Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENYEHATAN AIR

PEMERIKSAAN KUALITAS PARAMETER AIR

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Penyehatan
Air yang diampu oleh Dosen:
1. Pak Syarifuddin, SKM, MKes
2. Pak Atang Saputra,SKM, MMedSc(PH)

Nama Mahasiswa Kelompok 4 Penyehatan Air 2D3B:

Masning salamah (P21345122047)


Nizam (P21345122059)

Salsabila Ramadani (P21345122067)


Tri Acesaria (P21345122076)
Zahra Ulwan Syabira (P21345122079)

KELAS 2 D3 B

PRODI D-III SANITASI

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II


1
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
untuk memenuhi tugas kelompok untuk Mata Kuliah Penyehatan Air dengan Judul
“Pemeriksaan Kualitas Parameter Air”. Kami juga berterima kasih kepada Dosen Pak
Syarifuddin, SKM, MKes, dan Pak Atang Saputra, SKM, MMedSc(PH), selaku Dosen
Mata Kuliah Penyehatan Air yang sudah memberi arahan untuk membuat makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan materi, saran dan kritik sehingga makalah
ini dapat selesai dibuat.

Kami menyadari, bahwa Makalah yang kami buat masih jauh dari sempurna baik
dari segi penyusunan dan penulisannya. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar kami sebagai
penulis bisa menjadi lebih baik lagi masa yang akan datang. Semoga Makalah ini bisa
menambah wawasan dan pengetahuan pembaca serta bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

DKI Jakarta, 5 Desember 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER ..................................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4

A. 1.1 Latar belakang .................................................................................................... 4

B. 1.2 Rumusan masalah ............................................................................................... 4

C. 1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 5


A. 2.1 Pemeriksaan Kualitas Parameter Air Ph ..................................................... 5
B. 2.2 Pemeriksaan Kualitas Parameter Air Suhu ................................................. 6
C. 2.3 Pemeriksaan Kualitas Parameter Air Sisa Klhor ........................................ 6
D. 2.4 Pemeriksaan Kualitas Parameter Air Besi................................................... 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 11

A. 3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 11


B. 3.2 Saran .................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. 1.1 Latar Belakang


Air merupakan salah satu sumber daya alam yang penting dalam suatu ekosistem,
dimana air dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk bertahan hidup. Seiring dengan
perubahan zaman, terjadi peningkatan jumlah penduduk yang tinggi dari tahun ke tahun
dan disertai dengan permasalahan lingkungan, salah satunya adalah masalah
pencemaran air.
Pencemaran air ini dapat diatasi dengan melakukan berbagai upaya dan kerjasama
antara pemerintah dengan masyarakat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
menanggulangi permasalahan ini adalah dengan mengukur kualitas air menggunakan
parameter uji seperti temperatur, pH, TSS, BOD, COD, dan DO. Data yang diperoleh
dari hasil uji kualitas air ini dapat digunakan untuk menentukan langkah-langkah yang
tepat dalam penanggulangan masalah pencemaran air.
Kualitas adalah karakteristik mutu yang diperlukan untuk pemanfaatan tertentu
dari berbagai sumber air. Kreteria mutu air merupakan suatu dasar baku mengenai
sayaratat kualitas air yang dapat dimanfaatkan. Baku mutu air adalah suatu peraturan
yang disiapkan oleh suatu negara atau suatu daerah yang bersangkutan. Menurut
Acehpedia (2010), kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu
terhadap air tersebut. Pengujian yang dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji
kenampakan (bau dan warna). Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air
sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin
agar kondisi air tetap dalam kondisi alamiahnya.
B. 1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemeriksaan kualitas parameter pH pada air?
2. Bagaimana pemeriksaan kualitas parameter suhu pada air?
3. Bagaimana pemeriksaan kualitas parameter sisa klhor pada air?
4. Bagaimana pemeriksaan kualitas parameter besi pada air?
C. 1.3 Tujuan Penulisan
1. Diketahuinya pemeriksaan kualitas parameter pH pada air.
2. Diketahuinya pemeriksaan kualitas parameter suhu pada Air.
3. Diketahuihya pemeriksaan kualitas parameter sisa klhor pada air.
4. Diketahuinya pemeriksaan kualitas parameter besi pada air.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. 2.1 Pemeriksaan Kualitas Parameter Ph


pH adalah ukuran keasaman atau kebasaan air. Air dengan pH yang terlalu tinggi
atau terlalu rendah dapat membunuh organisme dalam air dan dapat mempengaruhi
kemampuan organisme untuk menyerap nutrisi.

