Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

TOURISM MEDICAL LABORATORY


II

PEMERIKSAAN KUALITAS SAMPEL


AIR SECARA FISIKA
DISUSUN OLEH
: KELOMPOK 7
1. CHRISTINA AMELLIA HIRWAN (P07134120130)
2. KOMANG DEVI PARWATI (P07134120131)
3. NI MADE DEFFY AYU RINTIS SARI (P07134120132)
4. GUSTI AYU KD SRI SEDANI RAHAYU (P07134120133)
5. NI KADEK WULANDARI (P07134120134)
6. NI KOMANG APRILIA PUTRI (P07134120135)
KELAS : VC

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM
MEDIS 2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM
PEMERIKSAAN KUALITAS SAMPEL AIR SECARA
FISIKA JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
POLTEKKES KEMENKES DENPASAR

Laporan ini dibuat sebagai syarat


untuk memenuhi tugas praktikum dan
telah disusun pada tanggal 06 Agustus 2022

Oleh : Kelompok 7

Christina Amellia Hirwan (P07134120130)

Komang Devi Parwati (P07134120131)

Ni Made Deffy Ayu Rintis Sari (P07134120132)

Gusti Ayu Kd Sri Sedani Rahayu (P07134120133)

Ni Kadek Wulandari (P07134120134)

Ni Komang Aprilia Putri (P07134120135)

Dosen Pembimbing Praktikum

(Nur Habibah, S.Si.,M.Sc)

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang
Hyang Widhi Wasa karena berkat dan rahmat-Nya telah memberikan kesehatan,
sehingga dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Tourism Medical Laboratory II
dengan judul “Pemeriksaan Kualitas Sampel Air Secara Fisika” ini tepat pada
waktunya.

Tujuan dari penyusunan Laporan Praktikum ini untuk memenuhi salah satu
tugas Praktikum mata kuliah Tourism Medical Laboratory II. Dalam penyusunan
Laporan Praktikum ini, kami telah dibantu oleh berbagai pihak, maka dalam
kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada:

1. Nur Habibah, S.Si.,M.Sc selaku dosen pembimbing praktikum mata


kuliah Tourism Medical Laboratory II yang senantiasa mengajardan
membimbing selama Praktikum sehingga Laporan Praktikum Tourism
Medical Laboratorium ini dapat diselesaikan.

2. Jannah Sofi Yanty, M.Si selaku dosen PLP praktikum mata kuliah
Tourism Medical Laboratory II yang senantiasa mengajar dan
membimbing selama Praktikum sehingga Laporan Praktikum Tourism
Medical Laboratorium II ini dapat diselesaikan.

Kami menyadari bahwa Laporan Praktikum Tourism Medical Laboratory II


ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
memperbaiki Laporan Praktikum Tourism Medical Laboratory II yang dibuat
sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi pembaca.

Denpasar, 06 Agustus 2022

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
I. JUDUL TOPIK PRAKTIKUM.....................................................................1
II. TUJUAN..........................................................................................................1
A. Tujuan Umum.............................................................................................1
B. Tujuan Khusus............................................................................................1
III. LANDASAN TEORI......................................................................................1
IV. METODOLOGI..............................................................................................4
A. Alat...............................................................................................................4
B. Bahan...........................................................................................................4
C. Prosedur Kerja...........................................................................................5
V. DATA HASIL PENGAMATAN...................................................................9
VI. PEMBAHASAN............................................................................................11
VII.KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................14
A. Kesimpulan................................................................................................14
B. Saran..........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
LAMPIRAN LOG BOOK...................................................................................17
LAMPIRAN DOKUMENTASI..........................................................................21

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hasil Pemeriksaan Parameter Suhu...............................................21


Gambar 2. Hasil Pemeriksaan Parameter Kekeruhan.....................................21
Gambar 3. Hasil Pemeriksaan Parameter DHL...............................................21

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Secara Fisika...................................................9

v
I. JUDUL TOPIK PRAKTIKUM
Pemeriksaan Kualitas Sampel Air Secara Fisika

II. TUJUAN

A. Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan kualitas sampel air secara
fisika dan menginterpretasi hasil nya

B. Tujuan Khusus :
1. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan suhu sampel air dan
menginterpretasi hasil pemeriksaan.
2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan warna sampel air dan
menginterpretasi hasil pemeriksaan.
3. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan bau sampel air dan
menginterpretasi hasil pemeriksaan.
4. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan rasa sampel air dan
menginterpretasi hasil pemeriksaan.
5. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan kekeruhan sampel air
dan menginterpretasi hasil pemeriksaan.
6. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan daya hantar listrik
sampel air dan menginterpretasi hasil pemeriksaan.
7. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan total dissolve solid
sampel air dan menginterpretasi hasil pemeriksaan.

