Oleh:
Kelompok C6
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama ALLAH SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
penyuluhan yaitu tentang SARINGAN PASIR LAMBAT “UP FLOW” SEBAGAI UPAYA
UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN AIR BERSIH DAN KAPASITAS
TAMPUNG AIR DI DESA TAWANGARGO
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan harapannya semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih lagi.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah tentang SARINGAN PASIR LAMBAT
“UP FLOW” SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN AIR
BERSIH DAN KAPASITAS TAMPUNG AIR DI DESA TAWANGARGO ini dapat
bermanfaat serta mampu memberikan inspirasi kepada pembaca.
23 Februari 2018
Penulis
2
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Desa Tawangargo ......................................................................................................... 7
Gambar 2 . Desain Pembuatan Saringan Pasir Lambat Up Flow ............................................................ 9
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jadwal kegiatan penyuluhan ...................................................................................................... 8
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan
Kegiatan penyuluhan ini bertujuan untuk membantu masyarakat dalam menyelesaikan
masalah terkait sulitnya memperoleh sumber air bersih dengan memanfaatkan air hujan di
Desa Tawangargo, Malang sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan air bersih dengan
cara menampung dan filtrasi sehingga dapat dikonsumsi oleh masyarakat di wilayah
tersebut.
1.4 Manfaat
Penyuluhan yang dilakukan di Desa Tawangargo diharapkan masyarakat mendapatkan
informasi yang cukup jelas serta mampu dalam mengembangkan teknologi yang ada
untuk kepentingan bersama sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan air bersih
tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar dan dapat merata keseluruh masyarakat desa.
5
BAB II
GAMBARAN UMUM PENYULUHAN
6
Gambar 1. Peta Desa Tawangargo
7
BAB III
METODE PENYULUHAN
3.1.1 Perizinan
Hal pertama kali yang dilakukan adalah meminta tanda tangan surat perizinan dan stempel
ke asisten praktikum penyuluhan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Apabila
perizinan dari asisten sudah selesai, selanjutnya melakukan perizinan ke tempat dimana
proses penyuluhan akan berlangsung. Proses perizinan tersebut yaitu dengan meminta tanda-
tangan surat perizinan kepada Kepala Desa Tawangargo.
Waktu
No Kegiatan Bulan Ke-1 Bulan Ke-2
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Perizinan √
2. Pengumpulan Data √
3. Pelaksanaan Kegiatan √ √
4. Evaluasi program √
Tabel 1 Jadwal Kegiatan Penyuluhan
8
3.1.4 Evaluasi
Melalui metode wawancara tersebut banyak informasi yang didapatkan untuk
menyelesaikan permasalahan di Desa Tawangargo. Kepala Desa Tawangargo sangat
menyambut hangat dan aktif mendukung penyuluhan ini, namun sebagian warga desa masih
tampak kesulitan menerima dan memahami informasi yang diberikan, sehingga memacu kita
untuk melakukan perbaikan metode dalam penyampaian materi kepada masyarakat sasaran.
Saringan pasir lambat adalah bak saringan yang menggunakan pasir sebagai media
filter dengan ukuran butiran sangat kecil dan mempunyai kandungan kuarsa yang tinggi.
Proses penyaringan berlangsung secara gravitasi, sangat lambat, dan simultan pada seluruh
permukaan media. Pasir media yang baru pertama kali dipasang dalam bak saringan
memerlukan masa operasi penyaringan awal secara normal dan terus menerus (Utomo Sir,
dan Sonbay, 2012). Selanjutnya dari bak saringan awal, air dialirkan ke bak saringan utama
dengan arah aliran dari bawah ke atas (Up Flow). Air yang keluar dari bak saringan pasir Up
Flow tersebut merupakan air olahan dan dialirkan ke bak penampung air bersih dan kemudian
didistribusikan ke konsumen dengan cara gravitasi atau dengan menggunakan pompa air (Said
dan Wahjono, 1999).
9
sebaiknya dilakukan minimal setalah 1 minggu operasi, sedangkan pencucian pasir pada
saringan kedua dilakukan minimal setelah 3-4 minggu operasi.
Bahan yang digunakan untuk pembuatan saringan pasir lambat Up Flow ini yaitu bak
penampung maupun bak penyaring dibuat dengan konstruksi beton cor. Sebagai
penghubungnya juga diperlukan beberapa buah pipa PVC (Poly Vinyl Chloride) berdiameter
4”, sedangkan media filter yang digunakan yaitu batu pecah (split) ukuran 2-3 cm untuk
lapisan penahan, dan pasir sungai / pasir silika untuk lapisan penyaringan.
