Anda di halaman 1dari 23

PENGUKURAN KUALITAS AIR

WIGI PRATAMA

1204113798

PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERAIRAN


                                               

LABORATORIUM EKOLOGI (DAN MANANJEMEN) PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2013

KATA PENGANTAR
  

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga laporan

praktikumEkologi Perairan yang berjudul “Pengukuran Kualitas Air” dapat

diselesaikan tepat pada waktunya.

Laporan  praktikum ini disusun berdasarkan hasil pengamatan pada

praktikum yang  dilakukan hari Rabu, tanggal 21 Maret 2013 di

Laboratorium Ekologi (Dan Manajemen Lingkungan) Perairan. Laporan ini

dibuat untuk melengkapi rangkaian pelaksanaan praktikum Ekologi

Perairan yang telah dilaksanakan dan juga sebagai salah

satu syarat untukmengikuti praktikum Ekolog Perairan selanjutnya.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata

kuliah Ekologi Perairan dan asisten dosen yang telah memberikan

pengarahan selama melaksanakan praktikum ini.

Dalam penyusunan laporan praktikum ini penulis menyadari bahwa

penulisan laporan ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat mendukung dari semua pihak

demi kesempurnaan penulisan laporan berikutnya. Semoga laporan ini

dapat bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, 21 Maret 2012

                                                                                                    Wigi Pratama
DAFTAR ISI

                                                                                                                                            ISI            HALAMAN

KATA

PENGANTAR..........................................................................................   i

DAFTAR

ISI..........................................................................................................  ii

DAFTAR TABEL..............................................................................................

.. iii

DAFTAR

LAMPIRAN........................................................................................ iv
I.    PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang.......................................................................................... 1

1.2.   Tujuan dan Manfaat Praktikum................................................................ 2
II.  TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE

      3.1. Waktu dan


Tempat.................................................................................... 6
      3.2. Alat dan
Bahan.......................................................................................... 6
      3.3. Metode
Praktikum..................................................................................... 7

      3.4. Prosedur

Praktikum .................................................................................. 7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

      4.1.
Hasil.......................................................................................................... 12
      4.2.
Pembahasan...............................................................................................13
         4.2.1. Parameter Fisika
Air........................................................................... 13

         4.2.2. Parameter Kimia

Air........................................................................... 14
V.  KESIMPULAN DAN SARAN
      5.1.
Kesimpulan..............................................................................................  17

      5.2.

Saran........................................................................................................  17

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL                                                                                                            HALAMAN

Tabel  Parameter, Satuan, Hasil Analisis dan

Keterangan...........................            12
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN                                                                                                   HALAMAN

Peralatan Yang Digunakan Dalam

Praktikum....................................................... 20

I. PENDAHULUAN

1.2 LATAR BELAKANG

Perairan adalah suatu kumpulan massa air pada suatu wilayah

tertentu, baik yang bersifat dinamis (bergerak atau mengalir) seperti laut
dan sungai maupunstatis (tergenang) seperti danau. Perairan ini dapat

merupakan perairan tawar,payau, maupun asin (laut). Ekologi adalah ilmu

mengenai hubungan organisme dengan lingkungannya, mempelajari

hubungan antara tempat hidup organisme dan interaksi mereka dengan

lingkungan secara alami atau linkungan yang sedang berkembang. Ekologi

perairan adalah ilmu yang mempelajari hubungan organime dengan

lingkungan perairan.

Kualitas air adalah mutu air yang memenuhi standar untuk tujuan

tertentu. Syarat yang ditetapkan sebagai standar mutu air berbeda-beda,

tergantung tujuan penggunaan. Kualitas air dapat diketahui nilainya

dengan mengukur parameter fisika dan parameter kimia.

1.2    TUJUAN PRAKTIKUM

          Tujuan dari praktikum  mengenai pengukuran kualitas air adalah

supaya mengetahui bagaimana kualitas air pada suatu perairan.

1.3.  MANFAAT PRAKTIKUM

Manfaat praktikum ini adalah supaya mengetahui kualitas air apakah

berkondisi baik atau buruk terutama pada perairan yang dijadikan objek

praktikum.

