Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

EFISIENSI PENGGUNAAN AIR, BAHAN DAN PARTIKEL


TERLARUT, MONITORING KUALITAS AIR

Oleh

- Fery Permana
- Furqon Saepul Rohman
- Ighfirli Amatullah

POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN PANGANDARAN


BUDIDAYA IKAN
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita ke jalan yang
benar. Kami mengucapkan syukur kepada ALLAH SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Sistem resirkulasi
budidaya dengan judul “Efisiensi Penggunaan Air Bahan dan Partikel Terlarut,
Monitoring Kualitas Air”.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi. Kami ucapkan
terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung
serta membantu kami selama proses penyelesaian laporan magang ini hingga
rampungnya laporan magang ini. Penulis juga berharap semoga laporan magang ini
dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca.

Selain itu kami juga sadar bahwa pada laporan makalah kami ini dapat
ditemukan banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,
kami benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami
tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali kali lagi kami menyadari bahwa tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.

Akhirnya, semoga makalah ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi
setiap pihak terutama bagi mereka para pembaca.

Pangandaran, Maret 2019


Penulis
DAPTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAPTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................4
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................5
2.1 Efisiesi Penggunaan Air.......................................................................................5
2.2 Bahan dan Partikel Terlarut.................................................................................5
2.3 Monitoring Kualitas Air..........................................................................................5
2.3.1 Suhu................................................................................................................5
2.3.2 Kecerahan......................................................................................................5
2.3.3 Oksigen Terlarut ( DO ).................................................................................6
2.3.4 pH....................................................................................................................6
2.3.5 Amoniak..........................................................................................................6
BAB III PENUTUP..........................................................................................................7
3.1 Kesimpulan............................................................................................................7
3.2 Saran......................................................................................................................7
DAPTAR PUSTAKA.......................................................................................................8
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Selama dua dekade kegiatan budidaya perikanan telah mengalami


perubahan yang utama, berkembang dari skala rumah tangga ke skala besar-
besaran yang berorientasi komersial (FAO/NACA, 2001 dalam Gutierrez &
Malone, 2006). Peningkatan produksi akuakultur terus mengarah ke arah aplikasi
yang lebih intensif. Beberapa faktor yang mempengaruhi kecenderungan ini
adalah; terbatasnya mutu dan kualitas air, berkurangnya lahan serta pembatasan
karena dampak lingkungan.
Lingkungan hidup yang tidak memenuhi syarat akan berakibat buruk bagi
ikan yang dibudidayakan misalnya kematian ikan dan adanya penyakit yang
menyerang ikan peliharaan. Dalam usaha budidaya ikan, sangat penting
mempelajari kondisi kualitas air karena parameter kualitas air merupakan faktor
pembatas terhadap jenis biota air yang dibudidayakan di suatu perairan.

Sistem resirkulasi adalah salah satu alternatif yang dapat digunakan


untuk menjaga kualitas air. Sistem resirkulasi merupakan sistem yang
memanfaatkan ulang air yang telah digunakan dengan mensirkulasinya melewati
sebuah filter sehingga sistem ini bersifat hemat air (Sidik,1996). Filter didalam
sistem ini berfungsi mekanis untuk menjernihkan air dan berfungsi biologis untuk
menetralsir senyawa ammonia yang toksik dalam suatu roses yang disebut
nitrifikasi (Spotte 1979).
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Efisiesi Penggunaan Air
Efisiensi penggunaan air bisa dilakukan dengan system filtrasi yang
efektif yang dapat menghasilkan kualitas air yang stabil dan memicu
penggunaan air yang efisien bahkan bias ditekan dengan tanpa pergsntisn air.
Begitupun dengan closed recirculation system pada budidaya di tambak telah
secara nyata mampu menekan penggunaan air khususnya penggunaan air
tawar. Efisiensi penggunaan air merupakan upaya menghadapi tantangan global
ke depan khususnya terkait bagaimana mencukupi kebutuhan pangan ditengah
krisis ekologi utamanya keterbatasan sumberdaya air. Berbagai inovasi teknologi
akuakultur. yang telah terbukti efektif diterapkan diharapkan mampu diadopsi
secara massal oleh masyarakat dan pelakunindustri akuakultur di Indonesia.

2.2 Bahan dan Partikel Terlarut


Sistem Resirkulasi adalah sistem yang mengunakan air budidaya yang
telah di filtrasi. Filter yang digunakan merupakan filter kimia, fisik dan biologi.
Filter fisik merupaan filter yang menyaring bahan dan partikel terlarut dalam air,
filter ini berfungsi untuk menyeleksi bahan fisik agar air dapat jernih.