Gambar: pH Meter Digital


Nilai pH air diukur dengan menggunakan pH meter, dimana pengukuran ini
bertujuan untuk mengekspresikan kondisi keasaman (konsentrasi ion hidrogen) pada
air. Skala pH berkisar antara 1-14, dimana kisaran nilai pH 1-7 termasuk kondisi asam,
pH 7-14 termasuk kondisi basa, dan pH 7 adalah kondisi netral.
pH menyatakan intensitas keasaman atau alkalinitas dari suatu cairan encer, dan
mewakili konsentrasi hidrogen ionnya. Air minum sebaiknya netral, tidak asam/basa,
untuk mencegah terjadinya pelarutan logam berat dan korosi jaringan distribusi air
minum. pH standar untuk air bersih sebesar 6,5 – 8,5. Air adalah bahan pelarut yang
baik sekali, jika dibantu dengan pH yang tidak netral, dapat melarutkan berbagai
elemen kimia yang dilaluinya.
Pengukuran Derajat Keasaman (pH) Pengukuran pH dilakukan di lapangan secara
langsung dengan menggunakan pH meter untuk mengukur derajat keasamannya, ujung
pH meter dicelupkan dalam air , maka angka akan tertera secara digital pada layar pH
meter.

5
B. 2.2 Pemeriksaan Kualitas Parameter Suhu
Pengukuran suhu air limbah juga dilakukan di lapangan secara langsung dengan
menggunakan termometer batang. Ujung termometer dicelupkan dalam air.
Pengukuran suhu dilakukan dengan mencelupkan termometer ke dalam perairan selama
± (5--10) detik, kemudian termometer diangkat dari air. Selanjutnya, nilai suhu perairan
dapat ditentukan dari angka yang tertera pada termometer tersebut.

Gambar: Termometer Digital


Temperatur air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat akan air tersebut dan
dapat pula mempengaruhi reaksi kimia dalam pengolahannya terutama apabila
temperatur sangat tinggi. Temperatur yang diinginkan adalah ±3ºC suhu udara
disekitarnya yang dapat memberikan rasa segar, tetapi iklim setempat atau jenis dari
sumber-sumber air akan mempengaruhi temperatur air. Disamping itu, temperatur pada
air mempengaruhi secara langsung toksisitas
C. 2.3 Pemeriksaan Kualitas Parameter Sisa Klhor
Setiap jenis klorin yang ditambahkan ke air selama proses pengolahan akan
menghasilkan pembentukan asam hipoklorit (HOCl) dan ion hipoklorit (OCl-), yang
merupakan senyawa desinfektan utama dalam air terklorinasi.

Suatu Bentuk Klorin + H2O → HOCl + OCl-

Dari keduanya, asam hipoklorit adalah yang paling efektif. Jumlah setiap
senyawa yang ada dalam air tergantung pada tingkat pH air sebelum penambahan
klorin. Pada tingkat pH yang lebih rendah, asam hipoklorit akan mendominasi.
Kombinasi asam hipoklorit dan ion hipoklorit membentuk apa yang disebut 'korin
bebas' atau free chlorine.