II.TINJAUAN PUSTAKA

Air merupakan media hidup bagi iksan dan beberapa organisme kecil

lainnya sebagai makanannya sehingga tanpa air tidak mungkin suatu usaha

perikanan akan berjalan. Namun , dalam usaha perikanan tentunya

diperlukan air yang memiliki kualitas baik dengan kriteria tertentu untuk

dapat mendukung usaha perikanan tersebut. (Purnama dan Hanafi, 2002)


Suatu perairan yang ideal bagi kehidupan ikan adalah perairan yang

sangat mendukung kehidupan ikan dalam menyelesaikan segala  proses

hidupnya serta mendukung kehidupan organisme-organisme makanan ikan

yang diperlukan pada setiap lingkungan dan daur hidup ikan tersebut.

Untuk dapat mengelola sumberdaya perikanan dengan baik , faktor yang

perlu diperhatikan adalah kualitas air , baik secara fisika maupun kimia.

Adapun parameter yang diperlukan oleh organism antara lain suhu,

kecerahan, kekeruhan, pH, DO dan CO2.

2.1. Parameter Kualitas Air

            Menurut jenisnya, kualitas air dibagi menjadi kualitas fisika, kimia

dan biologi. Parameter fisika yang dibutuhkan oleh organism antara lain

suhu, kecerahan, kekeruhan. Parameter kimia antara lain pH, DO,

CO2.Sedangkan parameter biologi adalah plankton dan benthos.

2.1.1.Suhu

            Boyd (2003), didaerah tropis suhu perairan berkisar 25-32˚C dan

masih layak untuk kehidupan organisme perairan. Suhu perairan

dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain zona iklim, altitude, suhu

udara, musim dan pemasukan aliran sungai.

2.1.2. Kecerahan

            Birowo (2000), menyatakan bahwa perairan laut yang nilai

kecerahannya kurang dari satu meter dapat dikatakan rendah.

            Suman Widjaya (2000), kecerahan adalah suatu ukuran untuk

menentukan daya penetrasi cahay matahari yang masuk kedalam perairan.

Nilai ini berbanding terbalik dengan kekeruhan. Kecerahan yang produktif

adalah 20-40 cm dari permukaan air. Tingkat kecerahan perairan

mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton. 


2.1.3. Derajat keasaman (pH)

            Tambunan dalam laporan praktikum umum (2006), pH adalah

ukuran tingkat keasaman dari air atau besarnya konsentrasi ion H dalam

air dan merupakan gambaran keseimbangan antara asam (H +) dan basa(H-)

dalam air. Nilai sangat dipengaruhi oleh daya produktifitas suatu perairan.

            Fardiez (2000), nilai pH yang normal adalah sekitar antara 6-8.

O2terlarut merupakan kebutuhan dasar untuk kehidupan hewan dan

tanaman dalam air. Derajat keasaman (pH) mempunyai pengaruh yang

besar terhadap biota air sehingga sering digunakan sebagai parameter atau

sebagai petunjuk untuk menyatakan baik buruknya keadaan perairan

sebagai lingkungan hidup.

2.1.4. Oksigen terlarut (DO)

            Fauzi et al (2003), oksigen terlarut (DO-Dissolved Oxygen) adalah

jumlah oksigen terlarut yang digunakan dalam air. Oksigen terlarut dalam

air dapat berasal dari proses fotosintesa oleh fitoplankton atau tumbuhan

air lainya dan difusi dari udara.

            Kristanto (2002), DO (Dissolved Oxygen), adalah gas yang

tidak berbau, tidak berasa dan hanya sedikit larut dalam air. untuk

mempertahankan hidupnya,mahkluk hidup yang hidup di dalam air,baik

tumbuhan maupun hewan bergantung pada oksigen yang terlarut ini. Jadi,

kadar oksigen terlarut dapat dijadikan ukuran untuk menentukan kualitas

air. Konsentrasi oksigen terlarut minimal untuk kehidupan biota tidak

boleh kurang dari 6 mg/l.

2.1.5. Karbondioksida bebas (CO2)

            Kordi (2004), karbondioksida bebas merupakan gas yang juga

dibutuhkan oleh tumbuhan air (phytoplankton), maupun tumbuhan air

tingkat tinggi, untuk melakukan proses fotosintesis. Konsentrasi


karbondioksida yang baik adalah kurang dari 25 ppm dan tidak boleh

kurang dari 10 ppm.

            Pamungkas (2002), karbondioksida yang berada dalam bentuk gas

yang terkandung dalam air. kandungan CO 2 bebas diudara adlah berkisar

0,03%. Kandungan CO2 dalam air murni pada tekanan 1 atm dan temperatur

25 ˚C  adalah sekitar 0,4 ppm.

