Anda di halaman 1dari 21

Arah Kebijakan Kementerian PUPR

am Memperkuat Struktur Bangunan Seko


MENUJU SEKOLAH AMAN BENCANA

Indonesia merupakan wilayah


yang memiliki tingkat
kerentatan bencana yang
tinggi

Latar Belakang

Kondisi tersebut diperlihatkan


pada besarnya kerugian harta
benda maupun jiwa, selama
periode tahun 2015, sampai
dengan bulan Agustus, adalah:
1. Jumlah kejadian, 1.229
2. Korban meninggal, 226 jiwa
3. Korban mengungsi,
765.694 jiwa

Penyebab
Kelalaia
n
Manusia

Ulah
Manusia
Fenome
na Alam
Benca
na di
Sekola
h

eroboh dalam perencanaan,


idak memperhatikan standar teknis
Mengabaikan spesifikasi dan tata cara perencanaan

Fenomena alam yang disebabkan oleh


perubahan iklim, yang mengakibatkan
curah hujan tinggi dimusim penghujan
dan kekeringan dimusim kemarau,
intensitas angin topan yang lebih tinggi,
intensitas gempa dan gunung api lebih

1.

2.

Upaya

Observasi
terhadap
kerusakan
bangunan
gedung
Menyiapkan
sarana
prasarana vital
darurat

Menyiapkan metoda rehabilitasi dan


rekonstruksi Bangunan Gedung;
1. Pedoman Pemeriksaan Kerusakan
Bangunan
2. Pedoman Teknis Retrofitting Bangunan
Gedung

Siklus
Bencan
a (di

Standar Perencanaan Bangunan Tahan


Gempa, Tahan Angin

Sekolah)

1.
Pelatihan penanganan bencana
Menyiapkan sistem informasi

1. Menyiapkan Standar Nasional Indonesia di bidang


perencanaan dan perancangan bangunan gedung
tahan gempa, angin, proteksi kebakaran, dsb.
2. Pedoman Kriteria Lokasi aman bencana longsor,
gempa, banjir,dsb
RnD; penelitian bangunan tahan gempa, tahan angin, mikro
zonasi, dsb

2. Diseminasi dan sosialisasi


3. Pembentukan Gugus Kerja Kegempaan

(Pusat Studi

Komitmen PUPR pada Pelaksanaan Sendai


Framework for Disaster Risk Reduction
2015-2030

Target yang harus dicapai adalah pengurangan


korban jiwa dan kesiapan masyarakat dalam
menghadapi bencana.

Beberapa hal yang


dilaksanakan oleh PUPERA
dalam mencapai komitmen
tersebut adalah;
1. Menyediakan (SPM) Standar,
Pedoman dan Manual dalam
Tata Ruang,
2. Menyediakan Standar, Pedoman
dan Manual dalam Perancangan
bangunan gedung
3. Diseminasi dalam penerapan UU
mengenai bangunan gedung
dan SPM kepada masyarakat
pelaku di dunia konstruksi.

Contoh Penekanan Dalam Standar Untuk Bangunan Pendidikan

SNI 1726-2012
1. Katagori Resiko Gempa bangunan dibagi 4
Faktor Keutamaan Gempa (FKG), terdiri dari:
a. Dengan resiko rendah,
b. Dengan resiko sedang,
c. Gedung resiko tinggi,
d. Kepentinggan Umum. (sekolah masuk dalam
katagori 4)

2. Faktor Keutamaan Gempa 4, memiliki nilai


1,5

SNI

Menunjang perencanaan bangunan


1. SNI 1726-2012, tentang Tata Cara Penecanaan
Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung
dan Gedung
2. SNI 1727-2013, tentang Beban Minimum Untuk
Perencanaan Bangunan Gedung dan Struktur Lain.
3. SNI 2847-2013, tentang Persyaratan Beton
Strukturral Untuk Bangunan gedung
4. SNI 1729-2014, tentang Spesifikasi untuk bangunan
Gedung Baja Struktural
5. SNI 7973-2013, tentang Spesifikasi desain untuk
Konstruksi Kayu
6. SNI 03-2397-1991, Tentang Perencanaan Bangunan