III. LANDASAN TEORI

Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi. Air


merupakan komponen penting dalam lingkungan hidup yang akan
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh komponen lainnya. Air mempunyai
titik beku 0°C pada tekanan 1 atm, titik didih 100°C dan kerapatan 1,0
g/cm3 pada suhu 4°C. Sementara itu, air sebagai salah satu kebutuhan
utama

1
untuk menunjang kehidupan manusia memiliki resiko berupa adanya
penyakit bawaan air (water borne disease). Oleh karena itu, salah satu
aspek yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan penyediaan air
bersih atau air minum adalah pencegahan terhadap penyakit bawaan air
dengan melakukan pengujian (Susana, 2003)
Sumber daya air sebaiknya dilakukan secara terpadu baik dalam
pemanfaatan maupun dalam pengelolaan kualitas (Slamet, 2000).
Penurunan kualitas air akan menurunkan daya guna, hasil guna,
produktivitas, daya dukung dan daya tampung dari sumber daya air yang
pada akhirnya akan menurunkan kekayaan sumber daya alam (Aryana,
2010). Salah satu parameter yang harus diukur untuk menentukan kualitas
air adalah parameter fisika. Beberapa parameter fisika yang digunakan
untuk menentukan kualitas air meliputi suhu, kekeruhan, warna, daya
hantar listik (DHL), jumlah zat padat terlarut (TDS), rasa, dan bau
(Rosyida Mukarromah, 2016).
1. Suhu
Temperatur air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat akan air
tersebut dan dapat pula mempengaruhi reaksi kimia dalam pengolahannya
terutama apabila temperatur sangat tinggi. Temperatur yang diinginkan
adalah ±3ºC suhu udara di sekitarnya yang dapat memberikan rasa segar,
tetapi iklim setempat atau jenis dari sumber-sumber air akan
mempengaruhi temperatur air. Disamping itu, temperatur pada air
mempengaruhi secara langsung toksisitas banyaknya bahan kimia
pencemar, pertumbuhan mikroorganisme, dan virus (Ningrum, 2018).
2. Kekeruhan
Air dikatakan keruh apabila air tersebut mengandung begitu banyak
partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna atau rupa
yang berlumpur dan kotor (Mulyati, 2017). Bahan-bahan yang
menyebabkan kekeruhan ini meliputi tanah liat, lumpur, bahan-bahan
organik yang tersebar dari partikel-partikel kecil yang tersuspensi.
Kekeruhan pada air

2
merupakan satu hal yang harus dipertimbangkan dalam penyediaan air
bagi umum, mengingat bahwa kekeruhan tersebut akan mengurangi segi
estetika, menyulitkan dalam usaha penyaringan, dan akan mengurangi
efektivitas usaha desinfeksi.
3. Warna
Warna di dalam air terbagi dua, yakni warna semu (apparent color)
adalah warna yang disebabkan oleh partikel-partikel penyebab kekeruhan
(tanah, pasir, dll), partikel halus besi, mangan, partikel-partikel
mikroorganisme, warna industri, dan lain-lain. Yang kedua adalah warna
sejati (true color) adalah warna yang berasal dari penguraian zat organik
alami, yakni humus, lignin, tanin dan asam organik lainnya. Penghilangan
warna secara teknik dapat dilakukan dengan berbagai cara. Diantaranya:
koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, oksidasi, reduksi, bioremoval,
terapan elektro, dsb. Tingkat zat warna 14 air dapat diketahui melalui
pemeriksaan laboratorium dengan metode fotometrik (Batosamma, 2018).
4. Daya Tahan Listrik (DHL)
Daya Hantar Listrik atau konduktivitas merupakan ukuran seberapa
kuat suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik. Besarnya nilai DHL
yang didapat akan berbanding lurus dengan nilai total zat padat terlarut
(TDS) pada kualitas air, karena semakin tinggi konsentrasi zat padat
tersebut yang larut maka kandungan mineral-mineralnya pun akan
semakin tinggi (Agustyar, 2016).
5. Jumlah zat padat terlarut (TDS)
Muatan padatan terlarut adalah seluruh kandungan partikel baik berupa
bahan organik maupun anorganik yang terlarut dalam air. Bahan-bahan
tersuspensi dan terlarut pada perairan alami tidak bersifat toksik, akan
tetapi jika berlebihan dapat meningkatkan kekeruhan selanjutnya akan
menghambat penetrasi cahaya matahari ke kolom air dan akhirnya akan
berpengaruh terhadap proses fotosíntesis di perairan. Perbedaan pokok
antara kedua kelompok zat ini ditentukan melalui ukuran atau diameter

