Anda di halaman 1dari 57

SOP MEKANISME SIMULASI PENANGGULANGAN

BENCANA TSUNAMI CILACAP


(Studi Kasus: Desa Widarapayung Wetan)

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah


Dasar Dasar Pengelolaan Multibencana
Dosen pengampu: Dr. Ir. Dina Ruslanjari, M.S1.

Disusun Oleh:
1. Meita Eka Fitrianingrum 15/389709/PMU/08668
2. Nasrudin

15/389710/PMU/08669

3. Sri Sujati

15/389713/PMU/08672

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN BENCANA


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................................

ii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

iv

DAFTAR TABEL .......................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

vi

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................

1.2. Tujuan .................................................................................

GAMBARAN UMUM
2.1. Deskripsi Umum .................................................................

2.2. Sejarah Kejadian Tsunami di Kabupaten Cilacap ...............

2.2.1. Tanggal 17 Juli 2006 ........................................................

2.2.2. Potensi Tsunami Tanggal 14 April 2011 ..........................

2.3. Element At Risk ..................................................................

2.3.1. Kilang Minyak PERTAMINA Cilacap ............................

2.3.2. Penghuni Lapas Kelas 1 Batu Nusakambangan ...............

2.3.3. Masyarakat Pesisir Kabupaten Cilacap ............................

2.4. DesaWidarapayung Wetan ..................................................

10

2.4.1. Gambaran Umum .............................................................

10

2.4.2. Kondisi Demografi ...........................................................

12

2.4.3. Kondisi Ancaman, Kerentanan, dan Kapasitas ................

12

2.4.4. Analisis SWOT Desa Widarapayung Wetan ....................

15

BAB III SISTEM PERINGATAN DINI TSUNAMI


3.1. Fungsi dan Tanggung Jawab Kelembagaan ........................

17

3.2. Pembentukan Pos Komando dan Posko Lapangan .............

23

3.2.1. Lokasi ...............................................................................

23

ii

3.2.2. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi .................................

24

3.2.3. Prasarana dan Sarana ........................................................

24

3.2.4. Pembiayaan .......................................................................

25

BAB IV MEKANISME SIMULASI PENANGGULANGAN BENCANA


4.1. Skenario Kabupaten Cilacap ...............................................

26

4.2. Skenario Desa Widarapayung Wetan ..................................

29

BAB IV MONITORING DAN EVALUASI ...........................................

42

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

vii

iii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.

Gambar 1.1. Lempeng Tektonik Indonesia ..........................................

2.

Gambar 1.2. Kronologi Tsunami di Daerah Teluk ..............................

3.

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Cilacap ............................

4.

Gambar 2.2. Rekaman Hidrogram (Tinggi Muka Air) di PLTU


Cilacap saat Tsunami 17 Juli 2006 .................................

5.

Gambar 2.3. Posisi Kilang Minyak di Kabupaten Cilacap yang


Langsung Menghadap ke Samudera Hindia ...................

6.

Gambar 2.4. Profil Kilang Cilacap ......................................................

7.

Gambar 2.5. Peta Desa Widarapayung Wetan ....................................

10

8.

Gambar 2.6. Penampang Melintang Barat Timur Desa


Widarapayung Wetan .....................................................

9.

11

Gambar 2.7. Penampang Melintang Utara Selatan Desa


Widarapayung Wetan .....................................................

11

10. Gambar 3.1. Struktur Organisasi KMPB .............................................

17

iv

DAFTAR TABEL
Halaman
1.

Tabel 2.1. Jumlah Korban dari Kejadian Gempa Bumi dan Tsunami .

2.

Tabel 2.2. Total Tahanan dan Napi di Lapas Kelas 1 Batu


Nusakambangan ..................................................................

3.

Tabel 2.3. Kabupaten/Kota yang Berisiko Terkena Tsunami di Pulau


Jawa .....................................................................................

4.

Tabel 2.4. Banyaknya Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan ...........

12

5.

Tabel 2.5. Jumlah Kelompok Rentan di Desa Widarapayung Wetan ..

13

6.

Tabel 2.6. Luas Lahan Produktif di Desa Widarapayung Wetan .........

14

7.

Tabel 2.7. Asumsi Jumlah Kendaraan dan Kapasitas Penumpang ......

15

8.

Tabel 3.1. Fungsi dan Tanggung Jawab Kelembagaan ........................

18

9.

Tabel 4.1. Skenario Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami


Kabupaten Cilacap ..............................................................

26

10. Tabel 4.2. Skenario Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami


Desa Widarapayung Wetan Asumsi Kejadian Pagi Hari ....

29

11. Tabel 4.3. Skenario Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami


Desa Widarapayung Wetan Asumsi Kejadian Siang Hari ..

32

12. Tabel 4.4. Skenario Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami


Desa Widarapayung Wetan Asumsi Kejadian Sore Hari ....

35

13. Tabel 4.5. Skenario Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami


Desa Widarapayung Wetan Asumsi Kejadian Malam Hari

38

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1.

Lampiran 1 Peta Jalur Evakuasi Tsunami Kecamatan Cilacap ............ L-1

2.

Lampiran 2 Peta Jalur Evakuasi Tsunami Kecamatan Binangun dan


Nusawungu ........................................................................ L-2

3.

Lampiran 3 Peta Jalur Evakuasi Tsunami Kecamatan Kesugihan dan


Adipala ............................................................................... L-3

4.

Lampiran 4 Peta Jalur Evakuasi Tsunami LP Klas 1 Batu


Nusakambangan ................................................................. L-4

5.

Lampiran 5 Peta Jalur Evakuasi Tsunami Desa Widarapayung


Wetan, Kecamatan Binangun ............................................ L-6

vi

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara yang secara geografis dan struktur geologis

menjadi salah satu negara yang subur dan sangat berpotensi sekaligus rawan
bencana, baik banjir, tanah longsor, badai, kebakaran hutan dan lahan, serta
letusan gunungapi. Selain itu, Indonesia juga termasuk negara yang rawan
terhadap bencana gempa dan tsunami. Hal ini disebabkan karena wilayah
Indonesia terletak pada jalur gempa bumi paling aktif di dunia, akibat pertemuan
tiga lempeng tektonik, yaitu Lempeng Samudera Indo-Australia, Lempeng Benua
Eurasia, dan Lempeng Samudera Pasifik.
Lempeng-lempeng tersebut senantiasa bergerak yaitu Lempeng Eurasia
senantiasa bergerak ke arah tenggara, Lempeng Indo-Australia bergerak ke arah
utara, dan Lempeng Pasifik bergerak ke arah barat. Pergerakan relatif ketiga
lempeng tersebut mengakibatkan terjadinya gempa bumi di daerah perbatasan
pertemuan antar lempeng dan mengakibatkan terjadinya sesar-sesar regional yang
menjadi daerah pusat sumber gempa bumi. Setiap daerah yang memiliki potensi
gempa yang tinggi, maka akan rawan terkena tsunami. Jenis gempa yang
menyebabkan tsunami yaitu gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan
dangkal (0 30 km), gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala
Ritcher, dan gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun
(https://id.wikipedia.org).

Gambar 1.1. Lempeng Tektonik Indonesia (sumber: https://www.google.co.id)

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

Berdasarkan peta wilayah kegempaan Indonesia, sekitar 290 kota (60%


dari kota-kota yang ada di Indonesia) terletak pada wilayah rawan gempa dan
kurang lebih 11.000 km pantai di Indonesia rawan terhadap bahaya tsunami.
Frekuensi kejadian tsunami di Indonesia cukup tinggi, hampir bisa dikatakan ratarata tiap tahun ada kejadian tsunami (Rahayu, 2007). Kabupaten Cilacap
merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang rawan terjadi
bencana tsunami. Hal tersebut dikarenakan daerahnya dekat dengan pertemuan
lempeng Indo-Australia dan lempeng Asia yang memanjang dari Aceh hingga
Timor Timur.
Kabupaten Cilacap terletak di bagian selatan Jawa Tengah, berbatasan
langsung dengan Samudera Indonesia, dimana 6,6% dari seluruh wilayah pesisir
di Jawa Tengah. Kabupaten Cilacap memiliki luasan pesisir terbesar dibandingkan
daerah dan kabupaten lain di wilayah Provinsi Jawa Tengah yang membentang
sepanjang 70,71 km dan juga membentuk teluk di salah satu wilayah pantainya.

Gambar 1.2. Kronologi Tsunami di Daerah Teluk (sumber: https://www.google.co.id)

Keadaan alam inilah yang menyebabkan Kabupaten Cilacap rawan terjadi


tsunami. Kabupaten Cilacap pernah beberapa kali terjadi gempa. Salah satunya
adalah pada 17 Juli 2006 dengan kekuatan 6,8 Skala Richter versi BMKG yang
mengakibatkan terjadinya kerusakan pada sejumlah bangunan dan 157 jiwa
dengan jumlah korban terbanyak di Kecamatan Binangun. Getaran dari gempa
tersebut juga dapat dirasakan di Trenggalek, Madiun, Surakarta, Yogyakarta,
hingga Surabaya.

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

Melihat potensi bencana alam tersebut, maka diperlukan suatu upaya


pengurangan risiko (mitigasi bencana) yang menitikberatkan pada peningkatan
kapasitas masyarakat. Kapasitas adalah kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh
perorangan, keluarga, dan masyarakat yang membuat mereka mampu mencegah,
mengurangi, siap-siaga, menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu
kedaruratan dan bencana (https://pusdiklatpmidiy.wordpress.com).
Peningkatan kapasitas masyarakat adalah hal terpenting dalam usaha
mengurangi dampak dari kejadian bencana. Penguatan kapasitas lokal perlu di
tingkatkan dengan menggabungkan metode-metode lokal dengan teknik-teknik
baru serta informasi dan pengetahuan salah satunya peningkatan kapasitas adalah
dengan melakukan pendidikan dan pelatihan. Adapun bentuk kegiatan pendidikan
adalah dengan simulasi, dimana dalam simulasi tersebut dibuat Standar
Operasional Prosedur (SOP) dalam penanggulangan bencana terutama di tahap
saat bencana. Sehingga di persipakan menjadi masyarakat yang tangguh akan
kejadian bencana, terutama tsunami.

1.2.

TUJUAN
Tujuan dibuatnya Standar Operasional Prosedur ini adalah:

a.

mengetahui gambaran umum Kabupaten Cilacap;

b.

mengetahui ancaman bencana dan element at risk di Kabupaten Cilacap;

c.

memberikan pemahaman dasar tentang konsep sistem peringatan dini gempa


bumi dan tsunami, studi kasus Desa Widarapayung Wetan Kecamatan
Binangun.

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1.

DESKRIPSI UMUM
Kabupaten Cilacap merupakan kabupaten terluas di Jawa Tengah dengan

luas wilayah 225.360,84 Ha di atas ketinggian 0 1.146 meter. Posisi geografis


Kabupaten Cilacap berada diantara 073000 LS - 074520 LS dan 1080430
BT - 1093030BT.
Kabupaten Cilacap terbagi menjadi 24 kecamatan dengan jarak terjauh
dari barat ke timur yaitu 152 km dari Dayeuhluhur ke Nusawungu dan dari utara
ke selatan sejauh 35 km yaitu dari Cilacap ke Sampang (sumber:
http://www.cilacapkab.go.id).
Berikut adalah kecamatan-kecamatan yang tersebar di Kabupaten Cilacap:
Dayeuhluhur, Wanareja, Majenang, Cimanggu, Karang pucung, Sidareja,
Gandrungmangu, Kedungreja, Patimuan, Cipari, Bantarsari, Kawunganten,
Jeruklegi, Kesugihan, Maos, Sampang, Kroya, Adipala, Binangun, Nusawungu,
Kampung laut (BAPPEDA Cilacap, 2005).

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Cilacap (sumber: https://www.google.co.id)

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

Sedangkan batas-batas wilayah Kabupaten Cilacap adalah sebagai berikut:


a.

sebelah utara

: Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas;

b.

sebelah selatan

: Samudera Hindia;

c.

sebelah timur

: Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Kebumen;

d.

sebelah barat

: Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar.

