintah mengenai baku mutu kualitas analisis kualitas air minum dalam
kemasan, sehingga parameter yang dipilih merupakan parameter standar. Standar baku
mutu air minum menurut Peraturan Menteri KesehatanRepublik Indonesia No.
492/MenKes/Per/IV/2014 air minum dalam kemasan.
Analisis parameter fisika yaitu suhu, bau, rasa, warna, kekeruhan,
elektrokonduktivitas, TDS, dan kekeruhan. Pada pengkuran suhu digunakan thermometer
larutan, pemeriksaan bau, rasa, dan warna menggunakan idera penciuman, perasa, dan
penglihatan, sedangkan untuk elektrokonduktivitas digunakan EC-meter, dan untuk
pengukuran TDS digunakan TDS-meter.
Analisis parameter kimia air yaitu penentuan kadar Cr, Fe, Zn, Cd menggunakan
instrument AAS Atomic Absorption Spectropmeter. Atomic Absorption Spectroscopy
(AAS) atau spektroskopi Serapan Atom adalah salah satu jenis analisa spektrofometri
dimana dasar pengukurannya adalah pengukuran serapan suatu sinar oleh suatu atom,
sinar yang tidak diserap, diteruskan dan diubah menjadi sinyal listrik terukur. AAS
sensitive dan selective. Alat dan bahan yang digunakan oleh AAS, gelas ukur 50 ml,
erlemenyer 50 ml, larutan larutan standar Cr, Fe, Zn, Cd, sampel air minum kemasan 5
buah. Kemudian dilakukan pengukuran kadar logam Cr, Fe, Zn, Cd pada sampel air
−¿¿
minum. Untuk analisis kadar cl dilakukan Teknik titrasi. Uji klorida dalam sampel
air ini menggunakan metoda argentometri cara Mohr pada kisaran 1,5 mg/L sampai
dengan 100 mg/L. Senyawa klorida dalam sampel air dititrasi dengan larutan perak
nitrat dalam suasana netral atau sedikit basa (pH 7 sampai dengan pH 10),
7
menggunakan larutan indikator kalium kromat. Perak klorida diendapkan secara
kuantitatif sebelum terjadinya titik akhir titrasi, yang ditandai terjadinya titik akhir
titrasi, yang ditandai dengan mulai terbentuknya endapan perak kromat yang
berwarna merah kecoklatan. kromat yang berwarna merah kecoklatan dibandingkan
dengan standar baku mutu kualitas air minum. Secara fisika, air minum yang baik
memiliki ciri yaitu berada pada suhu udara ± 30º C, tidak berasa, tidak berwarna,
memiliki kadar elektrokonduktivitas 250 mS/cm atau TDS 500mg/L. Sedangkan
secara kimia dapat dilihat dari kandungannya.
8
Sungai dengan debit lebih dari 150 m3/detik
Diambil minimum pada enam titik masing masing pada jarak ¼, ½, dan ¾ lebar
sungai pada kedalaman 0,2 dan 0,8 kali kedalaman dari permukaan atau diambil
dengan alat integrated sampler sampler sehingga diperoleh contoh air dari
permukaan sampai ke dasar secara merata kemudian dicampur
9
peraturan pemerintah mengenai baku mutu kualitas analisis kualitas air minum dalam
kemasan, sehingga parameter yang dipilih merupakan parameter standar. PDAM
TirtaMangutama menggunakan bangunan penyadapan berupa bak sedimentasi.
10
DAFTAR PUSTAKA
Hasyim, Hamzah dkk. 2010. Pemeriksaan Kualitas Air Minum Pada Daerah
Persiapan Zona Air Minum Prima (Zamp) Pdam Tirta Musi Palembang. 1. 67 - 72
Aryani, Titin. 2007. Analisis Kualitas Air Minum Dalam Kemasan (Amdk) Di
Yogyakarta Ditinjau Dari Parameter Fisika Dan Kimia Air.
11