            Kristanto (2002), karbondioksida dapat juga terbentuk dari hasil

metabolisme. pada proses fotosintesis CO2 lebih banyak digunakan san

O2lebih

banyak dihasilkan. Hal ini akan mempengaruhi konsentrasi  CO2 dalam air

yang bergantung pada kedalaman air tersebut. Respirasi oleh hewan dan

tumbuhan akan menghasilkan CO2.


III. BAHAN DAN METODE

3.1. WAKTU DAN TEMPAT

Waktu pelaksanaan praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu,


tanggal 20 Maret 2013 pukul 13.20-15.00 WIB yang membahas mengenai
“Pengukuran Kualitas Air”, bertempatdi Laboratorium Ekologi (Dan
Mananjemen Lingkungan) Perairan Jurusan Sumberdaya Perairan dan
Waduk Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
3.2. BAHAN DAN ALAT

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Air sampel,

Indikator Penolphtaelin, larutan Na2CO3 0,454 N, Kertas pH indikator,

larutan tiosulfat (Na2S2O7) 0,025 N dan larutan standar.

Sedangkan  Alat yang digunakan pada praktikum adalah Termometer

Raksa digunakan untuk mengetahui parameter suhu, Secchi Disk dan rol

ukur digunakan untuk mengetahui parameter kecerahan, Meteran atau rol

ukur digunakan untuk mengetahui parameter kedalaman, Botol sampel,

Gelas Piala, Turbidimeter, kertas tissue digunakan untuk mengetahui

parameter kekeruhan, DO meter (hanya untuk DO hari ke 5, bukan

BOD5langsung), Tabung erlenmeyer, Buret, statif, pipet tetes digunakan

untuk mengetahui parameter oksigen terlarut, Botol BOD, Tabung

erlenmeyer, Buret, statif, pipet tetes digunakan untuk mengetahui

parameter karbondioksida bebas, buku lembar kerja digunakan untuk

tempat menulis hasil  praktikum dan buku penuntun

praktikum digunakan untuk membantu mempermudah praktikum.

3.3. METODE PRAKTIKUM

          Praktikum ini menggunakan metode pengamatan secara langsung.

Dimana data dan informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan cara

mengamati secara langsung di Laboratorium dan Waduk, sehingga dapat


memberikan gambaran mengenai kualitas air pada suatu perairan,

terutama air perairan yang dijadikan objek praktikum.

3.4. PROSEDUR PRAKTIKUM

Sebelum praktikum dilaksanakan, semua prakitan terlebih dahulu

mengikuti kuis. Setelah kuis selesai, selanjutnya yaitu mendengarkan

penjelasan materi yang akan di praktikumkan yang disampaikan oleh asiten

praktikum. Setelah penjelasan  materi telah selesai disampaikan, semua

prakitan memulai praktikum dan menuliskan hasil praktikum tersebut

pada buku lembar kerja. Setelah praktikum selesai, peralatan dan tempat

praktikum dibersihkan serta dirapikan seperti semula ketika hendak

memulai praktikum. Dan yang terakhir yaitu  membuat laporan praktikum

tentang apa yang telah di praktikumkan serta dikumpulkan pada praktikum

berikutnya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.    HASIL

Setiap objek perairan yang dijadikan tempat praktium, harus

mengetahui keadaan objek perairan tersebut. Ada pun objek perairan yang

dijadikan tempat praktikum adalah daerah inlet (lokasi masuknya air) di

Waduk Faperika Universitas Riau.

Berikut ini merupakan hasil praktikum dari perairan  yang telah

dijadikan objek, kemudian dapat ditulis parameter, satuan, hasil analisis

dan keterangannya sebagai berikut :


NO Parameter Satuan Hasil Analisis Keterangan
1. Suhu Celcius ( C)0 35 Insitu (Tidak Normal)
2. Kedalaman Meter (m) 0,9 Insitu
3. Kekeruhan Nephelomatic Exsitu (Normal)
Turbidity Unit 20
(NTU)
4. Kecerahan Centimeter Insitu (Tidak Normal)
57.5
(cm)
5. Karbondioksida mg/L Insitu (Tidak Bagus)
52
bebas
6. Oksigen terlarut mg/L 10,2 Insitu (Buruk)
7. Derajat keasaman - Asam
6
(pH)
    Tabel  Parameter, Satuan, Hasil Analisis dan Keterangan

Keterangan :

Insitu   : Analisis yang dilakukan di lokasi pengamatan.

Exsitu  : Sampel yang di ambil di lokasi pengamatan akan di analisis di

Laboratorium Ekologi Perairan atau labor lain.

