Anda di halaman 1dari 22

1

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR

MENENTUKAN LAJU PERNAFASAN, MELIHAT


MARFOLOGI INSANG DAN JATUNG, DAN MENENTUKAN
LAJU DENYUT JATUNG PADA IKAN LELE DUMBO (Clarias
gariepinus)

OLEH:
TEGAR MUHAMMAD RAFIF
2204112359
BUDIDAYA PERAIRAN B
RABU/SESI 2/10.30-12.30
KELOMPOK 6
ALFRED N PARDEDE, S.Pi.

LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN


JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
2024
2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas berkat
rahmat dan karunia-Nya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan praktikum mengenai Penghitungan Sel Darah Merah dan Sel Darah Putih
Ikan. Penulisan laporan ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas praktikum mata
kuliah Fisiologi Hewan Air.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya laporan praktikum
ini tidak lepas dari dukungan, dorongan, dan bimbingan, serta doa dari berbagai
pihak. Seluruh asisten Laboratorium Biologi Perairan yang telah memberikan
pengarahan dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
praktikum ini dengan baik. Teman-teman fakultas Perikanan dan Kelautan yang
telah banyak membantu dalam menyelesaikan penulisan laporan praktikum ini.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Penulis berharap semoga Allah SWT. memberikan limpahan rahmat dan
pahala kepada semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan laporan
praktikum ini. Penulis merasa bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan laporan praktikum ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran bagi para pembaca demi perbaikan laporan praktikum selanjutnya.

Pekanbaru, April 2024

Tegar Muhammad Rafif


3

DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ vi
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 7
1.2 Tujuan Praktikum....................................................................................... 8
1.3 Manfaat Praktikum .................................................................................... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Insang Ikan ................................................................................................... 9
2.2 Jantung Ikan ................................................................................................. 9
2.3 Dampak Pencemaran Limbah Deterjen ................................................... 10
2.4 Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) ..................................................... 10
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Praktikum ...................................................................... 12
3.2 Bahan dan Alat .............................................................................................. 12
3.3 Metode Praktikum......................................................................................... 12
3.4 Prosedur Praktikum ............................................................................................. 13
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum .................................................................................................... 14
4.2 Pembahasan .......................................................................................................... 15
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 17
5.2 Saran ...................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Bahan yang digunakan dalam pratikum ................................................. 12
2. Alat yang digunkan dalam pratikum ....... Error! Bookmark not defined.
3. Pengamatan insang dan denyut jantung .. Error! Bookmark not defined.
5

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Ikan Lele Dumbo (C. gariepinus) .......................................................... 14
2. Pengamatan insang dan jantung .............. Error! Bookmark not defined.
6

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Bahan Yang Digunakan ......................................................................... 20
2. Alat Yang Digunakan ............................................................................. 21
3. Dokumentasi Kegiatan Selama Praktikum............................................. 22
7

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan merupakan hewan air yang berdarah dingin, mempunyai tulang
belakang, insang, sirip, dan terutama ikan sangat bergantung pada air sebagai
media untuk tempat mereka tinggal. Ikan memiliki kemampuan bergerak di dalam
air dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga
tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin. Ikan
merupakan bahan pangan yang berprotein tinggi dan mudah dicerna oleh tubuh,
karena ikan mengandung asam amino esensial, asam lemak jenuh, omega 3, dan
DHA yang berfungsi sebagai pencegah penyakit jantung (Darmanto, 2019).
Sistem peredaran darah merupakan sistem yang memiliki sangkut paut
dengan pergerakan darah di dalam pembuluh darah dan juga perpindahan darah
dari satu tempat ke tempat lain. Salah satu peranan penting dari peredaran darah
ialah mengangkut oksigen (O2) dari paru-paru ke seluruh jaringan.
Insang merupakan alat pernapasan yang terdapat pada banyak organisme air, yang
berfungsi untuk mengekstrak oksigen yang larut dalam air dan
mengeluarkan karbon dioksida. Insang pada beberapa spesies seperti kelomang,
telah beradaptasi untuk memungkinkan respirasi di darat asalkan mereka tetap
lembap. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen yang banyak
mengandung lamela (lapisan tipis). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang
mengandung kapiler sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran gas O² dan
CO² (Darwin, 2018).
Parameter fisika-kimia air seperti konsentrasi oksigen terlarut (DO), suhu,
dan total padatan tersuspensi (TSS), adalah beberapa parameter yang paling
banyak mendapat perhatian karena mencerminkan kualitas air dan kesehatan suatu
ekosistem perairan. Batas konsentrasi minimum serta peran DO bagi ekosistem
perairan mencerminkan kemampuan badan air dalam menyesuaikan diri dengan
kehadiran beban pencemar. Suhu air sendiri memegang peranan penting pada
proses biologis dan kimia organisme perairan seperti metabolisme dan reaksi-
reaksi tertentu dalam suatu perairan, sedangkan TSS adalah padatan tersuspensi di
dalam air berupa bahanbahan organik dan inorganik, dapat mengurangi penetrasi
8