6
Klorin bebas memiliki potensi oksidasi yang tinggi dan merupakan disinfektan
yang lebih efektif daripada bentuk klorin lainnya, seperti kloramin. Potensi oksidasi
adalah ukuran seberapa mudah suatu senyawa akan bereaksi dengan yang lain. Potensi
oksidasi yang tinggi berarti banyak senyawa yang berbeda dapat bereaksi dengan
senyawa tersebut. Ini juga berarti bahwa senyawa akan tersedia untuk bereaksi dengan
senyawa lain.
Jumlah klorin yang diperlukan untuk mendisinfeksi air tergantung pada kotoran
dalam air yang perlu diolah. Banyak kotoran di dalam air membutuhkan sejumlah besar
klorin untuk bereaksi dengan semua kotoran yang ada. Klorin yang ditambahkan
pertama-tama harus bereaksi dengan semua kotoran di dalam air sebelum ada sisa
klorin. Jumlah klorin yang diperlukan untuk memenuhi semua pengotor disebut
'permintaan klorin'.
Jika klorin ditambahkan cukup, akan ada beberapa yang tersisa di dalam air
setelah semua organisme dihancurkan, ini disebut klorin bebas. Klorin bebas akan tetap
berada di dalam air sampai habis untuk menghancurkan kontaminasi baru. Oleh karena
itu, jika kita menguji air dan menemukan bahwa masih ada sisa klorin bebas, ini
membuktikan bahwa organisme paling berbahaya di dalam air telah dihilangkan dan
aman untuk diminum. Inilah yang disebut dengan pengukuran residu klorin.
Pengukuran Residu Klorin
Mengukur residu klorin dalam pasokan air adalah metode sederhana namun
penting untuk memeriksa apakah air yang dialirkan aman untuk diminum. Jumlah
residu klorin berubah pada siang dan malam hari. Dengan asumsi jaringan pipa berada
di bawah tekanan sepanjang waktu, akan cenderung lebih banyak sisa klorin dalam
sistem pada siang hari daripada pada malam hari.
Hal ini karena air berada dalam sistem lebih lama di malam hari (saat permintaan
lebih rendah) sehingga ada lebih banyak kesempatan untuk air terkontaminasi yang
akan menghabiskan sisa klorin.
Residu klorin harus diperiksa secara teratur. Jika sistem baru atau telah
direhabilitasi maka periksa setiap hari sampai Anda yakin bahwa proses klorinasi
berjalan dengan baik. Setelah itu, lakukan pengecekan minimal seminggu sekali.
Klorin memiliki sifat tidak stabil dalam air, kandungan klorin dalam sampel akan
berkurang seiring waktu. Oleh karena itu, klorin harus diukur segera setelah
pengambilan sampel dan untuk sampel yang dikumpulkan dalam sistem distribusi,
sebaiknya dilakukan analisis di lapangan dengan menggunakan alat uji lapangan (field

7
test kit). Kit uji lapangan didasarkan pada metode kolorimetri untuk mengukur residu
klorin dalam air. Metode kolorimetri yang digunakan yaitu N,N-diethyl-p-
phenylenediamine (DPD, dimana metode DPD kolorimetri ini paling banyak digunakan
untuk residu klorin dan sudah disetujui oleh United States Environmental Protection
Agency (USEPA).

Gambar: Contoh Alat Uji Lapangan Parameter Residu Klorin pada Air
D. 2.4 Pemeriksaan Kualitas Parameter Besi
Air sungai pada umumnya mengandung besi (iron, Fe) dan mangan (Mn).
Kandungan besi dan mangan dalam air berasal dari tanah yang memang mengandung
banyak kandungan mineral dan logam yang larut dalam air tanah. Besi larut dalam air
dalam bentuk fero-oksida. Kedua jenis logam ini, pada konsentrasi tinggi menyebabkan
bercak noda kuning kecoklatan untuk besi atau kehitaman untuk mangan, yang
mengganggu secara estetika. Kandungan kedua logam ini meninggalkan endapan coklat
dan hitam pada bak mandi, atau alat-alat rumah tangga.

Gambar: Spektrofotometer

8
Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri
darispektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum
dengan panjanggelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas
cahaya yang ditransmisikanatau yang diabsorpsi.
Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi
tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari
panjanggelombang. Kelebihan spektrofotometer dibandingkan fotometer adalah
panjang gelombangdari sinar putih lebih dapat terseleksi dan ini diperoleh dengan alat
pengurai seperti prisma,grating ataupun celah optis.
Pada fotometer filter, sinar dengan panjang gelombang yangdiinginkan diperoleh
dengan berbagai filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasimelewatkan
trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer filter, tidak mungkindiperoleh
panjang gelombang yang benar-benar monokromatis, melainkan suatu trayek panjang
gelombang 30-40 nm.
Sedangkan pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar
terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma.Suatu
spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu,monokromator,
sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blangko dan suatu alat untukmengukur
perbedaan absorpsi antara sampel dan blangko ataupun pembanding.
Senyawa kompleks berwarna merah-orange yang dibentuk antara besi (II)
dan1,10-phenantrolin (ortophenantrolin) dapat digunakan untuk penentuan kadar besi
dalam air yang digunakan sehari hari. Reagen yang bersifat basa lemah dapat bereaksi
membentuk ion phenanthrolinium, phen H+ dalam medium asam.
Cara Kerja:
1. 1 ml larutan standar baku Fe(II) 100 ppm dipipet dan dimasukkan kedalam labu
ukur 100 ml. satu tetes Na-asetat 0,2 M, 5ml larutanhidroksilaminklorida 10%,
dan 5 ml larutan o-phenantrolin 0,25%ditambahkan ke dalam labu ukur tersebut.
Kemudian larutan di dalamlabu ukur tersebut diencerkan sampai tanda batas.
2. Dengan cara yang sama, larutan dengan volume larutan besi 0, 2, 3, dan 4ml
dibuat. Jumlah tetes larutan Na-asetat disesuaikan dengan volume besi yang
dipipet, selanjutnya, 5 ml larutan o-phenantrolin 0,25%, 5 ml
larutanhidroksilaminklorida ditambahkan ke dalam labu ukur dan
campurantersebut diencerkan hingga tanda batas.