3
partikel-partikelnya (Tomtommy, 2021)
6. Bau dan rasa
Bau dan rasa biasanya terjadi secara bersamaan dan biasanya
disebabkan oleh adanya bahan-bahan organik yang membusuk, tipe-tipe
tertentu organisme mikroskopik, serta persenyawaan-persenyawaan kimia
seperti phenol. Bahan–bahan yang menyebabkan bau dan rasa ini berasal
dari berbagai sumber. Intensitas bau dan rasa dapat meningkat bila
terdapat klorinasi. Karena pengukuran bau dan rasa ini tergantung pada
reaksi individu maka hasil yang dilaporkan tidak mutlak. Untuk standar air
minum dan air bersih diharapkan air tidak berbau dan tidak berasa (Tigris
Efrat, 2019)

IV. METODOLOGI

A. Alat :
1. Termometer
2. Turbidimeter
3. Tabung Nessler
4. Wadah sampel
5. Gelas ukur 50 mL; 100 mL; 250 mL
6. Kuvet turbidimeter
7. Conductivity meter
8. Gelas ukur

B. Bahan :

Sampel air (sulfat yang sudah didinginkan atau diawetkan)


a. Larutan induk PtCo :
(Larutkan 1.246 gr K2PtCl6 (ekivalen dengan 500 mg platinum))
dan 1 gr CoCl26r H2O (ekivalen dengan 250 mg Co) dalam
aquades dengan 100 mL HCI pekat dan encerkan dengan
akuades hingga

4
volume 1000 mL. Larutan induk memiliki warna sama dengan 500
unit
b. Larutan standar PtCo :
(Buat larutan standar dengan satuan warna 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35,
40, 45, 50, 55, 60, 65, dan 70 unit dengan mengencerkan 0,5; 1,0;
1,5; 2,0, 2,5; 3,0; 3,5; 4,0, 4,5; 5,0; 5,5,6,0,6,5; dan 7,0 ml larutan
induk dengan akuades hingga 50 ml dalam tabung Nessler.
Larutan tidak boleh mengalami penguapan atau terkena debu, oleh
karena itu tutup tabung Nesster yang telah berisi larutan standar
tersebut dengan kertas almunium.

C. Prosedur Kerja :

1. Pemeriksaan Bau Sampel Air Secara Organoleptik

1. Disiapkan alat dan bahan yang


diperlukan, sesuai prosedur. 2. Dijauhkan sampel
Masukkan sampel air ke dalam air dari bahan-bahan
wadah sampel mulut sempit lain yang berbau
yang bebas bau.

4. Jika bau sampel


kurang jelas, 5. Dicatat hasil
3. Dibaui sampel dipanaskan sampel pemeriksaan bau pada
pada suhu 40 °C dan sampel air
baui kembali

5
2. Pemeriksaan Rasa Sampel Air Secara Organoleptik

1. Disiapkan alat dan bahan


yang diperlukan, sesuai
prosedur.Masukkan sampel
air ke dalam wadah yang
bersih

2. Dirasakan sampel dengan indra


pengecap dengan cara memasukkan 3. Dicatat hasil
sampel air ke dalam mulut, tahan pemeriksaan rasa
beberapa detik dan keluarkan pada sampel air
kembali
tanpa menelan sampel air

3. Pemeriksaan Warna Sampel Air Secara Visual

1. Disiapkan alat dan


bahan yang diperlukan,
sesuai prosedur. Masukan 2. Dibandingkan sampel
50 mL sampel air kedalam dengan larutan standar
tabung
Nessler

3. Dilihat secara vertikal ke


bawah melalui tabung apabila 4. Dihitung unit wama
wama larutan melebihi 70 unit sampel dengan rumus
encerkan dengan aquades dalam berikut: Hitungan Unit
perbandingan yang diketahui A
sampai warna dapat Warna =
dibandingkan dengan larutan B
standar.