Ibukota Kabupaten Cilacap adalah Cilacap, dimana meliputi kecamatan


Cilacap Utara, Cilacap Tengah, dan Cilacap Selatan. Diantara kota-kota
kecamatan yang cukup signifikan di Kabupaten Cilacap adalah Majenang,
Karangpucung, Sampang, Sidareja, dan Kroya. Majenang menjadi pusat
pertumbuhan kabupaten Cilacap di bagian Barat sedangkan Kroya dan Sampang
menjadi pusat pertumbuhan di Bagian Timur.
Bentuk permukaan Kabupaten Cilacap bagian utara adalah daerah
perbukitan salah satu puncaknya adalah Gunung Pojoktiga (1.347 meter).
Sedangkan bagian selatan merupakan dataran rendah. Kawasan hutan menutupi
lahan Kabupaten Cilacap bagian utara, timur, dan selatan. Di sebelah selatan
terdapat Nusakambangan, yang memiliki Cagar Alam Nusakambangan. Bagian
barat daya terdapat sebuah inlet yang dikenal dengan Segara Anakan. Ibukota
Kabupaten Cilacap berada di tepi pantai Samudera Hindia. Berdasarkan hubungan
antara tsunami dan karakteristik seismotektonik, Diposaptono (2005) membagi ke
dalam enam zona seismotektonik. Kabupaten Cilacap termasuk zona B yang
memiliki tingkat kerawanan tsunami yang tinggi dengan periode ulang sekitar 1015 tahun.

2.2.

SEJARAH KEJADIAN TSUNAMI DI KABUPATEN CILACAP

2.2.1. Tanggal 17 Juli 2006


Pada tanggal 17 Juli 2006 pukul 15:19:24 WIB merupakan hari yang tidak
bisa dilupakan oleh masyarakat pantai selatan. Gempa bumi subduksi yaitu gempa
yang terjadi akibat penunjaman lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng
Eurasia di selatan Jawa Barat dengan 6.8 Skala Richter menjadikan gelombang
tsunami. Kejadian tersebut menyebabkan korban jiwa lebih dari 500 orang. Selain

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

itu, kawasan wisata, sarana dan prasarana wisata, serta tempat aktifitas nelayan
mengalami kerusakan. (sumber: https://ammo093.wordpress.com)
Menurut informasi dari BMG pusat gempa berada di laut pada koordinasi
9,46 LS dan 107,19 BT, dengan magnitudo 6,8 SR, kedalaman 33 km, atau
berada pada jarak 286 km di selatan Bandung. Berdsarkan informasi automatic
BMG gempa susulan I terjadi pada pukul 16:05 WIB pada koordinat 10,40 LS
dan 107,97 BT, dengan magnitudo 5,3 SR pada kedalaman 33 km. Gempa
susulan II terjadi pada pukul 16:13 WIB pada koordinat 9,133 LS dan 107,653
BT

dengan

magnitudo

6,1

SR

pada

kedalaman

94

km.

(sumber:

http://www.esdm.go.id)
Berikut adalah rincian data korban Tsunami Kabupaten Cilacap yang
diperoleh dari Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI):

Tabel 2.1. Jumlah Korban dari Kejadian Gempa Bumi dan Tsunami

(Sumber: http://dibi.bnpb.go.id)

Pada kejadian tsunami tanggal 17 Juli 2006, total luas wilayah yang
terendam di Kabupaten Cilacap lebih dari 35 km2 yang terdampak pada 23 Desa
di 6 Kecamatan. Daerah paling rawan berada di Desa Bunton (Kecamatan
Adipala),

Widarapayung

(Kecamatan

Binangun),

dan

Jetis

(Kecamatan

Nusawungu) (sumber: Badan Kesbanglinmas, Kab. Cilacap).

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

Gambar 2.2. Rekaman Hidrogram (Tinggi Muka Air) di PLTU Cilacap saat Tsunami
17 Juli 2006 (sumber: https://www.google.co.id)

Dari gambar tersebut tampak tinggi tsunami maksimum mencapai 3,5


meter. Cilacap beruntung sebab terlindungi Pulau Nusakambangan. Andaikata
pulau ini tidak ada, dengan posisinya yang langsung berhadapan dengan sumber
gempa, tsunami di Cilacap saat itu bisa setinggi 21 meter. Inilah bukti kerentanan
pesisir selatan Jawa terhadap tsunami (Lavigne, 2007).

2.2.2. Potensi Tsunami Tanggal 14 April 2011


Gempa bumi Cilacap 2011 yang terjadi di 293 km barat daya Cilacap,
Jawa Tengah (10.01 LS, 107.69 BT) pusat gempa berada di kedalaman 10
km, dengan kekuatan 7,1 Skala Richter pada pukul 03:06 WIB. Gempa bumi ini
dirasakan di berbagai daerah seperti, Ponorogo, Yogyakarta, Tasikmalaya,
Bandung, Jakarta, Depok, Bogor, bahkan hingga Pulau Bali.
BMKG sempat merilis potensi tsunami. Namun, 1,5 jam setelah gempa
peringatan tsunami dicabut. Peristiwa ini sempat membuat warga Cilacap panik
dan menyebabkan satu orang tewas karena serangan jantung saat mengungsi
menjauhi pantai menuju daerah yang lebih tinggi (sumber:http://news.detik.com).

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

2.3.

ELEMENT AT RISK KABUPATEN CILACAP

2.3.1. Kilang Minyak PERTAMINA Cilacap

Gambar 2.3. Posisi Kilang Minyak di Kabupaten Cilacap yang Langsung Menghadap ke
Samudera Hindia (http://radarpena.com)

Gambar 2.4. Profil Kilang Cilacap (sumber: PERTAMINA)

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

2.3.2. Penghuni Lapas Kelas 1 Batu Nusakambangan


Tabel 2.2. Total Tahanan dan Napi di Lapas Kelas 1 Batu Nusakambangan

(sumber: http://smslap.ditjenpas.go.id/)

2.3.3. Masyarakat Pesisir Kabupaten Cilacap


Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terdapat 23
kabupaten/kota yang berisiko terkena bencana tsunami di pulau Jawa. Secara
akumulatif terdapat hampir 1,7 juta jiwa yang tinggal di pesisir kabupaten/kota
yang berisiko tersebut. Berdasarkan jumlah jiwa yang berpotensi terpapar
tsunami, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah adalah kawasan paling
berisiko tsunami di Pulau Jawa.

Tabel 2.3. Kabupaten/Kota yang Berisiko Terkena Tsunami di Pulau Jawa

(sumber: BNPB)

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

2.4.

DESA WIDARAPAYUNG WETAN

2.4.1. Gambaran Umum


Desa Widarapayung Wetan terletak di Kecamatan Binangun, Kabupaten
Cilacap. Luas Desa Widarapayung Wetan adalah 447.68 Ha yang terdiri dari 3
dusun, 9 RW, dan 33 RT. Adapun batas-batas wilayah sebagai berikut:
a.

sebelah utara

: Desa Binangun;

b.

sebelah timur

: Desa Sidaurip;

c.

sebelah selatan

: Samudera Indonesia;

d.

sebelah barat

: Desa Sidayu.

Gambar 2.5. Peta Desa Widarapayung Wetan (sumber: google)

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

10

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

Kondisi topografi di Desa Widarapayung berupa dataran rendah dengan


ketinggian antara 8 20 meter. Hasil penampang melintang dari barat ke timur Desa
Widarapayung Wetan dengan menggunakan google earth mempunyai rata-rata
ketinggian 14 20 meter.

Gambar 2.6. Penampang Melintang Barat Timur Desa Widarapayung Wetan


(sumber: Google Earth)

Hasil penampang melintang dari utara ke selatan Desa Widarapayung Wetan


dengan menggunakan google earth mempunyai rata-rata ketinggian 8 18 meter.

Gambar 2.7. Penampang Melintang Utara Selatan Desa Widarapayung Wetan


(sumber: Google Earth)

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

11

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

2.4.2. Kondisi Demografi


Penduduk Desa Widarapayung Wetan saat ini berjumlah 5.575 jiwa
dengan komposisi 2.842 laki-laki, 2.733 perempuan dan kepadatan penduduk
1.245 jiwa/km2. Jumlah rumah tangga yang ada di Desa Widarapayung Wetan
sebanyak 1.772 sehingga rata-rata anggota rumah tangga di desa tersebut
sebanyak 3 jiwa (sumber: Kecamatan Binangun dalam Angka 2015).
Sebagian besar penduduk Desa Widarapayung Wetan bermata pencaharian
sebagai petani. Berikut adalah tabel yang menunjukkan banyaknya penduduk
Desa Widarapayung Wetan berdasarkan jenis pekerjaannya.

Tabel 2.4. Banyaknya Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan


No
1
2
3
4
5
6
7
8

Jenis Pekerjaan
Petani
Nelayan
Buruh Industri
Buruh Bangunan
PNS
TNI/POLRI
Wiraswasta
Pensiunan

Jumlah (orang)
891
16
99
126
57
3
548
15

(sumber: Kecamatan Binangun dalam Angka 2015)

2.4.3. Kondisi Ancaman, Kerentanan, dan Kapasitas


Besarnya risiko bencana yang terjadi di suatu wilayah tergantung oleh
besar kecilnya ancaman bahaya yang ada, banyak sedikitnya kerentanan di
wilayah tersebut, dan tinggi rendahnya kapasitas yang dimiliki oleh masyarakat
maupun pemerintahnya.
a.

Ancaman
Desa Widarapayung mempunyai ancaman bencana berupa gempa bumi dan
tsunami. Saat terjadi gempa bumi dan tsunami pada tanggal 17 Juli 2006,
jumlah korban meninggal dunia di Desa Widarapayung Wetan sebanyak 15
jiwa dari total 138 korban jiwa di Kabupaten Cilacap (sumber: Badan
Kesbanglinmas, Kab. Cilacap).

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

12

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

b.

Kerentanan
Element at risk yang berada di Desa Widarapayung adalah sebagai berikut:
1) Sosial
Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat kerentanan di
masyarakat yaitu kepadatan penduduk, banyaknya anak-anak, ibu hamil,
orang tua (lansia), dan orang yang berkebutuhan khusus (penyandang
cacat). Kepadatan penduduk di Desa Widarapayung adalah 1.245
jiwa/km2. Menurut Perka BNPB No 2 Tahun 2012, kepadatan penduduk
>1000 jiwa/km2 termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini berarti kepadatan
penduduk di Desa Widarapayung Wetan termasuk dalam kategori tinggi,
sedangkan banyaknya kelompok rentan yang ada di Desa Widarapayung
Wetan disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2.5. Jumlah Kelompok Rentan di Desa Widarapayung Wetan


No
1
2
3
4

Kelompok Rentan
Anak-anak
Ibu Hamil *)
Lansia
Penyandang Cacat **)
- Tunanetra
- Tunarungu
- Tunawicara
- Tunarungu wicara
- Tunadaksa
- Tunagrahita
- Tunalaras (eks sakit jiwa)
- Cacat ganda (cacat fisik mental)
Jumlah
Total

Jumlah (orang)
516
29
384
8
3
4
3
6
1
2
2
29
958

(sumber: Podes, Kecamatan Binangun dalam Angka 2015)

*)

berdasarkan jumlah kelahiran tahun 2014

**) berdasarkan data podes

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

13

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

2) Ekonomi
Indikator yang digunakan untuk menentukan kerentanan ekonomi adalah
luas lahan produktif seperti sawah, perkebunan, lahan pertanian, tambak
dan lainnya. Data tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2.6. Luas Lahan Produktif di Desa Widarapayung Wetan


No
1
2
3

Penggunaan Lahan
Sawah
Perkebunan
Lain-lain
Jumlah

Luas (Ha)
153,62
41,38
15,23
210,23

(sumber: Kecamatan Binangun dalam Angka 2015)

3) Fisik
Indikator yang digunakan untuk kerentanan fisik adalah kepadatan rumah,
ketersediaan bangunan umum dan ketersediaan fasilitas kritis. Di Desa
Widarapayung Wetan tercatat terdapat 4 RT rawan tsunami, yaitu RT 1/1,
RT 23/6, RT 24/6, dan RT 25/7 dengan jumlah fasilitas umum sebanyak
12 bangunan dan fasilitas kritis berjumlah 1 bangunan.
4) Lingkungan
Pantai Widarapayung yang berada di wilayah Desa Widarapayung Wetan
memiliki kerentanan yang tinggi. Saat terjadi tsunami 2006, semua
bangunan gazebo, gardu pandang, dan puluhan kios termpat berjualan
luluh lantak hingga rata dengan tanah.
c.

