Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

METODE PENGOLAHAN LIMBAH DAN PENYEDIAAN AIR BERSIH


“SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH”
Dosen Pengampu: Ir. Sugiarto, S.T., M.T., Ph.D.

Oleh Kelompok 1:
1. AA LAU ( 41220005 )
2. CHATERINE BELA’ ( 41220010 )
3. MUHAMMAD EGUCHI RABLI ( 41220014 )
4. MUH. FATURRAHMAN ( 41220020 )
5. ANUGRAH RAHMADANI RAHMAN ( 41220021 )

3A D4 JASA KONSTRUKSI

PROGRAM STUDI D4 JASA KONSTRUKSI


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2022

i
KATA PENGANTAR
Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Metode Pengolahan
Limbah dan Penyediaan Air Bersih, dengan judul “Sistem Penyediaan Air Bersih”.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Sugiarto, S.T.,
M.T., Ph.D. selaku dosen pengampu yang membimbing dan memberi arahan dalam
pengerjaan tugas makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberi saran dan
kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Makassar, 11 Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN .................................................................................. 3
2.1 Pengertian Sistem Penyediaan Air Bersih..................................................... 3
2.2 Tujuan Sistem Penyediaan Air Bersih .......................................................... 4
2.3 Persyaratan Pemilihan Sumber Air Bersih .................................................... 5
2.4 Komponen Penting dalam Sistem Penyediaan Air Bersih ............................ 7
2.5 Jenis Sistem Penyediaan Air Bersih .............................................................. 8
2.6 Tahapan Perencanaan Air Bersih ................................................................. 11
2.7 Perhitungan Sistem Penyediaan Air Bersih .................................................. 12

BAB III. PENUTUP .......................................................................................... 14


3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 14
3.2 Saran .............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 15

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.4. Sistem Pengolahan Air Minum ...................................................... 8


Gambar 2.5.1 Sistem Sambungan Langsung ...................................................... 9
Gambar 2.5.2 Sistem Tangki Atap ...................................................................... 10
Gambar 2.5.3 Sistem Tangki Tekan .................................................................... 11

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lainnya, tanpa air tidak akan ada kehidupan di bumi
ini. Sedangkan yang dimaksud air bersih adalah air yang digunakan untuk
keperluan sehari – hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih
dahulu. Sebagai batasannya air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi
sistem penyediaan air minum. Adapun persyaratan yang dimaksud adalah
persyaratan dari segi kualitas fisik, kimia, biologi, dan radiologis sehingga apabila
dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping. Air merupakan suatu sarana utama
untuk meningkatkan kesehatan. Fungsi terpenting dari sistem penyediaan air bersih
adalah pencegahan penyebaran penyakit melalui air. Tujuan sistem penyediaan air
bersih adalah agar dapat menyalurkan/mensuplai air bersih kepada konsumen
dalam jumlah yang cukup. Bagian terpenting dalam sistem penyediaan air bersih
adalah sumber air baku.

Penyediaan air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang sangat


penting dalam meningkatkan kesehatan lingkungan atau masyarakat, yakni
mempunyai peranan dalam menurunkan angka penderita penyakit, khususnya yang
berhubungan dengan air, dan berperan dalam meningkatkan standar atau
taraf/kualitas hidup masyarakat. Sampai saat ini, penyediaan air bersih untuk
masyarakat di Indonesia masih dihadapkan pada beberapa permasalahan yang
cukup kompleks dan sampai saat ini belum dapat diatasi sepenuhnya. Salah satu
masalah yang masih dihadapi sampai saat ini yakni masih rendahnya tingkat
pelayanan air bersih untuk masyarakat.

Penyediaan air bersih yang tidak optimal dapat mempengaruhi derajat


kesehatan masyarakat, produktifitas ekonomi dan kualitas hidup masyarakat secara
keseluruhan. Penyediaan air bersih yang layak sangat terkait dengan kondisi
lingkungan alam di suatu wilayah dan menjadi komponen kunci pembangunan
manusia yang berkelanjutan. Penyediaan air bersih yang layak berkontribusi
terhadap berkurangnya angka kematian bayi (menekan risiko penyakit diare) dan
berhubungan erat dengan karakteristik sosio-ekonomi lainnya yang menandakan

