Anda di halaman 1dari 5

PAPER

BAHAN KONTROL LABORATORIUM SITOHISTOTEKNOLOGI TENTANG


PEWARNAAN SAMPAI DENGAN PENGAMATAN DI MIKROSKOP

Disusun Oleh :
1. NI KADEK DEWI PUSPITA ANDRAWATI P07134120093
2. NI PUTU DITHA ANTARI P07134120095
3. NI PUTU DELLA PARAMITHA P07134120104
4.KOMANG DEVI PARWATI P07134120131
5.NI MADE DEFFY AYU RINTIS SARI P07134120132
6. FA'IS MUNANDAR P07134120102
7.PUTRA RAMADHAN P07134120138
8. DIKI FEBRIAN P07134120103
9. AGUSTIAJI P07134120140

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pemantapan mutu laboratorium merupakan suatu peralatan mutu yang digunakan untuk
melakukan pengawasan mutu dengan menggunakan konsep pengawasan proses statistik
(statistical process control). Pengawasan proses dengan statistic adalah sebuah cara yang
memungkinkan operator menentukan apakah suatu proses sedang berproduksi, dan mungkin terus
berproduksi keluaran yang sesuai. Proses pengembangan mutu pada sebuah fasilitas pelayanan
kesehatan dapat dipahami melalui berbagai jenis produk dan dan jasa pelayanan yang ditawarkan
kepada masyarakat, dan harapan pengguna jasa pelayanan terhadap kinerja pelayanan kesehatan
yang mereka terima.
Kemenkes RI memberikan pengertian tentang mutu pelayanan kesehatan, yang meliputi
kinerja yang menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, tidak saja yang dapat
menimbulkan kepuasan bagi pasien sesuai dengan kepuasan rata-rata penduduk tetapi juga sesuai
dengan standard dan kode etik profesi yang telah ditetapkan (Muninjaya, 2002).
Dalam upaya mencapai tujuan laboratorium klinik, yakni tercapainya pemeriksaan yang
bermutu, diperlukan strategi dan perencanaan manajemen mutu. Salah satu pendekatan mutu yang
digunakan adalah Quality Management Science (QMS) yang memperkenalkan suatu model yang
dikenal dengan Five-Q framework (Sukorini dkk, 2010).
Sebagai penanggungjawab laboratorium kita perlu menjamin bahwa hasil pemeriksaan
kita valid dan dapat dipergunakan oleh klinisi untuk mengambil keputusan klinis. Untuk dapat
memberikan jaminan itu, kita perlu melakukan suatu upaya sistemik yang dinamakan control
kualitas (quality control/QC). Kontrol kualitas merupakan suatu rangkaian pemeriksaan analitik
yang ditujukan untuk menilai kualitas data analitik. Dengan melakukan kontrol kualitas kita akan
mampu mendeteksi kesalahan analitik, terutama kesalahan-kesalahan yang dapat mempengaruhi
kemanfaatan klinis hasil pemeriksaan laboratorium. Kontrol kualitas ini merupakan bagian dari
proses yang lebih besar yaitu penjaminan mutu (quality assurance/QA).
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Apa pengertian dari bahan control?
1.2.2 Bagaimana sumber bahan control serta bentuk bahan kontrol yang digunakan pada pewarnaan
Hematoxylin dan Eosin?
1.2.3 Bagaimana pembuatan bahan control yang digunakan pada pewarnaan Hematoxylin dan
Eosin?
1.2.4 Bagaimana persyaratan bahan control yang digunakan pada pewarnaan Hematoxylin dan
Eosin?
1.2.5 Bagaimana penyimpanan bahan control pada pewarnaan Hematoxylin dan Eosin?
1.3 TUJUAN
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari bahan control.
1.3.2 Untuk mengetahui sumber bahan control serta bentuk bahan kontrol yang digunakan pada
pewarnaan Hematoxylin dan Eosin.
1.3.3 Untuk mengetahui pembuatan bahan control yang digunakan pada pewarnaan Hematoxylin
dan Eosin.
1.3.4 Untuk mengetahui persyaratan bahan control yang digunakan pewarnaan Hematoxylin dan
Eosin.
1.3.5 Untuk mengetahui penyimpanan bahan control pada pewarnaan Hematoxylin dan Eosin.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bahan Kontrol Bahan
laboratorium adalah segala sesuatu yang diolah atau digunakan untuk pengujian,
