Purba
3/Kamis/6
LAPORAN PRAKTIKUM
PENENTUAN KUALITAS AIR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum yang
berjudul penentuan kualitas air berdasarkan parameter fisika dan kimia.
Terima kasih saya ucapkan kepada kakak DEWI NOKIANA F. Br
PURBA yang telah membantu saya baik secara moral maupun materi. Terima
kasih juga saya ucapkan pada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung
saya hingga saya bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Penulis menyadari, bahwa laporan praktek yang dibuat ini masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh
karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di
masa mendatang.
Semoga laporan praktek ini bisa menambah wawasan para pembaca dan
bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
LAMPIRAN...................................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Alat dan Bahan ..............................................................................
2. Hasil Parameter Fisika .....................................................................
3. Hasil Parameter Kimia ....................................................................
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
2.1.1. Suhu
Suhu air adalah faktor abiotik yang memegang peranan penting bagi
kehidupan organisme perairan. Suhu air sangat dipengaruhi oleh jumlah sinar
matahari yang jatuh ke permukaan air yang sebagian dipantulkan kembali ke
atmosfer dan sebagian lagi diserap dalambentuk energi panas. Pengukuran
suhu sangat perlu untuk mengetahui karakteristik perairan. Penurunan biomassa
dan keanekaragaman ikan menurun ketika suhu air meningkat lebih dari 280C
Koniyo, (2020).
Suhu merupakan faktor fisik yang sangat penting di air, karena bersama-
sama dengan zat/unsure yang terkandung didalamnya akan menentukan massa
jenis air, dan bersama-sama dengan tekanan dapat digunakan untuk menentukan
densitas air. Selanjutnya, densitas air dapat digunakan untuk menentukan
kejenuhan air. Suhu air sangat bergantung pada tempat dimana air tersebut
berada
2.1.2. Kecerahan
Kecerahan sangat penting karena erat kaitannya dengan proses fermentasi
yangterjadi di perairan. Kecerahan perairan dapat diukur dengan alat yang
dinamakan Keping Secchi. K (2020) menyatakan bahwa kecerahan < 3 m adalah
tipe peraian yang subur (eutropik),antara 3-6 m kesuburan sedang (mesotrofik)
dan > 6 m digolongkan pada tipe perairan kurang subur (oligotrofik).
Tingkat kecerahan dan kekeruhan air sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan ikan Zat atau material terlarut (tersuspensi) seperti lumpur,
senyawa, dan anorganik, plankton dan mikroorganisme diduga kuat sebagai
penyebab kekeruhan air. Kekeruhan air menyebabkan sinar yang sampai ke
air lebih banyak dihamburkan dan diserap daripada ditransmisikan
disekelilingnya, pengukuran kekeruhan air sering dilakukan dengan melihat
tingkat kecerahan air.
4
III.4.1.Parameter Fisika
3.4.1.1. Suhu
Mencelupkan thermometer kedalam perairan.
Thermometer diikat pada bagia pangkal ( bukan ujung air raksa )
kemudian thermometer di gantung pada permukaan perairan beberapa
menit dan suhu dibaca setelah thermometer menunjukan angka konstan.
3.4.1.2. Kecerahan
Pinggan secchi diturunkan kedalam perairan sampai tidak kelihatan, buat
penanda pada tali agar dapat di catat berapa jarak dari permukaan sampai
pinggan secchi tidak terlihat dikurangi jarak mata peneliti dengan
permukaan perairan (ini dinamakan jarak hilang).
Kemudian pinggan secchi ditarik hingga pinggan secchi kelihatan dan
diberi tanda, selanjutnya di ukur jarak tali (ini dinamakan jarak tampak).
Kemudian nilai yang telah diperoleh yakni jarak tampak di jimlahkan jarak
hilang dan dibagi dua. Hasil pengukuran kedua nilai jarak tersebut
merupakan nilai kecerahan yang dinyatakan dalam satuan sentimeter.
III.4.2.Parameter Kimia
III.4.2.1. Ph
Mengambi kertas lakmus yang terdapat dalam kotak pH, kemudian
dicelupkan kedalam perairan.
Ketas lakmus di ankat dari perairan dan liat perubahan pada warna kertas
lakmusnya.
Selanjutnya kertas lakmus disesuaikam pada warna yang ada pada kotak
standar indikatir pH, lalu dicatat hasilnya.
titrasi tidak dapat dilanjutkan, namun sebaliknya jika tidak ada perubahan
warna maka dilakukan titrasi dengan menggunakan buret yang telah berisi
larutan Na2CO3 hingga berubah menjadi warna pink.