4.2.      PEMBAHASAN

Untuk menegetahui apakah suatu perairan tersebut mempunyai


kualitas air yang baik dan bagus, maka kita harus mengukur parameternya.
Berikut merupakan pembahasan mengenai pengukuran kualitas air pada
suatu perairan terutama perairan yang di jadkan objek praktikum.

4.2.1.      SUHU
Pengukuran suhu dilakukan dengan cara mencelupkan thermometer

kedalam perairan. Thermometer diikat pada bagian pangkal (bukan ujung

air raksa), kemudian thermometer digantung pada permukaan perairan

beberapa menit dan suhu dibaca setelah thermometer menunjukkan angka

konstan. Adapun suhu pada perairan yang dijadikan objek praktikum yaitu

suhu permukaan airnya 35 0C dan suhu udaranya 33 0C.

4.2.2.      KEDALAMAN

Kedalaman  diukur dengan menenggelamkan tali meteran (yang

diberi pemberat) hingga kedasar perairan. Kemudian dicatat berapa

kedalaman yang diperoleh. Kedalaman di ukur dengan menggunakan

meteran dengan pemberat atau rol ukur. Kedalaman pada  perairan yang

dijadikan objek praktikum adalah 0,9 m.


4.2.3.      KECERAHAN

Kecerahan adalah ukuran tranparasi perairan yang diamati secara

visual. Pengukuran kecerahan dilakukan dengan menggunakan Secchi

Disk.Prosedur pengukuruan kecerahan yaitu secchi disk diturunkan

kedalam perairan sampai tidak kelihatan, dicatat berapa jarak dari

permukaan perairan sampai secchi disk tidak terlihat dikurangi jarak mata

peneliti dengan permukaan perairan (ini dinamakan jarak hilang).

Kemudian secchi disk ditarik sampai kelihatan jaraknya (jarak tampak).

Kemudian nilai jarak tampak ditambah nilai jarak hlang dibagi dua. Rata-

rata  pengukuran kedua jarak tersebut merupakan nlai kecerahan,

dinyatakan dalam satuan centimeter. Untuk lebih jelasnya rumus

menghitung kecerahan :

Kecerahan air (cm) = Jarak hilang (cm) + Jarak tampak (cm)

Kecerahan perairan yang dijadikan objek praktikum telah diketahui

jarak hilangnya sebesar 55 cm dan jarak tampaknya 33 cm, maka dapat

dinyatakan :

Kecerahan air (cm)  =      Jarak hilang (cm) + Jarak tampak (cm)

Kecerahan air           =       65 cm + 50 cm

                  2

                                 =       57,5 cm

Maka kecerahan air pada perairan yang dijadikan objek praktikum

adalah sebesar 57,5 cm.


4.2.4.      KEKERUHAN

Kekeruhan (turbidity) adalah gambaran sifat optik air dari suatu

perairan yang ditntukan berdasarkan banyaknya sinar (cahaya) yang di

pancarkan dan di serap oleh partikel-partikel yang ada dalm air tersebut.

Kekeruhan dapat diukur dengan menggunakan turbidimeter.

Cara menggunakan turbidimeter adalah sampel air yang sudah didapat

dari lapangan dibawa ke laboratorium untuk dukur kadarnya. Di labor,

kemudian air sampel tersebut dipindahkan dari botol sampel lalu di

masukkan kedalam gelas piala yang tersedia , kemudain bandingkan

dengan standar air yang tersedia. Masukkan standar air yang telah dikocok

dengan sampel air kedalam turbidimeter, kemudian di stabilkan sesuai

dengan standar sehingga jarum turbidimeter menunjukkan angka

standarnya. Setelah stabil, keluarakan standar tersebut lalu masukkan

sampel air kemudian catat hasil yang ditunjukkan oleh jarum turbidimeter

dan dinyatakan dalam satuan NTU (Nephelomethric Turbidity Unit).

Ada pun kekeruhan pada perairan yang dijadikan objek praktikum

setelah di ukur dengan menggunakan turbidimeter adalah sebesar 20 NTU.

4.2.5.      PENGUKURAN pH

Pengukuran pH perairan dilakukan dengan menggunakan kertas pH.

Pengukuran dilakukan dengan mencelupkan kertas pH tersebut kedalam

sampel air dan dilihat perubahan warna yang terjadi, kemudian bandingkan

dengan papan standar nilai. Ada pun ukuran pH pada perairan yang

dijadikan objek praktikum yaitu sebesar 6 dengan keadaan asam.