Kapasitas
Kapasitas yang dimiliki oleh Desa Widarapayung Wetan adalah sebagai
berikut:
1) Desa Widarapayung Wetan mempunyai lapangan sepakbola yang bisa
digunakan sebagai titik kumpul karena hampir seluruh wilayah desa
tersebut berisiko terkena tsunami sehingga perlu diungsikan ke wilayah
yang lebih tinggi dan jangkauannya lebih jauh dari pesisir pantai selatan
(Samudera Indonesia).
2) Dari segi kapasitas masyarakat yang memiliki kesiapsiagaan, Desa
Widarapayung Wetan mempunyai 30 orang anggota linmas/hansip, 57

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

14

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

PNS, 3 TNI/POLRI, 2 bidan, dan 1 paramedis. Diasumsikan kelompok


tersebut sudah mendapatkan pelatihan khusus di instansi masing-masing
sehingga dapat membatu evakuasi pada saat terjadi tanggap darurat.
3) Kendaraan yang dimiliki oleh warga Desa Widarapayung yang dapat
digunakan sebagai sara evakuasi pada saat terjadi bencana yaitu:

Tabel 2.7. Asumsi Jumlah Kendaraan dan Kapasitas Penumpang


No
1
2
3
4
5

Jumlah
(unit)
18
21
71
56
1783
Jumlah

Jenis Kendaraan
Truk
Angkutan Desa
Mobil
Mobil Pick up
Motor

Kapasitas
(orang)
23
13
8
11
2

Total Kapasitas
(orang)
414
273
568
616
3566
5437

*) Asumsi berdasarkan Kecamatan Binangun Dalam Angka 2015

Kendaraan yang tersedia hanya mampu mengangkut 97% dari total


penduduk yang ada di Desa Widarapayung sehingga lebih baik kendaraan
tersebut diprioritaskan untuk mengevakuasi kelompok rentan dan
penduduk perempuan terlebih dahulu.

2.4.4. Analisis SWOT Desa Widarapayung Wetan


Analisis SWOT di Desa Widarapayung Wetan dalam menghadapi bencana
gempa bumi dan tsunami dapat digambarkan sebagai berikut:
a.

Strength (Kekuatan)
1) Terdapat tokoh masyarakat bernama Ashadi (Ketua Desa Sibat di
Widarapayung Wetan) yang telah mendapatkan banyak pelatihan seperti
dari LIPI Germain Red Cross sehingga dapat menjadi fasilitator apabila
terjadi bencana gempa bumi dan tsunami.
2) Adanya kearifan lokal dengan sistem peringatan dini melalui tradisi
kentongan.
3) Kabupaten Cilacap telah memiliki BPBD.

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

15

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

b.

Weakness (Kelemahan)
1) Desa Widarapayung Wetan memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.245
jiwa/km2 dan termasuk dalam kategori tinggi.
2) Tenaga medis dan infrastruktur yang berhubungan dengan fasilitas
kesehatan belum memadai.
3) Kurangnya sarana akomodasi/transportasi sebagai alat evakuasi apabila
terjadi bencana gempa bumi dan tsunami.

c.

Opportunity (Peluang)
1) Terdapat fasilitas pendidikan hingga tingkat SMP yang dapat digunakan
sebagai sarana pendidikan siaga bencana dengan bantuan PMI Kabupaten
Cilacap.
2) Terdapat lapangan sepak bola yang dapat digunakan sebagai titik kumpul
untuk melakukan evakuasi ke lokasi yang lebih aman.
3) Terdapat SMP N 1 Binangun, SD N 1 Widarapayung Wetan, dan Pondok
Pesantren Roudhotul Tholabah yang dapat digunakan sebagai tempat
pengungsian.

d.

Threat (Ancaman)
Terdapat objek wisata Pantai Widarapayung dan banyak dikunjungi oleh
wisatawan dari berbagai daerah sehingga apabila terjadi bencana tsunami
dapat memperbanyak korban yang terdampak.

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

16

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

BAB III
SISTEM PERINGATAN DINI TSUNAMI

3.1.

FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB KELEMBAGAAN


Kelompok

Masyarakat

Penanggulangan

Bencana

(KMPB)

adalah

organisasi yang terdiri dari anggota masyarakat manapun, baik laki-laki maupun
perempuan yang peduli pada penanggulangan bencana dalam bentuk dan nama
apapun sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat dan dibentuk atas hasil
keputusan bersama. KMPB dapat menjadi bagian pemerintahan Desa yang
dibentuk oleh Pemerintah Desa atau Kepala Desa.
Koordinator Umum KMPB

Seksi

Seksi

Seksi

Seksi

Siaga
(SG)

Tanggap Darurat

(TD)

Komunikasi
(KM)

Kesejahteraan
(KS)

SG 1
Regu
Peringatan Dini

TD 1
Regu
Perintis

KM 1
Regu Administrasi
dan Dokumentasi

KS 1
Regu Pertolongan
Pertama

SG 2
Regu
Pemetaan

TD 2
Regu
Penyelamatan

KM 2
Regu Informasi
Hubungan Luar

KS 2
Regu
Dapur Umum

TD 3
Regu
Keamanan

KM 3
Regu
Relawan

TD 4
Regu
Pengungsian
TD 5
Regu
Kebakaran
TD 6
Regu
Logistik

Gambar 3.1. Struktur Organisasi KMPB

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

17

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

Berikut adalah ringkasan tugas KMPB dalam setiap tahapan dalam


penanggulangan bencana yang disajikan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Fungsi dan Tanggung Jawab Kelembagaan


Seksi/Regu
Koordinator
Umum KMPB
Koordinator
(SG) Seksi
Siaga
SG 1
Regu
Peringatan
Dini

Anggota
(Orang)
1

SG 2
Regu
Pemetaan
2

Koordinator
(TD) Seksi
Tanggap
Darurat
TD 1
Regu Perintis

10

TD 2
Regu
Penyelamatan
40

TD 3
Regu
Keamanan

10

Prabencana
(Kesiapsiagaan)

Saat Bencana
(Tanggap Darurat)

Pascabencana
(Pemulihan)

Di setiap tahap penanggulangan bencana bertanggung jawab atas seluruh


kegiatan KMPB. Menampung masalah, menjalin kerjasama yang baik,
memenuhi kebutuhan seluruh anggota KMPB, dan juru bicara masyarakat.
Di setiap tahap penanggulangan bencana bertanggung jawab atas seluruh
kegiatan Seksi Siaga. Penampung masalah, menjalin kerjasama yang baik, dan
memenuhi kebutuhan anggota Seksi.
- Melatih diri;
Memantau
- Mentukan tindakan
- mengenali tanda awal
perkembangan bencana,
pemulihan;
ancaman;
- menganalisa kerusakan
bencana susulan, dan
- membangun jaringan
dampak bencana
akibat bencana
komunikasi;
- melatih warga
- Melatih diri;
Membuat peta dampak
Pemetaan pemulihan
- mengumpulkan data;
bencana dan peta
- membuat peta
wilayah
ancaman, kerentanan,
dan risiko;
- sosialisasi daerahdaerah bahaya
Di setiap tahap penanggulangan bencana bertanggung jawab atas seluruh
kegiatan Seksi Tanggap Darurat. Penampung masalah, menjalin kerjasama yang
baik, dan memenuhi kebutuhan anggota Seksi.
- Melatih diri;
- menyiapkan dan
memelihara peralatan
untuk membuka jalan

- Membuka jalan baru;


- menyiapkan tempat
pengungsian

Memperbaiki sarana
jalan, jembatan, dan
rambu jalan

- Melatih diri;
- melatih warga
menyelamatkan diri;
- menyediakan dan
memelihara peralatan

Mencari,
menyelamatkan, dan
memindahkan korban ke
tempat yang aman

- Melatih diri;
- mengenali risiko
keamanan dan cara
pengamanan

- Mengamankan jalur
daerah bencana;
- menjamin keamanan

- Mengevaluasi tindakan
yang dilakukan oleh
Regu Penyelamatan
sebelum dan saat
bencana;
- membuat usulan untuk
perbaikan
- Menjaga tempat
penyimpanan
persediaan;
- menjaga keamanan

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

Dinas/Lembaga
Terkait
BPBD

BPBD

BMKG

BAPPEDA, PU,
PMI, Dinas Sosial
(DinSos)

BPBD
TAGANA,
TNI/POLRI,
SAR, TRC, PU,
Dinas
Perhubungan

SAR,
TNI/POLRI, PMI,
TRC

TNI/POLRI

18

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

Seksi/Regu

Anggota
(Orang)

10

TD 5
Regu
Kebakaran
10

TD 6
Regu Logistik

20

KM 2
Regu
Informasi dan

Saat Bencana
(Tanggap Darurat)

Pascabencana
(Pemulihan)

Dinas/Lembaga
Terkait

daerah saat para korban


berada di pengungsian
Memelihara sarana
evakuasi, misalnya air,
sanitasi, kebersihan,
listrik, sampah, jalan dll.

TD 4
Regu
Pengungsian

Koordinator
(KM) Seksi
Komunikasi
KM 1
Regu
Administrasi
dan
Dokumentasi

Prabencana
(Kesiapsiagaan)

- Melatih diri;
- Memimpin dan
- membuat rencana dan
mengawasi proses
jalur evakuasi;
pengungsian;
- memasang rambu
- membuat daftar
evakuasi;
pengungsi
- memimpin latihan
evakuasi masyarakat
atau warga:
- persiapan lokasi dan
sarana pengungsian,
misalnya air, jamban,
makanan cadangan dll.
- Melatih diri;
- Memadamkan
Memeriksa dan
- melatih warga
kebakaran apabila
mengendalikan bahan
memadamkan
terjadi korsleting
yang mudah terbakar,
kebakaran;
listrik;
misalnya bahan bakar,
- memantau faktor risiko - mematikan aliran
kompor, tabung gas,
kebakaran;
listrik;
sambungan listrik dll.
- menyediakan dan
- membantu Regu
merawat alat pemadam
Penyelamatan
kebakaran
- Melatih diri;
- Bekerjasama dengan
Menyalurkan bantuan
- mendaftar sumberRegu Dapur Umum
sumber cadangan
untuk mengelola Pos
masyarakat yang bisa
Kesejahteraan;
digunakan;
- mengumpulkan
- mencari tahu sumber
perkiraan kebutuhan
bantuan yang bisa
dasar dan darurat serta
diperoleh;
melaporkan
- menentukan tempat
penyimpanan barang
Di setiap tahap penanggulangan bencana bertanggungjawab atas seluruh kegiatan
Seksi Komunikasi. Penampung masalah, menjalin kerjasama yang baik,
memenuhi kebutuhan anggota Seksi, juru bicara masyarakat
- Melatih diri;
- POSKO KMPB;
- POSKO KMPB;
- menyalin,
- menyebarkan dan
- menerima bantuan;
menggandakan dan
mengisi formulir;
- menyalurkan bantuan
menyebarkan formulir; - menjalin komunikasi;
uang;
- menyimpan buku
- membuat laporan
- melaporkan kegiatan di
PBBM;
papan informasi Desa
- menjalin komunikasi
- Melatih diri;
- Menghubungi Instansi
- Meneliti sumber
- menjalin hubungan
gawat darurat;
dukungan;
baik dengan organisasi - meminta bantuan;
- menjaga hubungan

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

SAR, PMI, TRC,


TNI/POLRI, PU,
Tokoh
Masyarakat

Dinas Pemadam
Kebakaran
(DamKar),
TNI/POLRI, PMI

PMI, DinSos

BPBD

PMI, DinSos,
LSM

Media Massa,
Kominfo, PMI,
LSM

19

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

Seksi/Regu

Prabencana
(Kesiapsiagaan)