1
pembangunan manusia (United Nations Division for Sustainable Development
dalam Milman & Short, 2008).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian sistem penyediaan air bersih?
2. Apa tujuan sistem penyediaan air bersih?
3. Apa saja yang menjadi persyaratan dalam penyediaan air bersih?
4. Apa saja komponen penting dalam sistem penyediaan air bersih?
5. Bagaimana jenis sistem penyediaan air bersih?
6. Bagaimana Tahapan Perencanaan Air Bersih?
7. Bagaimana cara perhitungan sistem penyediaan air bersih?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sistem penyediaan air bersih
2. Untuk mengetahui tujuan sistem penyediaan air bersih
3. Untuk mengetahui persyaratan dalam penyediaan air bersih
4. Untuk mengetahui apa saja komponen penting dalam sistem penyediaan air
bersih
5. Untuk mengetahui jenis sistem penyediaan air bersih
6. Untuk mengetahui tahapan Perencanaan Air Bersih
7. Untuk mengetahui perhitungan sistem penyediaan air bersih

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Penyediaan Air Bersih
Sistem adalah seperangkat elemen atau komponen yang saling
bergantung atau berinteraksi satu dengan lain menurut pola tertentu dan
membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu (Sinulingga,
2008).
Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari
dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila
matang. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang memenuhi
persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Adapun persyaratan yang
dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputikualitas
fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak
menimbulkan efek samping (Ketentuan Umum Permenkes
No.416/Menkes/PER/IX/1990) dan penyediaan air bersih yang layak untuk
dikonsumsiharus memenuhi Permenkes No. 173/Menkes/Per/VII/1977.
Sistem penyediaan air bersih merupakan sistem pemipaan yang
disiapkan didalam bangunan maupun diluar bangunan guna mengalirkan air
bersih dari sumbernya hingga menuju oulet (keluaran).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum, didapat beberapa pengertian tentang:
a. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air
baku adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan
air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai
air baku untuk air minum.
b. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum.
c. Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga termasuk
tinja manusia dari lingkungan permukiman.

3
d. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang
sehat, bersih, dan produktif.
e. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM
merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari
prasarana dan sarana air minum.
f. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun,
memperluas dan/atau meningkatkan sistemfisik (teknik) dan non fisik
(kelembagaan, manajemen,keuangan, peran masyarakat, dan hukum)
dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum
kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.
g. Penyelenggaraan Pengembangan SPAM adalah kegiatan
merencanakan, melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara,
merehabilitasi, memantau,dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik)
dan non fisik penyediaan air minum.
h. Penyelenggara pengembangan SPAM yang selanjutnya disebut
Penyelenggara adalah badan usaha milik negara/badan usaha milik
daerah, koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat
yang melakukan penyelenggaraan pengembangan sistem
penyediaan air minum.

2.2 Tujuan Sistem Penyediaan Air Bersih


Adapun tujuan sistem penyediaan air bersih antara lain:
1. Agar dapat menyalurkan air bersih yang cukup kepada para konsumen.
Air bersih sangat amat diperlukan untuk berbagai aktivitas seperti
keperluan minum, mandi, mencuci, atau hal yang bersifat membersihkan
sesuatu. Oleh karena itu, dengan adanya sistem penyediaan air bersih ini,
sangat membantu pekerjaan manusia.
2. Mampu mencegah terjadinya penyebaran penyakit yang disebabkan oleh
air. Terutama untuk air yang akan dijadikan sebagai air minum atau air
yang akan dikonsumsi, tentunya mempunyai persyaratan tersendiri
sehingga air yang disalurkan dapat dikatakan sebagai air yang layak untuk

4
dikonsumsi. Otomatis, hal ini akan mampu meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang menggunakannya.
3. Menjaga ekosistem lingkungan. Ketersediaan air bersih tentu akan sangat
membantu memelihara biota air sungai serta membudidayakan perikanan.
Dengan terjaganya kebersihan air laut atau sungai, tentunya juga dapat
bermanfaat sebagai sarana rekreasi.
4. Meningkatkan mutu air. Dilakukannya sistem penyediaan air bersih,
tentunya secara tidak langsung akan mengurangi pencemaran air yang
bisa saja terjadi. Sehingga, mutu air bersih akan lebih terjaga bila
pengolahan penyediaan air bersih ini dilakukan dengan baik.