Air dialirkan ke saringan pasir lambat, maka kotoran-kotoran yang ada di dalamnya
akan tertahan pada media pasir oleh karena adanya akumulasi kotoran baik dari zat organik
maupun anorganik pada media filternya akan terbentuk lapisan (film) biologis. Terbentuknya
lapisan ini maka proses penyaringan secara fisika dapat juga menghilangkan (impuritis)
secara biokimia, ammonia dengan konsentrasi yang rendah, zat besi, mangan dan zat-zat yang
10
menimbulkan bau dapat dihilangkan dengan cara ini. Hasil dengan cara pengolahan ini
mempunyai kualitas baik (Purwo, Anton dan Frans, 2012)
11
PENUTUP
Kesimpulan
Penyuluhan yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Desa
Tawangargo yaitu sulitnya mencari sumber air bersih. Desa Tawangargo termasuk desa
dengan intensitas hujan yang relatif tinggi. Karena sering terjadi hujan maka permasalahan
krisis air bersih tersebut dapat diatasi dengan memanfaatkan air hujan sebagai alternatif untuk
mendapatkan air bersih melalui penampungan air hujan di wilayah tersebut. Kemudian air
akan difiltrasi sehingga nantinya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Tawangargo untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
12
DAFTAR PUSTAKA
Amanah, Siti. 2007. Makna Penyuluhan dan Trasformasi Perilaku Manusia. Jurnal
Penyuluhan. Vol. 3, No. 1 pp. 63-67
Bagundol, Timoteo B, Anthony L.,and Marie Rosellynn. 2013. Efficiency of Slow Sand Filter
in Purifying Well Water.J. Multidisciplinary Studies. Vol. 2, No. 1 pp. 86-102
Harsoyo, Budi. 2010. Teknik Pemanenan Air Hujan (Rain Water Harvesting) Sebagai
Alternatif Upaya Penyelamatan Sumberdaya Air Di Wilayah DKI Jakarta. Jurnal
Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca. Vol. 11, No. 2 pp. 29-39
Hasyimi, H.and Mardjan Soekirno. 2004. Pengamatan Tempat Perindukan Aedes aegypti
Pada Tempat Penampungan Air Rumah Tangga Pada Masyarakat Pengguna Air
Olahan.Jurnal Ekologi Kesehatan. Vol. 3, No. 1 pp. 37-42
Herlambang, Arie and Nusa Idaman Said. 2005. Aplikasi Teknologi Pengolahan Air
Sederhana Untuk Masyarakat Pedesaan. JAI. Vol. 1, No. 2 pp. 113-122
Pranata, Andhi, Muhammad Saleh Soeaidy,and Imam Hanafi. 2016. Kerja Sama Antar
Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air (Studi Pada Kerja Sama
Kota Malang dengan Kota Batu dan Kota Malang dengan Kabupaten Malang Dalam
Pengelolaan Sumber Daya Air).Jurnal Administrasi Publik. Vol. 3, No. 10 pp. 1787-
1791
Said, Nusa Idaman and Heru Dwi Wahjono. 1999. Teknologi Pengolahan Air Bersih dengan
Proses Saring Pasir Lambat “Up Flow”. Jakarta pp. 90-115
Subekti, Purwo, Anton Ariyanto,and Frans Yadi Simamora. 2012. Perencanaan Instalasi
Pengolahan Air Bersih dengan Saringan Pasir Lambat “Up Flow” Di Kampus
Universitas Pasir Pengaraian Kabupaten Rokan Hulupropinsi Riau.Jurnal Aptek. Vol.
4. No. 2 pp. 77-88
Untari, Tanti and Joni Kusnadi. 2015. Pemanfaatan Air Hujan Sebagai Air Layak Konsumsi
Di Kota Malang dengan Metode Modifikasi Filtrasi Sederhan.Jurnal Pangan dan
Agroindustri. Vol. 3, No. 4 pp. 1492-1502
Utomo, Sudiyo, Tri M. W. Sir,and Albert Sonbay. 2012. Desain Saringan Pasir Lmabat Pada
Instalasi Pengolahan Air Bersih (IPAB) Kolhua Kota Kupang. Jurnal Teknik Sipil.
Vol. 1, No. 4 pp. 38-46
13