cahaya matahari ke dalam badan air, dan menyebabkan gangguan bagi organisme
yang ada didalamnya salah satunya adalah ikan. hidup di dalam air dan
mengkonsumsi oksigen karena ikan mempunyai insang. DO di dalam air akan
berdifusi kedalam sel-sel insang ke jaringan sebelah dalam dari badannya.
Kebutuhan DO minimum untuk ikan air tawar tropis ± 5 mg/l (80% saturasi),
sedangkan untuk ikan laut tropis ± 5 mg/l (75% saturasi). Ikan-ikan yang gesit
umumnya lebih banyak membutuhkan oksigen, sementara ikan lele dan gurame
termasuk jenis ikan yang mampu hidup di perairan dengan kandungan DO sedikit,
karena ikan ini mempunyai pernafasan tambahan yang memungkinkan untuk
mengambil oksigen dari udara di luar air (Hanjunde, 2017).
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan penulis melakukan praktikum Menentukan laju pernafasan
ikan. Dan melihat marfologi isang dan jantung beberapa menit setelah mati karena
pencemaran. Selain itu, untuk mengetahui Bagaimana laju denyut jatung ikan
dengan benar.

1.3 Manfaat Praktikum


Manfaat yang penulis harapkan dari penulisan laporan praktikum ini adalah
dapat menambah wawasan mahasiswa/i tahu menentukan laju pernapasan pada
ikan, melihat marfoligi insang ikan dan jatung ikan setelah mati karena
penceraman rumah tangga. Dan menentukan laju denyut jatung ikan dengan baik
dan benar.
9

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Insang Ikan


Hewan yang hidup di air atau ikan, bernapas dengan menggunakan insang.
Insang pada ikan berfungsi menyaring oksigen yang ada di air. Insang berbentuk
beberapa lembaran tipis yang terdapat di sisi kanan dan kiri kepala ikan. Saat ikan
menarik napas, ikan akan membuka mulut dan menutup insang. Oksigen
kemudian masuk lewat mulut menuju insang yang kemudian diserap oleh
pembuluh darah pada insang. Saat katup insang terbuka, ikan akan mengeluarkan
karbondioksida dan air. Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna
merah muda dan lembap (Hasan H, 2017).
Lembaran ini mengandung banyak filamen. Pada filamen inilah terdapat
pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler dan menjadi tempat pertukaran
oksigen dan karbon dioksida. Terdapat sedikit perbedaan insang pada ikan,
berdasarkan jenis ikannya. Isang merupakan alat pernapasan yang
terdapat pada banyak organisme air, yang berfungsi untuk mengekstrak oksigen
yang larut dalam air dan mengeluarkan karbon dioksida. Seperti yang elo tahu,
insang adalah alat pernapasan ikan. Insang ini berjumlah empat pasang dan
terletak di samping kiri dan kanan kepala (Atifah, 2023).
2.2 Jantung Ikan
Jantung merupakan suatu organ yang berupa benda berongga dan terletak
dalam ronga ruang mediastinal atau bagian posterior lengkung insang. Jantung
bertugas untuk memompa darah denganmenguncupkan jantung akibat kontraksi
otot jantung (pengosongan darah di jantung sistole) dan pengenduran otot jantung
(pengisian darah ke jantung diastole). Organ jantung dilapisi oleh selaput tipis
yang disebut perikardium. Perikardium merupakan suatu struktur kantung yang
melipisi seluruh jantung kecuali bagian atrium kiri (Kusnoto et al, 2019).
Pericardium berfungsi sebagai penahan posisi jantung agar tetap berada di
dalam mediastinum, tetapi tetap memberikan cukup kebebasan untuk kontraksi
jantung yang cepat dan kuat. Selain itu, berfungsi untuk membungkus bagian
epikardial (dalam) jantung, menjaga fleksibilitas pergerakan jantung, memberi
pelumas dan menahan pembesaran berlebihan yang terjadi apabila jantung terisi
10