Anggota
(Orang)

dan media luar

Hubungan
Luar
KM 3
Regu Relawan
10

Koordinator
(SJ) Seksi
Kesejahteraan
SJ 1
Regu
Pertolongan
Pertama

10

SJ 2
Regu Dapur
Umum

10

Saat Bencana
(Tanggap Darurat)

Pascabencana
(Pemulihan)

- hubungan luar;
- menyampaikan laporan
- Menghubungi Instansi
relawan;
- mengerahkan dan
menempatkan relawan
di Regu terkait

luar;
- laporan ke donor
- Melatih relawan;
- Merawat relawan;
- mengumpulkan
- memberikan
informasi tentang
penghargaan yang
relawan yang bisa
pantas;
membantu di dalam
- mencari dan
KMPB
mengerahkan relawan
bila dibutuhkan
Di setiap tahap penanggulangan bencana bertanggungjawab atas seluruh kegiatan
Seksi Kesejahteraan. Menampung dan menangani masalah/keluhan, menjalin
kerjasama yang baik, memenuhi kebutuhan anggota Seksi
- Melatih diri dalam
- Menilai kondisi korban - Memenuhi kebutuhan
pertolongan pertama;
dan melakukan PPGD;
kesehatan dasar
- menjalin relasi yang
- membuat laporan
masyarakat;
baik dengan lembaga- membuat laporan
lembaga kesehatan
kesehatan
- Melatih diri mengenai
- Menyediakan makanan Menyediakan makanan
dan minuman bagi orang
dapur umum;
dan minuman untuk
yang membutuhkan
- menyiapkan dan
masyarakat dan orang
memelihara peralatan
yang bertugas;
dapur umum;
- menyediakan
- menyiapkan dan
kebutuhan khusus
memeriksa kondisi
kelompok rentan: bayi,
bahan makanan
anak-anak, wanita
cadangan
hamil, menyusui, orang
lanjut usia, orang sakit
dan penyandang cacat
(warga yang punya
kebutuhan khusus:
bisu, buta, tuli,
lumpuh, dan mental)

Dinas/Lembaga
Terkait

PMI, SAR,
TNI/POLRI,
LSM, Karang
Taruna, Pramuka

BPBD

Dinas Kesehatan
(DinKes), PMI,
Puskesmas, RS

DinSos, DinKes,
PMI, TNI/POLRI

Gladi tsunami yang dilakukan di Desa Widarapayung Wetan, Kecamatan


Binangun, Kabupaten Cilacap melibatkan dinas dan lembaga terkait dengan fungsi
sebagai berikut.
a.

BMKG di Jakarta, sebagai Pusat Peringatan Dini Tsunami Nasional


Melakukan tindakan sebagai berikut:
1) Mengirim peringatan Info Gempa ke Pusdalops;
2) mengirimkan pesan Konfirmasi Tsunami;
3) mengirimkan pesan Ancaman Tsunami Berakhir.

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

20

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

b.

BMKG Regional di Cilacap, sebagai Pusat Peringatan Dini Tsunami Daerah


Melakukan tindakan sebagai berikut:
1) Mengawali kontak heads up message dengan Pusdalops untuk menguji
peralatan komunikasi Pusdalops apakah masih berfungsi;
2) berkoordinasi dengan Pusdalops mengenai konfimasi diterimanya pesanpesan peringatan, konfirmasi dan ancaman berakhir di Pusdalops;
3) menerima umpan balik dari masyarakat melalui radio SAR dan Pusdalops
mengenai datangnya dan berakhirnya gelombang tsunami.

c.

BPBD Kabupaten Cilacap, sebagai Pusat Operasi Kedaruratan


Melakukan tindakan berikut:
1) Berlindung saat terjadi gempa;
2) setelah kejadian gempa:
a) memeriksa kondisi bangunan;
b) memeriksa peralatan komunikasi;
c) menerima heads up message dari BMKG Regional Cilacap;
3) saat menerima info gempa dari BMKG;
a) memeriksa peta referensi;
b) memeriksa Standar Baku, dan memutuskan untuk menyebarkan
peringatan dan arahan kepada masyarakat;
c) melaporkan kepada Otoritas Daerah
4) saat selanjutnya hingga usai ancaman tsunami:
a) mengirimkan peringatan dan arahan kepada masyarakat melalui
pengeras suara;
b) menyampaikan peringatan kepada SKPD dan Lembaga lainnya;
c) melaporkan kondisi-kondisi muthakir kepada Otoritas Daerah;
d) meminta konfirmasi dari masyarakat, SKPD, dan Lembaga lainnya
atas diterimanya pesan peringatan dari Pusdalops;
e) melaksanakan peran kendali dan koordinasi dengan SKPD dan
Lembaga lain untuk evakuasi dan tanggap darurat;
f) melakukan komunikasi dengan anggota Jaring Komunikasi SAR
tentang pemantauan pantai;

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

21

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

g) menerima pesan lanjutan: Konfirmasi dan Ancaman Berakhir dari


BMKG;
h) menyebarkan pesan lanjutan dari BMKG kepada masyarakat, Otoritas
Daerah, SKPD dan Lembaga lain;
i) menginformasikan kondisi aman dan mengijinkan kepulangan warga
masyarakat.
d.

Peran Lembaga
1) Lembaga yang terlibat dalam Rantai Peringatan (sebelum dan selama
kejadian tsunami):
a) TNI/POLRI;
b) SAR;
c) Media Penyiaran Daerah.
Melakukan tindakan:
a) Berlindung;
b) menerima dan meneruskan pesan-pesan peringatan, konfirmasi dan
ancaman berakhir kepada jajarannya dan warga masyarakat;
2) Lembaga Pemerintah yang terlibat dalam respons kedaruratan (selama
kejadian tsunami):
a) TNI/POLRI;
b) Dinas Sosial (TAGANA);
c) Dinas Kesehatan;
d) PMI;
e) SAR;
f) TRC;
g) Dinas Pemadam Kebakaran;
h) Pramuka;
i) Rumah sakit, Puskesmas, dll.
Melakukan tindakan:
a) Melaksanakan koordinasi dan arahan respons dari BPBD;

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

22

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

b) menjalankan

mandat

dan

prosedur

lembaga

masing-masing

(keamanan, tenda darurat, pelayanan darurat medis atau dapur umum,


evakuasi dan pertolongan) sesuai pada Tabel 3.1.;
c) memberikan informasi mutakhir mengenai kondisi di lapangan ke
Pusdalops

3.2.

PEMBENTUKAN POS KOMANDO DAN POSKO LAPANGAN

3.2.1. Lokasi
Letak pos komando dan posko lapangan tanggap darurat bencana
sebaiknya menempati lokasi yang strategis dengan kriteria:
a.

Mudah diakses oleh berbagai pihak dan unit kerja yang terlibat dalam
keadaan tanggap darurat bencana;

b.

mempunyai fasilitas air bersih dan sarana lainnya;

c.

aman dan terbebas dari ancaman bencana;

d.

memiliki halaman yang memadai untuk area parkir kendaraan dan ruangan
yang cukup untuk gudang logistik.
Posko Lapangan Tanggap Darurat Bencana dibentuk oleh Ketua Pos

Komando dan Koordinasi Tanggap Darurat (BPBD Kabupaten Cilacap).


Pembentukan Posko Lapangan Tanggap Darurat bencana berdasarkan dari hasil
penilaian dan kebutuhan akan perlu tidaknya suatu wilayah dijadikan
pendampingan dan pelayanan tanggap darurat, dan pembentukan posko sebaiknya
dilakukan sesegera mungkin setelah kejadian bencana.
Pos Komando dan Koordinasi Tanggap Darurat Desa Widarapayung
Wetan terletak di SMP N 1 Binangun yang terletak kurang lebih 6 km dari garis
pantai selatan. Jangka waktu keberadaan Pos Komando dan Koordinasi serta
Posko Lapangan Tanggap Bencana bersifat sementara selama masa tanggap
darurat dan beroperasi selama 24 jam setiap hari dan dapat diperpanjang atau
diperpendek jangka waktunya sesuai kondisi dan keadaan kedaruratan. Posko
Lapangan Tanggap Darurat Bencana berkedudukan dilokasi titik bencana baik di
pemukiman warga atau di lokasi pengungsian dikendalikan oleh Koordinator
Posko Lapangan.

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

23

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

3.2.2. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi


Menurut Perka BNPB No 14 Tahun 2010 tentang Pedoman Pembentukan
Pos Komando Tanggap Darurat Bencana, tugas Pokok Pos Komando Lapangan
Tanggap Darurat Bencana adalah menjamin berjalannya operasi tanggap darurat
oleh berbagai pihak secara terpimpin, terkoordinasi, efektif, dan efisien di lokasi
bencana.
Pos komando lapangan tanggap darurat bencana berfungsi:
a.

Sebagai tempat berkumpul semua sumber daya untuk melaksanakan tanggap


darurat pada wilayah kerja Pos Komando Lapangan;

b.

sebagai

tempat

mengkoordinasikan,

mengintegrasikan

dan

mensinkronisasikan upaya-upaya tanggap darurat yang dilakukan oleh


instansi/organisasi terkait;
c.

sebagai tempat mengerahkan dan mengendalikan kegiatan tanggap darurat


bencana di lokasi bencana yang menjadi wilayah kerja Pos Komando
Lapangan.

3.2.3. Prasarana dan Sarana


Prasarana dan Sarana Pos Komando LapanganTanggap Darurat Bencana
yang sebaiknya harus ada sebagai berikut:
a.

Prasarana
Posko Lapangan didirikan untuk melaksanakan kegiatan pengendalian
operasi tanggap darurat bencana, dengan fasilitas atau fungsi ruangan sebagai
berikut:
1) Ruang komandan dan wakil komandan;
2) ruang koordinator bidang-bidang;
3) ruang perwakilan dan penghubung (LO);
4) ruang sekretariat;
5) ruang logistik;
6) ruang rapat;
7) ruang data, informasi, dan komunikasi (termasuk media center);
8) ruang/kamar tidur;

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

24

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

9) ruang dapur;
10) ruang kamar mandi, cuci dan kakus (MCK);
11) tempat ibadah.
b.

Sarana
1) Sarana komunikasi berupa : telepon, telepon satelit (visat), mesin fax,
radio komunikasi jarak dekat dan jarak jauh;
2) seperangkat komputer dan multimedia : website, e-mail, teleconference;
3) televisi, radio
4) pengeras suara
5) sarana transportasi;
6) alat-alat tulis kantor;
7) media presentasi: lcd projector
8) papan nama (plang)
9) papan data (daerah, data korban, kerusakan, kebutuhan mendesak,
mengacu pada hasil kaji cepat TRC PB);
10) peta induk (peta tentang semua kegiatan Posko)
11) peta lokasi;
12) peta/data logistik, personil, bantuan, kebutuhan, peralatan, NGO lokal dan
asing;
13) jam dinding;
14) buku jurnal.

3.2.4. Pembiayaan
Biaya operasional Pos Komando dan Posko Lapangan Darurat Bencana
bersumber dari:
a.

APBD Kabupaten/Kota;

b.

APBD Provinsi;

c.

APBN;

d.

bantuan lain yang tidak mengikat.

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

25

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

BAB IV
MEKANISME SIMULASI PENANGGULANGAN BENCANA

4.1.