4.2.6.      OKSIGEN TERLARUT (DO)

Oksigen terlarut (DO : Dissolved Oxygen) adalah jumlah gas oksigen

yang terlarut dalam air. Oksigen ini dapat berasal dari hasil fotosintesa oleh

phytoplankton atau tanaman air lainnya atau difusi dari udara.


Kadar oksigen dalam air dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu

dengan cara titrasi (Modifikasi Winkler) dan dengan penggunaan alat ukur

digital yang disebut DO meter.

Pengukuran DO melalui titrasi berpatokan pada metode standar

Winkler (IPB, 1992), dengan prosedur kerja sebagai berikut :

           Air sampel diambil dengan menggunakan botol BOD tanpa terdapat

gelembung udara.

           Tambahkan 2 ml larutan mangan sulfat dibawah permukaan, kemudian

tambahkan 2 ml larutan alkali-azida-iodida dengan pipet yang lain. Botol

ditutup kembali untuk mencegah terperangkapnya udara dari luar,

kemudian dikocok dengan membalik-balikan botol beberapa kali.

           Biarkan gumpalan mengendap selama + 10 menit, bila proses pengendapan

sudah sempurna, maka bagian larutan yang jernih dikeluarkan dari botol

dengan pipet sebanyak 100 ml dipindahkan ke erlemeyer.

           Tambahkan 2 ml asam sulfat pada sisa larutan yang mengendap dalam

botol winkler, dikocok hati-hati hingga semua endapan larut, setelah itu

larutan dipindahkan kedalam erlemeyer, dan titrasi dengan tiosulfat hingga

terjadi coklat muda.

           Tambahkan 1-2 ml indikator kanji (amilum) hingga warna biru muncul,

selanjutnya larutan tersebut dititrasi dengan larutan tiosulfat hingga warna

biru tersebut hilang. Rumus perhitungan oksigen terlarut sebagai berikut :

CO2 = a x N x 8 x 1000

        V

Dimana :

OT = Oksigen terlarut (mg O2/l)

 a   = Volume  titiran Na-thiosulfat (ml)

N   = Noramalitas larutan thiosulfat(0,025 N)


V   = Volume botol Winkler (ml)

Ada pun oksigen terlarut pada perairan yang dijadikan objek praktikum

dari hasil analisis O2 dengan menggunakan titirasi, dimana :

Nilai mililiter larutan Na2S2O7 yang terpakai              : 2,55 ml          (A)

Nilai normalitas larutan tiosulfat                                             : 0,025 N         (N)

Nilai volume air yang digunakan dalam Erlemeyer    : 50 ml (V)

Maka dapat dinyatakan :                                                                      

 O2 = A x N x 8 x 1000

             V

         O2 = 2,55 x 0,025 x 22 x 1000

            50

   O2 = 10,2 mg/l

Berarti pada perairan tersebut terdapat oksigen terlarut sebesar 3,4 mg/l.

Sedangkan cara DO meter adalah dengan menggunakan elektroda

cukup jauh kedalam air sampel hingga sensor suhu juga trendam.

Kemudian bacalah hasil penentuan sebagai mg/l atau % kejenuhan.

4.2.7.      KARBONDIOKSIDA BEBAS (CO2)

Karbondioksida bebas yang dianalisa adalah karbondioksida yamg

berada dalam bentuk gas yang terkandung dalam air. Kandungan CO 2 bebas

di udara adalah sekitar 0,03%. Kandungan CO2  dalam air murni pada

tekanan 1 atm dan temperatur 250 C adalah sekitar 0,4 ppm.

Karbondioksida yang terdapat di dalam air merupakan hasil proses difusi

CO2 juga dihasilkan oleh proses dekomposisi.

Prosedur pengukuran karbondioksida dapat dilakukan sebagai

berikut :
         Pengambilan air contoh harus di usahakan sedemikian rupa sehingga

terhindar dari kontak antara air sampel dengan udara.

         Pipet 25 ml air sampel dan masukkan kedalam erlemeyer dengan hati-hati,

sedapat mungkin kurangi pengaruh aerasi.

         Tambahkan 3-4 tetes indikator pnolpthealin, jika berwarna pink berarti

tidak ada CO2, jika tidak berwarna berarti ada CO2.