9
3. Dengan cara yang sama juga dilakukan terhadap larutan sampel air yangada. 25
ml sampel air dipipet ke dalam labu takar 100 ml. 1 tetes Na-asetat 0,2 M, 5 ml
larutan hidroksilaminklorida 10% dan 5 ml larutan o- phenantrolin 0,25%
ditambahkan ke dalam labu ukur dan kemudianlarutan diencerkan sampai tanda
batas.
4. Pengukuran panjang gelombang maksimum dilakukan dengan melakukan
perbandingan pengukuran antara larutan blanko dan salah satu larutanyang
sudah dibuat sebelumnya.
5. Keenam larutan tersebut diukur pada panjang gelombang maksimumyang
diperoleh.
6. Grafik absorban terhadap panjang gelombang dan grafik A terhadap berbagai C
dibuat.

10
BAB III

PENUTUP

A. 3.1 Kesimpulan
• Pengukuran Derajat Keasaman (pH) Pengukuran pH dilakukan di lapangan
secara langsung dengan menggunakan pH meter untuk mengukur derajat
keasamannya, ujung pH meter dicelupkan dalam air , maka angka akan tertera
secara digital pada layar pH meter.
• Pengukuran suhu air limbah juga dilakukan di lapangan secara langsung dengan
menggunakan termometer batang. Ujung termometer dicelupkan dalam air.
Pengukuran suhu dilakukan dengan mencelupkan termometer ke dalam perairan
selama ± (5--10) detik, kemudian termometer diangkat dari air. Selanjutnya,
nilai suhu perairan dapat ditentukan dari angka yang tertera pada termometer
tersebut.
• Kit uji lapangan didasarkan pada metode kolorimetri untuk mengukur residu
klorin dalam air. Metode kolorimetri yang digunakan yaitu N,N-diethyl-p-
phenylenediamine (DPD, dimana metode DPD kolorimetri ini paling banyak
digunakan untuk residu klorin dan sudah disetujui oleh United States
Environmental Protection Agency (USEPA).
• Pemeriksaan kadar besi pada air menggunakan Spektrofotometer, sesuai dengan
namanya adalah alat yang terdiri darispektrometer dan fotometer. Senyawa
kompleks berwarna merah-orange yang dibentuk antara besi (II) dan1,10-
phenantrolin (ortophenantrolin) dapat digunakan untuk penentuan kadar besi
dalam air yang digunakan sehari hari.
B. 3.2 Saran
Dari pembahasan dan kesimpulan diatas kami berharap agar makalah yang kami buat
dapat bermanfaat bagi pembaca serta menambah wawasan pembaca mengenai
pemeriksaan kualitas parameter air. Kami juga berharap agar pembaca dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah kami
selanjutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

CDC. 2020. Chlorine Residual Testing. Centers for Disease Control and Prevention
Chlorine Residual Testing Fact Sheet, CDC SWS Project, safewater@cdc.go
(www.ehproject.org/PDF/ehkm/cdc-chlorineresidual-updated.pdf)
Reed, Bob. 2004. How to measure chlorine residual in water. Technical Note No.11 of WHO.
Loughborough University, Leicestershire, UK.
Bangkit Dana Setiawan. 2012. Laporan Praktikum Kimia Analitik Modul 2- Penentuan Kadar
Besi dalam Air Rumah Tangga. Sumber:
https://www.academia.edu/5350214/PENENTUAN_KADAR_BESI_DALAM_AIR .
Diakses pada tanggal: 4 November 2023
Anonim. Sumber:
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/4624/7.%20BAB%20III%20L
andasan%20Teori.pdf?sequence=7&isAllowed=y . Diakses pada tanggal: 4 November
2023

12

Anda mungkin juga menyukai