LAPORAN PRAKTIKUM
PEMERIKSAAN KUALITAS SAMPEL AIR SECARA
FISIKA JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
POLTEKKES KEMENKES DENPASAR
Oleh : Kelompok 7
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang
Hyang Widhi Wasa karena berkat dan rahmat-Nya telah memberikan kesehatan,
sehingga dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Tourism Medical Laboratory II
dengan judul “Pemeriksaan Kualitas Sampel Air Secara Fisika” ini tepat pada
waktunya.
Tujuan dari penyusunan Laporan Praktikum ini untuk memenuhi salah satu
tugas Praktikum mata kuliah Tourism Medical Laboratory II. Dalam penyusunan
Laporan Praktikum ini, kami telah dibantu oleh berbagai pihak, maka dalam
kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada:
2. Jannah Sofi Yanty, M.Si selaku dosen PLP praktikum mata kuliah
Tourism Medical Laboratory II yang senantiasa mengajar dan
membimbing selama Praktikum sehingga Laporan Praktikum Tourism
Medical Laboratorium II ini dapat diselesaikan.
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
I. JUDUL TOPIK PRAKTIKUM.....................................................................1
II. TUJUAN..........................................................................................................1
A. Tujuan Umum.............................................................................................1
B. Tujuan Khusus............................................................................................1
III. LANDASAN TEORI......................................................................................1
IV. METODOLOGI..............................................................................................4
A. Alat...............................................................................................................4
B. Bahan...........................................................................................................4
C. Prosedur Kerja...........................................................................................5
V. DATA HASIL PENGAMATAN...................................................................9
VI. PEMBAHASAN............................................................................................11
VII.KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................14
A. Kesimpulan................................................................................................14
B. Saran..........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
LAMPIRAN LOG BOOK...................................................................................17
LAMPIRAN DOKUMENTASI..........................................................................21
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
I. JUDUL TOPIK PRAKTIKUM
Pemeriksaan Kualitas Sampel Air Secara Fisika
II. TUJUAN
A. Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan kualitas sampel air secara
fisika dan menginterpretasi hasil nya
B. Tujuan Khusus :
1. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan suhu sampel air dan
menginterpretasi hasil pemeriksaan.
2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan warna sampel air dan
menginterpretasi hasil pemeriksaan.
3. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan bau sampel air dan
menginterpretasi hasil pemeriksaan.
4. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan rasa sampel air dan
menginterpretasi hasil pemeriksaan.
5. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan kekeruhan sampel air
dan menginterpretasi hasil pemeriksaan.
6. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan daya hantar listrik
sampel air dan menginterpretasi hasil pemeriksaan.
7. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan total dissolve solid
sampel air dan menginterpretasi hasil pemeriksaan.
1
untuk menunjang kehidupan manusia memiliki resiko berupa adanya
penyakit bawaan air (water borne disease). Oleh karena itu, salah satu
aspek yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan penyediaan air
bersih atau air minum adalah pencegahan terhadap penyakit bawaan air
dengan melakukan pengujian (Susana, 2003)
Sumber daya air sebaiknya dilakukan secara terpadu baik dalam
pemanfaatan maupun dalam pengelolaan kualitas (Slamet, 2000).
Penurunan kualitas air akan menurunkan daya guna, hasil guna,
produktivitas, daya dukung dan daya tampung dari sumber daya air yang
pada akhirnya akan menurunkan kekayaan sumber daya alam (Aryana,
2010). Salah satu parameter yang harus diukur untuk menentukan kualitas
air adalah parameter fisika. Beberapa parameter fisika yang digunakan
untuk menentukan kualitas air meliputi suhu, kekeruhan, warna, daya
hantar listik (DHL), jumlah zat padat terlarut (TDS), rasa, dan bau
(Rosyida Mukarromah, 2016).
1. Suhu
Temperatur air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat akan air
tersebut dan dapat pula mempengaruhi reaksi kimia dalam pengolahannya
terutama apabila temperatur sangat tinggi. Temperatur yang diinginkan
adalah ±3ºC suhu udara di sekitarnya yang dapat memberikan rasa segar,
tetapi iklim setempat atau jenis dari sumber-sumber air akan
mempengaruhi temperatur air. Disamping itu, temperatur pada air
mempengaruhi secara langsung toksisitas banyaknya bahan kimia
pencemar, pertumbuhan mikroorganisme, dan virus (Ningrum, 2018).