5. Dicatat hasil pemeriksaan


warna sampel air

6
Ket:
A = warna larutan yang diencerkan
B = mL percobaan yang diencerkan

4. Pemeriksaan Suhu Sampel Air

1.Disiapkan alat dan bahan


yang diperlukan, sesuai 2. Dimasukkan conductivity
prosedur.Masukkan sampel ke dalam sampel air
dalam wadah yang bersih

4. Dibaca dan catat suhu,


pada waktu pembacaan suhu
3. Ditunggu 1-2 menit sampel air, termometer
harus tetap berada dalam
sampel
air

7
5. Pengukuran Kekeruhan Sampel Air

1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan, sesuai prosedur.Lakukan


kalibrasi turbidimeter dengan langkah berikut:
a) Dinyalakan turbidimeter
b) Ditekan "CAL"
c) Dimasukkan standar 1000NTU ke dalam kompartemen kuvet, lalu tekan
d) Dimasukkan standar 10NTU ke dalam kompartemen kuvet, lalu tekan
e) Dimasukkan standar 0.02NTU ke dalam kompartemen kuvet, lalu tekan

2. Dikembalikan mode 3. Dibilas kuvet dengan


alat ke mode 4. Dibersihkan
sampel yang akan
pengukuran sampel bagian luar kuvet
diukur sebanyak 3X,
dengan cara tekan dengan kain
masukkan sampel ke
"MEAS" bersih secara hati-
dalam kuvet
hingga penuh, tutup hati.
kuvet dengan erat

5. Dimasukkan kuvet sampel 6. Diamati pembacaan, tunggu


ke dalam kompartemen, lalu hingga pembacaan menunjukkan
tekan pada skala angka NTU terkecil

7. Dicatat hasil pengukuran nilai


kekeruhan

8
6. Pengukuran DHL dan TDS Sampel Air

1. Disiapkan alat 2. Dimasukkan probe


dan Conductivity meter 3. Diaduk sampel
bahan yang ke secara perlahan
diperlukan, sesuai dalam sampel air, dengan probe,
prosedur. Masukkan
250 mL sampel pastikan 2
bagian
probe tere 3 m dalam pastikan tidak ada
ke
dalam gelas ukur nda gelembung udara
sampel air

4. Dinyalakan
conductivity
meter dengan 5. Diamati skala 6. Dicatat hasil
tekan tombol angka pada alat pengamatan
"ON/OFF"

V. DATA HASIL PENGAMATAN


Kelompok : 7
Prodi/Semester/Kelas : D3/V/C
Kode Sampel : Sumber Mata Air
Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Secara Fisika
Parameter Hasil Pengamatan Standar Baku Interpretasi
Mutu
Bau Tidak berbau Tidak berbau Memenuhi standar
Rasa Tidak berasa Tidak berasa Memenuhi standar
Warna Tidak berwarna Tidak berwarna Memenuhi standar
Suhu 21°C 20- 300 C dari Memenuhi standar
suhu udara
Kekeruhan 0,02 NTU 5-25 NTU Memenuhi standar
DHL 1,3 μmhos/cm 20- 1.500 Tidak memenuhi
μmhos/cm standar
TDS 0, 195 mg/ L 1000 mg/L Memenuhi standar

Nilai TDS = [(0, 55 – 0, 77) ] 𝑥 nilai DHL dalam µmhos / ( 𝑚𝑔)


𝐿

9
= 0,5 x 1,3
= 0, 195 mg/ L
Evaluasi :