         Titrasi segera dengan Na2CO3 0,0454 N sampai warna pink stabil. Untuk

perhitungan digunakan rumus Alaert dan Santika (1984) sebagai berikut :

CO2 = A x N x 22 x 1000

           V

Dimana :

A = Volume  titiran Na2CO3 yang terpakai (ml)

N = Noramalitas larutan (0,0454 N)

V = Volume sampel

Ada pun karbondioksida bebas pada perairan yang dijadikan objek

praktikum dari hasil analisis CO2  dengan menggunakan titrasi, dimana :

Nilai mililiter larutan Na2CO3 yang terpakai               : 2,6 ml            (A)

Nilai normalitas larutan Na2CO3                                             : 0,0454 N       (N)

Nilai volume air yang digunakan dalam Erlemeyer    : 50 ml (V)

Maka dapat dinyatakan :                                                                      

CO2 = A x N x 8 x 1000

             V

           CO2 = 2,6 x 0,0454 x 22 x 1000

            50
 CO2 = 5,2 mg/l

 V)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Dari pengamatan hasil kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan,

maka disini dapat disimpulkan bahwa perairan yang dijadikan objek


praktikum mempunyai oksigen terlarut yang buruk dan karbondioksida

yang tidak bagus.

Untuk itu, apabila hendak mengetahui kualitas air pada suatu perairan

apakah berkondisi bagus atau tidak, dapat dilakukan dengan melakukan

pengukuran parameter secara fisika yang membahas mengenai suhu,

kedalaman, kecerahan dan kekeruhan air dan pengukuran parameter

secara kimia yang membahas mengenai oksigen terlarut (DO – Dissolved

Oxygen), karbondioksida bebas (CO2) dan derajat keasaman (pH).

-          Suhu tinggi dikarenakan praktikum dilakukan pada jam 13.00 dengan

cuaca yang cerah dan panas dan pengambilan sampel dilakukan pada waktu

yang sama

-          Kedalaman lokasi rendah dan lokasi merupakan waduk yang dangkal.

-          Kecerahan sangat baik dikarenakan nilai transparasi diatas baku mutu.

-          Kekeruhan tinggi dikarenakan pengukuran dilakukan pada tempat

masuknya air (Inlet), dan dilokasi ditemukan banyak sampah organik dan

lumpur.

-          Nilai DO (Dissolved Oxygen) / Oksigen Terlarut sangat baik karena nilainya

diatas dari baku mutu ( 4 ).

-          Nilai CO2 (Karbondioksida Bebas) sangat tinggi di perairan karena lokasi

pengambilan sampel berada di tempat masuknya air (inlet).

-          Nilai Derajat Keasaman Air (pH air)  sesuai baku mutu.

5.2. SARAN

Agar kegiatan praktikum berjalan dengan lancar dan baik, adakala

waktunya jangan terlalu begitu cepat, supaya kegiatan praktikum tersebut

bisa di mengerti dengan sepenuhnya atau berjalan sesuai yang di inginkan.

Dalam hal ini juga diharapkan kepada asisten lebih sabar dan tekun dalam

menghadapi para mahasiswa yang lemah pola pemikirannya karena setiap

orang memiliki pola pikir yang berbeda, dan itu semua butuh proses. Selain

itu diharapkan agar sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan


praktikum tersebut lebih di tingkatkan lagi atau cukup memadai sehingga

memudahkan objek yang akan kita teliti dalam kegiatan  praktikum

tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Penuntun Praktimum EKOLOGI PERAIRAN 2012. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Universitas Riau.

Alaerts , G. dan S.S. Santika, 2003. Metode Pengukuran Kualitas Air. Usaha
Nasional. Surabaya.

Standar Nasional Indonesia. 2000. Pengujian Kualitas Sumber Air dan Limbah
Cair. Direktorat Pengembangan Laboratorium Rujukan dan Pengolahan
Data. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan. Jakarta

Institut Pertanian Bogor, 2002. Limnologi Metoda Analisis Kualitas Air. Edisi I.
Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. 120 hal.

Kasry, A., N,E, Fajri, E.Sumiarsih, dan Yuliati. 2012. Ekologi Perairan.
Laboratorium Ekologi (dan Manajemen Lingkungan) Perairan. Faperika
Universitas Riau, Pekanbaru 104 hal.

Djuhanda,t,2003.Dunia Ikan. Armico,Bandung.190 hal.

Riswandi.2002. Studi Jenis Dan Kelimpahan Ikan Hias Laut di Perairan Desa
Mantang Baru Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Kepulauan Riau
Propinsi Riau.Skripsi.65(tidak diterbitkan)

Anda mungkin juga menyukai