SKENARIO KABUPATEN CILACAP


Skenario ini menggambarkan terjadinya fenomena alam gempa bumi di

pagi hari. Gempa bumi tersebut dengan magnitude 6,9 berpusat di selatan perairan
Cilacap dan memicu terjadinya serangkaian gelombang tsunami. Kronologis
kejadian bencana sebagai berikut:

Tabel 4.1. Skenario Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Kabupaten Cilacap


NO

SUBJEK

WAKTU

Masyarakat

Sebelum
terjadi gempa
bumi dan
tsunami

Masyarakat

06.00 WIB
(terjadi gempa
bumi)

FUNGSI/ PERAN

YANG DILAKUKAN

PERALATAN/
ARMADA

Pada pagi hari seluruh masyarakat di


Kabupaten Cilacap memulai kegiatankegiatan harian seperti biasanya untuk
bersiap-siang ke kantor, ladang, sawah,
pasar, berdagang di area pantai, anak sekolah
sedang bersiap-siap ke sekolah, dan kegiatan
lainnya.
1. Apabila anda merasakan gempa, maka
JANGAN PANIK dan CEMAS
2. Apabila anda merasakan gempa dengan
ciri-ciri: gempa dirasakan cukup kuat,
tidak mampu berdiri dengan seimbang,
struktur bangunan rusak, dan anda sedang
berada di dalam bangunan maka:
a. Lindungi kepala anda dari reruntuhan
bangunan
b. Cari tempat yang paling aman dari
Reruntuhan dan goncangan
c. Apabila anda berada dekat dengan
pintu keluar maka berlarilah keluar dan
ikuti petunjuk jalur evakuasi.
3. Apabila anda berada di luar bangunan atau
area terbuka:
a. Hindari dari bangunan yang anda di
sekitar anda seperti gedung, tiang
listrik dan pohon
b. Perhatikan tempat anda berpijak,
hindari apabila terjadi rekahan tanah
4. Jika anda sedang mengendarai mobil:
Berhentilah berkendara. Hindari area-area

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

26

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

NO

SUBJEK

WAKTU

FUNGSI/ PERAN

YANG DILAKUKAN

5.

Koordinator
Pusdalops /
KMPB

Menit ke -2-5

Koordinator
KMPB/
Pusdalops

Menit 7-9

Wakil
Koordinator
KMPB/
Pusdalops

Menginstruksikan
1.
untuk evakuasi segera
dengan berkoordinasi
dengan tokoh agama 2.
atau kepala desa

1. Menyebarkan
informasi
dasar
kejadian
gempa
(skala, pusat gempa,
potensi
tsunami/tidak).
2. Menginstruksikan
kepada
seluruh
warga untuk segera
mengungsi ke lokasi
pengungsian
yang
sudah ditetapkan
3. Koordinasi dengan
Bupati dan SKPD
terkait
4. Memantau
perkembangan
kejadian gempa dan
potensi tsunami
5. Meminta
bantuan
SAR,
TAGANA,
TNI,
POLRI,
LANAL untuk terjun
ke lapangan.
Menit ke 10 Komando melakukan
(09.10)
evakuasi dari area
berisiko
menuju
tempat-tempat
aman
yang telah ditentukan

1.
2.
3.

4.

5.

PERALATAN/
ARMADA

yang berbahaya yang mungkin rusak


akibat gempa seperti: di atas jembatan,
dibawah pohon, dekat tiang listrik dan
bangunan. Segera keluar mobil dan cari
area terbuka.
Jika anda tinggal atau sedang berada di
pantai:
Jauhi pantai untuk menghindari tsunami
sekitar 1 km dari pantai, ikuti petunjuk
arah evakuasi
Pusdalops menerima heads-up message HT/HP/TOA
(kontak awal) dari BMKG Regional
Cilacap
Pusdalops menerima pesan peringatan Info
Gempa yang mengindikasikan Berpotensi
Tsunami dari Pusat Peringatan Dini
Tsunami Nasional di BMKG Jakarta
Membunyikan sirine selama 1 menit dari 1. Sirine dan
TOA;
TOA sebagai tanda bahaya
Mengirim sms dan/atau telepon kepada 2. Handy Talky
(HT) dan/atau
seluruh Kepala desa atau tokoh agama
HP.
Menghubungi bupati kabupaten Cilacap
melalui telepon/HT menyatakan siap
menerima perintah teknis di lapangan dan
melaporkan telah mengeluarkan arahan
evakuasi sesuai prosedur
Berkoordinasi secara terus menerus
dengan SKPD terkait , polri, TNI, Lanal,
PMI dll tentang informasi perkembangan
potensi tsunami.
Memerintahkan Tim bantuan langsung
dari PMI, SAR, TNI,berkoordinasi dengan
semua Kepala desa

1. Mengevakuasi kelompok rentan (ibu


hamil, anak-anak, penyandang cacat dan
lansia) melalui tim evakuasi per
lingkungan.
2. Memerintahkan seluruh warga untuk

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

27

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

NO

SUBJEK

WAKTU

FUNGSI/ PERAN

YANG DILAKUKAN

dengan berkoordinasi
dengan tim bantuan

Wakil
Koordinator
KMPB/
Pusdalops

Menit 10-15

Regu
keamanan

Menit 15-20

Regu
Peringatan
Dini

Menit 15-20

Regu
Pengungsian

Menit +20

10

Regu Dapur
Umum

Menit +20

11

Regu
Kesehatan

Menit +20

bergeser ke titik kumpul per RT dan


bersiap mengungsi ke area evakuasi
dan/atau area yang lebih tinggi melalui
Ketua RT masing-masing
1. Komando
1. Memastikan semua perintah dijalankan
Memerintahkan
oleh seluruh Ketua RT dan Mengawal
Evakuasi warga
proses evakuasi warga ke lokasi yang telah
2. Koordinasi dengan
disepakati.
Tim Bantuan
2. Memastikan Tim evakuasi menjaga
rombongan warga agar tidak tercerai berai
saat berada di perjalanan.
3. Memastikan seluruh warga dan tim
terevakuasi dan berada dalam satu
komando.
4. Memastikan kampung sudah kosong.
5. Berkoordinasi dengan Koordinator KMPB
/ Pusdalops
6. Mengkomunikasikan kebutuhan bantuan
taktis dan dasar untuk warga yang sedang
dievakuasi ke area pengungsian ke korlap
PMI, TAGANA, TNI, POLRI, LINMAS
Pengamanan
Berkeliling kampung untuk menjaga-jaga
Lingkungan/ LINMAS
kemanan, mengantisipasi adanya orang yang
memanfaatkan situasi
1. Pengamatan pantai
1. Seksi Deteksi Dini mengamati kondisi
2. Koordinasi dengan
Pantai lalu melihat kondisi air laut surut
Koordinator
tidak seperti biasanya.
KMPB/pusdalops
2. Seksi deteksi dini via HT segera
menghubungi
Koordinator
KMPB/
Pusdalops
untuk
menginformasikan
ada/tidakny potensi tsunami di pantai
cilacap
Pelaksana
tanggap Mendirikan tenda
darurat yang mengurusi
pengungsi
(dinsos,
dinkes dll.)
Pelaksana
tanggap 1. Menyiapkan perlengkapan dapur umum
darurat yang mengurusi
terhadap pengungsi
dapur umum
2. Menyiapkan makanan dan minuman bagi
warga

PERALATAN/
ARMADA

Pelaksana
tanggap 1. Melakukan pertolongan pertama pada
darurat yang mengurusi
korban
bagian
kesehatan 2. Koordinator
Regu
Kesehatan
(dinkes, Pmi, dan Rs)
menghubungi puskesmas kecamatan agar
mengirimkan ambulans untuk segera

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

1. Kendaraan
Bermotor,
mobil, truk
(sesuai hasil
pendataan tim
KMPB/
pusdalops)
2. Koordinasi
menggunakan
HT per
Koordinator RT
3. Pengeras Suara
Masjid/Gereja
4. HP dan/atau
HT dan
pengeras suara
tangan (TOA)
Motor,Alat
Keamanan
HT

Perlengkapan
tenda

Peralatan dan
perlengkapan
memasak,
makanan, dan
minuman
Ambulans, obatobatan,
tandu/brankar, rs
lapangan

28

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

NO

SUBJEK

WAKTU

FUNGSI/ PERAN

12

Regu
Administrasi

Menit +20

Pelaksana
tanggap
darurat yang mengurusi
pendataan korban

13

Regu
Evakuasi

Menit +20

14

Menit 70

Pelaksana
tanggap
darurat yang mengurusi
evakuasi
SAR

15

Menit 80

SAR

4.2.

YANG DILAKUKAN
mengevakuasi korban luka patah tulang
dan luka parah ke rumah sakit
1. Pendataan kebutuhan korban
2. Mendata korban bencana yang mengalami
luka-luka, meninggal, dan hilang serta
pendataan kebutuhan bagi pengungsi.
Melakukan penyisiran untuk mencari korban
yang masih tertinggal di lokasi.
Pantai menginformasikan ke Pusdalops
melalui radio HT bahwa gelombang laut
telah berangsur kembali normal di pantai
Pantai yang memberitahukan kondisi di
pantai sudah aman

PERALATAN/
ARMADA

Alat tulis.

Kantong mayat,
tandu, ambulans.
HT

Pengeras Suara

SKENARIO DESA WIDARAPAYUNG WETAN


Skenario ini menggambarkan terjadinya fenomena alam gempa bumi

berdasarkan kondisi waktu asumsi kejadian bencana yaitu pagi, siang, sore, dan
malam. Gempa bumi tersebut dengan magnitude 6,9 berpusat di selatan perairan
Cilacap dan memicu terjadinya serangkaian gelombang tsunami di Desa
Widarapayung Wetan.

Tabel 4.2. Skenario Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami


Desa Widarapayung Wetan Asumsi Kejadian Pagi Hari
NO

SUBJEK

WAKTU

Masyarakat

Sebelum
terjadi
gempa bumi
dan tsunami

Masyarakat

06:00 WIB

Koordinator
KMPB & Regu
Peringatan Dini

06:01

FUNGSI/ PERAN

PERALATAN/
ARMADA

YANG DILAKUKAN
Pada pagi hari seluruh masyarakat di Desa
Widarapayung Wetan memulai kegiatankegiatan harian seperti biasanya untuk
bersiap-siang ke kantor, ladang, sawah,
pasar, berdagang di area pantai, anak sekolah
sedang bersiap-siap ke sekolah, dan kegiatan
lainnya.
Terjadi gempa bumi dengan magnitude 6,9
SR berpusat di selatan perairan Cilacap pada
kedalaman 30 km
1. Koordinator KMPB segera membunyikan
kentongan;
2. Warga yang mendengar bunyi kentongan
menindaklanjuti dengan mengabarkan

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

Kentongan,
Pengeras suara
masjid, HT

29

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

NO

SUBJEK

WAKTU

Koordinator
KMPB, Regu
Penyelamatan,
Regu
Kebakaran

06:02

Regu
Peringatan Dini

06:04

Koordinator
KMPB,
Koordinator
Seksi,
Penyelamatan,
Regu
Keamanan,
Regu
Pengungsian,
Regu
Kebakaran,
Regu Informasi
dan Hubungan
Luar

06:05

FUNGSI/ PERAN

Koordinator
KMPB
memerintah
Koordinator masingmasing Seksi untuk
mengaktifkan
regu
satuan tugas

1. Koordinator
Seksi
Tanggap
Darurat
memerintahkan
masing-masing Regu
untuk melaksanakan
tugas masing-masing
2. Koordinator
Seksi
Komunikasi
memerintahkan Regu
Regu Informasi dan
Hubungan Luar untuk
menghubungi
lembaga dan instansi
terkait