2.3 Persyaratan Pemilihan Sumber Air Bersih


1. Persyaratan Kualitatif.
Menggambarkan mutu atau kualitas dari air baku air bersih. Hal ini
meliputi:
a. Syarat-syarat fisik. Air minum harus jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, tidak berasa, dan suhu sebaiknya sama dengan suhu udara atau
kurang lebih 350C, atau 250C + 3 0C. Pada umumnya ada dua macam
warna pada air yaitu apparent color yang ditimbulkan karena adanya
benda-benda zat tersuspensi dari bahan organik, dan true color adalah
warna yang ditimbulkan oleh zat-zat bukan zat organik.
b. Syarat-syarat Kimia. Air tidak boleh mengandung bahan kimia dalam
jumlah yang melampaui ambang batas. Beberapa persyaratan kimia
tersebut antara lain
- pH. Hal ini penting karena mempengaruhi proses korosi, khususnya
pada pH 9.5 mempercepat terjadinya korosi.
- Total solid (zat padat total). Merupakan bahan yang tertinggal
sebagai residu pada penguapan dan pengeringan pada suhu 103 –
1050C.
- Zat Organik. Zat organik yang berlebihan akan menyebabkan bau
yang tidak sedap.

5
- CO2 agresif. Dapat merusak bangunan, perpipaan dalam distribusi
air.
- Kesadahan total, adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya
ionion Ca2 + Mg2 secara bersamaan.
- Kalsium (Ca). Nilai Ca > 200mg/l dapat menyebabkan korosi pada
pipa.
- Besi dan Mangan. Menyebabkan air menjadi keruh dan dapat
menghambat proses desinfeksi − Tembaga (Cu). Pada kadar > 1 mg/l
akan menyebabkan rasa tidak enak pada indera pengecap dan dapat
menyebabkan kerusakan hati
- Seng( Zn). Kadar > 5 mg/l dapat menyebabkan rasa pahit
- Chlorida (Cl). Kadar > 250 mg/l akanmenyebabkan rjasa asin dan
bersifat korosit pada logam
- Nitrit. Dapat menyebabkan methamoglobinemia khususnya pada
bayi.
- Fluorida (F). Kadar F < 1 mh/l meneyebabkan kerusakan (carries)
pada gigi.
- Logam-logam berat (Pb, As, Se, Cd, Cr. Hg. CN). Keberadaannya
dapat mempengaruhi jaringan syaraf, pencernaan, dan kanker
c. Syarat-syarat bakteriologis. Air tidak boleh mengandung kuman
patogen dan parasit seperti virus typhus, kolera, dll.
d. Syarat radiologis. Tidak boleh mengandung zat yang menghasilkan
bahan- bahan yang mengandung radiokatif seperti sinar alfa, beta dan
gamma.
2. Persyaratan kuantitatif. Ditinjau dari banyaknya air baku yang tersedia.
Artinya air tersebut mampu memenuhi kebutuhan sesuai dengan jumlah
penduduk yang dilayaninya
3. Persyaratan kontinuitas. Sangat erat hubungannya dengan kuantitas air.
Kontinuitas artinya adalah bahwa air baku untuk air bersih tersebut dapat
diambil terus menerus dan tidak bersifat fluktuatif

6
2.4 Komponen Penting Dalam Sistem Penyediaan Air Bersih
Sistem penyediaan air bersih meliputi beberapa komponen pokok antara lain:
a) Unit sumber air baku
Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan air bersih
yang mana pada unit ini sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil dari
air tanah, air permukaan, air hujan yang jumlahnya sesuai dengan yang
diperlukan.
b) Unit pengolahan air
Unit pengolahan air memegang peranan penting dalam upaya memenuhi
kualitas air bersih atau minum, dengan pengolahan fisika, kimia, dan
bakteriologi, kualitas air baku yang semula belum memenuhi syarat
kesehatan akan berubah menjadi air bersih atau minum yang aman bagi
manusia.
c) Unit transmisi dan unit distribusi
Unit transmisi dan unit distribusi adalah salah satu dari sistem penyediaan
air bersih yang menentukan jumlah produksi air bersih atau minum yang
layak didistribusikan ke beberapa tandon atau reservoir dengan sistem
pengaliran gravitasi atau pompanisasi
d) Unit produksi
Unit produksi merupakan unit bangunan yang mengolah jenis-jenis sumber
air menjadi air bersih.