kalibrasi dan pelayanan masyarakat keberadaan bahan laboratorium merupakan sarana dalam
melakukan kegiatan dilaboratorium, dan dalam kegiatan dilaboratorium harus mengenal dan
mengetahui berbagai macam-macam bahan laboratorium yang digunakan saat praktek serta
mampu menggunakannya dengan baik dan benar. Dengan mengetahui bahaya yang dapat
ditimbulkan oleh bahan laboratorium tersebut maka akan lebih berhati-hati dalam
menggunakan bahan laboratorium tersebut. Manfaat dari mengenal bahan laboratorium
adalah diharapkan dapat lebih memperhatikan keselamatan kerja dilaboratorium sewaktu
menggunakan bahan laboratorium.
Kebutuhan layanan laboratorium dan jenis pemeriksaan yang terus bertambah dapat
meningkatkan biaya pemeriksaan laboratorium. Namun peningkatan biaya pemeriksaan
laboratorium tidak selalu berbanding lurus dengan kualitas pemeriksaan. Karena itu
dibutuhkan sistem yang dapat mengatur alokasi pembiayaan efektif dengan sumber daya yang
ada untuk meningkatkan kualitas pemeriksaan. Salah satu aspek pemantapan kualitas
laboratorium adalah penggunaan bahan kontrol sebagai pemantauan kinerja pemeriksaan.
Bahan kontrol yang biasanya digunakan adalah bahan kontrol komersial. Namun bagi negara
berkembang ketidaktersediaan dan harga bahan kontrol komersial yang tinggi menjadi
masalah tersendiri
Mutu pemeriksaan di laboratorium dipengaruhi oleh dua hal pokok yaitu ketelitian
dan ketepatan pemeriksaan. Pemeriksaan laboratorium merupakan proses yang kompleks
sehingga kontrol kualitas pemeriksaan telah lama menjadi focus dalam laboratorium klinik.
Pengendalian mutu pemeriksaan dapat dilakukan dengan melakukan pemantapan mutu
laboratorium. Pemantapan mutu laboratorium adalah keseluruhan proses atau tindakan yang
dilakukan untuk menjamin ketelitian (presisi) dan ketepatan (akurasi) hasil pemeriksaan.
Pemantapan mutu tersebut meliputi 3 hal yaitu Pemantapan Mutu Internal (PMI),
Pemantapan Mutu Eksternal (PME) dan Peningkatan Mutu. Pemantapan Mutu Internal (PMI)
merupakan kegiatan pengawasan dan pencegahan secara terus menerus oleh pihak
laboratorium untuk mengurangi atau mencegah terjadinya kesalahan atau penyimpangan
sehingga hasil pemeriksaan yang diperoleh tepat dan akurat. Pengukuran ketelitian dan
ketepatan hasil pemeriksaan di laboratorium dapat dilakukan Pemantapan Mutu Internal
(PMI) dengan menggunakan bahan atau bahan control. Bahan kontrol adalah suatu bahan
yang digunakan dalam laboratorium untuk memantau ketepatan hasil suatu pemeriksaan, atau
untuk mengawasi kualitas hasil pemeriksaan klinis. Bahan kontrol dapat diperoleh dari bahan
kontrol komersial atau dapat dibuat sendiri dari bahan pool (bahan kontrol sekunder). Bahan
kontrol sekunder terbuat dari sisa serum pasien yang memiliki kadar normal dan dikumpulkan
(pooled sera) untuk digunakan sebagai pengganti bahan kontrol komersial.

2.2 Sumber Bahan Kontrol Serta Bentuk Bahan Kontrol


Bahan kontrol yaitu bahan yang digunakan semata-mata untuk keperluan pemantapan
mutu. Bahan kontrol berguna untuk melihat kebenaran suatu proses analisis, khususnya
ketepatan dan ketelitian (akurasi dan presisi) suatu pemeriksaan di laboratorium. Atau dengan
kata lain untuk mengawasi mutu/kualitas hasil pemeriksaan laboratorium sehari-hari. Dalam
penggunaannya bahan kontrol harus diperlakukan sama dengan bahan pemeriksaan spesimen,
tanpa perlakuan khusus baik pada alat, metode pemeriksaan, reagen maupun tenaga
pemeriksanya. Bahan kontrol untuk pewarnaan Hematoxylin dan Eosin yaitu jaringan utama
yang digunakan dalam Histologi contohnya jaringan Hati.

2.3 Pembuatan Bahan Control


2.4 Persyaratan Bahan Control
2.5 Penyimpanan Bahan Control

Anda mungkin juga menyukai