PERALATAN/
ARMADA

YANG DILAKUKAN
tanda bahaya melalui pengeras suara di
masjid dan memerintahkan segera menuju
titik kumpul;
3. Regu peringatan dini mengamati kondisi
pesisir Desa Widarapayung Wetan melalui
menara
yang
berada
di
Pantai
Widarapayung apakah terdapat tanda-tanda
akan terjadi tsunami atau tidak.
1. Semua warga dibantu arahan Regu
Penyelamatan menuju titik kumpul di
lapangan sepak bola Desa Widarapayung
Wetan;
2. Regu Penyelamatan membantu anak-anak,
wanita hamil, orang tua, dan penyandang
cacat untuk menuju titik kumpul.
3. Regu Kebakaran mematikan aliran listrik
dan membantu Regu Penyelamatan
Regu peringatan dini segera menghubungi
Koordinator KMPB dengan menggunakan
HT, menginformasikan bahwa di pesisir
Pantai Widarapayung berpotensi tsunami.
1. Regu
Pengungsian
menginformasikan
kepada Koordinator KMPB menggunakan
HT bahwa unit evakuasi masih kurang
untuk sekitar 138 orang, estimasi dapat
dievakuasi menggunakan 6 buah truk;
2. Koordinator KMPB segera menghubungi
Koordinator Seksi Informasi untuk meminta
bantuan;
3. Regu Informasi dan Hubungan Luar
menghubungi dinas dan lembaga terkait
untuk meminta bantuan;
4. Regu
penyelamatan
dibantu
Regu
Kebakaran segera menuntun warga ke
tempat pengungsian dengan menggunakan
kendaraan sesuai kapasitas yang telah
dipetakan sebelumnya;
5. Kelompok rentan sejumlah 958 (rincian
Tabel 2.5 hal. 13) dievakuasi menggunakan
21 angkutan desa (kapasitas 273 orang), 71
mobil (kapasitas 568 orang), 21 mobil pick
up (kapasitas 231 orang) perhitungan
tersebut sudah dengan sopir;
6. Dua truk digunakan untuk mengangkut
perlengkapan pengungsian, anggota Regu
Perintis, dan Regu Pengungsian;

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

Pengeras Suara

HT

HT, alat
transportasi (18
truk, 21 angkutan
desa, 71 mobil,
56 mobil pick up,
1783 motor)

30

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

NO

SUBJEK

WAKTU

Regu Perintis,
Regu
Pengungsian

06:10

Masing-masing
Seksi

6:20

Regu
Peringatan Dini

6:25

10

Regu Relawan,
Regu
Administrasi
dan
Dokumentasi
Regu

7:00

11

7:10

FUNGSI/ PERAN

PERALATAN/
ARMADA

YANG DILAKUKAN
7. Enam belas truk, 35 mobil pick up; dan
1783 motor digunakan untuk mengevakuasi
pengungsi lain dengan kapasitas total 4319
orang (diutamakan untuk perempuan dan
warga yang kondosi fisiknya lemah).
8. Regu Keamanan mengelilingi desa untuk
melakukan pengecekan kondisi dan mencari
korban apabila masih ada yang tertinggal di
lokasi.
1. Regu Perintis menyiapkan tempat
pengungsian di area Pondok Pesantren
Roudhotul
Tholabah,
SD
N
1
Widarapayung Wetan, dan SMP N 1
Binangun, kemudian membuat MCK
sementara;
2. Regu Pengungsian mendirikan tenda;
3. Regu logistik menyiapkan persediaan
kebutuhan pengungsi;
4. Asumsi Kebutuhan:
- Tenda Militer: 60 tenda kapasitas @10
KK (PonPes 35 unit, SD/MI 10 unit,
SMP/MTs 15 unit)
- Dapur Umum: Minyak, Beras, Air
Bersih, Bumbu dapur, lauk pauk,
makanan bayi
- Obat-obatan dan P3K
- Sandang: pakaian, selimut, pembalut
- MCK
1. Warga sampai di lokasi pengungsian;
2. Koordinator KMPB melapor kepada
Kepala BPBD Kabupaten Cilacap kondisi
di lapangan bahwa warga telah dievakuasi;
3. Regu Administrasi dan Dokumentasi
mendata jumlah pengungsi;
4. Regu Pertolongan Pertama melakukan
pertolangan kepada korban;
Regu Peringatan Dini melaporkan kepada
koordinator KMPB bahwa telah terjadi
tsunami dan mencapai kurang lebih 30 meter
dari garis pantai
1. Regu Adiministrasi dan Dokumentasi
mencatat bantuan dan relawan yang
datang;
2. Regu Relawan mengkoordinasi para
relawan yang telah datang;
1. Regu Peringatan Dini melaporkan bahwa

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

Tenda, peralatan
memasak,
makanan dan air
bersih, kebutuhan
sandang,
pengeras Suara,
HT

HT, Alat tulis,


Ambulans dan
obat-obatan

HT

Alat tulias,
Pengeras Suara

HT

31

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

NO

SUBJEK

WAKTU

Peringatan
Dini, Regu
Penyelamatan,
Regu
Keamanan
12

Regu Relawan,
Regu
Kesehatan,
Regu Dapur
Umum

YANG DILAKUKAN

PERALATAN/
ARMADA

tsunami telah surut;


2. Regu Penyelamatan, Keamanan, dan
Kebakaran kembali ke lokasi Desa
Widarapayung Wetan untuk melakukan
pengecekan kondisi kerusakan serta
mencari korban.
1. Regu Kesehatan menghubungi rumah
sakit dan puskesmas terdekat untuk segera
mengevakuasi korban yang membutuhkan
pertolongan lanjutan;
2. Regu dapur umum mulai mempersiapkan
makanan dan minuman untuk para
pengungsi dan anggota regu.
3. Para pengungsi beristirahat dan relaksasi
di dampingi oleh Regu Relawan dan Regu
Kesehatan untuk mengurangi shock dan
trauma.

Pengeras suara,
ambulans,
peralatan
memasak, bahan
makanan

FUNGSI/ PERAN

8:20

Tabel 4.3. Skenario Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami


Desa Widarapayung Wetan Asumsi Kejadian Siang Hari
NO

SUBJEK

WAKTU

Masyarakat

Sebelum
terjadi
gempa bumi
dan tsunami

Masyarakat

11:00 WIB

Koordinator
KMPB & Regu
Peringatan Dini

11:01

FUNGSI/ PERAN

PERALATAN/
ARMADA

YANG DILAKUKAN
Pada siang hari masyarakat di Desa
Widarapayung Wetan melakukan kegiatankegiatan harian seperti biasanya di kantor,
ladang, sawah, pasar, rumah-rumah warga,
berdagang di area pantai, anak sekolah
sedang melakukan kegiatan belajar mengajar,
masyarakat
berwisata
ke
Pantai
Widarapayung, dan kegiatan lainnya.
Terjadi gempa bumi dengan magnitude 6,9
SR berpusat di selatan perairan Cilacap pada
kedalaman 30 km
1. Penjaga pantai membunyikan sirine dan
memerintahkan masyarakat dan pedagang
untuk menuju titik kumpul kemudian
dievakuasi ke tempat yang lebih aman
(misalnya di lapangan sepakbola Desa
Widarapayung Wetan yang berjarak 1 km
dari Pantai Widarapayung);
2. Warga yang mendengar bunyi sirine
menindaklanjuti dengan mengabarkan
tanda bahaya melalui pengeras suara di
masjid dan memerintahkan segera menuju

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

Sirine, Pengeras
suara masjid, HT

32

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

NO

SUBJEK

WAKTU

Koordinator
KMPB, Regu
Penyelamatan,
Regu
Kebakaran

11:05

Regu
Peringatan Dini

11:07

Koordinator
KMPB,
Koordinator
Seksi,
Penyelamatan,
Regu
Keamanan,
Regu
Pengungsian,
Regu
Kebakaran,
Regu Informasi
dan Hubungan
Luar

11:10

FUNGSI/ PERAN

Koordinator
KMPB
memerintah
Koordinator masingmasing Seksi untuk
mengaktifkan
regu
satuan tugas

1. Koordinator Seksi
Tanggap
Darurat
memerintahkan
masing-masing
Regu
untuk
melaksanakan tugas
masing-masing
2. Koordinator Seksi
Komunikasi
memerintahkan
Regu
Regu
Informasi
dan
Hubungan
Luar
untuk menghubungi
lembaga dan instansi
terkait

PERALATAN/
ARMADA

YANG DILAKUKAN
titik kumpul;
3. Regu peringatan dini mengamati kondisi
pesisir Desa Widarapayung Wetan melalui
menara
yang
berada
di
Pantai
Widarapayung apakah terdapat tandatanda akan terjadi tsunami atau tidak.
1. Semua warga dibantu arahan Regu
Penyelamatan menuju titik kumpul di
lapangan sepak bola Desa Widarapayung
Wetan;
2. Regu Penyelamatan membantu anak-anak,
wanita hamil, orang tua, dan penyandang
cacat untuk menuju titik kumpul.
3. Masyarakat dan pedagang dari Pantai
Widarapayung sampai di lapangan sepak
bola;
4. Masing-masing guru sekolah melakukan
evakuasi kepada muridnya di lapangan
upacara;
5. Regu Kebakaran mematikan aliran listrik
dan membantu Regu Penyelamatan
Regu peringatan dini segera menghubungi
Koordinator KMPB dengan menggunakan
HT, menginformasikan bahwa di pesisir
Pantai Widarapayung berpotensi tsunami.
1. Koordinator KMPB segera menghubungi
Koordinator Seksi Informasi untuk
meminta bantuan;
2. Regu Informasi dan Hubungan Luar
menghubungi dinas dan lembaga terkait
untuk meminta bantuan;
3. Regu penyelamatan dibantu Regu
Kebakaran segera menuntun warga ke
tempat pengungsian dengan menggunakan
kendaraan sesuai kapasitas yang telah
dipetakan sebelumnya;
4. Regu Penyelamatan dibantu para guru
mengevakuasi para muridnya, 3 SD dan 1
MI dengan jumlah 625 murid dan 31 guru
dievakuasi di area sekolah, 1 SMP dan 1
MTS dengan jumlah 991 murid dan 58
guru dievakuasi di area sekolah karena
terletak di lokasi yang cukup aman;
5. Regu penyelamatan membantu kelompok
rentan yang masih ada di lingkungan
masyarakat, anak-anak (32 orang), orang

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

Pengeras Suara,
HT

HT

HT, alat
transportasi

33

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

NO

SUBJEK

WAKTU

Regu Perintis,
Regu
Pengungsian

11:15

Masing-masing
Seksi

11:20

Regu
Peringatan Dini

11:25

10

Regu
Peringatan
Dini, Regu
Penyelamatan,

12:20

FUNGSI/ PERAN

PERALATAN/
ARMADA

YANG DILAKUKAN
tua (384 orang), ibu hamil (21 orang), dan
penyandang cacat (29 orang);
6. Regu Keamanan mengelilingi desa untuk
melakukan pengecekan kondisi dan
mencari korban apabila masih ada yang
tertinggal di lokasi.
1. Regu Perintis menyiapkan tempat
pengungsian di area Pondok Pesantren
Roudhotul
Tholabah,
SD
N
1
Widarapayung Wetan, dan SMP N 1
Binangun, kemudian membuat MCK
sementara;
2. Regu Pengungsian mendirikan tenda;
3. Regu logistik menyiapkan persediaan
kebutuhan pengungsi;
4. Asumsi Kebutuhan:
- Tenda Militer: 60 tenda kapasitas @10
KK (PonPes 35 unit, SD/MI 10 unit,
SMP/MTs 15 unit)
- Dapur Umum: Minyak, Beras, Air
Bersih, Bumbu dapur, lauk pauk,
makanan bayi
- Obat-obatan dan P3K
- Sandang: pakaian, selimut, pembalut
- MCK
1. Warga dan masyarakat dari Pantai
Widarapayung
sampai
di
lokasi
pengungsian terdekat;
2. Koordinator KMPB melapor kepada
Kepala BPBD Kabupaten Cilacap kondisi
di lapangan bahwa warga telah
dievakuasi;
3. Regu Administrasi dan Dokumentasi
mendata jumlah pengungsi yang berada di
Pondok Pesantren Roudhotul Tholabah,
SD/MI dan SMP/MTs;
4. Regu Pertolongan Pertama melakukan
pertolangan kepada korban;
Regu Peringatan Dini melaporkan kepada
koordinator KMPB bahwa telah terjadi
tsunami dan mencapai kurang lebih 20 meter
dari garis pantai
1. Regu Peringatan Dini melaporkan bahwa
tsunami telah surut;
2. Regu Penyelamatan, Keamanan, dan
Kebakaran kembali ke lokasi Desa

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

Tenda, peralatan
memasak,
makanan dan air
bersih, kebutuhan
sandang,
pengeras Suara,
HT

HT, Alat tulis,


Ambulans dan
obat-obatan

HT

HT

34

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

NO

SUBJEK

WAKTU

FUNGSI/ PERAN

Regu
Keamanan
11

Regu Relawan,
Regu
Kesehatan,
Regu
Administrasi
dan
Dokumentasi,
Regu Dapur
Umum

12:30

PERALATAN/
ARMADA

YANG DILAKUKAN

1.