Mitigasi bencana yang dapat dilakukan


oleh PUPR
Bencana alam;
Gempa bumi,
Tsunami,
Gunung meletus,
Banjir,
Kekeringan,
Angin topan, dan
Tanah longsor.
Bencana non-alam;
Gagal teknologi,
Gagal modernisasi,

Dukungan
PUPR dalam
mitigasi
bencana
pada
Gedung
Sekolah

Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh PUPERA;


Pemilihan lokasi gedung sekolah, dalam
mengantisipasi:
Bahaya Tsunami,
Bahaya banjir,
Bahaya angin topan, dan
tanah longsor.
Pembangunan gedung sekolah memenuhi syarat
keselamatan:
Struktur tahan gempa,
Struktur tahan angin,
Tersedia sistem proteksi bahaya kebakaran
Tersedia sistem evakuasi terhadap bencana

Dukungan
SPM(Stand
ar,
Pedoman
dan
Manual)
dalam
bidang
konstruksi

Menyediakan Standar dalam


pelaksanakan mitigasi
bencana;
SNI dan Pedoman dalam
pengaturan pemilihan lokasi
gedung sekolah Tata Ruang.
SNI dan Pedoman dalam
perancangan dan
pembangunan gedung
sekolah.

Peraturan dalam bidang


konstruksi

Menyediakan Peraturan Pemerintah,


Peraturan Menteri PUPR dalam
pelaksanakan mitigasi bencana;
Peraturan Pemerintah dan
Peraturan Menteri dalam
pengaturan pemilihan lokasi
gedung sekolah Tata Ruang dalam.
Peraturan Pemerintah dan
Peraturan Menteri dalam
perancangan dan pembangunan
gedung sekolah.

Antisipasi gempa
terhadap gedung

Gempa bumi sebagai bencana yang


merusak, mengakibatkan korban jiwa
dan kerugian materi yang besar.
Dukungan yang diberikan oleh PUPR;
1. Menyediakan SPM
2. Menyediakan desain rumah dan gedung
tahan gempa
3. Menyediakan Metoda retrofitting pada rumah
dan gedung yang rusak karena bencana
4. Melaksanakan pengkajian dan
pengembangan teknik bangunan rumah dan
gedung tahan gempa yang berbasis budaya
dan kearifan lokal

Pengaturan
dalam
perancangan
gedung tahan
gempa dengan
SNI 1726:2012

SNI ini mengatur pembebanan


Gempa pada struktur bangunan
gedung dan non-gedung
Bangunan gedung sekolah
berlantai satu sampai banyak
diatur harus mengikuti SNI ini.
Perancangan struktur gedung
tahan gempa tergantung dari
lokasi gedung sekolah, hal ini
ditentukan dengan peta Risiko
gempa yang ada dalam
SNI1726:2012.

Peta Gempa pada SNI


1726:2015

Melakukan Updating, peta


gempa untuk
menunjang
pembangunan
infrastruktur yang
handal (tahan
gempa)

ontoh Perbaikan Sekolah


Perkuatan
dengan
menambahkan
kolom struktural
pada bangunan
sekolah untuk
menopang atap
kuda-kuda

Contoh perbaikan
penutup atap,
mengacu pada
Standar Nasional
Indonesia (SNI).
Untuk
penggunaan
konstruksi atap
baja ringan, SNI
nya masih dalam
proses penetapan
BSN.

Contoh
Pembangunan sekolah baru sesuai dengan SNI dengan
menggunakan teknologi Badan Litbang PUPR

Sekolah di Garut dengan Teknologi Risha, lebih efisien dan tahan gempa

ekolah dengan teknologi Risha. Produk Badan Litbang PUPR

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai