Dosen Pengampu:
Tugiyo, SKM., M.Si.
Atang Saputra, SKM., M. MED., SC(PH)
Disusun oleh:
Kelompok 6
KELAS 1D3A
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Persyaratan Teknis Dasar Sanitasi
Air Bersih” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari pada mata
kuliah dasar teknik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
mengenai dasar menggambar bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Tugiyo, SKM., M.Si. dan bapak Atang Saputra,
SKM., M. MED., SC(PH) selaku dosen mata kuliah dasar sanitasi yang telah memberikan kami
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami pelajari. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian ilmunya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3. Tujuan Penelitian...................................................................................................................4
1.4. Manfaat Penelitian................................................................................................................4
1.5. Metode Penelitian.................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
2.1. Air bersih dalam PERMENKES No. 32 Tahun 2017.................................................................5
2.2. Standar mutu air bersih.........................................................................................................5
2.3. Persyaratan air bersih..........................................................................................................15
2.4. Sumber air bersih.................................................................................................................16
2.5. Sarana air bersih..................................................................................................................18
2.6. Penggunaan air bersih.........................................................................................................19
BAB III PENUTUP..................................................................................................................................20
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................................20
3.2. Saran....................................................................................................................................20
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................21
3
BAB I PENDAHULUAN
Penyediaan air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting
dalam meningkatkan Kesehatan lingkungan ataupun masyarakat, yaitu mempunyai peran
sebagai menurunkan angka penderita penyakit, khususnya yang berhubungan dengan air,
selain itu juga air berperan dalam meningkatkan standar atau taraf atau kualitas hidup
masyarakat.
Sampai saat ini, penyediaan air bersih untuk masyarakat di Indonesia masih
dihadapkan pada beberapa permasalahan dan sampai saat ini belum dapat diatasi
sepenuhnya. Hal tersebut terjadi karena tidak sesuainya pernsyaratan teknis air bersih
dan standar baku air bersih.
4
BAB II PEMBAHASAN
Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi adalah air dengan kualitas tertentu yang digunakan
untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya berbeda dengan kualitas air minum. Air untuk
Keperluan Higiene Sanitasi tersebut digunakan untuk pemeliharaan kebersihan perorangan
seperti mandi dan sikat gigi, serta untuk keperluan cuci bahan pangan, peralatan makan,
dan pakaian. Selain itu Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi dapat digunakan sebagai air
baku air minum.
b. Air untuk Kolam Renang
Kolam renang merupakan suatu rancangan bangunan berupa kolam dengan diberinya air
diperuntukkan kepada masyarakat sebagai sarana tempat untuk berenang, berolahraga,
serta jasa pelayanan lainnya. Kolam renang diisi menggunakan air bersih yang telah diproses
terlebih dahulu secara baik dan sesuai aturan
Solus Per Aqua yang selanjutnya disingkat SPA adalah sarana air yang dapat digunakan
untuk terapi dengan karakteristik tertentu yang kualitasnya dapat diperoleh dengan cara
pengolahan maupun alami.
Pemandian Umum adalah tempat dan fasilitas umum dengan menggunakan air alam tanpa
pengolahan terlebih dahulu yang digunakan untuk kegiatan mandi, relaksasi, rekreasi, atau
olahraga, dan dilengkapi dengan fasilitas lainnya.
5
o
4. Suhu C suhu udara ± 3
5. Rasa Tidak berasa
6. Bau Tidak berbau
Daftar parameter wajib untuk parameter biologi yang harus diperiksa untuk keperluan
higiene sanitasi yang meliputi total coliform dan escherichia coli dengan satuan/unit colony
forming unit dalam 100 ml sampel air.
Daftar parameter kimia yang harus diperiksa untuk keperluan higiene sanitasi yang meliputi
10 parameter wajib dan 10 parameter tambahan. Parameter tambahan ditetapkan oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota dan otoritas pelabuhan/bandar udara.
6
b. Air Untuk Kolam Renang
Parameter fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air Kolam
Renang meliputi bau, kekeruhan, suhu, kejernihan dan kepadatan. Untuk kepadatan,
semakin dalam Kolam Renang maka semakin luas ruang yang diperlukan untuk setiap
perenang.
7
Parameter biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air Kolam
Renang terdiri dari 5 (lima) parameter. Empat parameter tersebut terdiri dari indikator
pencemaran oleh tinja (E. coli), bakteri yang tidak berasal dari tinja
(Pseudomonasaeruginosa, Staphylococcus aureus dan Legionella spp). Sedangkan
parameter Heterotrophic Plate Count (HPC) bukan merupakan indikator keberadaan jenis
bakteri tertentu tetapi hanya mengindikasikan perubahan kualitas air baku atau terjadinya
pertumbuhan kembali koloni bakteri heterotrophic.
8
Parameter kimia dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air Kolam
Renang meliputi 6 parameter yaitu pH, alkalinitas, sisa khlor bebas, sisa khlor terikat, total
bromine/sisa bromine, dan potensial reduksi oksidasi (oxidation reduction potential).
Konsentrasi minimum untuk setiap parameter bergantung pada jenis Kolam Renang. Jika
Kolam Renang menggunakan disinfektan bromide, maka konsentrasi minimum juga berbeda
dibandingkan dengan konsentrasi khlorin.
9
c. Air Untuk SPA
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air SPA meliputi parameter fisik,
biologi, dan kimia. Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air SPA berbeda
berdasarkan jenis SPA (indoor atau outdoor), menggunakan air alam atau air yang diolah,
dan bahan disinfektan yang digunakan dalam penyehatan air SPA.
Parameter fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air SPA terdiri
dari parameter bau, kekeruhan, suhu, dan kejernihan. Untuk SPA yang menggunakan bahan
10
disinfektan bromine, kisaran standar baku mutu pHnya berbeda dengan SPA yang
menggunakan khlorin sebagai disinfektan.
Paramater biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air SPA
meliputi Escherichia coli, Heterotropic Plate Count (HPC), Pseudomonas aeruginosa, dan
Legionella spp. Angka maksimum Pseudomonas aeruginosa untuk air SPA alam lebih besar
daripada angka maksimum untuk air SPA yang diolah.
Parameter kimia dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air SPA terdiri dari
parameter alkalinitas dan pH, serta 5 parameter yang berkaitan dengan bahan disinfektan dan
efektivitas pengolahan airnya.
11
d. Air Untuk Pemandian Umum
Besaran nilai Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air Pemandian Umum
bergantung pada jenis Pemandian Umum. Parameter fisik dalam Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan untuk media air Pemandian Umum yang berasal dari air laut maupun
air tawar meliputi parameter suhu, indeks sinar matahari (ultra violet index), dan
kejernihan.
Suhu air berkisar antara 15-35 oC dapat digunakan untuk rekreasi (berenang/menyelam)
dalam waktu yang cukup lama. Indeks sinar matahari (ultra violet index) adalah ukuran
pajanan sinar matahari sekitar 4 jam terdekat dengan tengah hari yang dapat berdampak
kesehatan pada kulit dan mata. Derajat keasaman berkisar antara 5-9 agar kualitas air dari
parameter fisik, biologi dan kimia dapat terjaga karena sifat air alami tanpa pengolahan.
Parameter yang penting lainnya adalah kejernihan. Kejernihan air Pemandian Umum dapat
ditentukan secara visual dengan terlihatnya piringan secchi berdiameter 200 mm dalam
minimal kedalaman 1,6 meter. Selain itu parameter kejernihan juga dapat ditentukan
dengan membandingkan kejernihan sumber air alami dengan air Pemandian Umum yang
sedang digunakan.
12
Parameter biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air
Pemandian Umum meliputi parameter Enterococci dan E.coli. Ada dua cara penghitungan
parameter biologi yaitu nilai rata-rata geometric dan nilai batas statistic yang signifikan.
Parameter Enterococci berlaku untuk air laut dan air tawar, sedangkan E. coli hanya untuk
air tawar, masing-masing dengan satuan colony forming unit (CFU) dalam 100 ml sampel air.
Khusus untuk Pemandian Umum yang tidak berbatas (laut, danau, sungai), jumlah -19-
sampel minimal yang diuji adalah 30 sampel sehingga standar baku mutu yang digunakan
adalah batas rata-rata statistik Jika hasil pengujian sampel menunjukkan >10% jumlah
sampel melebihi standar baku mutu maka pengujian sampel harus dilakukan setiap bulan
sekali.
13
Parameter kimia dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air
Pemandian Umum terdiri atas dua parameter yaitu oksigen terlarut/Dissolved Oxygen (DO)
dalam satuan mg/liter, sebesar kurang atau sama dengan 80% DO saturasi air alam yang
diperkirakan lebih besar dari 6,5, dan pH pada kisaran 5-9.
14
2.3. Persyaratan air bersih
15
Tersedia informasi tentang larangan menggunakan Kolam Renang bila
berpenyakit menular.
Air Kolam Renang kuantitas penuh dan harus ada resirkulasi air.
c) Air untuk SPA
1. Air dalam keadaan terlindung dari sumber pencemaran, binatang pembawa
penyakit, dan tempat perkembangbiakan vector
Tidak menjadi tempat perkembangbiakan vektor dan binatang pembawa
penyakit.
Tersedia alat dan bahan disinfeksi kolam SPA dan airnya.
2. Aman dari kemungkinan kontaminasi
Tersedia tanda larangan untuk penderita penyakit menular melalui air.
d) Air untuk Pemandian Umum
1. Air dalam keadaan terlindung dari sumber pencemaran, binatang pembawa
penyakit, dan tempat perkembangbiakan vector
Tidak menjadi tempat perkembangbiakan vektor dan binatang pembawa
penyakit.
Lingkungan sekitarnya selalu dalam keadaan bersih dan tertata.
Bebas dari sumber pencemaran baik dari kegiatan domestik maupun
industri.
2. Aman dari kemungkinan kontaminasi
Tidak ada cemaran minyak yang terlihat jelas yang menyebabkan perubahan
warna dan bau.
16
Menurut asalnya sebagian dari air sungai dan air danau ini juga dari air hujan yang mengalir
melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau danau ini. Kedua sumber air ini sering juga
disebut air permukaan. Oleh karena air sungai dan danau ini sudah terkontaminasi atau
tercemar oleh berbagai macam kotoran maka bila akan dijadikan air minum harus diolah
terlebih dahulu.
2. Air Tanah
Air tanah (Ground Water) merupakan air yang mengandung garam dan mineral yang
terlarut pada waktu air melewati lapisan tanah dan juga air yang berasal dari air hujan yang
jatuh di permukaan bumi lalu meresap ke dalam tanah dan mengisi rongga – rongga atau
pori – pori dalam tanah. Air tanah biasanya mempunyai kualitas yang baik karena zat – zat
pencemar air tertahan oleh lapisan tanah.
a. Air Tanah Dangkal
Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah.
b. Air tanah Dalam
Sudah melewati lapisan tanah yang masing – masing mempunyai unsur – unsur kimia
tertentu.
3. Air Laut
Sumber air yang hampir tidak akan habis adalah lautan Air laut memiliki kadar garam yang
cukup tinggi. Untuk mendapatkan air tawar bersih, diperlukan adanya proses atau
pengolahan air laut menjadi air tawar dan air bersih. Salah satu pengolahan air laut menjadi
air tawar dan air bersih yaitu dengan proses desalinasi air laut. Desalinasi air laut merupakan
teknologi canggih masa kini (Amalia & Sugiri, 2014). Desalinasi secara umum bertujuan
untuk menghilangkan garam dari air yang mengandung larutan garam (Yaningsih, Tri, &
Wibawa, 2014).
Proses desalinasi selalu melibatkan tiga aliran cairan, yaitu umpan berupa air garam
(misalnya air laut), produk bersalinitas rendah, dan konsentrat bersalinitas tinggi (Yaningsih,
Tri, & Wibawa, 2014). Teknologi desalinasi telah mengalami perkembangan. Salah satu
perkembangan teknologi desalinasi adalah berbasis pompa kalor (heat pump) dengan
menggunakan proses humidifikasi dan dehumidifikasi (HD) (Yaningsih, Tri, & Wibawa, 2014).
4. Air Hujan
Upaya pengelolaan air hujan untuk pemenuhan kebutuhan air bersih harus dilakukan. Air
hujan dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai sumber alternatif guna memenuhi
kebutuhan air bersih. Air hujan yang tertampung dengan baik bisa dikelola sehingga dapat
mengurangi kemungkinan ancaman banjir, mengurangi potensi kekeringan di saat musim
kemarau, dan meningkatkan kualitas lingkungan serta kualitas hidup masyarakat.
Air hujan di Indonesia rata-rata mempunya pH (potential Hydrogen) di kisaran 7,2–7,4.
Artinya, secara kualitas masih layak dikonsumsi. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT) sudah mengembangkan dua bentuk sistem pemanfaatan dan pengolahan air hujan
untuk bisa menjadi air minum yang bernama Sistem Pemanfaatan Air Hujan (SPAH) dan
Pengolahan Air Siap Minum (ARSINUM).
SPAH dilengkapi talang air, saringan pasir, bak penampung, dan sumur resapan yang dapat
digunakan untuk melestarikan air tanah dan mengurangi resiko genangan atau banjir.
17
Adapun SPAH, dalam praktiknya, adalah mengolah air dari bak penampungan agar menjadi
air siap minum dengan kualitas setara air kemasan mineral. Pengolahan air hujan ini bisa
memakai teknologi ARSINUM.
5. Mata air
Merupakan tempat air tanah muncul di permukaan tanah. Perlu kehati-hatian dalam
merencanakan bangunan penangkap mata air agar tidak menimbulkan tekanan yang
berlebihan sehingga mata air hilang atau bergeser dan muncul di lain tempat karena
mendapatkan celah atau retakan tanah yang lebih mudah diterobos. Unit air baku
merupakan sarana pengambilan dan atau penyedia air baku.
Untuk menjamin kuantitas dan kontinuitas pasokan air baku maka diperlukan suatu sistem
air baku atau disebut Unit Air Baku, yang pada umumnya terdiri dari komponen sebagai
berikut: intake/bangunan sadap/pengambilan, penangkap pasir, alat pengukuran dan
pemantauan, saluran/sarana pembawa ke unit pengolahan, dan bangunan pendukung
lainnya.
2.5. Sarana air bersih
Menurut Dirjen PPM dan PLP (1990) jenis jenis sarana air bersih yang lazim dipergunakan
jenis sarana air bersih yang lazim dipergunakan masyarakat yaitu:
1. Sumur Gali
Sumur gali adalah sarana air bersih Sumur gali adalah sarana air bersih yang mengambil/
memanfaatkan air tanah dengan cara menggali lubang di tanah dengan menggunakan
tangan sampai mendapatkan air. Dengan menggunakan tangan sampai mendapatkan air.
Lubang kemudian diberi dinding, bibir tutup dan lantai serta saluran pembuangan limbah.
2. Perpipaan Perpipaan
Sarana perpipaan adalah bangunan beserta peralatan dan perlengkapannya yang
menghsilkan, menyediakan dan membagikan air minum untuk masyarakat melalui jaringan
perpipaan/ distribusi. Air yang di manfaatkan ad jaringan perpipaan/distribusi. Air yang di
manfaatkan adalah air tanah atau permukaan dengan atau tanpa diolah.
18
4. Penampungan Air Hujan (PAH)
Penampungan Air Hujan adalah sarana air bersih yang memanfaatkan untuk air rumah
tangga. Air hujan yang jatuh diatas atap rumah atau bangunan penangkap air yang lain,
melalui saluran atau alang kemudian dialirkan dan di tampung di dalam penampungan air
hujan.
19
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kata air bersih diganti menjadi air untuk keperluan higiene sanitasi, air untuk kolam
renang, air untuk SPA, dan air untuk pemandian umum sesuai dengan PERMENKES
No. 32 tahun 2017. Untuk penyediannya disesuaikan dengan standar baku mutu dan
persyaratannya sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Adapun standar
baku mutu air bersih terdiri atas fisik, biologi dan kimie yang dimana paa masing
masing nya mempunyai ketentuan yang berbeda bea sesuai dengan kebutuhan air
yang akan digunakan sebagai apa.
3.2. Saran
Kami berharap para pembaca dapat memberikan masukan berupa saran atau kritik dan
dapat memahami materi-materi yang ada pada makalah.
20
Daftar Pustaka
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kolam Renang 2.1.1 Pengertian Kolam Renang – UMM.4
Air kami.go.id. 2021. Air Hujan Sebagai Sumber Alternatif Air Bersih & Air Minum. 1-2.
21