darah dalam jumlah yang melibihi kapasitas normalnya. Jantung terbagi atas dua
ruang yakni atrium (aurikel) yang berdinding tipis dan ventrikel yang berdinding
tebal. Pada jantung terdapat suatu ruang tambahan berdinding tipis dan sedikit
berotot yang disebut sinus venosus. Organ ini berfungsi sebagai penampung darah
dari ductus cuvieri dan vena hepatikus, dan kemudian mengirimkan darah tersebut
ke atrium (Invitawati et al, 2019).
2.3 Dampak Pencemaran Limbah Deterjen
Deterjen yang merupakan bahan kimia sintetik yang digunakan untuk
menciptakan kebersihan berbagai produk dan badan manusia dapat berpengaruh
langsung dan tidak langsung pada kehidupan normal dan pertumbuhan ikan.
Deterjen yang mengandung bahan aktif linier alkylbenzene sulfonate (LAS) dapat
menurunkan hormon noreadrenalin di insang. Deterjen yang mengandung bahan
aktif anionic sodium lauryl sulphate menyebabkan kematian pada sel-sel insang
karena terjadi lisis membaran selnya. Selain itu deterjen dapat bersifat toksik
(Arianti ,2023).
Sedangkan secara tidak langsung, deterjen dalam badan air yang berupa
busa dapat mengurangi kontak air dengan udara, sehingga menurunkan oksigen
terlarut. Selain itu deterjen juga dapat menimbulkan pengayaan (eutrofikasi)
dalam perairan, sehingga dapat menimbulkan peledakan jumlah fitoplankton.
Kedua kondisi tersebut menyebabkan ikan akan kekurangan oksigen dan dapat
menimbulkan kematian (Astuti et al, 2018).
2.4 Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)
Ikan lele dumbo merupakan salah satu jenis ikan yang digemari masyarakat
Indonesia, dengan rasa yang lezat, daging empuk, dan dapat disajikan dalam
berbagai macam menu masakan. Lele dumbo banyak dibudidayakan secara
komersial oleh masyarakat Indonesia, dan merupakan salah satu sumber
penghasilan yang potensial dikalangan pembudidaya ikan. Dalam habitatnya ikan
lele dumbo sangat mudah beradaptasi, dapat dibudidayakan dengan padat
penebaran tinggi, pertumbuhan yang sangat pesat, dan dapat hidup pada
lingkungan dengan kadar oksigen rendah (Santi et al., 2019).
Ikan lele dumbo memiliki morfologi badan yang memanjang, berkepala
pipih, tubuh tidak bersisik, dan memiliki empat pasang kumis yang memanjang
11

sebagai alat peraba. Ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan dalam kondisi
lingkungan perairan yang sedikit akan kandungan oksigen terlarut yang disebut
arboresencent. Mulutnya terdapat dibagian ujung moncong dan dilengkapi oleh
empat pasang sungut, yaitu satu pasang sungut hidung, satu pasang sungut
maksilar yang berfungsi sebagai tentakel, dan dua pasang sungut mandibular
(Manik et al., 2022).
12

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Praktikum


Praktikum mengenai Penghitungan Sel Darah Merah dan Sel Darah Putih
Ikan ini dilakukan pada hari Rabu, 27 Maret 2024 pukul 10.30–12.30 WIB.
Lokasi dilakukannya praktikum ini adalah Laboratorium Biologi Perairan
Universitas Riau.

3.2 Bahan dan Alat


Adapun bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum mengenai
penghitungan sel darah merah dan putih ikan ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Bahan Yang Digunakan Dalam Praktikum
No. Bahan Keterangan
1 Ikan lele dumbo (C. gariepinus) Sampel ikan.
2 Rinso Sebagai Bahan pencemar.