2.
3.

4.

5.

6.

Widarapayung Wetan untuk melakukan


pengecekan kondisi kerusakan serta
mencari korban.
Regu Adiministrasi dan Dokumentasi
mencatat bantuan dan relawan yang
datang;
Regu Relawan mengkoordinasi para
relawan yang telah datang;
Regu Kesehatan menghubungi rumah
sakit dan puskesmas terdekat untuk segera
mengevakuasi korban yang membutuhkan
pertolongan lanjutan;
Regu dapur umum mulai mempersiapkan
makanan dan minuman untuk para
pengungsi dan anggota regu.
Para pengungsi beristirahat dan relaksasi
di dampingi oleh Regu Relawan dan Regu
Kesehatan untuk mengurangi shock dan
trauma.
Bagi umat muslim menjalankan sholat
dzuhur berjamaah dan berdoa agar tidak
terjadi gempa bumi dan tsunami susulan.

Alat tulis,
Pengeras Suara,
Ambulans,
Peralatan
memasak, bahan
makanan

Tabel 4.4. Skenario Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami


Desa Widarapayung Wetan Asumsi Kejadian Sore Hari
NO

SUBJEK

WAKTU

Masyarakat

Sebelum
terjadi
gempa bumi
dan tsunami

Masyarakat

17:00 WIB

Koordinator
KMPB & Regu
Peringatan Dini

17:01

FUNGSI/ PERAN

PERALATAN/
ARMADA

YANG DILAKUKAN
Pada sore hari masyarakat di Desa
Widarapayung Wetan baru pulang dan
beristirahat dari melakukan kegiatankegiatan harian seperti biasanya di kantor,
ladang, sawah, pasar, rumah-rumah warga,
berdagang di area pantai, masih terdapat
masyarakat yang berwisata ke Pantai
Widarapayung, dan kegiatan lainnya.
Terjadi gempa bumi dengan magnitude 6,9
SR berpusat di selatan perairan Cilacap pada
kedalaman 30 km
1. Koordinator KMPB segera membunyikan
kentongan;
2. Warga yang mendengar bunyi kentongan
menindaklanjuti dengan mengabarkan
tanda bahaya melalui pengeras suara di
masjid dan memerintahkan segera menuju

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

Kentongan,
Pengeras suara
masjid, sirine, HT

35

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

NO

SUBJEK

WAKTU

Koordinator
KMPB, Regu
Penyelamatan,
Regu
Kebakaran

17:05

Regu
Peringatan Dini

17:07

Koordinator
KMPB,
Koordinator
Seksi,
Penyelamatan,
Regu
Keamanan,
Regu
Pengungsian,
Regu
Kebakaran,
Regu Informasi
dan Hubungan
Luar

17:10

FUNGSI/ PERAN

Koordinator
KMPB
memerintah
Koordinator masingmasing Seksi untuk
mengaktifkan
regu
satuan tugas

1. Koordinator Seksi
Tanggap
Darurat
memerintahkan
masing-masing
Regu
untuk
melaksanakan tugas
masing-masing
2. Koordinator Seksi
Komunikasi
memerintahkan
Regu
Regu
Informasi
dan
Hubungan
Luar
untuk menghubungi
lembaga dan instansi
terkait

PERALATAN/
ARMADA

YANG DILAKUKAN
titik kumpul;
3. Penjaga pantai membunyikan sirine dan
memerintahkan masyarakat dan pedagang
untuk menuju titik kumpul kemudian
dievakuasi ke tempat yang lebih aman
(misalnya di lapangan sepakbola Desa
Widarapayung Wetan yang berjarak 1 km
dari Pantai Widarapayung);
4. Regu peringatan dini mengamati kondisi
pesisir Desa Widarapayung Wetan melalui
menara
yang
berada
di
Pantai
Widarapayung apakah terdapat tandatanda akan terjadi tsunami atau tidak.
1. Semua warga dibantu arahan Regu
Penyelamatan menuju titik kumpul di
lapangan sepak bola Desa Widarapayung
Wetan;
2. Regu Penyelamatan membantu anak-anak,
wanita hamil, orang tua, dan penyandang
cacat untuk menuju titik kumpul.
3. Masyarakat dan pedagang dari Pantai
Widarapayung sampai di lapangan sepak
bola;
4. Regu Kebakaran mematikan aliran listrik
dan membantu Regu Penyelamatan
Regu peringatan dini segera menghubungi
Koordinator KMPB dengan menggunakan
HT, menginformasikan bahwa di pesisir
Pantai Widarapayung berpotensi tsunami.
1. Regu Pengungsian menginformasikan
kepada Koordinator KMPB menggunakan
HT bahwa unit evakuasi masih kurang
untuk sekitar 138 orang, estimasi dapat
dievakuasi menggunakan 6 buah truk;
2. Koordinator KMPB segera menghubungi
Koordinator Seksi Informasi untuk
meminta bantuan;
3. Regu Informasi dan Hubungan Luar
menghubungi dinas dan lembaga terkait
untuk meminta bantuan;
4. Regu penyelamatan dibantu Regu
Kebakaran segera menuntun warga ke
tempat pengungsian dengan menggunakan
kendaraan sesuai kapasitas yang telah
dipetakan sebelumnya;
5. Kelompok rentan sejumlah 958 (rincian

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

Pengeras Suara,
HT

HT

HT, alat
transportasi

36

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

NO

SUBJEK

WAKTU

FUNGSI/ PERAN

6.

7.

8.

Regu Perintis,
Regu
Pengungsian

17:15

1.

2.
3.
4.

Masing-masing
Seksi

17:20

PERALATAN/
ARMADA

YANG DILAKUKAN

1.

2.

3.

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

Tabel
2.5
hal.
13)
dievakuasi
menggunakan 21 angkutan desa (kapasitas
273 orang), 71 mobil (kapasitas 568
orang), 21 mobil pick up (kapasitas 231
orang) perhitungan tersebut sudah dengan
sopir;
Dua truk digunakan untuk mengangkut
perlengkapan pengungsian, anggota Regu
Perintis, dan Regu Pengungsian;
Enam belas truk, 35 mobil pick up; dan
1783
motor
digunakan
untuk
mengevakuasi pengungsi lain dengan
kapasitas total 4319 orang (diutamakan
untuk perempuan dan warga yang kondosi
fisiknya lemah).
Regu Keamanan mengelilingi desa untuk
melakukan pengecekan kondisi dan
mencari korban apabila masih ada yang
tertinggal di lokasi.
Regu Perintis menyiapkan tempat
pengungsian di area Pondok Pesantren
Roudhotul
Tholabah,
SD
N
1
Widarapayung Wetan, dan SMP N 1
Binangun, kemudian membuat MCK
sementara;
Regu Pengungsian mendirikan tenda;
Regu logistik menyiapkan persediaan
kebutuhan pengungsi;
Asumsi Kebutuhan:
- Tenda Militer: 60 tenda kapasitas @10
KK (PonPes 35 unit, SD/MI 10 unit,
SMP/MTs 15 unit)
- Dapur Umum: Minyak, Beras, Air
Bersih, Bumbu dapur, lauk pauk,
makanan bayi
- Obat-obatan dan P3K
- Sandang: pakaian, selimut, pembalut
- MCK
Warga dan masyarakat dari Pantai
Widarapayung
sampai
di
lokasi
pengungsian terdekat;
Koordinator KMPB melapor kepada
Kepala BPBD Kabupaten Cilacap kondisi
di lapangan bahwa warga telah
dievakuasi;
Regu Administrasi dan Dokumentasi

Tenda, peralatan
memasak,
makanan dan air
bersih, kebutuhan
sandang,
pengeras Suara,
HT

HT, Alat tulis,


Ambulans dan
obat-obatan

37

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

NO

SUBJEK

WAKTU

Regu
Peringatan Dini

17:25

10

Regu
Peringatan
Dini, Regu
Penyelamatan,
Regu
Keamanan

18:10

11

Regu Relawan,
Regu
Kesehatan,
Regu
Administrasi
dan
Dokumentasi,
Regu Dapur
Umum

18:20

FUNGSI/ PERAN

PERALATAN/
ARMADA

YANG DILAKUKAN
mendata jumlah pengungsi yang berada di
Pondok Pesantren Roudhotul Tholabah,
SD/MI dan SMP/MTs;
4. Regu Pertolongan Pertama melakukan
pertolangan kepada korban;
Regu Peringatan Dini melaporkan kepada
koordinator KMPB bahwa telah terjadi
tsunami dan mencapai kurang lebih 35 meter
dari garis pantai
1. Regu Peringatan Dini melaporkan bahwa
tsunami telah surut;
2. Regu Penyelamatan, Keamanan, dan
Kebakaran kembali ke lokasi Desa
Widarapayung Wetan untuk melakukan
pengecekan kondisi kerusakan serta
mencari korban.
1. Regu Adiministrasi dan Dokumentasi
mencatat bantuan dan relawan yang
datang;
2. Regu Relawan mengkoordinasi para
relawan yang telah datang;
3. Regu Kesehatan menghubungi rumah
sakit dan puskesmas terdekat untuk segera
mengevakuasi korban yang membutuhkan
pertolongan lanjutan;
4. Regu dapur umum mulai mempersiapkan
makanan dan minuman untuk para
pengungsi dan anggota regu.
5. Para pengungsi beristirahat dan relaksasi
di dampingi oleh Regu Relawan dan Regu
Kesehatan untuk mengurangi shock dan
trauma.
6. Bagi umat muslim menjalankan sholat
maghrib berjamaah dan berdoa agar tidak
terjadi gempa bumi dan tsunami susulan.

HT

HT

Alat tulis,
Pengeras Suara,
Ambulans,
Peralatan
memasak, bahan
makanan

Tabel 4.5. Skenario Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami


Desa Widarapayung Wetan Asumsi Kejadian Malam Hari
NO
1

SUBJEK
Masyarakat

WAKTU
Sebelum
terjadi
gempa bumi
dan tsunami

FUNGSI/ PERAN

PERALATAN/
ARMADA

YANG DILAKUKAN
Pada malam hari seluruh masyarakat di Desa
Widarapayung Wetan dalam kondisi tidur
dan terlelap, kecuali beberapa warga yang
begadang untuk kegiatan siskamling.

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

38

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

NO

SUBJEK

WAKTU

FUNGSI/ PERAN

Masyarakat

01:00 WIB

Warga
Siskamling &
Regu
Peringatan Dini

01:02

Regu
Peringatan Dini

01:07

Koordinator
KMPB, Regu
Penyelamatan,
Regu
Kebakaran

01:10

Koordinator
KMPB
memerintah
Koordinator masingmasing Seksi untuk
mengaktifkan
regu
satuan tugas

Koordinator
KMPB,
Koordinator
Seksi,
Penyelamatan,
Regu
Keamanan,
Regu
Pengungsian,
Regu
Kebakaran,
Regu Informasi
dan Hubungan
Luar

01:15

1. Koordinator Seksi
Tanggap
Darurat
memerintahkan
masing-masing
Regu
untuk
melaksanakan tugas
masing-masing
2. Koordinator Seksi
Komunikasi
memerintahkan
Regu
Regu
Informasi
dan
Hubungan
Luar
untuk menghubungi
lembaga dan instansi
terkait

PERALATAN/
ARMADA

YANG DILAKUKAN
Terjadi gempa bumi dengan magnitude 6,9
SR berpusat di selatan perairan Cilacap pada
kedalaman 30 km
1. Warga
yang
sedang
siskamling
membunyikan suara kentongan;
2. Warga yang mendengar bunyi kentongan
menindaklanjuti dengan mengabarkan
tanda bahaya melalui pengeras suara di
masjid dan memerintahkan segera menuju
titik kumpul;
3. Regu peringatan dini mengamati kondisi
pesisir Desa Widarapayung Wetan melalui
menara
yang
berada
di
Pantai
Widarapayung apakah terdapat tandatanda akan terjadi tsunami atau tidak.
Regu peringatan dini segera menghubungi
Koordinator KMPB dengan menggunakan
HT, menginformasikan bahwa di pesisir
Pantai Widarapayung berpotensi tsunami.
1. Semua warga dibantu arahan Regu
Penyelamatan menuju titik kumpul di
lapangan sepak bola Desa Widarapayung
Wetan;
2. Regu Penyelamatan membantu anak-anak,
wanita hamil, orang tua, dan penyandang
cacat untuk menuju titik kumpul.
3. Regu Kebakaran mematikan aliran listrik
dan membantu Regu Penyelamatan
1. Regu Pengungsian menginformasikan
kepada Koordinator KMPB menggunakan
HT bahwa unit evakuasi masih kurang
untuk sekitar 138 orang, estimasi dapat
dievakuasi menggunakan 6 buah truk;
2. Koordinator KMPB segera menghubungi
Koordinator Seksi Informasi untuk
meminta bantuan;
3. Regu Informasi dan Hubungan Luar
menghubungi dinas dan lembaga terkait
untuk meminta bantuan;
4. Regu penyelamatan dibantu Regu
Kebakaran segera menuntun warga ke
tempat pengungsian dengan menggunakan
kendaraan sesuai kapasitas yang telah
dipetakan sebelumnya;
5. Kelompok rentan sejumlah 958 (rincian
Tabel
2.5
hal.
13)
dievakuasi

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

Kentongan,
Pengeras suara
masjid, HT

HT

Pengeras Suara,
HT

HT, alat
transportasi

39

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

NO

SUBJEK

WAKTU

FUNGSI/ PERAN

6.