2.3 Monitoring Kualitas Air


2.3.1 Suhu
Berdasarkan hasil pengukuran dilapangan diketahui bahwa keberadaan
suhu air danau cukup bervariasi yaitu sekitar 25 hingga 28 o C. Pada dasarnya
bahwa dengan adanya variasi suhu yang cukup besar dapat memberikan
dampak atau pengaruh yang cukup besar pula terhadap berbagai aktifitas
metabolisme dari organisme yang mendiami suatu perairan. Menurut Boyd dalam
Karu (2000) bahwa variasi suhu suhu dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
antara lain tingkat intensitas cahaya yang tiba di permukaan perairan, keadaan
cuaca, awan dan proses pengadukan.

2.3.2 Kecerahan
Berdasarkan hasil pengukuran dilapangan diketahui bahwa keberadaan
nilai kecerahan air danau khususnya di desa Paleloan cukup bervariasi yaitu
sekitar 0,20 hingga 4,0 m. Menurut Kordi dan Tancung (2005), kecerahan adalah
sebagian cahaya yang diteruskan ke dalam air dan dinyatakan dengan persen
(%), dari beberapa panjang gelombang di daerah spektrum yang terlibat cahaya
yang melalui lapisan sekitar satu meter, jatuh agak lurus pada permukaan air.
2.3.3 Oksigen Terlarut ( DO )
Berdasarkan hasil pengukuran dilapangan diketahui bahwa
keberadaan nilai oksigen terlarut pada air danau khususnya di desa Paleloan
cukup bervariasi yaitu sekitar 5 hingga 8. Keadaan ini selaras pernyataan
Kordi dan Tancung (2005), bahwa pada waktu pagi atau fajar, konsentrasi
oksigen terlarut rendah dan semakin tinggi pada siang atau sore hari.

2.3.4 pH
Menurut Kordi dan Tancung (2005), perairan dengan usaha budidaya
yang telah lama dioperasikan cenderung memiliki pH yang alkalis yaitu pH
yang tinggi. Rendahnya pH suatu perairan disebabkan karena kandungan
asam sulfat yang terkandung pada perairan cukup tinggi. Sebaliknya untuk
tingginya pH suatu perairan dapat disebabkan oleh tingginya kapur yang
masuk ke perairan tersebut. Disamping itu dalam Anonimous (2001b), pH
yang rendah mengidikasikan bahwa keadaan perairan yang asam sedangkan
pH yang tinggi mengidikasikan keadaan perairan yang basa.

2.3.5 Amoniak
Menurut Kordi (2010), tingginya kadar amoniak suatu perairan erat
kaitannya dengan tinggi suhu dan kadar derajat keasaman yang dikandungnya.
Tingginya kadar amoniak suatu perairan karena terjadi pemupukan kotoran biota
budidaya dan hasil kegiatan jasad renik di dalam pembusukkan bahan – bahan
organik yang kaya akan nitogen atau protein. Secara umum bahwa kadar phosfat
yang diperoleh pada tiga stasiun berbeda berada pada ambang batas yang
dikehendaki.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Efisiensi penggunaan air bisa dilakukan dengan system filtrasi yang
efektif yang dapat menghasilkan kualitas air yang stabil dan memicu
penggunaan air yang efisien bahkan bias ditekan dengan tanpa pergsntisn air.
Sistem Resirkulasi adalah sistem yang mengunakan air budidaya yang telah di
filtrasi. Filter yang digunakan merupakan filter kimia, fisik dan biologi.

3.2 Saran
Sistem resirkulasi adalah salah satu alternatif yang dapat digunakan
untuk menjaga kualitas air. Sistem resirkulasi merupakan sistem yang
memanfaatkan ulang air yang telah digunakan dengan mensirkulasinya melewati
sebuah filter sehingga sistem ini bersifat hemat air.
DAPTAR PUSTAKA
Boyd. C. E., 1979. Water Quality in Warmwater Fish. Aurburn university
Agricultural Experimental Station. Albama. 395 p., 1990. Water Quality In
Pond For Aquakultur. Elsevier Sci. Pub. Co. Amsterdam. 482 hal. Kordi,
M. G dan Tancung A. B., 2005. Pengelolaan Kualitas air. Penerbit Rineka
Cipta. Jakarta. 208 hal.
Anonimous, 2001b. Indetifikasi Desa Sampel Perikanan Di Sulawesi Utara. Kerja
Sama FPIK UNSRAT dan Dinas Perikanan dan Kelautan Pemerintah
SULUT. Manado. 76 hal
Kordi, M. G, 2010. Budi daya Ikan Bandeng Untuk Umpan. Penerbit Akademia,
Jakarta 2010. Hal 111

Anda mungkin juga menyukai