Tabel 2. Alat Yang Digunakan Dalam Praktikum


No. Nama alat Kegunaan
1 Buku penuntun praktikum Penuntun dalam melakukan
praktikum dengan baik dan benar.
2 Buku gambar fisiologi hewan air Media untuk menggambar sketsa
ikan dan keterangannya.
3 Handphone Untuk Dokumentasi
3 Stopwatch Untuk Menghitung Waktu
3 Nampan Meletakkan ikan.
4 Penggaris Mengukur ketinggian air.
8 Gunting Untuk Membedah sampel ikan.
9 Timbangan Analitik Untuk mengukur dosis rinso.
10 Alat tulis Menulis dan menggambar sketsa
darah ikan.

3.3 Metode Praktikum


Metode yang penulis gunakan dalam praktikum ini adalah pengamatan
secara langsung terhadap ikan yang menjadi objek praktikum, lalu membuat
sketsa tubuh ikan dan prosedur praktikum pada buku gambar Fisiologi Hewan
Air. Dua buah toples besar (A dan B) diisi dengan air sampai ketinggian 10 cm,
kemudian dimasukkan 3 ekor ikan ke dalam masing-masing toples. rinso
sebanyak 2,5 gr dimasukkan pada toples A, rinso sebanyak 5 gr dimasukkan pada
toples B. bukaan opeculum ikan diamati pada saat berenang dan mengambil
13

oksigen. Setiap interval 5 menit, seekor ikan diambil dari masing-masing toples.
Perut ikan dibedah kemudian diamati kondisi isang dan jantung ikan.

3.4 Prosedur Praktikum


Adapun prosedur dalam melakukan praktikum ini dimulai dari menyiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan selama praktikum. Siapkan dua buah toples
besar dan beri label (toples “A” dan toples “B”). Isi toples dengan air setinggi 10
cm, kemudian masukkan 3 ekor ikan ke dalam masing-masing toples. Ambil rinso
dari dalam wadah menggunakan sendok di dalam plastik. Masukkan rinso
sebanyak 2,5 ke dalam toples “A” dan rinso sebanyak 5 gr ke dalam toples “B”
secara bersamaan. Atur stopwatch selama 15 menit. Dan Amati lalu Keluarkan
dan bedah serta amati dan catat morfologi insang dan jantungnya Ukur panjang
total (TL) dan panjang standar (SL) ikan. Tahapan berikutnya adalah: ambil 2
ekor ikan uji yang telah mati 60 menit sebelumnya, keluarkan dan bedah serta
amati dan catat morfologi insang dan jantung. Amati juga jantung dan insang ikan
yang mati tetapi bukan karena pencemaran. Setiap jeda 5 menit, ambil seekor ikan
dari masing-masing toples dan letakkan pada nampan. Buat salinan data hasil
pengamatan dan serahkan pada asiste. Selesaikan pengamatan dan bersihkan
semua peralatan serta meja kerja yang digunakan. Buang sampah pada tempat
yang telah disediakan.
14

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum


Setelah praktikum selesai, penulis mendapatkan hasil penghitungan sel
darah merah dan putih ikan sebagai berikut:

4.1.1 Klasifikasi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)


Klasifikasi ilmiah ikan lele dumbo adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias gariepinus

Gambar 1. Ikan Lele Dumbo (C. gariepinus)

4.1.2 Penghitungan Laju pengamatan Pernafasan dan denyut jantung


Tabel 3. Penghitungan Laju pengamatan Pernafasan dan denyut jantung
no Toples waktu Bukaan Warna Isang lendir Jantung
operculum kulit Detak Warna
A 112 Cerah Merah √ 85 Merah
5I pucat
1 B 165 Cerah Merah √ 108 Merah
pucat
C 197 Cerah Merah √ 129 Merah
Pucat
2 A 95 Pucat Merah √ 128 Merah
15