7.

8.

Regu Perintis,
Regu
Pengungsian

01:25

1.

2.
3.
4.

Masing-masing
Seksi

01:27

PERALATAN/
ARMADA

YANG DILAKUKAN

1.
2.

3.

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

menggunakan 21 angkutan desa (kapasitas


273 orang), 71 mobil (kapasitas 568
orang), 21 mobil pick up (kapasitas 231
orang) perhitungan tersebut sudah dengan
sopir;
Dua truk digunakan untuk mengangkut
perlengkapan pengungsian, anggota Regu
Perintis, dan Regu Pengungsian;
Enam belas truk, 35 mobil pick up; dan
1783
motor
digunakan
untuk
mengevakuasi pengungsi lain dengan
kapasitas total 4319 orang (diutamakan
untuk perempuan dan warga yang kondosi
fisiknya lemah).
Regu Keamanan mengelilingi desa untuk
melakukan pengecekan kondisi dan
mencari korban apabila masih ada yang
tertinggal di lokasi.
Regu Perintis menyiapkan tempat
pengungsian di area Pondok Pesantren
Roudhotul
Tholabah,
SD
N
1
Widarapayung Wetan, dan SMP N 1
Binangun, kemudian membuat MCK
sementara;
Regu Pengungsian mendirikan tenda;
Regu logistik menyiapkan persediaan
kebutuhan pengungsi;
Asumsi Kebutuhan:
- Tenda Militer: 60 tenda kapasitas @10
KK (PonPes 35 unit, SD/MI 10 unit,
SMP/MTs 15 unit)
- Dapur Umum: Minyak, Beras, Air
Bersih, Bumbu dapur, lauk pauk,
makanan bayi
- Obat-obatan dan P3K
- Sandang: pakaian, selimut, pembalut
- MCK
Warga sampai di lokasi pengungsian
terdekat;
Koordinator KMPB melapor kepada
Kepala BPBD Kabupaten Cilacap kondisi
di lapangan bahwa warga telah
dievakuasi;
Regu Administrasi dan Dokumentasi
mendata jumlah pengungsi yang berada di
Pondok Pesantren Roudhotul Tholabah,

Tenda, peralatan
memasak,
makanan dan air
bersih, kebutuhan
sandang,
pengeras Suara,
HT

HT, Alat tulis,


Ambulans dan
obat-obatan

40

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

NO

SUBJEK

WAKTU

Regu
Peringatan Dini

01:32

10

Regu
Peringatan
Dini, Regu
Penyelamatan,
Regu
Keamanan

02:20

11

Regu Relawan,
Regu
Kesehatan,
Regu
Administrasi
dan
Dokumentasi,
Regu Dapur
Umum

02:30

FUNGSI/ PERAN

PERALATAN/
ARMADA

YANG DILAKUKAN
SD/MI dan SMP/MTs;
4. Regu Pertolongan Pertama melakukan
pertolangan kepada korban;
Regu Peringatan Dini melaporkan kepada
koordinator KMPB bahwa telah terjadi
tsunami dan mencapai kurang lebih 40 meter
dari garis pantai
1. Regu Peringatan Dini melaporkan bahwa
tsunami telah surut;
2. Regu Penyelamatan, Keamanan, dan
Kebakaran kembali ke lokasi Desa
Widarapayung Wetan untuk melakukan
pengecekan kondisi kerusakan serta
mencari korban.
1. Regu Adiministrasi dan Dokumentasi
mencatat bantuan dan relawan yang
datang;
2. Regu Relawan mengkoordinasi para
relawan yang telah datang;
3. Regu Kesehatan menghubungi rumah
sakit dan puskesmas terdekat untuk segera
mengevakuasi korban yang membutuhkan
pertolongan lanjutan;
4. Regu dapur umum mulai mempersiapkan
makanan dan minuman untuk para
pengungsi dan anggota regu.
5. Para pengungsi beristirahat dan relaksasi
di dampingi oleh Regu Relawan dan Regu
Kesehatan untuk mengurangi shock dan
trauma.
6. Bagi umat muslim menjalankan sholat
malam/tahajud dan berdoa agar tidak
terjadi gempa bumi dan tsunami susulan.

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

HT

HT

Alat tulis,
Pengeras Suara,
Ambulans,
Peralatan
memasak, bahan
makanan

41

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

BAB V
MONITORING DAN EVALUASI
Dari pelaksanaan skenario di atas, perlu diadakan monitoring dan evaluasi
kegiatan agar pelaksanaan simulasi penanggulangan bencana berikutnya menjadi
lebih baik. Hal yang perlu dilakukan antara lain:
a.

Monitoring melalui dokumentasi intensif


Melalui dokumentasi yang intensif dapat diketahui berbagai kekurangan dan
kelebihan dalam penyelenggaraan simulasi penanggulangan bencana tsunami.
Dokumentasi dilakukan mulai dari tahapan awal kegiatan sampai dengan
tahapan pelaksanaan. Dari sini dapat terekam dan teramati berbagai hal
seperti misalnya perkiraan jumlah massa yang terlibat dalam kegiatan
simulasi, proses evakuasi yang dilakukan oleh massa saat latihan, ada
tidaknya korban dalam kegiatan latihan, dan sebagainya.

b.

Evaluasi internal melalui rapat koordinasi dan konsolidasi


Evaluasi internal melalui rapat koordinasi dan konsolidasi dilakukan secara
berkala dalam setiap tahapan kegiatan simulasi mulai dari persiapan sampai
dengan pelaksanaan. Evaluasi ini memberikan masukan yang bermanfaat bagi
perjalanan kegiatan untuk memperbaiki berbagai kekurangan yang ada dan
mengantisipasi berbagai hal yang mungkin terjadi pada saat pelaksanaan
Hari-H. Kearifan untuk mengakui berbagai kekurangan serta kelebihan dalam
penyelenggaraan simulasi akan memperbaiki penyelenggaraan simulasi pada
masa mendatang.

c.

Masukan/Evaluasi Dari Para Ahli


Dalam rangka mengevaluasi pelaksanaan kegiatan, diperlukan masukan para
ahli untuk memperbaiki berbagai kekurangan dan kendala yang dihadapi
dalam kegiatan.

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

42

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

d.

Kuesioner Evaluasi Pelaksanaan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan Hari-H simulasi penanggulangan bencana
tsunami dilakukan melalui penyebaran kuesioner yang menekankan kepada 3
aspek pertanyaan yaitu:
1) aspek peringatan dan pengambilan keputusan;
2) aspek evakuasi dan bantuan tanggap darurat;
3) aspek pencarian dan penyelamatan;
Masing-masing ketiga aspek tersebut mempunyai unsur-unsur yang dapat
diamati untuk dinilai keberhasilannya.

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

43

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

L-1

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

L-2

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

L-3

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

JALUR EVAKUASI TSUNAMI LP KLAS I BATU NUSAKAMBANGAN

Lokasi LP Klas 1 Batu Nusakambangan tampak dari atas, terletak pada GCS
74319,91S 1085644,46 dengan elevasi rata-rata 16 m. Lokasi tersebut
dekat dengan daerah teluk, sehingga mempunyai potensi bahaya tsunami.

Lokasi LP Klas 1 Batu Nusakambangan tampak menghadap Samudera Hindia.


Elevasi rata-rata di area garis pantai Nusakambangan lebih dari 50 m, sehingga
apabila terdapat potensi tsunami area tersebut akan melindungi kawasan yang
berada di belakangnya.

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

L-4

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

TPA
TPS

Apabila potensi tsunami berasal dari arah timur, maka kemungkinan LP Klas 1
Batu Nusa Kambangan akan terdampak oleh tsunami karena tsunami dapat masuk
ke Teluk Penyu tanpa adanya penghalang. Saat masuk ke Teluk Penyu,
gelombang yang terjadi dapat semakin tinggi karena jalurnya yang sempit
sehingga perlu dilakukan tindakan evakuasi terhadap tahanan dan napi.

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

L-5

SOP Mekanisme Simulasi Penanggulangan Bencana Tsunami Cilacap


Studi Kasus Desa Widarapayung Wetan

Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada

L-6

DAFTAR PUSTAKA

Buku/Katalog
Rahayu, H, Wahdini, I, Mariani, A, 2007, Pedoman Pelaksanaan Latihan
Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Tsunami untuk Kota dan Kabupaten,
Jakarta: Kementerian Negara Riset dan Teknologi.
Usdianto, B, 2010, Pedoman Pelaksanaan Gladi Tsunami Kabupaten Cilacap,
Jakarta: Gitews.

Produk Hukum
Perka BNPB No 14 Tahun 2010 tentang Pedoman Pembentukan Pos Komando
Tanggap Darurat Bencana

Publikasi
Kecamatan Binangun Dalam Angka 2015, BPS Kab. Cilacap
Potensi Desa Kabupaten Cilacap, BPS Kab. Cilacap

Situs Internet
Gempa

Bumi

Jawa

2006

<https://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Jawa_2006> (diakses tanggal


30 Desember 2015)
Gempa

Cilacap

Diduga

Terpicu

Gempa

Pangandaran

2006

http://news.detik.com/berita/1607952/gempa-cilacap-diduga-terpicugempa-pangandaran-2006 (diakses tanggal 30 Desember 2015)


Kondisi

Gografis

Daerah

<http://www.cilacapkab.go.id/v2/index.php?pilih=hal&id=3>

(diakses

tanggal 30 Desember 2015)


Tsunami <https://id.wikipedia.org/wiki/Tsunami> (diakses tanggal 30 Desember
2015)
Data

Bencana

<http://dibi.bnpb.go.id/data-bencana>

(diakses

tanggal

31

Desember 2015)
vii

Kronologi Tsunami Dunia <https://ammo093.wordpress.com/kronologi-tsunamidi-dunia/> (diakses tanggal 31 Desember 2015)


Sistem

Database

Pemasyarakatan

<http://smslap.ditjenpas.go.id/public/grl/current/monthly/kanwil/db5f3920
-6bd1-1bd1-b847-313134333039> (diakses tanggal 31 Desember 2015)
Cilacap

di

Bawah

Bayang-Bayang

Bencana

Tsunami

<

http://jateng.antaranews.com/detail/index.php?id=69486> (diakses tanggal


3 Januari 2015)
Warga Tepi Pantai Widarapayung Siap Kentongan Antisipasi Tsunami
<http://jogja.tribunnews.com/2011/04/04/warga-tepi-pantai-widarapayung-siapkentongan-antisipasi-tsunami> (diakses tanggal 18 Januari 2015)

viii

Anda mungkin juga menyukai