Catat titrasi ml larutan Na2CO3 yang telah digunakan dan masukan
kedalam rumus CO2.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1 Suhu 0
C 32
2 Kecerahan Cm 90
IV.2.1.Suhu
Kondisi suhu air di waduk FPK UNRI saat dilakukan penelitian adalah
320C. Kondisi suhu tersebut termasuk kondisi normal. Helmi (2013), kisaran
suhu di daerah tropis berkisar antara 25-32 °C, masih layak untuk
pertumbuhan organisme akuatik.
IV.2.2.Kecerahan
Hasil dari data di atas menunjukan kecerahan perairan waduk FPK UNRI
90 cm itu merupakan perairan yang subur. K (2020) menyatakan bahwa
kecerahan < 3 m adalah tipe peraian yang subur (eutropik)
IV.2.4.Kecepatan Arus
Kecepatan arus dari hasil pengukuran langsung di lapangan menunjukan
hasil 0,66 m/det merupakan tipe aliran berarus cepat.
12
1. pH 6
2. Oksigen Terlarut Mg O2/l 6,875
IV.3.1.pH
Hasil dari pengukuran air waduk FPK UNRI menunjukan pH di kisaran 6.
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH
berkisar antara 6,5–7,5 Irfannur (2021) ditinjau dari bidang kesehatan pH air
waduk FPK UNRI kurang baik untuk kehidupan makhluk hidup.
IV.3.2.Oksigen Terlarut
Hasil dari perhitungan dan analisis bahwa nilai oksigen terlarut (DO) pada
air sampel masih dalam keadaan normal. Sesuai pernyataan dari Rahmawati
(2012), bahwa kadar oksigen yang digunakan untuk kepentingan perikanan
sebaiknya tidak kurang dari 5 mg/l, karena dapat mengakibatkan efek yang
kurang menguntungkan bagihampir semua organisme perairan.
IV.3.3.Karbondioksida Bebas
Hasil dari perhitungan dan analisis data terhadap air sampel mendapatkan
hasil 31,4622 mg/l karbondioksida bebas. Wahidah (2018) Kadar karbondioksida
(CO2) yang baik bagi organisme perairan yaitu kurang lebih 15 mg/l. Jika lebih
dari itu sangat membahayakan karena menghambat pengikatan oksigen (O2).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
Hasil dari penelitian yang dilakukan di perairan waduk FPK UNRI
terhadap parameter kualitas perairan dapat disimpulkan bahwa, kondisi kualitas
perairan waduk FPK UNRI masih bisa untuk kehidupan makhluk hidup,
walaupun dari hasil parameter menunjukan kondisi normal, perairan masih
memiliki dua indikator yang tidak sesuai untuk ukuran normal perairan yaitu
ukuran pH dan karbondioksida bebas, tetapi secara keseluruhan bisa dikatakan
perairan waduk ini masih bagus kondisinya.
V.2. Saran
Hasil dari penelitian dapat dilakukan pengelolaan sumberdaya perairan di waduk
FPK UNRI untuk kegiatan budidaya dengan memperhatikan faktor faktor parameter
fisika dan kimia yang belum terpenuhi.
14
DAFTAR PUSTAKA
Koniyo. 2020. Analisis Kualitas Air Pada Lokasi Budidaya Ikan Air Tawar Di
Kecamatan Suwawa Tengah. Universitas Gorontalo, Jakarta.
LAMPIRAN
16
Alat
Thermometer
Bahan
19
1. Keceraan Air
jarak hilang ( cm )+ jarak tampak ( cm )
Kecerahan air =
2
100 cm+ 80 cm
=
2
180 cm
= =90 cm
2
2. Kecepatan Arus
Jarak tempuh( m)
Kecepatan Arus (V) = ×1,25
Waktu (detik )
2m
=
3,75 d
= 0,66 m/d
3. Kedalaman Air
Kedalaman Air = 120 cm = 1,2 m
4. Oksigen Terlarut
α × N × 8× 1000
Oksigen Terlarut =
V −4
3,3× 0,025 ×8 ×1000
=
100−4
660
= = 6,865 mgO2/l
96
5. Karbondioksida Bebas
A × N ×22× 1000
CO2=
V
3,15× 0,0454 ×22 ×1000
=
100
3.146,22
=
100
= 31,4622 mg/l