1. Suhu air merupakan salah satu parameter fisika yang berpengaruh terhadap
beberapa parameter lainnya. Sebut dan jelaskan parameter yang dapat
dipengaruhi, oleh kondisi Suhu air !
Jawab :
a. Oksigen Terlarut ( DO)
Adanya oksigen didalam suatu perairan berkaitan erat dengan suhu.
Oksigen terlarut akan berkurang saat suhu air semakin tinggi. Dapat
dikatakan jika semakin tinggi oksigen terlarut yang ada di suatu
perairan, maka semakin baik pula kualitas air tersebut.
b. Parameter Warna
Warna dapat menghambat penetrasi cahaya ke dalam air. Warna pada
air dapat disebabkan oleh adanya partikel hasil pembusukan bahan
organik, ion - ion metal alam, air. Kekeruhan merupakan suatu kondisi
mengakibatkan cahaya dalam air didispersikan atau diserap dalam air.
c. Parameter Kekeruhan
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan
banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan
yang terdapat di dalam air, kekeruhan merupakan suatu kondisi yang
mengakibatkan cahaya dalam air didispersikan atau diserap dalam air.
2. Nilai TDS dan DHL saling berkaitan erat karena tinggi rendahnya
konsentrasi TDS dalam air akan mempengaruhi besar kecilnya DHL yang
dihasilkan. Besar nilai TDS selalu berbanding lurus dengan besar nilai
DHL karena semakin tinggi konsentrasi zat pada tersebut larut maka
kandungan mineral-mineralnya pun akan semakin tinggi. Sehingga
mineral-mineral yang memiliki unsur kation dan anion tersebut akan
mampu menghantarkan arus listrik.

10
VI. PEMBAHASAN
1. Pemeriksaan Bau Pada Sampel Air
Pemeriksaan pada bau sampel air dilakukan secara langsung di
Laboratorium Kimia Terapan. Tahap pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan indera penciuman dalam menganalisis sampel. Pengukuran
bau dilakukan dengan metode analisis organoleptik secara langsung yaitu
pada sampel air dimana indikator bau sebagai batas penilaian. Pada hasil
pemeriksaan sampel air yang meliputi bau sampel tidak berbau yang
berarti sesuai dengan Standar Baku Mutu menurut, Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar
Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk
11 Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan
Pemandian Umum.

2. Pemeriksaan Rasa Pada Sampel Air


Pemeriksaan rasa dilakukan secara langsung di Laboratorium Kimia
Terapan. Tahap pengujian ini dilakukan dengan menggunakan indera
perasa dalam menganalisis sampel air dari sumber mata air Pancoran Solas
yang diambil pada daerah Taman Mumbul Sangeh. Pengukuran rasa
dilakukan dengan metode analisis organoleptik secara langsung yaitu pada
sampel air dimana indikator rasa sebagai batas penilaian. Pada hasil
pemeriksaan sampel air yang meliputi rasa sampel tidak berasa yang
berarti sesuai dengan Standar Baku Mutu menurut, Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar
Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk
11 Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan
Pemandian Umum.

3. Pemeriksaan Warna Pada Sampel Air


Pengujian pada warna dilakukan secara langsung (visual) di
Laboratorium Kimia Terapan. Tahap pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan alat indera penglihatan dalam menganalisa sampel air . Pada
hasil pemeriksaan warna air yang diamati secara visual (langsung)

11
didapatkan hasil tidak berwarna yang berarti memenuhi standar. Hasil uji
parameter warna diukur dengan skala TCU (True Color Unit), dengan
standar baku mutu air untuk air bersih maksimal 50 TCU dan air minum 5
TCU (Yunita Rohmawati, 2020).

4. Pemeriksaan Suhu Pada Sampel Air


Pengukuran suhu air dilakukan secara langsung di Laboratorium Kimia
Terapan dengan menggunakan conductivity meter. Pengukuran dilakukan
bersamaan dengan Daya Hantar Listrik (DHL). Pada hasil pengukuran
suhu sampel dari mata air Pancoran Solas didapatkan hasil pengukuran
suhu yaitu 21ºC. Temperatur air sebaiknya tidak terlalu panas dan sejuk,
air yang baik harus memiliki suhu yang sama dengan suhu udara dari suhu
20-30 ºC yang berarti memenuhi Standar Baku Mutu menurut, Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 Tentang
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan
Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua,
Dan Pemandian Umum.