2. Kekeruhan
Air dikatakan keruh apabila air tersebut mengandung begitu banyak
partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna atau rupa
yang berlumpur dan kotor (Mulyati, 2017). Bahan-bahan yang
menyebabkan kekeruhan ini meliputi tanah liat, lumpur, bahan-bahan
organik yang tersebar dari partikel-partikel kecil yang tersuspensi.
Kekeruhan pada air
2
merupakan satu hal yang harus dipertimbangkan dalam penyediaan air
bagi umum, mengingat bahwa kekeruhan tersebut akan mengurangi segi
estetika, menyulitkan dalam usaha penyaringan, dan akan mengurangi
efektivitas usaha desinfeksi.
3. Warna
Warna di dalam air terbagi dua, yakni warna semu (apparent color)
adalah warna yang disebabkan oleh partikel-partikel penyebab kekeruhan
(tanah, pasir, dll), partikel halus besi, mangan, partikel-partikel
mikroorganisme, warna industri, dan lain-lain. Yang kedua adalah warna
sejati (true color) adalah warna yang berasal dari penguraian zat organik
alami, yakni humus, lignin, tanin dan asam organik lainnya. Penghilangan
warna secara teknik dapat dilakukan dengan berbagai cara. Diantaranya:
koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, oksidasi, reduksi, bioremoval,
terapan elektro, dsb. Tingkat zat warna 14 air dapat diketahui melalui
pemeriksaan laboratorium dengan metode fotometrik (Batosamma, 2018).
4. Daya Tahan Listrik (DHL)
Daya Hantar Listrik atau konduktivitas merupakan ukuran seberapa
kuat suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik. Besarnya nilai DHL
yang didapat akan berbanding lurus dengan nilai total zat padat terlarut
(TDS) pada kualitas air, karena semakin tinggi konsentrasi zat padat
tersebut yang larut maka kandungan mineral-mineralnya pun akan
semakin tinggi (Agustyar, 2016).
5. Jumlah zat padat terlarut (TDS)
Muatan padatan terlarut adalah seluruh kandungan partikel baik berupa
bahan organik maupun anorganik yang terlarut dalam air. Bahan-bahan
tersuspensi dan terlarut pada perairan alami tidak bersifat toksik, akan
tetapi jika berlebihan dapat meningkatkan kekeruhan selanjutnya akan
menghambat penetrasi cahaya matahari ke kolom air dan akhirnya akan
berpengaruh terhadap proses fotosíntesis di perairan. Perbedaan pokok
antara kedua kelompok zat ini ditentukan melalui ukuran atau diameter
3
partikel-partikelnya (Tomtommy, 2021)
6. Bau dan rasa
Bau dan rasa biasanya terjadi secara bersamaan dan biasanya
disebabkan oleh adanya bahan-bahan organik yang membusuk, tipe-tipe
tertentu organisme mikroskopik, serta persenyawaan-persenyawaan kimia
seperti phenol. Bahan–bahan yang menyebabkan bau dan rasa ini berasal
dari berbagai sumber. Intensitas bau dan rasa dapat meningkat bila
terdapat klorinasi. Karena pengukuran bau dan rasa ini tergantung pada
reaksi individu maka hasil yang dilaporkan tidak mutlak. Untuk standar air
minum dan air bersih diharapkan air tidak berbau dan tidak berasa (Tigris
Efrat, 2019)
IV. METODOLOGI
A. Alat :
1. Termometer
2. Turbidimeter
3. Tabung Nessler
4. Wadah sampel
5. Gelas ukur 50 mL; 100 mL; 250 mL
6. Kuvet turbidimeter
7. Conductivity meter
8. Gelas ukur
B. Bahan :
4
volume 1000 mL. Larutan induk memiliki warna sama dengan 500
unit
b. Larutan standar PtCo :
(Buat larutan standar dengan satuan warna 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35,
40, 45, 50, 55, 60, 65, dan 70 unit dengan mengencerkan 0,5; 1,0;
1,5; 2,0, 2,5; 3,0; 3,5; 4,0, 4,5; 5,0; 5,5,6,0,6,5; dan 7,0 ml larutan
induk dengan akuades hingga 50 ml dalam tabung Nessler.
Larutan tidak boleh mengalami penguapan atau terkena debu, oleh
karena itu tutup tabung Nesster yang telah berisi larutan standar
tersebut dengan kertas almunium.