B 5II 125 Pucat Merah √ 140 Merah


A 56 Pucat Merah √ 135 Merah
3 5III Pucat
B 79 Pucat Merah √ 157 Merah
pucat

4.1.3 Pengamatan Insang Dan Jantung Ikan

Insang Jantung
Gambar 2. Pengamatan Isang dan jantung
4.2 Pembahasan
4.2.1 Perlakuan Pernafasan Dan Denyut Jantung
Berdasarkan pratikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil pengamatan
pergerakan pernafasan ikan lele dumbo yaitu Perlakuan Sebelum 5 awal ikan A,
Ikan masi bergerak normal. Sedangkan pada ikan B bergerak normal lalu tiba tiba
cepat. Sedangkan pada ikan C bergerak sangat cepat Sesudah 5 menit akhir. Dan
lanjut pada toples, A Ikan bergerak normal. Sedangkan pada toples B Ikan
bergerak perlahan lahan. Sedangkan toples C Ikan bergerak perlahan Sebelum 5
menit pertama, lalu toples B Ikan Sedikit bergerak, dan toples C Ikan Sulit
bergerak. Sesudah 5 menit ke II ikan pada toples B Sedikit bergerak. Sedangkan
ikan di toples C bergerak. Sebelum 5 menit III. Ikan pada toples B Sedikit
pergerakan. C Ikan Sulit bergerak Sesudah 5 mnt III. B Ikan perlahan mati. C
Ikan perlahan mati
4.2.2 Penghitungan Laju Pernafasan dan Denyut Jantung
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil pengamatan
laju Penafasan pada ikan lele dumbo (C. gariepinus). Adapun kondisi Bukaan
mulut Operculum dan detak jantuk yaitu: 1) Pada waktu 5 menit, bukaan
operculum sebanyak dalam Toples A sebanyak 112 dan Warna Kulit Cerah,
insang merah pekat, lendir ada, detak jantuk sebanyak 85 dtk, warna jantung
merah. Pada Toples B sebanyak 165 dan Warna Kulit Cerah, insang merah pekat,
16

lender ada, detak jantuk sebanyak 108 dtk, warna jantung merah. Sedangkan
Toples C sebanyak 197 dan Warna Kulit Cerah, insang merah pekat, lendir ada,
detak jantuk sebanyak 129 dtk, warna jantung merah.
2) Pada waktu 10 menit, Toples B sebanyak 99 dan Warna Kulit Cerah,
insang merah , lendir ada, detak jantuk sebanyak 128 dtk, warna jantung merah.
Sedangkan Toples C sebanyak 125 dan Warna Kulit Cerah, insang merah, lendir
ada, detak jantuk sebanyak 140 dtk, warna jantung merah. 3) Pada waktu 15
menit, Toples B sebanyak 56 dan Warna Kulit Cerah, insang merah pecat, lendir
ada, detak jantuk sebanyak 135 dtk, warna jantung merah. Sedangkan Toples C
sebanyak 79 dan Warna Kulit Cerah, insang merah pucat, lendir ada, detak jantuk
sebanyak 108 dtk, warna jantung merah.
17

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Praktikum mengenai Menentukan Laju Pernafasan, Melihat Morfologi Insang Dan
Jantung Ikan, serta Menentukan Laju Denyut Jantung Ikan ini menggunakan objek
penelitian yaitu ikan lele dumbo (C. gariepinus). Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan, didapatkan hasil bahwa semakin tinggi konsentrasi bahan polutan yang
diberikan, laju pernafasan dan denyut jantung ikan semakin cepat. Selain itu kondisi
insang dan jantung ikan akan lebih cepat mengalami kerusakan dan warnanya menjadi
gelap.
Adapun kondisi Bukaan mulut Operculum dan detak jantuk yaitu: 1) Pada
waktu 5 menit, bukaan operculum sebanyak dalam Toples A sebanyak 112 dan
Warna Kulit Cerah, insang merah pekat, lendir ada, detak jantuk sebanyak 85 dtk,
warna jantung merah. Pada Toples B sebanyak 165 dan Warna Kulit Cerah,
insang merah pekat, lender ada, detak jantuk sebanyak 108 dtk, warna jantung
merah. Sedangkan Toples C sebanyak 197 dan Warna Kulit Cerah, insang merah
pekat, lendir ada, detak jantuk sebanyak 129 dtk, warna jantung merah.
2) Pada waktu 10 menit, Toples B sebanyak 99 dan Warna Kulit Cerah,
insang merah , lendir ada, detak jantuk sebanyak 128 dtk, warna jantung merah.
Sedangkan Toples C sebanyak 125 dan Warna Kulit Cerah, insang merah, lendir
ada, detak jantuk sebanyak 140 dtk, warna jantung merah. 3) Pada waktu 15
menit, Toples B sebanyak 56 dan Warna Kulit Cerah, insang merah pecat, lendir
ada, detak jantuk sebanyak 135 dtk, warna jantung merah. Sedangkan Toples C
sebanyak 79 dan Warna Kulit Cerah, insang merah pucat, lendir ada, detak jantuk
sebanyak 108 dtk, warna jantung merah.
5.2 Saran
Saran penulis terhadap praktikum ini adalah sebaiknya penghitungan sel
darah merah dan sel darah putih ikan ini melibatkan lebih banyak spesies ikan,
selain itu juga alat yang digunakan untuk praktikum sebaiknya lebih memadai.
Kegiatan praktikum ini sebaiknya dilakukan di lapangan dan bila perlu dilakukan
study tour ke balai perikanan setempat.
18