5. Pemeriksaan Kekeruhan Pada Sampel Air


Turbiditas pada air disebabkan oleh adanya materi suspensi, seperti
tanah liat/lempung, endapan lumpur, partikel organik yang koloid,
plankton, dan organisme mikroskopis.
Pengujian kekeruhan pada sampel sumber mata air dilakukan dengan
menggunakan alat turbidimeter di Laboratorium Kimia Terapan. Pada alat
ini, nilai kekeruhan hasil pengukuran secara otomatis dan akurat dapat
diketahui dalam satuan NTU (Nephlometer Turbidity Units) dengan
ketentuan standar kekeruhan air ditetapkan antara 5-25 NTU . Apabila
melebihi batas yang telah ditetapkan akan menyebabkan mengganggu
estetika dan mengurangi efekifitas desinfeksi air. Metode yang digunakan
adalah visual dengan Turbidimeter Hellige umumnya menggunakan
sumber cahaya yang memiliki panjang gelombang lebih panjang
(misalnya, 800

12
nm-1100 nm) dan efektif digunakan, alat ini juga dapat mengukur
intensitas cahaya yang ditransmisikan melalui sampel diukur. Lainnya.

6. Pemeriksaan Daya Hantar Listrik (DHL)


Pada sampel sumber mata air Pengukuran DHL dilakukan dengan
menggunakan alat conductivity meter di Laboratorium Kimia Terapan.
Daya hantar listrik dinyatakan dalam satuan μmhos/cm yang merupakan
nilai konduktansi dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm dan
mempunyai nilai penampang 1 cm2. Pada hasil pengukuran DHL (Daya
Hantar Listrik) didapatkan hasil pengukuran 1.3 μmhos/cm dari 20-1.500
μmhos/cm yang berarti tidak memenuhi Standar Baku Mutu. Hal ini
terjadi karena terdapat beberapa faktor mulai dari preparasi sampel dan
penanganan sampel air yang digunakan dalam pengujian. Selain itu
pengujian DHL ini, sudah dilakukan bersamaan dengan pengujian suhu,
kemungkinan otomatis pada alat yang digunakan menimbulkan sensitivitas
yang tinggi, hingga tidak ada ketepatan pada hasil. Daya hantar listrik
larutan elektrolit dipengaruhi oleh banyaknya ion-ion yang terdapat di
dalam larutan tersebut. Semakin banyak jumlah ion yang ada dalam
larutan maka semakin besar daya hantar listriknya.

7. Pengukuran TDS
Pada Sampel sumber mata air dari pancoran solas diperoleh hasil TDS
0,195 mg/L. Hasil dari pemeriksaan sampel secara fisika (TDS)
menunjukan bahwa hasil pengukuran memenuhi syarat dengan Standar
Baku Mutu yaitu 1000 mg/L Total Dissolved Solids (TDS) dilakukan
untuk mengukur banyaknya zat padat total pada sampel dalam satuan
mg/L. Salah satu parameter penentu kualitas air adalah parameter TDS,
yang mana tinggi rendahnya konsentrasi TDS dalam air akan
mempengaruhi besar kecilnya DHL yang dihasilkan. TDS merupakan
ukuran zat terlarut baik organik maupun anorganik yang terdapat dalam
suatu larutan. Dibawah ini merupakan rumus dari TDS:

13
Nilai TDS = [(0, 55 – 0, 77) ] 𝑥 nilai DHL dalam µmhos / ( 𝑚𝑔)
𝐿

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada Praktikum terdapat pemeriksaan kualitas sampel air secara fisika,