C. Prosedur Kerja :
5
2. Pemeriksaan Rasa Sampel Air Secara Organoleptik
6
Ket:
A = warna larutan yang diencerkan
B = mL percobaan yang diencerkan
7
5. Pengukuran Kekeruhan Sampel Air
8
6. Pengukuran DHL dan TDS Sampel Air
4. Dinyalakan
conductivity
meter dengan 5. Diamati skala 6. Dicatat hasil
tekan tombol angka pada alat pengamatan
"ON/OFF"
9
= 0,5 x 1,3
= 0, 195 mg/ L
Evaluasi :
1. Suhu air merupakan salah satu parameter fisika yang berpengaruh terhadap
beberapa parameter lainnya. Sebut dan jelaskan parameter yang dapat
dipengaruhi, oleh kondisi Suhu air !
Jawab :
a. Oksigen Terlarut ( DO)
Adanya oksigen didalam suatu perairan berkaitan erat dengan suhu.
Oksigen terlarut akan berkurang saat suhu air semakin tinggi. Dapat
dikatakan jika semakin tinggi oksigen terlarut yang ada di suatu
perairan, maka semakin baik pula kualitas air tersebut.
b. Parameter Warna
Warna dapat menghambat penetrasi cahaya ke dalam air. Warna pada
air dapat disebabkan oleh adanya partikel hasil pembusukan bahan
organik, ion - ion metal alam, air. Kekeruhan merupakan suatu kondisi
mengakibatkan cahaya dalam air didispersikan atau diserap dalam air.
c. Parameter Kekeruhan
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan
banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan
yang terdapat di dalam air, kekeruhan merupakan suatu kondisi yang
mengakibatkan cahaya dalam air didispersikan atau diserap dalam air.
2. Nilai TDS dan DHL saling berkaitan erat karena tinggi rendahnya
konsentrasi TDS dalam air akan mempengaruhi besar kecilnya DHL yang
dihasilkan. Besar nilai TDS selalu berbanding lurus dengan besar nilai
DHL karena semakin tinggi konsentrasi zat pada tersebut larut maka
kandungan mineral-mineralnya pun akan semakin tinggi. Sehingga
mineral-mineral yang memiliki unsur kation dan anion tersebut akan
mampu menghantarkan arus listrik.
10
VI. PEMBAHASAN
1. Pemeriksaan Bau Pada Sampel Air
Pemeriksaan pada bau sampel air dilakukan secara langsung di
Laboratorium Kimia Terapan. Tahap pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan indera penciuman dalam menganalisis sampel. Pengukuran
bau dilakukan dengan metode analisis organoleptik secara langsung yaitu
pada sampel air dimana indikator bau sebagai batas penilaian. Pada hasil
pemeriksaan sampel air yang meliputi bau sampel tidak berbau yang
berarti sesuai dengan Standar Baku Mutu menurut, Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar
Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk
11 Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan
Pemandian Umum.
11
didapatkan hasil tidak berwarna yang berarti memenuhi standar. Hasil uji
parameter warna diukur dengan skala TCU (True Color Unit), dengan
standar baku mutu air untuk air bersih maksimal 50 TCU dan air minum 5
TCU (Yunita Rohmawati, 2020).
12
nm-1100 nm) dan efektif digunakan, alat ini juga dapat mengukur
intensitas cahaya yang ditransmisikan melalui sampel diukur. Lainnya.
7. Pengukuran TDS
Pada Sampel sumber mata air dari pancoran solas diperoleh hasil TDS
0,195 mg/L. Hasil dari pemeriksaan sampel secara fisika (TDS)
menunjukan bahwa hasil pengukuran memenuhi syarat dengan Standar
Baku Mutu yaitu 1000 mg/L Total Dissolved Solids (TDS) dilakukan
untuk mengukur banyaknya zat padat total pada sampel dalam satuan
mg/L. Salah satu parameter penentu kualitas air adalah parameter TDS,
yang mana tinggi rendahnya konsentrasi TDS dalam air akan
mempengaruhi besar kecilnya DHL yang dihasilkan. TDS merupakan
ukuran zat terlarut baik organik maupun anorganik yang terdapat dalam
suatu larutan. Dibawah ini merupakan rumus dari TDS:
13
Nilai TDS = [(0, 55 – 0, 77) ] 𝑥 nilai DHL dalam µmhos / ( 𝑚𝑔)
𝐿
A. Kesimpulan
14
syarat dengan Standar Baku Mutu, yaitu 1000 mg/L.
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN LOG BOOK
LAMPIRAN DOKUMENTASI
17
18
19
20
LAMPIRAN DOKUMENTASI
21