7
Gambar 2.4. Sistem Pengolahan Air Minum
2.5 Jenis Sistem Penyediaan Air Bersih
Menurut Noerbambang, S.M., dan Takeo, M. (2000), ada beberapa sistem
penyediaan air bersih yang banyak digunakan, yaitu sebagai berikut :
a. Sistem Sambungan Langsung
Pada sistem ini, pipa distribusi dalam gedung disambung langsung dengan
pipa utama penyediaan air bersih. Sistem ini dapat diterapkan untuk
perumahan dan gedung-gedung kecil dan rendah, karena pada umumnya
pada perumahan dan gedung kecil tekanan dalam pipa utama terbatas dan
dibatasinya ukuran pipa cabang dari pipa utama. Ukuran pipa cabang
biasanya diatur dan ditetapkan oleh Perusahaan Air Minum. Tangki
pemanas air biasanya tidak disambung langsung kepada pipa distribusi, dan
dibeberapa daerah tidak diizinkan memasang katup gelontor.

8
Gambar 2.5.1 Sistem Sambungan Langsung
b. Sistem Tangki Atap
Pada sistem ini, air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah
(dipasang pada lantai terendah bangunan atau dibawah muka tanah),
kemudian dipompakan ke suatu tangki atas yang biasanya dipasang di atas
atap atau di atas lantai tertinggi bangunan. Dari tangki ini, air didistribusikan
ke seluruh bangunan. Sistem ini diterapkan karena alasan alasan sebagai
berikut :
1) Selama airnya digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat
plambing hampir tidak berarti. Perubahan tekanan ini hanyalah akibat
perubahan muka air dalam tangki atap.
2) Sistem pompa yang menaikkan air ke tangki atap bekerja secara otomatik
dengan cara yang sangat sederhana sehingga kecil sekali kemungkinan
timbulnya kesulitan. Pompa biasanya dijalankan dan dimatikan oleh alat
yang mendeteksi muka dalam tangki atap.
3) Perawatan tangki atap sangat sederhana bila dibandingkan dengan
misalnya tangki tekan. Hal terpenting dalam sistem tangki atap ini adalah
menentukan letak tangki atap tersebut, penentuan ini harus didasarkan
atas jenis alat plambing yang dipasang pada lantai tertinggi bangunan dan
yang menuntut tekanan kerja tinggi.

9
Gambar 2.5.2 Sistem Tangki Atap

c. Sistem Tangki Tekan


Prinsip sistem ini adalah sebagai berikut : air yang telah ditampung
dalam tangki bawah, dipompakan ke dalam suatu bejana (tangki) tertutup
sehingga udara di dalamnya terkompresi. Air dari tangki tersebut dialirkan
ke dalam sistem distribusi bangunan. Pompa bekerja secara otomatik yang
diatur oleh suatu detektor tekanan. Daerah fluktuasi biasanya ditetapkan 1-
1.5 kg/cm2. Sistem tangki tekan biasanya dirancang sedemikian rupa agar
volume udara tidak lebih dari 30% terhadap volume tangki dan 70% volume
tangki berisi air. Jika awalnya tangki tekan berisi udara bertekanan
atmosfer, kemudian diisi air, maka volume air yang akan mengalir hanya
10% volume tangki. Kelebihan sistem tangki tekan adalah: Dari segi
estetika tidak menyolok jika dibandingkan dengan tangki atap, mudah
perawatannya karena dapat dipasang dalam ruang dan harga awal lebih
rendah dibandingkan dengan tangki yang harus dipasang di atas menara.

10
Gambar 2.5.3 Sistem Tangki Tekan

d. Sistem Tanpa Tangki Dalam sistem ini tidak digunakan tangki apapun, baik
tangki bawah, tangki tekan maupun tangki atap. Air dipompakan langsung
ke sistem distribusi bangunan dan pompa menghisap air langsung dari pipa
utama (misal : pipa utama PDAM). Ada dua macam pelaksanaan sistem ini,
dikaitkan dengan kecepatan putaran pompa konstan dan variabel. Namun
sistem ini dilarang di Indonesia, baik oleh perusahaan air minum maupun
pada pipa-pipa utama dalam pemukiman khusus (tidak untuk umum)

2.6 Tahapan Perencanaan Air Bersih


Dalam pemenuhan kebutuhan prasarana air bersih, maka dilakukan
tahapan-tahapan perencanaan berdasarkan 5 (lima) komponen utama yang
terdiri dari:
a. Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air dihitung berdasarkan kebutuhan untuk rumah tangga
(domestik), nondomestik dan juga termasuk perhitungan atas kebocoran
air. Analisis kebutuhan air ini disesuaikan dengan hasil perhitungan
proyeksi penduduk, prosentase penduduk yang dilayani dan besarnya
pemakaian air.
b. Identifikasi Sumber Air Baku