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Y. S. D. L. P., & Lismining, P. (2018). Respon Oksigen Terlarut Terhadap


Pencemaran dan Pengaruhnya Terhadap Keberadaan Sumber Daya Ikan
di Sungai Citarum Dissolved Oxygen Response Againts Pollution and
The Influence of Fish Resources Existence in Citarum River. Jurnal
Teknologi Lingkungan, 19(2), 203.
Arianti, R. P., & Atifah, Y. (2023). EFFECT OF WATER POLLUTION ON
HISTOPATOLOGY FISH GILL: LITERATURE REVIEW. Jurnal
Serambi Biologi, 8(2), 138-151.
D. W. Rousdy and R. Linda, “HEMATOLOGI PERBANDINGAN HEWAN
VERTEBRATA: LELE (Clarias batracus), KATAK (Rana sp.),
KADAL (Eutropis multifasciata), MERPATI (Columba livia) DAN
MENCIT (Mus musculus),” Bioma J. Ilm. Biol., vol. 7, no. 1, pp. 1–13,
2018, doi: 10.26877/bioma.v7i1.2538.
G. Mahasri, K. Kusnoto, and E. Insivitawati, “Gambaran Darah dan Histopatologi
Insang, Usus Dan Otak Ikan Koi (Cyprinus carpio Koi) yang Diinfeksi
Spora Myxobolus koi secara Oral
[Haematology and Histopatology of Gills, Intestine And Brain Koi Fish
(Cyprinus carpio Koi) Myxobolus koi Orally Infected],” J. Ilm.
Perikan. dan Kelaut., vol. 7, no. 2, pp. 225–234, 2015, doi:
10.20473/jipk.v7i2.11210.
H. Laily, F. Farikhah, and U. Firmani, “ANALISIS HISTOLOGIS GINJAL,
HATI DAN JANTUNG IKAN LELE AFRIKA Clarias gariepinus
YANG MENGALAMI ANOMALI PADA SIRIP PEKTORAL,” J.
Perikan. Pantura, vol. 1, no. 2, p. 30, 2018, doi: 10.30587/jpp.v1i2.464.
Hasan, H. (2015). Pengaruh deterjen terhadap kerusakan jaringan insang, hati, dan
tubuh serta pertumbuhan ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Jurnal
Ruaya: Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan
Kelautan, 6(2).
Santi, M., Danial, A., Hamdan, A., & Karwati, L. 2019. Pemberdayaan
masyarakat melalui budidaya ikan lele. Jendela PLS: Jurnal
Cendekiawan Ilmiah Pendidikan Luar Sekolah, 4(1), 19-25.
Salmin. (2019). Kadar Oksigen Terlarut di Perairan Sungai Dadap, Goba, Muara
Karang dan Teluk Banten. Dalam : Foraminifera Sebagai Bioindikator
Pencemaran, Hasil Studi di Perairan Estuarin Sungai Dadap, Tangerang
(Djoko P. Praseno, Ricky Rositasari dan S. Hadi Riyono, eds.) P3O -
LIPI hal 42 - 46.
SALMA, A. (2022). Daya adaptasi dan efektivitas mangrove bakau (Rhizophora
spp.) sebagai agen remediasi cemaran limbah detergen.
19

LAMPIRAN
20

Lampiran 1. Bahan Yang Digunakan

Lele Dumbo (C. gariepinus) Larutan Rinso


21

Lampiran 2. Alat Yang Digunakan

Buku Penuntun Praktikum Buku Gambar

Nampan Pengaris

Timbangan Alat Tulis

Handphonde dan Stopwacth Gunting Bedah


22

Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan Selama Praktikum

Pengambilan ikan Penimbangan Bubuk Deterjen

Pengamatan

Anda mungkin juga menyukai