dilakukan 7 parameter yang terdiri dari : Bau, rasa, warna , suhu,
kekeruhan, DHL,dan TDS. Parameter Bau, pada tahap pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan indera penciuman dan didapatkan hasil
tidak berbau sesuai dengan Standar Baku Mutu. Parameter selanjutnya,
adalah Rasa tahap pengujian ini dilakukan dengan menggunakan indera
perasa, dan pada hasil pemeriksaan sampel air yang meliputi rasa sampel
tidak berasa sesuai dengan Standar Baku Mutu.
Dan berdasarkan parameter Warna, tahap pengujian ini dilakukan
dengan menggunakan alat indera penglihatan dalam menganalisa sampel
sumber mata air . Pada hasil pemeriksaan warna air yang diamati secara
visual (langsung) didapatkan hasil tidak berwarna yang berarti memenuhi
Standar Baku Mutu. Parameter suhu dan DHL pengukuran dilakukan
secara langsung dengan alat conductivity meter. Pada hasil pengukuran
suhu sampel air ini, didapatkan hasil pengukuran suhu yaitu 21ºC dari 20-
30 ºC dari suhu udara yang berarti memenuhi Standar Baku Mutu,
sedangkan pengukuran DHL tidak memenuhi karena dari hasil 1,3
μmhos/cm dari 20-
1.500 μmhos/cm.
Untuk parameter kekeruhan. pengujian kekeruhan pada sampel air
dilakukan dengan menggunakan alat turbidimeter di Laboratorium Kimia
Terapan, pada hasil pengukuran kekeruhan dengan menggunakan alat
turbidimeter didapatkan hasil pengukuran 0.02 NTU yang berarti
memenuhi Standar Baku Mutu. Hasil pemeriksaan yang terakhir adalah
parameter pengukuran TDS, diperoleh hasil TDS 0,195 mg/L. Hasil dari
pemeriksaan sampel secara fisika (TDS) menunjukan bahwa hasil
pengukuran memenuhi

14
syarat dengan Standar Baku Mutu, yaitu 1000 mg/L.

B. Saran

Pada pemeriksaan kualitas sampel air secara fisika dalam keadaan


memenuhi rata-rata standar baku mutu. Dengan demikian tidak ada hal
yang harus terlalu diperhatikan , tetapi sebaiknya air tersebut tidak
digunakan untuk konsumsi sehari-hari khususnya untuk air minum, karena
tidak baik untuk kesehatan dan belum dilakukan proses sterilisasi secara
menyeluruh. Dan air tersebut lebih baik juga dialirkan untuk permandian,
disebabkan karena suhu dalam air tersebut tidak panas dan tidak terlalu
dingin.

15
DAFTAR PUSTAKA

Agustyar, 2016. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA HANTAR


LISTRIK. 12 Desember .
Batosamma, G., 2018. Tinjauan Pustaka. pp. 1-28.
Mulyati, S., 2017. ANALISIS PEMANTAUAN DAN PENGELOLAAN FISIK
KIMIA AIR BERSIH DI RUMAH SAKIT RAFFLESIA KOTA
BENGKULU. Journal of Nursing and Public Health, 5(1), pp. 52-59.
Ningrum, S. O., 2018. ANALISIS KUALITAS BADAN AIR DAN KUALITAS
AIR SUMUR DI SEKITAR PABRIK GULA REJO AGUNG BARU
KOTA MADIUN. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 10(1), pp. 1-12.
Rosyida Mukarromah, l. Y. S., 2016. ANALISIS SIFAT FISIS KUALITAS AIR
DI MATA AIR SUMBER ASEM DUSUN KALIJERUK, DESA
SIWURAN, KECAMATAN GARUNG, KABUPATEN WONOSOBO.
Unnes Physics Journal, 5(1), pp. 40-45.
Susana, T., 2003. AIR SEBAGAI SUMBER KEHIDUPAN. Oseana, XXVIII(3),
pp. 17-25.
Tigris Efrat, d., 2019. ANALISIS KUALITAS DAN KUANTITAS
PENGGUNAAN AIR BERSIH PT. AIR MANADO KECAMATAN
WENANG. Jurnal Sipil Statik, 7(12), pp. 1625-1632.
Tomtommy, M. d., 2021. Kandungan Padatan Teruspensi dan Padatan Terlarut
pada Air di Bagian Hilir Sungai Ayung, Bali. Current Trends in Aquatic
Science, IV(2), pp. 128-132.
Yunita Rohmawati, K., 2020. Analisis Kualitas Air pada Reservoir PDAM Kota
Semarang Menggunakan Uji Parameter Fisika, Kimia, dan Mikrobiologi,
serta Dikombinasikan dengan Analisis Kemometri. Walisongo Journal of
Chemistry, 3(2), pp. 100-107.

16
LAMPIRAN LOG BOOK

LAMPIRAN DOKUMENTASI

17
18
19
20
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Gambar 1. Hasil Pemeriksaan Parameter Suhu

Gambar 2. Hasil Pemeriksaan Parameter Kekeruhan

Gambar 3. Hasil Pemeriksaan Parameter DHL

21

Anda mungkin juga menyukai