11
Identifikasi air baku terutama dimaksudkan untuk mendapatkan
informasi mengenai:
- Jarak dan beda tinggi sumber air terhadap daerah pelayanan
- Debit andalan sumber air
- Kualitas air baku dan jenis alokasi sumber air baku pada saat ini
c. Pemeriksaan dan Penilaian
Kualitas Air Sistem pengolahan air yang dibangun harus dapat
memproduksi air yang memenuhi standar kualitas air bersih yang ditetapkan
oleh Departemen Kesehatan RI.
d. Pemilihan Alternatif Sistem
Sistem penyediaan air bersih yang dirancang merupakan sistem
terpilih yang diperoleh berdasarkan hasil pemilihan terhadap beberapa
alternatif pilihan sistem. Penentuan Pemilihan tersebut didasarkan pada
penilaian berdasarkan aspek- aspek sebagai berikut:
- Teknis
- Ekonomis
- Lingkungan
e. Perhitungan Kebocoran Kehilangan Air
Kehilangan air yang disebabkan kebocoran teknis dan non teknis
diperkirakan sebesar 20% dari kebutuhan total.
f. Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih
Sistem Penyediaan Air Bersih terdiri dari: Sistem Produksi meliputi Intake
dan Instalasi Pengolahan Air
- Sistem Distribusi meliputi Reservoir dan Pipa Induk
- Sistem Pemanfaatan melalui Sambungan Rumah dan Hydrant Umum

2.7 Perhitungan Sistem Penyediaan Air Bersih


Untuk mempermudah memahami perencanaan sistem penyediaan air bersih
pedesaan, untuk itu akan diberikan beberapa asumsi dan kreteria sesuai dengan
peruntukannya.
P = Po ( 1 + r )𝑛
Dimana : P : jumlah penduduk pada akhir tahun perencanaan

12
Po : jumlah penduduk awal perencanaan
r : presentase pertumbuhan penduduk pertahun
n : umur perencanaan
Contoh Perhitungan:
Tentukan jumlah penduduk pada lima tahun berikutnya, jika pada saat ini
jumlah penduduk adalah 373 jiwa dengan pertumbuhan penduduk adalah
1,5 % per tahun.
P = Po (1+r)^
= 373 (1+0,015)
= 400 jiwa

Kebutuhan Air Bersih


Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah
diproyeksikan untuk 5 - 10 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata set lap
pemakai. Kebutuhan total ini dipakai untuk mengecek apakah sumber air
yang dipilih dapat digunakan. Kebutuhan air untuk masing-masing kran
umum dihitung sebagai berikut:
1) Hitung kebutuhan air bersih, Qmd = 400 jiwa x 60 liter/jiwa/hari x 1,05
= 25200 l/harli
= 0,30 L/detik
2) Kebutuhan total air bersih, Qt = 0,30 L/detik x 100/80
= 0,375 l/detik
3) Bandingkan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah
dapat mencukupi atau tidak, jika tidak cari alternatif
sumber air baku lain.

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan kesehatan.
Sistem penyediaan air bersih merupakan sistem pemipaan yang disiapkan
didalam bangunan maupun diluar bangunan guna mengalirkan air bersih
dari sumbernya hingga menuju oulet (keluaran).
Fungsi terpenting dari sistem penyediaan air bersih adalah
pencegahan penyebaran penyakit melalui air. Tujuan sistem penyediaan air
bersih adalah agar dapat menyalurkan/mensuplai air bersih kepada
konsumen dalam jumlah yang cukup. Bagian terpenting dalam sistem
penyediaan air bersih adalah sumber air baku.

14
DAFTAR PUSTAKA
Tamim, T., & Tumpu, M. (2022). Sistem penyediaan air minum. TOHAR MEDIA.

Kurniawan, A., Priyanto, A., Suripin, S., & Salamun, S. (2014). Perencanaan Sistem
Penyediaan Air Bersih PDAM Kota Salatiga. Jurnal Karya Teknik Sipil, 3(4),
985-994.
FERMANA, A. (2012). Analisis Kinerja Jaringan Pipa Sistem Penyediaan Air Minum (Studi
Kasus Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kandilo Kabupaten
Paser) (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).

15

Anda mungkin juga menyukai